Sinopsis Bupphae Saniwaat Episode 13 - 1
Hari sudah mulai petang saat Reung akhirnya punya kesempatan untuk mengunjungi Janward saat Ibunya Janward sedang tidak ada di rumah. Tepat saat itu juga, Janward baru saja keluar rumah.
"Khun Reung Ratchapakdi. Ada urusan apa kau dengan... siapa?"
"Dengan seseorang yang paling sering kupikirkan... setiap waktu."
Dan ternyata Reung ngomong kayak itu atas nasehat Kade untuk bilang betapa rindunya dia pada Janward begitu mereka bertemu nanti. Kade bahkan menasehati Reung untuk tidak ragu-ragu dalam mengungkapkan perasaannya pada Janward. Apalagi saat ini dia tengah menghadapi rintangan terbesar dalam kehidupan cintanya, yaitu Ibunya Janward.
"Apa kau tidak ingin bertanya siapa yang aku pikirkan?" Tanya Reung karena Janward diam terus sedari tadi.
"Aku tahu siapa orangnya." Ujar Janward.
Reung tentu senang mendengarnya. Tapi Janward ternyata salah paham mengira orang yang Reung maksud itu adalah Kade, dia bahkan mengingatkan Reung kalau Kade itu sudah punya tunangan. Tidak seharusnya Reung menginginkan wanita yang sudah punya tunangan.
"Kalau begitu, siapa yang harusnya kuinginkan? Apa kau tahu kalau orang itu bukan Mae Ying Karakade, melainkan kau, Mae Ying Janward?"
"Kau tidak mengatakannya terus terang, jadi aku tidak bisa berkata kalau aku mengetahuinya."
"Kau sangat manis. Pantas saja aku tidak bisa memisahkan hatiku darimu. Sepanjang hari dan malam, aku memikirkanmu seorang."
"Itu baik sekali, jao ka."
Reung sontak pindah duduk di sebelah Janward lalu menggenggam erat tangan Janward. "Aku sangat mencintaimu. Apa kau mencintaiku?"
Janward tersipu malu mendengarnya.
Kade sedang tidur saat tiba-tiba saja terdengar suara seseorang yang memanggilnya... atau lebih tepatnya, memanggil nama aslinya. Kade sontak terbangun dengan keheranan, apalagi tidak ada siapa-siapa di sana. Tapi kemudian suara itu terdengar lagi.
"Kade. Kade, sayang."
Penasaran, Kade langsung membuka pintu dan tercengang... melihat ibunya berdiri di sana. (Hah? Dia mimpikah?) Kade kontan memeluk Ibu sambil menangis penuh haru.
"Aku sangat merindukanmu, Bu! Ibu datang dengan siapa? Apa nenek juga datang?"
Ibu sontak minggir dari hadapan Kade... dan memperlihatkan Nenek yang tengah duduk di seberang. Kade kontan berlari menghampiri Nenek dan menangis dalam pangkuannya.
"Apa kau sedih kami datang?"
"Tidak, Bu. Aku sangat bahagia."
"Lalu kenapa kau menangis?"
"Karena aku bahagia."
"Apa kau merindukan kami?"
"Sangat. Aku sangat merindukan kalian."
"Ibu tahu kalau kau merindukan ibu, merindukan nenek, dan juga seseorang yang jauh di sana dan tidak bisa datang untuk menemuimu sekarang. Makanya ibu dan nenek yang datang menemuimu."
Kade berusaha memohon agar mereka tinggal bersamanya di sini selamanya. Tapi sayangnya tidak bisa, Ibu dan Nenek harus kembali sebentar lagi. Nenek harus melakukan derma sebentar lagi.
"Tidak bisakah Nenek tidak melakukan derma hari ini?" Kade memohon.
"Tidak bisa, nak."
"Aku ingin kalian tinggal lebih lama." Tangis Kade.
Pin dan Yam terbangun gara-gara mendengar suara tangisan Kade. Mereka melihatnya menangis memeluk udara di bangku kosong. Tangisannya begitu memilukan hingga Pin dan Yam pun atak kuasa menahan air mata.
Saat dia keluar keesokan harinya, Kade berusaha melupakan kejadian kemarin dan fokus melanjutkan hidupnya hari ini. Dia melihat para pelayan tampak sibuk membuat adonan putih kecil-kecil yang kontan membuatnya penasaran, itu apa. Juang memberitahu Kade bahwa hari ini, Khun Ying akan mengajari Kade cara membuat bedak wangi yang terbuat lempung putih.
Khun Ying datang tak lama kemudian dan Kade langsung antusias ingin segera mempelajarinya.
Khun Ying mulai memberi contoh cara membuat bedak itu yang kemudian diikuti oleh Kade. Sementara Kade mencoba membuat bedaknya sendiri, Khun Ying nyerocos menasehatinya bahwa wanita yang hendak menikah, harus bisa segalanya. Agar nantinya jika dia memerintahkan para pelayan, dia tidak akan memalukan.
"Kau harus bersikap baik dan melakukan tugas rumah dengan baik. Kau harus bisa memasak dan membumbui makanan. Dengan begitu akan membuat pria mencintaimu. Itu adalah pesona wanita. Apa kau mengerti?"
Kade tersentuh mendengarnya. "Ya, jao ka."
Tapi setelah itu, dia langsung minta izin untuk pergi mengunjungi Janward setelah sesi belajarnya ini selesai. Prik sontak nyinyir mendengarnya. Sudah dikasih hati, malah minta jantung. Tapi Khun Ying malah kesal dan langsung mempelototi Prik.
Khun Ying mengizinkannya pergi. Tapi dia hanya boleh pergi ke rumahnya Janward saja, jangan keluyuran ke mana-mana dan membuat masalah lagi.
Kade pun pergi ke rumah Janward yang saat itu sedang sibuk merangkai bunga. Kade benar-benar kagum dan langsung memujinya pakai bahasa modern yang jelas saja membuat Janward bingung sampai Yam harus bertindak untuk menjelaskan maksud Kade.
"Ada urusan apa kau datang kemari dengan memuji-mujiku?"
Kade menegaskan bahwa pujiannya tidak ada hubungan dengan maksud kedatangannya kemari. Tapi berhubung ada para pelayannya Janward di sana, Kade dengan sengaja meminta Janward untuk mengusir para pelayannya dengan alasan minta dibuatkan kudapan.
Begitu para pelayan itu pergi, Kade langsung to the point menyatakan tujuan utamanya datang kemari adalah untuk memberitahu Janward bahwa Reung sekarang ini tidak bisa tidur dan makan, apalagi bekerja. Dia benar-benar menderita.
Tapi malah Janward diam saja, Kade jadi mengira kalau Janward tidak mempercayainya. Janward menyangkal, dia percaya kok. Dia hanya tidak mengerti kenapa Reung menyuruh Kade datang kemari untuk memberitahu hal itu padanya padahal dia sudah menerima tawaran pertemanan Reung.
Kade meyakinkan kalau dia datang atas keinginannya sendiri. Mendengar itu, Janward jadi penasaran kenapa Kade suka ikut campur dalam urusan yang bukan urusannya.
"Karena aku tahu kau pasti akan mendengarkan ibumu. Makanya aku datang untuk memberitahumu bahwa ini adalah hidupmu sendiri, jadi kau harus membuat keputusan sendiri. Kalau kau mencintai seseorang, bagaimana bisa kau mencintai orang lain? Karena kaulah yang akan menikah, jadi kau harus memutuskannya sendiri. Jangan biarkan siapapun memaksamu dijodohkan."
Tepat saat itu juga para pelayannya balik hingga Janward terpaksa harus berbisik. "Apa yang harus kulakukan?"
Kade dengan senang hati membisikkan sesuatu ke telinga Janward. Entah apa yang dibisikkannya, tapi itu sontak membuat Janward kaget dan menolak usulannya. Dia tidak bisa, dia tidak pernah melakukan itu. Kade ngotot menyuruhnya untuk melakukannya mulai sekarang.
"Mae Ying Janward, apa kau mencintai Khun Reung?"
Mae Ying agak ragu awalnya, tapi akhirnya dia mengaku. "Ya."
Kade jelas senang. Kalau dia cinta, dia kau punya lebih banyak alasan untuk melakukannya. Lagian kan dia tidak menyuruh Janward untuk berbuat banyak. Itu cukup berharga dilakukan agar dia bisa bersama Reung.
Begitu Kade pergi, kedua pelayan Janward menasehati nona mereka itu untuk tidak melakukan apa yang Kade suruh, itu tidak baik. Janward sendiri memang ragu dan tidak ingin melakukannya. Dia takut berdosa.
Tapi Kade tidak mau menyerah dan berniat untuk terus mengunjungi Janward sampai Janward melunak. Maka Kade pun datang lagi ke rumah Janward keesokan harinya dan terus mencoba membujuknya untuk melakukan usulannya kemarin.
Dia bahkan mengancam akan terus datang setiap hari kalau Janward tidak mau melakukannya. "Aku kasihan pada Khun Reung. Wajahnya muram dan tertekan. Dia tidak makan dan tidur. Bagaimana dia bisa melanjutkan hidupnya?"
Janward jadi galau, tapi pada akhirnya dia tetap keukeuh dengan keputusannya.
Khun Ying mulai kesal gara-gara Kade pergi mengunjungi Janward terus-terusan. Ada urusan apa sebenarnya antara Kade dengan Janward sampai dia terus menerus mengunjungi Janward setiap hari.
Sementara Kade terus berusaha membujuk Janward, Pelayannya Janward malah terus-menerus mengingatkan Janward untuk tidak melakukannya. Janward meyakinkan kalau dia memang tidak akan melakukannya biarpun Kade datang setiap hari.
Keesokan harinya, Kade mengendap-endap ke dok padahal Khun Ying dan para pelayan melihatnya. Khun Ying biasa-biasa saja melihat itu, malah Prik yang kesal sendiri.
Mengira dirinya aman, Kade berbisik menyuruh Joi untuk mengantarkannya ke Janward. Joi ragu karena Kade mau pergi sendirian tanpa pelayan dan terus bersikeras mau memanggilkan Pin dan Yam untuknya.
Kesal, Kade sontak mengambil dayung dan mengancam Joi untuk mengantarkannya sekarang juga atau dia akan menghajar kepala Joi pakai dayung itu. Joi terpaksa mengalah karena ketakutan.
Bersambung ke part 2
2 Comments
Hahahha joi kasihn..di bully mlu ya...xixixi
ReplyDeleteKak...ada sinopsis film "phor yung lung mai wang" ga??aku suka sama film ini tp ga ngerti ngomongnya,d youtube ga ada subtitle nya..boleh mnta tolong kak,bikin sinopsis filmnya?suka sama p'pope thannawat nya jg...makasih byk kaka
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam