Sinopsis Story of Kunning Palace Episode 8 - Part 2

Gara-gara masalah kemarin, hari ini Zhi Yi memutuskan absen kelas demi menemani ibundanya yang masih emosi. Guru mereka kali ini beda, dan jelas dia bukan guru yang baik dan cara ajarnya pun kuno.

Dia cuma menyuruh murid-murid untuk membaca buku puisi, saat Xue Ning mengaku tidak mengerti dan mencoba memintanya untuk menjelaskan maksud dari puisi yang mereka baca itu, si guru malah marah dan ngeyel menyuruh mereka untuk baca saja tanpa tanya apa-apa (Lah kalau bisa ngerti sendiri tanpa guru, terus apa gunanya guru, pak?), dia langsung menghukum Xue Ning berdiri di luar kelas.

Xue Ning akhirnya keluar sambil menggerutu kesal dalam hatinya. Namun si guru tampak jelas pilih kasih, terutama pada Xue Shu dan dengan heboh memuji-muji kepintaran Xue Shu. Bahkan hanya pada Xue Shu, dia mau menjelaskan pelajarannya, tapi kali ini si guru yang dipermalukan soalnya Xue Shu sudah mengerti sendiri. Pfft!

Xue Ning yang menguping dari luar, langsung menyadari hal ini, sadar kalau Keluarga Xue ternyata sudah menjangkau orang-orang Akademi Kekaisaran untuk berada di pihak Keluarga Xue. 

Terutama karena orang-orang Akademi Kekaisaran-lah yang bertugas dalam beberapa tugas penting seperti ujian kekaisaran, memilih pejabat, menulis buku sejarah dan juga membuat surat titah. Sekarang dia mengerti kenapa pada akhirnya Keluarga Yan kalah dari Keluarga Xue.

Bahkan sampai kelas usai, Xue Ning masih dihukum di luar kelas. Pelajaran kedua adalah kelasnya Xie Wei yang akan mengajar Guqin. Berkat Xie Wei-lah, Xue Ning akhirnya bisa masuk kelas lagi untuk mengikuti pelajarannya.

Saat Xie Wei mulai memainkan Guqin-nya, Xue Ning langsung mengenali Guqin itu. Itu adalah Guqin kesayangan Xie Wei yang diberi nama Emei yang berasal dari sebuah puisi. Tapi saat Xie Wei melakukan pemberontakan di kehidupan sebelumnya, Xie Wei membakar Guqin itu.

Xue Ning bertanya-tanya apakah setelah kematiannya di kehidupan sebelumnya, Xie Wei pada akhirnya menjadi Kaisar? Jika setelah melakukan begitu banyak kejahatan dan keburukan pada banyak orang tapi tidak menjadi Kaisar, takutnya Xie Wei malah berakhir dengan buruk.

Dengan nada bicara lembutnya dan sikap rendah hatinya, Xie Wei berceramah bahwa mempelajari Guqin itu tidak mudah. Dia mengaku sudah mulai mempelajarinya sejak umur 4 tahun, tapi sampai sekarang pun dia menganggap kemampuannya masih di tingkat dasar.

Xue Ning mendengarkan ceramahnya dengan agak sinis, eh malah langsung jadi target pertamanya Xie Wei yang disuruh untuk memainkan Guqin-nya.

Waduh! Xue Ning mendadak gugup, dia tidak pandai bermain Guqin soalnya. Tapi Xie Wei terus memaksa. Masalahnya, Xue Ning beneran tidak bisa, ujung-ujungnya malah membuat senar Guqin mahal itu terputus.

Xie Wei jadi kesal karenanya, diperparah dengan sikap Xue Ning yang malah nyolot. Makanya Xie Wei langsung menghukum Xue Ning berdiri di luar kelas. Pfft! Dalam satu hari, dua kali dihukum berdiri di luar kelas.

Terpaksa Xue Ning harus berdiri lagi di luar sambil menggerutu kesal. Kayaknya hari ini memang hari sialnya Xue Ning. Tiba-tiba saja angin besar berhembus dan membuat matanya kelilipan.

Saat Xie Wei melihatnya mengucek matanya, dia malah mengira kalau Xue Ning lagi nangis. Pfft! Xue Ning berniat menyangkal, tapi Xie Wei langsung memotongnya dan berpikir kalau Xue Ning pasti masih ketakutan gara-gara insiden kemarin.

Dia bahkan jadi merasa agak bersalah atas sikap kasarnya pada Xue Ning tadi dan langsung menjelaskan bahwa dia sebenarnya tidak berniat menghukum Xue Ning, hanya saja permainan Guqin-nya Xue Ning memang seburuk itu. 

Dia khawatir kalau Xue Ning malah akan mengganggu teman-teman sekelasnya. Dia bahkan berpikir kalau Xue Ning tidak bisa bermain Guqin dengan baik pasti karena sangat mengkhawatirkan Yan Lin. 

Kesempatan nih! Xue Ning dengan sengaja melantangkan suaranya saat dia dengan melas mengaku kalau dia beneran tidak bisa bermain Guqin. Kalau dia bisa, ngapain juga dia belajar? Xie Wei keras banget kalau ngajar orang.

Dia meyakinkan kalau dia tidak berbakat dalam musik tak peduli sekeras apa pun dia belajar. Jadi... bagaimana kalau dia tidak usah mengikuti kelas Guqin saja?

Pfft! Xie Wei langsung sadar kalau Xue Ning cuma lagi berakting, dan jelas dia tidak akan menurutinya. Dia bahkan melarang Xue Ning pulang seusai kelas karena dia mau mengajari Xue Ning bermain Guqin secara privat.

Shen Jie curhat galau pada Yan Lin. Dia sama sekali tidak mengerti dengan maksud si pemberontak yang menyusup ke dalam istana ini. Dia tidak membvnvh atau semacamnya, malah cuma bikin ulah dengan menggunakan artefak itu.

Belum lagi sikap Ibundanya juga membuatnya semakin pusing dengan terus menerus memaksanya untuk menjadi penerus tahta. Dia benar-benar tidak mau, dia hanya ingin menjadi orang biasa. Dia hanya ingin menjauh dari segala kemunafikan di istana.

Yan Lin yang sekarang sudah menjadi lebih dewasa, dengan bijak menduga bahwa kata-kata dalam artefak itu mungkin adalah kode bagi seseorang. Masalah penerus tahta, Yan Lin bisa memahami perasaannya. 

Tapi sayangnya, mereka terlahir di keluarga yang tidak biasa. Jadi tak peduli sekeras apa pun mereka berusaha, mereka tetap tidak akan bisa mendapatkan hidup yang sesuai keinginan mereka. Beberapa orang ingin memperebutkan kekuasaan, beberapa lainnya ingin menghindarinya. Semuanya tergantung pada keberuntungan saja.

Shen Jie agak heran mendengar semua ucapan Yan Lin barusan. Kenapa belakangan ini dia rasanya  agak beda? Yan Lin santai beralasan kalau dia hanya menjadi lebih dewasa karena sebentar lagi upacara kedewasaannya akan tiba.

Shen Jie dengan polosnya mempercayainya dan tak menanyakan apa pun lebih jauh, dan langsung ganti topik mengajaknya pergi berburu.

Usai kelas, Xie Wei membawa Xue Ning ke Paviliun Wenzhao. Dia memperbaiki senar Guqin-nya Xue Ning yang putus, tapi kemudian mulai menanyai Xue Ning tentang masalah kasim Zheng Bao yang kemarin. Kabarnya Xue Ning yang menyelamatkannya?

Canggung, Xue Ning mengklaim bahwa yang menolongnya adalah Zhi Yi, dia hanya membantu sedikit, wajar kan menolong orang yang lemah dan tak berdaya. Itu cuma masalah sepele, tidak perlu diungkit.

Tapi Xie Wei jelas tak percaya. Biarpun Zheng Bao adalah kasim muda yang tidak mencolok di istana, tapi Wang Xin Yi dari Ruang Belajar Kekaisaran sangat menyukainya, bahkan berniat untuk mempromosikannya. Kebaikan Xue Ning pada Zheng Bao sungguh sangat tepat waktu.

"Tak disangka Guru tahu begitu banyak tentang masalah di istana, termasuk masalah di Ruang Belajar Kekaisaran pun tidak bisa disembunyikan dari Anda."

"Aku sering berjalan-jalan di istana. Tentu saja tahu banyak hal. Lantas, bagaimana denganmu? Kau tahu hubungan antara Zheng Bao dan Wang Xin Yi sehingga berniat menolongnya, kan?"

Bersambung ke part 3

Post a Comment

0 Comments