Sinopsis My Cherie Amour Episode 2 - Part 2

Namun di mobil itu, tak sengaja Wichai menemukan beberapa foto pria yang ternyata adalah daftar pria yang direkomendasikan para kakak-kakaknya Anong untuk dijodohkan dengannya.


Anong tidak mau sembarangan kencan buta kayak sebelumnya, makanya dia maunya melihat profil para pria itu lebih dulu. Tapi kebanyakan tidak ada yang cocok karena berbagai alasan.

Pria yang terakhir dia diskualifikasi karena dia seorang duda, pernikahannya gagal, Anong curiga kalau pria itu punya masalah kepribadian. 

Hmm, namun entah mengapa mendengar Anong mendiskualifikasi pria terakhir karena dia duda, seketika membuat Wichai jadi canggung. Intinya, sejauh ini Anong belum menemukan seorang pria yang bisa membuat jantungnya berdebar kencang. 

Hujan mulai turun, lalu petir mendadak menggelegar, Anong kaget banget dan refleks melemparkan dirinya ke dalam pelukan Wichai. Dan saat keduanya sadar, sontak saja mereka jadi canggung dan gugup pada satu sama lain. 

Lalu saat Wichai membantu Anong menutup jendela mobilnya, Anong tiba-tiba tertarik untuk mengendus baunya Wichai dan tersenyum geli karena Wichai bau balsem. Tapi dia tidak menghina Wichai kayak orang tua kok, cuma lucu saja.

Selain itu, dia juga menemukan sebuah lukisan kecil di tangannya Wichai. Wichai mengaku kalau ini dilukis oleh keponakannya, ini gambar roda angin. Mendengar itu, Anong dengan tulus meyakinkan Wichai sama sekali tidak tua. Malah gambar itu membuatnya terlihat seperti anak umur empat tahun.

Wichai tersenyum mendengar komentarnya, "kau orang pertama yang mengatakan itu."

"Saat kau tersenyum, aku hampir tidak percaya kalau itu benar-benar kau."

"Kau seorang pembicara yang manis. Jadi sebenarnya kau tidak terlalu sombong."

"Aku orang baik, kau hanya tidak melihatnya."

Chut dipaksa ibunya untuk menghadiri acara lelang yang juga dihadiri oleh Sa-Ang dan ibunya, bahkan memaksa Chut untuk menawar barang yang dilelang oleh Sa-Ang.

Yang jadi masalah, barang yang dilelang Sa-Ang adalah foto dirinya sendiri, mahal lagi harganya. Chut sontak sinis melihat itu, benar-benar cewek narsis. 

Yang nawar ya cuma Ibunya Sa-Ang sendiri dan Chut yang dipaksa sama ibunya. Chut ogah menawar lebih tinggi kecuali Ibu mengganti rugi uangnya dua kali lipat. Ibu terpaksa menyetujuinya, jadi Chut pun langsung menawar lebih tinggi dan foto itu pun jadi miliknya. Sa-Ang senang sekali.

Anong juga ikut dan melelang sebuah vas antiknya, dan Chut tanpa ragu menawar dengan harga yang jauh lebih tinggi daripada harga fotonya Sa-Ang. Ini memang sudah mereka rencanakan sebelumnya, mereka sepakat untuk saling membantu satu sama lain untuk terlepas dari perjodohan yang tidak mereka inginkan.

Sa-Ang dan ibunya jelas kesal dengan ini sehingga dia mau memutus perjodohan putrinya dengan Chut, dan itu membuat Ibunya Chut jadi semakin benci pada Anong.

Wichai sedang menangani sebuah kasus tentang penipuan percintaan. Penggugatnya adalah seorang wanita jutawan yang dirayu oleh seorang pria namun kemudian pria itu menipunya untuk memberikan hartanya padanya. Sudah ada beberapa korban sebelumnya, dan kabarnya, si penipu itu bekerja di toko perhiasan.

Wichai jadi teringat pada perhiasan yang dibeli ibunya dari seorang penjual telur bakar. Di penjual beralasan bahwa awalnya dia mau memberikan perhiasan itu untuk tunangannya, tapi kemudian, tunangannya malah kabur bersama orang lain. Makanya kemudian perhiasan itu dia jual dengan harga murah.

Dia kemudian membawa perhiasan itu ke sebuah toko perhiasan untuk mengecek keaslian perhiasan itu. Sambil menunggu, dia manyaksikan pemilik dan pelayan toko menipu seorang pembeli untuk membeli sebuah cincin ruby. 

Pemilik toko berkata bahwa harganya 300 Baht, tapi si pelayan kemudian berkata pada si pelanggan bahwa harganya cuma 200 Baht. Si pelanggan percaya-percaya saja dan langsung membayar 200 Baht, mengira dirinya menghemat 100 Baht, padahal itu akal-akalan si pemilik toko supaya cincin itu cepat terjual.

Si pemilik toko kemudian memberitahu Wichai bahwa perhiasannya itu emas asli dan merupakan sebuah perhiasan antik. Namun tepat saat dia hendak pergi, mendadak muncul dua orang polisi yang menuduh toko perhiasan ini membeli perhiasan curian dari penjahat.

Si pemilik toko sontak menyangkal, tapi si pelayan toko agak aneh, lalu kemudian, Wichai juga sempat melihat seorang pria di depan toko. Pria itu hendak masuk, tapi melihat situasi di dalam toko, dia langsung urung masuk dan pergi.

Namun tak lama kemudian, saat dia melewati gang, tak sengaja dia menyaksikan percakapan si pelayan toko bersama seorang pria (pria yang batal masuk tadi). Percakapan mereka agak aneh, tapi sepertinya si pelayan juga tidak tahu apa-apa, makanya dia bertanya-tanya pada si pria tentang kenapa mereka dituduh membeli perhiasan curian.

Begitu mereka pulang, Ibu langsung sinis mengatai Chut bodoh karena membeli vas antik yang entah asli atau palsu itu juga dan menyindir Chut karena meyakini kalau Chut sudah ditipu oleh Anong.

Chut benar-benar frustasi dengan ibunya dan langsung mengadu ke Wichai. Dia tidak terima ibunya ikut campur terus dalam masalah cintanya. Wichai meyakini kalau itu karena Ibu merasa terancam oleh kehadiran Anong. 

Ibu mengira Anong akan mencuri cinta Chut sepenuhnya kalau mereka menikah. Ibu mungkin akan berubah pikiran kalau Chut mampu meyakinkan Ibu bahwa dia akan terus menjaga dan mencintai Ibu bahkan setelah menikah.

Atas desakan Chut, Wichai akhirnya membawa Chut untuk mendatangi departemen store milik keluarganya Anong. Begitu melihat mereka, yang pertama kali disapa Anong adalah Wichai, tapi dengan kehadiran Chut, otomatis Wichai langsung meninggalkan mereka berduaan, lalu pergi menemui P'Pong.

Tapi Anong sendiri sedang sibuk dengan seorang pelanggan pria muda bernama Kacha yang bekerja jadi Sekretaris Duta Besar Italia, sehingga Chut cuma bisa memberengut cemburu dari samping.

Sekarang kakak-kakaknya Anong tidak mendesaknya secara terbuka tentang masalah perjodohan, tapi P'Pong curiga kalau si Sekretaris Duta Besar Italia itu dikirim oleh salah satu saudara mereka ke sini untuk bertemu Anong, tapi dengan dalih untuk membicarakan masalah bisnis.

Usai bicara dengan P'Pong, Wichai jalan-jalan dan melihat-lihat departemen store itu sendirian. Tiba-tiba Anong muncul dan langsung mempromosikan parfum jualannya dengan profesional.

Namun berhubung Wichai agak canggung, Anong pun otomatis jadi canggung juga. Anong kemudian menawarkan parfum wanita sebagai hadiah untuk istrinya Wichai, tapi Wichai menolaknya dengan canggung dengan alasan lain kali saja dia membelinya.

Kalau begitu... "Kau harus membawa istrimu lain kali agar dia dapat memilih apa yang dia suka."

Wichai tidak bilang iya atau tidak dan cuma mengangguk dengan canggung lalu cepat-cepat pergi. 

Tepat setelah itu, Chut baru muncul dan memberitahu bahwa Wichai tidak punya istri. Wichai itu... duda. (Hah?). Anong shock, "Duda?!"

OMG! Sekarang dia mengerti kenapa Wichai jadi canggung saat dia membicarakan masalah duda waktu di mobil waktu itu. Hadeh! Anong jadi merasa bersalah dan langsung mengejar Wichai untuk meminta maaf padanya, tapi orangnya sudah menghilang entah ke mana. Chut meyakinkannya untuk tidak khawatir, Wichai tidak akan tersinggung oleh kesalahan kecil yang tidak dia ketahui. 

Dari ceritanya, pernikahan Wichai dulu juga diatur oleh ibu mereka, namun dia jadi duda bukan karena bercerai. Waktu itu mereka baru satu tahun menikah, lalu kemudian istrinya Wichai meninggal dunia karena sakit.

Chut sendiri tidak begitu mengenal istrinya Wichai karena waktu itu dia masih sekolah di sekolah militer dan jarang pulang. Wichai mungkin trauma, makanya sejak kematian istrinya, dia tidak pernah tertarik pada wanita mana pun. 

Mendengar itu, pemikiran Anong tentang masalah dudanya Wichai jadi beda dengan pemikirannya tentang duda rekomendasi kakak-kakaknya. Duda yang itu adalah duda cerai hidup, yang artinya, kemungkinan dia punya masalah kepribadian.

Sedangkan Wichai adalah duda cerai mati yang masih tetap setia pada mendiang istrinya. Anong jadi kagum dengan kesetiaan dan komitmen Wichai dalam cinta.

Bersambung ke episode 3

Post a Comment

0 Comments