Cang Xuan bergerak mendekat untuk mencium kening Xiao Yao. Namun tepat sebelum bibirnya sempat menyentuhnya, Xiao Yao tiba-tiba ngelindur dalam tidurnya... "Gege, jangan sedih. Xiao Yao akan menemanimu. Ada Xiao Yao yang menemanimu."
Kata Gege itulah yang sontak membuat Cang Xuan mengurungkan niatnya dan menyadarkannya bahwa hubungan mereka hanya saudara.
Dia akhirnya hanya mengusap sayang kepala Xiao Yao dan bergumam, "ada kau yang menemani Gege, Gege tidak sedih lagi."
Xiao Yao terbangun karena usapannya dan Cang Xuan sontak mundur. Xiao Yao pun tidak berpikir macam-macam, sama sekali tidak curiga apa pun dengan tatapan Cang Xuan yang jelas-jelas bukan tatapan seorang kakak pada adik ataupun pegangan tangannya yang jelas-jelas bukan pegangan tangan seorang kakak pada adik.
Xiao Yao langsung mengecek nadinya Cang Xuan. Akhirnya! Tvbvh Cang Xuan bersih sepenuhnya dari racun obat itu, dia sudah sembuh. Xiao Yao benar-benar senang dan lega, kerja kerasnya untuk menyembuhkan Cang Xuan akhirnya sukses.
Belakangan ini dia tidak berani minum arak karena takut pikirannya tidak jernih dan menghambat urusan penting. Sekarang masalah sudah selesai, Xiao Yao ingin minum sampai mabuk.
Cang Xuan pun mengeluarkan beberapa kotak arak plum hijau yang semuanya kiriman dari Jing. Sebenarnya sejak mereka datang ke Dataran Tengah beberapa bulan yang lalu, Jing rutin mengirim satu kotak arak setiap 15 hari.
Cang Xuan sengaja menyimpan semuanya karena sebelumnya Xiao Yao bilang tidak mau minum arak. Namun karena sekarang Xiao Yao ingin minum, jadi dia mengeluarkannya.
Tiap-tiap kotaknya terdiri dari 15 botol. Cang Xuan heran, kenapa selalu dengan angka 15? Apakah di antara Xiao Yao dan Jing ada sesuatu yang berkaitan dengan 15? Rasanya seperti Jing sedang mengingatkan Xiao Yao akan sesuatu yang berhubungan dengan 15.
Itu rahasia antara dia dan Jing, makanya Xiao Yao sengaja tak menjawabnya dan cuma meminum satu botol dengan nikmat, belakangan ini dia sengaja tidak minum demi fokus menyembuhkan Cang Xuan, sekarang dia merindukannya.
"Kau merindukan arak atau orang yang memberimu arak?" tanya Cang Xuan rada cemburu.
"Tadinya aku terus memikirkan masalahmu, jadi tidak rindu tentang apa pun. Sekarang, semuanya membuatku sedikit rindu," aku Xiao yao dengan tersipu. Cang Xuan tak senang, jadi dia langsung bergegas pergi.
Jing sedang menunggu di puncak Bukit Cao'ao di Gunung Chenrong saat akhirnya muncul seekor rubah spiritual kecil miliknya, melompat-lompat imut mengantarkan Xiao Yao kepadanya.
Jing benar-benar bahagia, akhirnya mereka bisa bertemu kembali setelah sekian lama. Xiao Yao juga merindukannya, dulu mereka bisa bertemu setiap hari di Kota Qingshui, tapi sekarang sangat sulit, bahkan terkadang dia tidak punya orang untuk diajak ngobrol.
"Ke depannya, tim bisnis Keluarga Tushan akan sering memasuki Gunung Chenrong, aku akan mudah mengunjungimu."
Xiao Yao sontak tersipu malu saking senangnya dan buru-buru mengalihkan perhatiannya ke pondok yang ada di hadapan mereka ini. Hanya ada satu pondok ini, dia penasaran siapa yang tinggal pondok terpencil ini?
Jing mengaku tak tahu, tapi menurut penjaga gunung, tempat ini dulunya area terlarang, tempat ini namanya Bukit Cao'ao. Nama itu sontak menarik perhatian Xiao Yao karena Xiao Yao sebenarnya pernah membaca sebuah buku tentang Bukit Cao'ao. Penasaran, Xiao Yao langsung masuk ke pondok itu.
Jing mengaku bahwa saat dia menemukan pondok ini, dia hanya membersihkannya dan mendekorasinya sedikit karena pondok ini masih terjaga dengan baik biarpun sudah ditinggalkan ribuan tahun. Energi roh yang ada di rumah ini belum sepenuhnya hilang, mungkin pemiliknya dulu adalah ahli roh kayu.
"Apa kau tahu siapa mantan pemilik rumah ini?" tanya Xiao Yao.
"Siapa?"
"Iblis paling kejam dan ganas yang terkenal di Dahuang, Chi Chen." (Hah? Pembvnvh Ibunya Xiao Yao?)
Xiao Yao agak heran juga melihat pondok ini. Menurut gosip, kabarnya Chi Chen itu boros dan bernafsu, tak disangka kalau tempat tinggalnya justru sangat sederhana.
Jing jadi merasa bersalah karena tidak mencari tahu dengan benar lebih dulu. Dia mau langsung mengajak Xiao Yao pergi dari tempat ini, tapi Xiao Yao sendiri malah tak mempermasalahkannya. Lagipula, ibunya dan Chi Chen sama-sama mati demi membela negara masing-masing. Jadi bisa dibilang, mereka tidak mencelakai satu sama lain.
Tidak perlu menyusahkan diri sendiri demi seseorang yang sudah mati ratusan tahun yang lalu. Kalau Jing menyukai tempat ini, maka Xiao Yao juga menyukainya.
"Kelak, kita anggap tempat ini sebagai rumah kita sendiri," usul Xiao Yao.
"Baik," seperti biasanya, Jing selalu menyetujui apa pun keinginan Xiao Yao.
Mereka kemudian duduk di tepi bukit di mana Jing memberitahu Xiao Yao bahwa si pengkhianat itu adalah Lan Xiang, dialah mata-matanya Hou.
Namun biarpun sadar kalau gege-nya masih menyimpan dendam, Jing tetap tidak mau membalas dendam. Bagaimanapun, dulu, dia dan Hou pernah menjadi kakak-adik yang akrab. Dulu, Hou adalah kakak terbaik baginya. Hou selalu menjaganya dan memanjakannya. Mereka berhubungan dekat selama lebih dari 400 tahun.
Segalanya baru berubah setelah Nenek mengungkapkan kebenarannya. Dia tahu yang teraman adalah membvnvh Hou, tapi Jing benar-benar tidak bisa membvnvhnya.
"Meski aku sering mengeluh kau terlalu berhati lembut dan tidak bisa memutuskan hubungan, tapi di hatiku, aku sangat ingin kau lebih berhati lembut. Kakekku, nenekku, orang tuaku, kakakku, termasuk aku sendiri adalah orang berhati keras. Aku menyukaimu justru karena kau berbeda dengan kami."
Oh? Xiao Yao bilang apa barusan? Jing sontak antusias meminta Xiao Yao untuk mengucapkannya sekali lagi. Xiao Yao tahu kalimat mana yang Jing maksud, tapi dia sengaja pura-pura bodoh. Yang mana? Kau berbeda dengan kami? Orang berhati keras?
"Bukan kalimat yang ini, yang..." Jing tersipu malu... "Aku... Aku menyukaimu."
Pfft! Xiao Yao geli melihatnya malu-malu dan jadi semakin semangat menggodanya, "apa yang membuatmu gagap dan gugup, aku sudah lama tahu kau menyukaiku."
Jing sontak pasang muka ngambek, dan Xiao Yao langsung menggelitiki dagunya dengan gemas, "ada apa? Kenapa begitu sedih? Beritahu Jiejie, Jiejie akan membantumu."
"Jiejie," balas Jing kayak anak kecil mengadu dengan muka melas, "Jiejie ini (tunjuk Xiao Yao) menindasku."
Xiao Yao sampai speechless dibuatnya, "tidak tahu malu! Siapa jiejie-mu? Kau lebih tua ratusan tahun dariku."
"Jiejie, jadi kau akan membantuku atau tidak?" goda Jing.
"Aku benar-benar mencari masalah sendiri."
"Jiejie, jiejie."
"Sudah, jangan panggil lagi."
Tapi Jing malah terus memanggilnya Jiejie sampai akhirnya Xiao Yao menyerah dan mau juga mengatakan apa yang ingin Jing dengar... "Tadi aku bilang, aku menyukaimu."
Dia yang mengakui perasaannya, tapi malah Jing yang tersipu malu. Xiao Yao jadi tambah gemas sama dia. Jing terus terang mengaku kalau dia senang.
"Tidak perlu bayar untuk mengucap sebuah kalimat, selama kau berperilaku baik, aku akan mengatakannya setiap hari agar kau merasa senang setiap hari."
Feng Long hendak keluar menemui Cang Xuan saat Xin Yue mendadak muncul dan langsung merengek manja meminta Feng Long untuk menyuruh Cang Xuan berhenti bermain dengan banyak wanita setiap hari. Dia tahu apa alasan Cang Xuan berbuat seperti itu, tapi tetap saja dia cemburu.
Feng Long dengan bijak menasehati Xin Yue untuk berhenti menyukai Cang Xuan jika dia menginginkan pria yang setia. Bagi pria yang mengincar tahta seperti Cang Xuan, wanita sama sekali tidak penting baginya.
Jika Xin Yue bersikeras ingin menikah dengan Cang Xuan, maka sebaiknya dia jangan berharap bisa menjadi satu-satunya wanitanya Cang Xuan. Jangan pula berharap kalau Cang Xuan akan selalu mengutamakannya.
Jika sekarang saja Xin Yue merasa tak nyaman hanya karena Cang Xuan berakting dengan banyak wanita penghibur, maka kelak dia akan ratusan kali lebih tidak nyaman. Jadi sebaiknya Xin Yue menyerah saja mulai sekarang. Namun dasar si bucin Xin Yue, dia ngotot menolak sarannya, bersikeras mau sama Cang Xuan.
Tak lama kemudian, Feng Long pergi menemui Cang Xuan di Puncak Shenyun. Karena aliansi mereka tidak boleh tercium oleh orang lain, jadi mereka hanya bisa bertemu di tempat terpencil ini. Keduanya benar-benar saling mengagumi, Cang Xuan pun setulus hati berterima kasih atas dukungan dan bantuan Feng Long padanya.
Padahal Feng Long memiliki banyak pilihan lain selain dia, tapi Feng Long lebih memilihnya dan mempercayainya, padahal, bahkan masa depannya saja belum pasti.
Feng Long menyangkal. Dia sendiri hanya punya satu pilihan. Dia hanya bisa memilih Cang Xuan karena menurut penilaiannya hanya Cang Xuan yang memiliki pikiran dan karisma yang bisa menampung seluruh Dahuang (bisa menyatukan seluruh Dahuang).
Dia bersedia berdiri di sisi Cang Xuan dan melalui suka dan duka bersamanya. Feng Long bahkan langsung menunjukkan kesetiaannya dengan berlutut pada Cang Xuan dan bersumpah setia padanya. Cang Xuan pun langsung berlutut padanya dan berjanji bahwa mulai sekarang mereka akan berjuang bersama.
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam