Jiang Xuan Jin stres menghadapi cewek satu ini, tidak punya sopan santun, tidak punya malu, dan tidak masuk akal. Bagaimana bisa dia begitu berani bersikap sekurang ajar ini padanya, Pangeran Ziyang.
Dia berusaha memelototinya segarang mungkin, seolah dia bisa membunuh Li Huai Yu dengan hanya pelototannya, tapi tidak mempan sama sekali. Malah Li Huai Yu mengelus kepalanya seolah sedang menenangkan anak kecil sembari mengingatkannya untuk diam saja dan berhenti melawan atau dia bakalan tambah pusing.
Kenapa dia berani bersikap seperti ini,? Karena dia tahu kalau keluarganya Jiang Xuan Jin sangat menjunjung tinggi kesopansantunan dan sangat patuh pada hukum.
Terutama Jiang Xuan Jin yang terkenal selalu lebih mengedepankan kebaikan masyarakat dibandingkan masalah dirinya sendiri. Jiang Xuan Jin tidak akan bertindak kasar padanya.
Menyadari gadis ini benar-benar mengenalnya, Jiang Xuan Jin akhirnya menyerah dan menutup matanya. Cheng Xu tampaknya sangat mengkhawatirkannya, makanya dia ngebut dan membuat kereta kudanya banyak goyang.
Yang tidak Jiang Xuan Jin sangka, pelukan gadis ini ternyata cukup stabil sehingga pada akhirnya Jiang Xuan Jin mulai merasa nyaman dan akhirnya mulai ketiduran sehingga dia tidak menyadari perubahan ekspresi Li Huai Yu yang mendadak ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk menusuknya sampai mati.
Yang jadi masalah nih... Li Huai Yu tidak punya senjata dan di bajunya Jiang Xuan Jin juga tidak ada senjata sama sekali. Lah terus dia harus menghabisi Xuan Jin pakai apa dong? Pakai tangan doang? Nggak bisa, terlalu beresiko, Jiang Xuan Jin pasti akan bangun dan Cheng Xu juga pasti akan mengetahuinya sebelum dia sempat menghabisi Jiang Xuan Jin. Aiyoo, sayang sekali. Terpaksa dia harus mengurungkan rencananya untuk saat ini.
Jiang Xuan Jin tertidur sangat nyenyak, bahkan mimpi indah akan indahnya taman bunga di musim semi. Namun saat dia bangun, dia mendapati gadis kurang ajar ini masih ada di sini, menemaninya dan menjaganya di toko obat.
Dia mau pulang saja, tapi Li Huai Yu langsung mendorongnya ke kasur lagi dan ngotot memaksanya untuk tetap istirahat di sini dan meminum obat yang dibuat langsung di sini.
Li Huai Yu bersikap seolah dia beneran khawatir, padahal dia cuma mengulur waktu dan berusaha cari-cari kesempatan untuk menghabisi Jiang Xuan Jin di sini. Kalau Jiang Xuan Jin pulang ke kediaman Jiang, maka dia bakalan kesulitan mendapatkan kesempatan itu.
Dia kemudian ngotot untuk merebuskan obatnya Jiang Xuan Jin sendiri. Dia benar-benar tidak mencampur obat itu dengan racun, tapi Jiang Xuan Jin jelas tak bisa mempercayainya begitu saja.
Dia tahu betul setiap kata yang diucap nih cewek sejak awal penuh kebohongan. Jadi bagaimana bisa dia mempercayakan masalah obat padanya?
Maka untuk membuktikan kejujurannya, Li Huai Yu langsung saja menenggak obat itu... sampai ludes tak bersisa. Wkwkwk! Jiang Xuan Jin tidak mau minum obat ini? Ya sudah, dia tidak usah minum saja, suruh saja Cheng Xu untuk merebus obatnya lagi. Setelah itu dia langsung beranjak pergi. Jiang Xuan Jin sampai speechless dibuatnya.
Namun jelas Li Huai Yu tidak berniat pergi, makanya dia jalannya pelan banget kayak keong sambil berakting gemetar seolah dia sedih atas ketidakpercayaan Jiang Xuan Jin padanya.
Dan akhirnya dia mendapatkan reaksi yang dia inginkan, Jiang Xuan Jin mendadak memanggilnya untuk mengucap terima kasih padanya. Bagaimanapun, dia memang dibesarkan dengan penuh tata krama dan sopan santun.
Jika memang Li Huai Yu tulus mengkhawatirkannya, tentu saja dia harus membalasnya dengan kelembutan. Walaupun nih cewek aneh banget, tapi sejauh ini dia memang tidak melakukan apa pun yang menyakitinya.
Selain itu, dia menenggak habis obat yang masih panas membara tadi, pasti melukai tenggorokannya. Jiang Xuan Jin jadi tak enak hati karena ini. Namun baru juga dia berpikiran seperti ini, Li Huai Yu mendadak sumringah dan kepedean lagi untuk menggodanya yang sontak membuatnya jadi kesal lagi.
Ini memang rencananya Li Huai Yu, dia tadi memang kepikiran untuk menambahkan racun, tapi setelah memikirkannya dua-tiga kali, dia akhirnya berubah pikiran dan memutuskan untuk mendapatkan kepercayaan Jiang Xuan Jin terlebih dulu dan menurunkan kewaspadaan Jiang Xuan Jin terhadapnya.
Berhubung obatnya sudah Li Huai Yu habiskan semuanya, jadi terpaksa hari ini Jiang Xuan Jin tidak bisa minum obat apa-apa, jadi dia langsung tidur saja.
Namun keesokan harinya saat dia bangun, dia mendapati Jiang Xuan Jin malah tidur seranjang dengannya. Sembarangan banget lagi tidurnya, dengan posisi tangan dan kaki memeluk Jiang Xuan Jin. Kesal, Jiang Xuan Jin langsung mendorongnya sampai Li Huai Yu terlempar bergulingan ke lantai sambil mengatainya tidak tahu malu.
Li Huai Yu santai menyuruhnya tanya ke Cheng Xu tentang apa yang Jiang Xuan Jin sendiri lakukan semalam sehingga dia bisa berakhir di tidur di sekasur sama Jiang Xuan Jin.
Cheng Xu dengan canggung memberitahu tuannya bahwa semalam Jiang Xuan Jin demam tinggi sehingga dia tanpa sadar tidak mau melepaskan tangannya Li Huai Yu. Sungguh, dia tidak bohong!
"Kau duluan yang bersikap tidak tahu malu. Katakan bagaimana kau akan mengompensasiku sekarang?" tuntut Li Huai Yu, lalu menambahkan dengan gaya tak tahu malunya, "selain menawarkan dirimu sendiri padaku, aku tidak mau terima kompensasi dalam bentuk lain."
"Mimpi!" tolak Jiang Xuan Jin garang, tapi sebenarnya dia cuma malu. Pfft!
Cheng Xu dengan cepat menyela mereka untuk memberitahu bahwa Tuan Li Feng Xin, Kanselir Agung, mau datang kemari untuk bertemu Jiang Xuan Jin.
Mendengar nama itu, Li Huai Yu refleks beranjak bangkit. Dia tahu siapa orang itu, dulunya menjabat sebagai kepala administrasinya Perdana Menteri Si Ma.
Karena itulah, Li Feng Xin ini adalah salah satu orang yang sangat membencinya. Bahkan selama dia dipenjara, Li Feng Xin-lah yang paling gigih berjuang untuk menjatuhkannya dan semua orang yang terlibat dengannya. Sekarang dia sudah mati, lalu apa tujuannya mencari Jiang Xuan Jin?
Dia kemudian sengaja menyembunyikan diri di balik sekat dengan alasan untuk untuk menjaga reputasinya. Tidak baik kalau orang lain melihat ada nona muda tinggal sekamar dengan Jiang Xuan Jin. Tapi dia juga tidak mau pergi jauh, karena tidak mau pisah sama Jiang Xuan Jin. Pfft! Padahal niatnya cuma untuk menguping percakapan mereka.
Begitu Li Feng Xin muncul, tanpa banyak basa-basi, dia langsung menanyakan kabar yang mengatakan bahwa Jiang Xuan Jin menangkap Qing Si, pelayannya Putri Danyang.
Dia benar-benar bertekad dan tidak sabaran untuk segera membasmi semua orang yang terlibat dengan Putri Danyang, termasuk Qing Si. Makanya dia penasaran kenapa pelayan itu sudah ditangkap, tapi belum dipenjara?
Namun Jiang Xuan Jin tampaknya tidak tertarik untuk menjawab pertanyaannya dan tidak peduli dengan obsesi egois Li Feng Xin dalam perkara kasus Putri Danyang. Karena itulah Jiang Xuan Jin hanya menegaskan bahwa tujuan utamanya beda dari Li Feng Xin.
Tujuan utamanya hanya supaya Kaisar muda mengambil alih takhta dan menstabilkan otoritas kekaisaran. Sedangkan Li Feng Xin justru ingin membasmi semua orang yang pernah terlibat dengan Putri Danyang, padahal orang-orang yang pernah terlibat dengan Putri Danyang adalah orang-orang penting di pemerintahan, mereka adalah para pejabat penuh prestasi dan setia pada negara, bahkan beberapa di antaranya adalah pilar negara.
Mendengar ucapannya, Li Feng Xin akhirnya sadar kalau dia mencari orang yang salah. Dia pikir kalau Jiang Xuan Jin berada di pihaknya, tapi ternyata tidak.
Jiang Xuan Jin sejatinya hanyalah pendukung pemerintah, dia akan membantu siapa pun yang tujuannya sama dengannya, tapi jika beda, maka dia tidak akan peduli. Menyadari ini, Li Feng Xin akhirnya pamit pergi.
Li Huai Yu pun keluar dengan senyum bodohnya sambil memuji-muji Jiang Xuan Jin setinggi langit, seolah dia cuma peduli dengan kehebatan Jiang Xuan Jin menangani orang itu. Padahal sebenarnya pikirannya cukup rumit setelah mendengarkan percakapan mereka tadi.
Dia kemudian mencoba menawarkan diri untuk jadi pelayannya Jiang Xuan Jin, tapi langsung ditolak mentah-mentah. Jiang Xuan Jin mau menyuruh Cheng Xu untuk mengantarkan Li Huai Yu pulang, tapi Li Huai Yu dengan keras kepala menuntut Jiang Xuan Jin sendiri yang mengantarkannya pulang atau membawa dia pulang ke rumah Jiang Xuan Jin.
Auuugh! Jiang Xuan Jin stres! Apakah ini kutukan yang ditimpakan padanya saat Putri Danyang mati? Bagaimana bisa dia bertemu dengan cewek semacam ini?
Bersambung...
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam