Rekap Novel Coroner's Diary Bab 84 & Bab 85


Sepanjang hari, Qin Wan merasa tak tenang memikirkan masalah Wei Qi Zhi ditangkap. Walaupun semua bukti mengarah ke Wei Qi Zhi, tapi perasaannya mengatakan ada yang aneh.

Bagaimana kalau Wei Yan Zhi berbohong? Ada beberapa orang di dunia ini yang sangat pintar dan ahli dalam berbohong sehingga sulit dideteksi.

Dia juga curiga kalau pelaku yang sebenarnya bukan kidal, melainkan bisa menggunakan kedua tangannya sama seperti Yan Chi. Dia melakukan kejahatannya dengan tangan kiri, tapi sehari-harinya memakai tangan kanan untuk menutupi jejaknya.

Selain itu, bagaimana pula dia bisa memasuki kediaman Marquis yang dijaga sangat ketat untuk menakut-nakutinya sebagai hantunya Nona Song? Banyak yang tidak masuk akal di sini.

Dengan statusnya, Qin Wan tidak bisa sembarangan masuk ke kantor Prefek. Namun keesokan paginya, Yue Ning mendadak muncul untuk menjemputnya ke kantor Prefek. Kabarnya, Wei Qi Zhi masih belum mengakui kejahatannya, makanya dia mau membawa Qin Wan ke sana.

Dengan statusnya sebagai Tuan Putri dari kediaman Marquis Anyang, Yue Ning bisa membawa Qin Wan masuk ke kantor Prefek dengan mudah. Dilihat dari penampilannya, tampaknya Prefek Huo belum tidur sepanjang malam, dan kedatangan mereka membuatnya lega karena dia memang butuh bantuannya Qin Wan.

Prefek Huo memberitahu mereka bahwa Wei Qi Zhi benar-benar keras kepala tidak mau mengakui kejahatannya. Dia memang mengakui bahwa dia membuntuti Nona Song, tapi dia meninggalkan ibu kota lebih lambat daripada Nona Song dan dengan kondisi kakinya, dia tidak bisa lebih cepat menyusul Nona Song.

Dia mengaku bahwa dia juga mampir di kuil Tenli, tapi dia bilang bahwa saat dia baru tiba di sana, rombongannya Nona Song sudah pergi duluan. 

Prefek Huo tak percaya semua pengakuannya itu. Gara-gara kekeraskepalaannya, Prefek Huo masih belum bisa mengetahui jenis senjata yang gunakan oleh Wei Qi Zhi dan di mana dia menyembunyikan kepala Nona Song.

Dia bilang bahwa dia dan seorang pelayannya yang bernama Wu Shu memasuki Jinzhou satu hari setelah rombongan pengantin, tapi dia mengetahui masalah pembunuhan Nona Song sebelum dia memasuki Jinzhou. Mereka sudah mencoba menggeledah penginapan tempat Wei Qi Zhi tinggal, tapi tidak menemukan apa pun.

Wei Qi Zhi juga menyangkal masalah menyamar jadi hantunya Nona Song dan terus bersikeras menyangkal segalanya biarpun mereka sudah menggunakan siksaan padanya.

Dia bilang kalau dia membuntuti Nona Song karena dia cuma mau melihat keluarga mertuanya Nona Song, dia khawatir apakah mereka akan baik padanya atau tidak. Tapi dia bilang bahwa dia bahkan tidak bisa mendekati Nona Song karena ketatnya pengawalan rombongan pengantin.

Mendengar itu, Qin Wan langsung ngotot meminta Prefek Huo untuk membawanya ke dalam penjara dan bertemu langsung dengan Wei Qi Zhi atau Wu Shu.

Prefek Huo awalnya ragu mengingat tempat ini kurang cocok untuk wanita bangsawan seperti mereka, namun setelah mengingat bagaimana Qin Wan yang sama sekali tak gentar menghadapi mayat yang sudah sangat membusuk, akhirnya dia setuju juga.

Dia membawa mereka ke selnya Wei Qi Zhi. Wajahnya cukup mirip dengan Wei Yan Zhi walaupun sekarang penampilannya sangat menyedihkan dengan berbagai bekas cambukan di seluruh tubuhnya.

Dia pingsan gara-gara siksaannya, tapi sekarang dia setengah sadar dan dalam kondisinya inilah dia terus menggumam bahwa dia tidak bersalah dan bahwa dia difitnah. Prefek Huo dan Yue Ning ngotot tak mempercayainya, tapi yang tak mereka sangka, Qin Wan justru membelanya, meyakini bahwa kata-kata yang diucap dalam keadaan setengah sadar justru adalah kata-kata yang lebih bisa dipercaya.

Lalu tepat saat itu juga, terdengar suara lain dari sel lain yang juga mengklaim bahwa dia difitnah. Ternyata dia adalah pelayannya, Wei Qi Zhi, Wu Shu.

Dia juga sama habis disiksa, tapi dia masih lebih kuat karena siksaannya tidak separah tuannya. Qin Wan melihat bajunya yang langsung dia kenali sebagai bajunya orang yang memata-matainya di ujung jalan waktu itu.

Begitu melihat Qin Wan, dia langsung memohon-mohon bantuan Qin Wan untuk menyelamatkannya dan tuannya yang telah difitnah. Saat Qin Wan menanyainya tentang apakah tuannya memata-matainya, Wu Shu langsung mengiyakan.

Tuannya bilang bahwa ada seorang gadis yang keluar masuk kamar mayat. Dia ingin tahu bagaimana Nona Song mati, makanya dia membuntuti Qin Wan.

Biarpun tuannya itu agak emosian, tapi dia tidak akan membunuh orang, apalagi membunuh sepupunya sendiri yang tumbuh bersamanya sejak kecil. Dia bahkan rela kakinya patah demi Nona Song.

Tuannya membuntuti Nona Song kemari hanya karena mengkhawatirkan Nona Song. Tak disangka tiba-tiba terjadi malapetaka ini, tuannya sangat sedih dan ingin mencari tahu kebenarannya.

Sejak mereka tiba di Jinzhou, mereka sama sekali tidak melakukan apa pun yang dituduhkan kepada mereka. Mereka tidak pernah menyelinap masuk ke kediaman Marquis Anyang dan tuannya juga tidak pernah melihat baju pengantinnya Nona Song.

Waktu mereka tiba di kuil Tenli, mereka menginap di sebuah penginapan kecil, mereka tidak punya saksi mata karena waktu itu sudah larut malam dan semua orang sudah tidur. Dengan kondisi kaki tuannya, tidak mungkin dia akan bisa membunuh orang, tapi Prefek Huo ngotot menolak pernyataan mereka dan ngotot bahwa mereka harus punya saksi mata.

Tetap tenang menghadapinya, Qin Wan menanyakan jenis kertas yang biasanya digunakan oleh Wei Qi Zhi. Wu Shu menyebutkan berbagai jenis kertas yang biasanya dipakai tuannya, tapi tidak ada satupun yang merupakan kertas Yejin.

Wu Shu terus ngotot meyakinkan mereka bahwa tuannya bukan pembunuhnya, dia tidak mungkin membunuh Nona Song. Dia memang punya perasaan terhadap Nona Song, jadi tidak mungkin dia akan membunuhnya.

Namun saat mereka semua hendak pergi tanpa mempercayai ucapannya, Wu Shu akhirnya berteriak frustasi bahwa pria yang berhubungan dengan Nona Song bukan tuannya, dia hanya menanggung fitnah demi membantu Nona Song.

Waktu itu Nona Song datang mencari tuannya, katanya dia butuh bantuan tuannya. Walaupun tuannya bermusuhan dengan keluarga Song, tapi dia selalu baik pada Nona Song.

Nona Song bilang bahwa dia memiliki perasaan pada seorang pria, mereka tidak tahu siapa, tapi saat keluarga Song mengetahui masalah ini, Nona Song jadi panik dan asal menyebut nama tuannya sebagai kekasihnya.

Tuannya jelas tak senang saat mengetahuinya, tapi Nona Song terus menangis dan memohon-mohon padanya. Tuannya bersimpati padanya dan akhirnya menyetujuinya.

Tuannya terus mencoba menanyakan siapa pria itu, tapi Nona Song terus diam dan menangis. Lalu beberapa hari kemudian, tiba-tiba saja orang-orang dari kediaman Song datang untuk menghajar tuannya tanpa penjelasan apa pun.

Karena janjinya pada Nona Song dan juga karena harga dirinya, tuannya akhirnya diam saja dan tak membela diri sama sekali. 

Tuannya sebenarnya mau mengonfrontasi Nona Song secara langsung, tapi menjelang pernikahannya, Nona Song tiba-tiba sakit parah. Tuannya sendiri juga sedang dalam pemulihan kakinya yang patah, dan akhirnya tidak pernah punya kesempatan untuk bertemu ataupun mendapatkan penjelasan langsung dari Nona Song.

Tuannya ingin mendapatkan mendapatkan penjelasan dari Nona Song, dan juga karena khawatir bahwa pria yang Nona Song lindungi itu adalah orang jahat, akhirnya tuannya nekat pergi membuntuti Nona Song.

Tuannya itu sudah mendapatkan banyak ketidakadilan. Siapa sangka, ketidakadilan paling besar yang dia dapatkan ternyata di Jinzhou ini.

Jangankan membunuh orang, tuannya bahkan menolak posisi jadi prajurit garnisun melalui jalur ordal yang diatur oleh Adipati Song. Dia orang yang memegang teguh prinsipnya, namun dia rela difitnah sampai kakinya patah demi membantu Nona Song. Jadi tidak mungkin membunuh Nona Song.

Dulu memang Nona Song sering mengunjungi kediaman Wei, tapi semakin lama jadi semakin jarang. Bahkan dua tahun belakangan ini, sejak hubungan keluarga Wei dan keluarga Song mulai renggang, dia hampir tak pernah datang.

Yue Ning masih ngotot tak mempercayainya, siapa tahu Wu Shu cuma mengada-ada. Kalau bukan tuannya, lalu siapa kekasihnya Nona Song?

Mana Wu Shu tahu. Tuannya saja tidak tahu, apalagi dia. Oh... Wu Shu mendadak ingat seseorang, Wei Yan Zhi. Dia sering mengunjungi kediaman Song, seharusnya dia yang lebih tahu.

Prefek Huo dan Yue Ning ngotot tak mempercayainya, karena justru Wei Yan Zhi yang menyediakan segala informasi tentang Wei Qi Zhi.

Hanya Qin Wan yang tetap menilai segalanya dengan tenang. Dia tidak menyatakan apakah dia percaya atau tidak percaya, tetap netral dengan mengingatkan Prefek Huo bahwa kasus ini sejak awal memiliki banyak kesangsian. Dengan perkembangan terbaru ini, sebaiknya mereka mereview kasus ini sekali lagi.

Namun Prefek Huo ragu-ragu karena dia merasa lebih bisa mempercayai omongan Wei Yan Zhi. Qin Wan agak sinis mendengarnya, Prefek Huo merasa lebih bisa mempercayai Wei Yan Zhi hanya karena dia melihat sikap baik dan kooperatif Wei Yan Zhi, tapi karena ini pula, Prefek Huo tidak pernah mempertimbangkan bahwa mungkin Wei Yan Zhi hanya berakting. 

Atau mungkinkah... Prefek Huo sebenarnya hanya ingin menyelesaikan perkara ini secepatnya jadi dia mau tetap ngotot dengan teorinya sendiri? Kaget mendengar tuduhannya, Prefek Huo sontak menyangkal dan akhirnya setuju untuk mereview ulang kasus ini.

Qin Wan penasaran bagaimana hubungan kedua saudara tiri itu, apakah mereka benar-benar dekat?... Wu Shu mengiyakan. Setidaknya, seperti itulah hubungan mereka di mata para pelayan.

Mereka tumbuh bersama, melakukan segala hal bersama. Mereka baru beda pendapat tentang masalah bergabung ke pasukan garnisun. Tuannya menolak karena posisi itu diatur oleh Adipati Song, tapi Wei Yan Zhi dengan senang hati menerimanya.

Sejak kecil mereka belajar bersama, saat Wei Yan Zhi melihat tuannya menulis pakai tangan kiri, Wei Yan Zhi juga belajar menulis dengan tangan kiri. Tapi kemudian, karena tangan kidal dianggap sebagai kutukan, akhirnya Tuan Besar Wei memerintahkan tuannya untuk belajar menggunakan tangan kanan. Akhirnya tuannya itu mulai menggunakan tangan kanan sekitar usia tujuh atau delapan tahun.

Informasi ini sontak menarik perhatian Qin Wan, mengingatkannya akan informasi tentang Wei Qi Zhi yang pernah dia dengar dari Yan Chi bahwa Wei Qi Zhi tidak pernah menggunakan barang-barang berlapis pernis dan bahwa dia dikutuk mengalami ruam kemerahan gara-gara tangan kidalnya. 

Ini informasi yang agak rancu, tapi Qin Wan seketika memikirkan sesuatu dan langsung mengajak Yue Ning untuk menemui Yan Chi. Dia butuh untuk mengonfirmasi sesuatu dan kalau apa yang dia curigai terkonfirmasi, maka Prefek Huo akan mengetahui siapa pembunuh yang sebenarnya.

Qin Wan penasaran apakah Prefek Huo tidak pernah mencurigai Wei Yan Zhi. Prefek Huo mengaku pernah, ada sesuatu yang belum dia beritahukan pada Qin Wan.

Waktu Qin Wan bilang bahwa noda yang ada di baju pengantin cadangan itu adalah noda tinta, waktu itu dia langsung mencurigai Wei Yan Zhi. Karena Wei Yan Zhi sedang menulis kaligrafi pada malam kejadian waktu itu.

Tapi kemudian dia ragu karena Wei Yan Zhi tidak kidal, apalagi setelah Wei Yan Zhi memberitahu tentang hubungan Nona Song dan Wei Qi Zhi. Hmm... Informasi yang baru dia dengar ini sontak membuat Qin Wan jadi semakin yakin dengan dugaannya.

Begitu tiba di kamarnya Yan Chi, Qin Wan langsung meminta untuk melihat informasi detil tentang kedua tuan muda Wei tersebut. Informasi yang didapatkan oleh mata-matanya Yan Chi ini benar-benar sangat amat mendetil. Makanya begitu membacanya, semua dugaan Qin Wan terbukti benar.

Wei Qi Zhi mengalami ruam kemerahan bukan karena kutukan tangan kidalnya, tapi karena dia alergi pernis. Ini sejalan dengan barang-barang di kamarnya yang tidak ada barang-barang pernis sama sekali. Dia tidak pernah menyukai barang-barang pernis, bahkan mencium baunya pun dia tidak suka.

Walaupun dia mungkin tidak pernah tahu apa yang menyebabkan ruam kemerahannya, tapi seiring berjalannya waktu, dia secara insting semakin benci pada barang-barang pernis. Dan karena inilah, dia tidak akan mungkin menggunakan kertas yang terbuat dari pernis keemasan yang mereka temukan di dalam perutnya Nona Song.

Selain itu, walaupun memang Wei Qi Zhi kidal sejak lahir sebelum kemudian berubah pakai tangan kanan melalui latihan, tapi... Wei Yan Zhi yang bertangan kanan, ternyata juga bisa menggunakan tangan kirinya karena sejak kecil dia dipaksa untuk belajar menggunakan tangan kirinya.

Wei Yan Zhi belajar menggunakan tangan kirinya bukan atas kemauannya sendiri, tapi karena dipaksa oleh Nyonya Wei, alias ibu tirinya Wei Yan Zhi. Jika Wei Yan Zhi menolak, maka dia akan dipukul atau bahkan dikurung. 

Ini terjadi sebelum Wei Qi Zhi belum mengubah kebiasaan tangan kirinya dan masih dianggap sebagai kutukan. Nyonya Wei tidak terima anak selir lebih unggul dibandingkan anaknya yang merupakan anak sah.

Tidak banyak orang yang tahu tentang fakta bahwa kedua tuan muda Wei sama-sama bisa menggunakan kedua tangan. Hanya orang dalam keluarga Wei yang tahu. Orang luar hanya tahu bahwa hanya Wei Qi Zhi yang bertangan kidal. Jadi pembunuhnya sengaja meninggalkan jejak tangan kidal, supaya orang-orang otomatis hanya akan mencurigai Wei Qi Zhi.

Dengan segala kondisi dan kekurangan Wei Qi Zhi saat ini, sangat tidak mungkin dia pembunuhnya. Pembunuh yang sebenarnya sengaja menuntun mereka untuk mencurigai Wei Qi Zhi. Namun si pelaku pasti tidak memperhitungkan masalah penemuan kertas itu di dalam perut Song Rou.

Pembunuh yang sebenarnya sudah pasti Wei Yan Zhi. Dialah yang paling sering mengunjungi kediaman Song, jadi otomatis dia pula yang paling sering bertemu dengan Nona Song.

Nona Song pandai bermain kecapi. Pada malam festival itu, Wei Yan Zhi secara refleks mengenali lagu yang dimainkan, itu adalah lagu cinta.

Dia tidak mungkin akan menyukai dan menghargai lagu itu kalau tidak memahami maknanya, dan untuk memahami lagu cinta seperti itu, sudah pasti dia sendiri pernah memiliki kekasih dan merasakan cinta.

Wei Qi Zhi sudah lama berhenti main kecapi dan sejak beberapa tahun yang lalu lebih menyukai kuda. Tidak mungkin Wei Yan Zhi mengenali lagu cinta itu dari permainan kecapinya Wei Qi Zhi karena Wei Qi Zhi sudah berhenti main kecapi sejak dia remaja yang belum mengenal cinta.

Jadi bisa disimpulkan bahwa Wei Yan Zhi mengenali lagu ini karena lagu ini dimainkan oleh Nona Song dan bukan Wei Qi Zhi.

Wei Yan Zhi pula yang menyamar jadi hantunya Nona Song. Dia ketua rombongan pengantin, jadi dialah yang paling tahu tentang baju pengantin cadangan itu.

Sedangkan Wei Qi Zhi, dia bahkan tidak bisa bertemu langsung dengan Nona Song, jadi tidak mungkin dia tahu mengenai baju pengantin cadangan itu.

Selain itu, Wei Yan Zhi bisa melakukannya dengan mudah karena dia tinggal di sini. Jika Wei Qi Zhi yang melakukannya, pasti bakalan sulit karena dia masih harus menembus pertahanan penjagaan kediaman Marquis yang ketat.

Wei Yan Zhi yang duluan tahu tentang kemampuan otopsinya, makanya Wei Yan Zhi berusaha melakukan segala cara untuk menjauhkannya dari kasus ini. Dia yakin insiden pada malam festival itu juga Wei Yan Zhi pelakunya.

Wei Yan Zhi juga hadir waktu mereka sepakat untuk mengotopsi mayat Nona Song, makanya tengah malamnya, dia membakar kamar mayat itu.

Walaupun orang lain mengira bahwa hubungan kedua saudara tiri itu akrab, tapi sebenarnya ada jarak yang sangat jauh karena perbedaan status mereka. Jika Wei Qi Zhi tersingkirkan, maka Wei Yan Zhi akan menjadi putra tunggal keluarga Wei.

Tapi memang, ini semua baru sebatas spekulasi, mereka belum menemukan bukti langsung yang mengarah ke Wei Yan Zhi. Satu-satunya bukti yang bisa melawan Wei Yan Zhi hanya satu, yaitu mereka harus menemukan kepalanya Nona Song.

Bersambung...

Post a Comment

0 Comments