Begitu mendengar pertanyaan Qin Wan, Fu Ling seketika gugup. Memang sih ada hutan bambu ungu, lokasinya di ujung timur laut, tapi itu tempat terlarang. Kabarnya, salah satu selirnya Tuan Qin, kepala rumah tangga cabang ketiga kediaman Qin, mati bunuh diri di hutan bambu ungu itu sekitar delapan tahun yang lalu.
Sejak saat itu, hutan bambu ungu itu terkenal berhantu, makanya kemudian jadi tempat terlarang. Tidak ada yang berani masuk ke sana. Jadi Qin Wan juga tidak boleh ke sana.
Qin Wan diam saja tapi otaknya sibuk memikirkan masalah ini. Mengingat lokasinya, berarti jarak antara Danau Bulan Sabit dengan hutan bambu ungu juga cukup jauh. Kalau begitu, ranting bambu ungu ini tidak mungkin mendadak muncul begitu saja di Danau Bulan Sabit, pasti ada di sana karena terbawa bersama mayatnya Qin Wan.
Mungkinkah Qin Wan dibunuh di hutan bambu ungu? Tapi Qin Wan kan penakut, kenapa dia pergi ke tempat yang katanya berhantu itu?
Dia jadi ingin menyelidiki ke sana, tapi tidak bisa sekarang. Mengingat situasi sekarang, kalau dia tiba-tiba pergi ke sana, takutnya si pembunuh jadi waspada. Selain itu, Fu Ling tidak akan membiarkannya pergi ke sana.
Mengingat si pembunuh, Qin Wan penasaran apakah belakangan ini ada orang yang memata-matai mereka?... Fu Ling membenarkan. Banyak, malah.
Beberapa hari yang lalu waktu dia mengambil makanan di dapur, beberapa orang menanyainya tentang Qin Wan. Terus dia bilang jujur saja bahwa Qin Wan terluka di kepala dan sekarang hilang ingatan.
Ah! Pantas saja pembunuhnya diam saja belakangan ini. Orang itu pasti meyakini kalau dia tidak ingat apa-apa, makanya si pembunuh merasa tenang dan menurunkan kewaspadaannya. Bagus sekali! Dia jadi punya lebih banyak waktu untuk menyelidiki.
Namun dia mendadak batuk-batuk lagi. Beberapa hari ini dia memang sering batuk, mungkin karena masuk angin. Fu Ling jadi cemas, dia ingin mendapatkan obat untuknya dari apotek kediaman Qin, tapi obat dari farmasi kediaman Qin sangat mahal, sedangkan mereka tidak memiliki cukup uang.
Mereka juga tidak bisa membeli di luar karena mereka selalu dilarang keluar kediaman sejak dua tahun yang lalu. Mereka tak ubahnya seperti narapidana di kediaman ini.
Mendengar itu, Qin Wan mendadak beranjak bangkit dan mengajak Fu Ling keluar dari kediaman ini. Selain itu, dia juga mau melihat-lihat Kota Jinzhou ini. Begitu mereka sampai gerbang, mereka langsung dihadang para pengawal yang mengklaim bahwa dia tidak boleh keluar tanpa seizin Nyonya.
Qin Wan yang asli pasti akan langsung ciut dibegituin, tapi Qin Wan yang baru ini langsung melawan mereka, mengingatkan mereka bahwa Nyonya Tua saja sudah tidak lagi mengurungnya, mereka malah berani sekali menghentikannya.
Para penjaga gerbang jadi bingung melihat Qin Wan yang biasanya sangat patuh, hari ini malah membentak mereka. Mereka jadi bingung apakah harus membiarkannya, tapi mereka juga tidak begitu yakin dengan apa maunya Nyonya Tua, mereka takut menentang perintah Nyonya Tua.
Di saat mereka masih kebingungan inilah, Qin Wan langsung melangkah pergi dengan penuh martabat, dan baru saat inilah salah satu dari mereka kepikiran untuk melapor ke Nyonya Tua, tapi Qin Wan sudah tidak kelihatan batang hidungnya.
Fu Ling jadi semakin kagum dengan nonanya. Seharian ini dia sudah banyak melakukan hal-hal yang mengagumkan. Dia benar-benar sudah berubah, jauh beda daripada Qin Wan yang dulu.
Kota Jinzhou ini cukup makmur, merupakan kota perbatasan dan dianggap sebagai benteng terpenting di perbatasan selatan negara dengan jarak perjalanan satu bulan dari ibu kota.
Kediaman Qin berada di daerah elite di timur kota. Masuk ke bagian barat, mereka bertemu dengan area pasar yang sangat ramai. Namun Qin Wan sama sekali tidak tertarik dengan keramaian pasar dan cuma fokus mencari toko obat, tapi di sekitar sini cuma ada restoran dan rumah teh.
Hampir saja saat dia hendak pergi ke area lain, Fu Ling melihat kerumunan orang di depan. Dia kepo banget, maka Qin Wan pun membawanya ke sana.
Yang tidak mereka sangka, kerumunan itu terjadi karena ada seorang nenek-nenek yang pingsan. Pelayan muda berbaju hijau yang menemani si nenek tersebut panik meminta bantuan orang-orang di sana untuk memanggilkan dokter sembari menjanjikan hadiah besar bagi siapa pun yang mau membantu.
Namun dokter terdekat, jaraknya cukup jauh dan si pelayan mengaku bahwa rumah mereka juga cukup jauh. Parahnya lagi, kebanyakan orang-orang ini takut untuk menyentuh si nenek, takut si nenek kenapa-kenapa yang pada akhirnya akan membuat mereka kena masalah sendiri. Malah, salah satu orang di sana menyuruhnya untuk menyiapkan pemakaman saja mengingat parahnya sakit si nenek. Jelas saja si pelayan jadi tambah panik.
Untungnya ada Qin Wan di sana. Walaupun penampilannya masih sangat muda sehingga membuat semua orang meragukan kemampuannya, tapi siapa sangka, Qin Wan dengan tenang tapi mantap bergerak mengecek kondisi si nenek, lalu mulai melakukan totok di beberapa titik di tubuh si nenek hingga si nenek mulai berkeringat.
Setelah itu dia menulis resep obat. Si pelayan yang telah cukup lama melayani si nenek, seketika sadar kalau nona muda ini memang memahami ilmu medis sehingga dia tidak lagi meragukannya. Bahkan kerumunan orang-orang di sini juga tidak lagi berani meremehkannya.
Setelah menulis resep obatnya, Qin Wan memberitahu si pelayan bahwa si nenek sudah bisa dipindahkan sekarang, jadi sebaiknya dibawa pulang secepatnya. Dia juga memberi instruksi lanjutan tentang apa-apa saja yang perlu si pelayan lakukan pada si nenek sampai si nenek bisa keluar dari kondisi kritisnya nanti.
Intinya, kalau sebelum petang nanti si nenek bisa keluar keringat banyak, maka dia bisa selamat. Jika tidak, maka dia mungkin cuma bisa bertahan hidup tak lebih dari tujuh hari.
Setelah itu Qin Wan langsung berjalan pergi, mengabaikan pertanyaan si pelayan yang ingin mengetahui namanya.
Namun si pelayan tidak ada waktu untuk mengejarnya, jadi dia langsung meminta bantuan orang terdekat untuk mengangkat si nenek, berniat mengikuti instruksinya Qin Wan.
Ada juga orang yang masih agak meragukan Qin Wan, tapi yang lain langsung tak setuju. Dilihat dari caranya menangani si nenek tadi, jelas-jelas si noda muda tadi sangat menguasai ilmu akupuntur. Penyakit si nenek ini seharusnya hanya tabib ahli yang tahu cara menanganinya.
Mereka kan jadi heran, karena sejauh ini mereka belum pernah dengar ada tabib wanita di kota ini. Namun ada satu orang pria di antara mereka yang pernah mendengar tentang kejadian ajaib di kediaman Qin di mana Nona Ke-9 Qin bangkit dari kematian, bahkan menghidupkan kembali pelayannya yang sudah mati. Semua orang di kediaman Qin bilang kalau Nona Ke-9 ini memiliki kekuatan Bodhisattva. (Oh, padahal masalah ini sudah sangat dirahasiakan, tapi masih juga bocor)
Baru sekarang Qin Wan agak menyesali perbuatan impulsifnya tadi. Dari pemikirannya, dulunya dia belajar medis dari ayahnya, lalu kemudian jadi murid Raja Tabib Sun Xi.
Namun selama tinggal di ibu kota, dia sebenarnya belum pernah menggunakan ilmu medisnya. Makanya dia khawatir kalau perbuatannya tadi akan mendatangkan masalah. Tapi... Menyelamatkan nyawa orang kan memang tugasnya seorang tabib.
Saat dia berbalik menatap Fu Ling, dia malah mendapati Fu Ling menatapnya dengan agak kesal, merasa terkhianati karena selama ini dia tidak pernah tahu kalau nonanya ternyata sangat menguasai ilmu medis.
Namun dia juga tidak curiga karena mendiang kedua orang tua Qin Wan dulu sama-sama pelajar pintar. Ibunya Qin Wan juga hobi membuat pil obat aroma yang berguna mengusir nyamuk dan serangga. Dia mengira kalau Qin Wan belajar dari mereka tapi selama ini merahasiakannya.
Pasca kematian orang tuanya saat dia berumur 9 tahun, Qin Wan tidak pernah punya kesempatan untuk belajar medis, jadi Fu Ling menyimpulkan bahwa Qin Wan pastilah belajar medis dari orang tuanya sebelum dia berusia 9 tahun. Berhubung Fu Ling berpikir seperti itu, Qin Wan biarkan saja dia berpikir seperti itu.
Dua hari kemudian, Fu Ling pikir keluarnya mereka dari kediaman waktu itu akan membuat mereka kena masalah. Tapi ternyata tidak ada apa-apa. Sepertinya Nyonya Tua sama sekali tak memedulikan nonanya, makanya Nyonya Tua mengabaikan perkara ini.
Hari ini Qin Wan bertekad untuk menyelidiki hutan bambu ungu itu. Dilihat dari situasi tempat ini, jika Qin Wan diculik atau dipaksa orang ke sana dari kolam lotus, seharusnya pasti ada pelayan yang melihat.
Fakta bahwa tidak ada seorang pun yang mengetahuinya, menunjukkan bahwa Qin Wan kemungkinan pergi ke sana sendiri. Tapi kenapa Qin Wan yang penakut malah pergi ke tempat yang terkenal berhantu itu?
Namun dia tidak akan bisa pergi ke sana dengan Fu Ling yang terus mengawasinya, jadi terlebih dulu dia mengusir Fu Ling dengan alasan menyuruhnya mengambilkannya selimut, sekaligus mengecek teh obat. Padahal dia tidak merebus teh obat tadi, cuma mau menahan Fu Ling lebih lama saja.
Begitu Fu Ling pergi, Qin Wan langsung pergi ke hutan bambu ungu tersebut. Area sekitarnya sangat sepi, tidak ada seorang pun yang kelihatan sehingga tempat itu jadi sangat kurang terawat.
Hutannya sangat sunyi, dedaunan bambunya cukup padat sehingga membuat tempat itu tertutup cahaya matahari, dan tanahnya banyak tertutup dedaunan kering sehingga membuat suasana tempat itu terasa cukup menyeramkan di siang hari. Di malam hari pasti lebih menyeramkan lagi.
Lalu apa sebenarnya yang membuat Qin Wan yang asli terpancing untuk mendatangi tempat ini? Apakah dia melihat sesuatu atau seseorang yang mencurigakan masuk ke tempat ini lalu nekat membuntutinya?
Memikirkan lokasi dan bentuk memar-memar seluruh di badannya, Qin Wan menyimpulkan bahwa Qin Wan yang asli pastilah diseret semasa dia masih hidup. Dia pasti berusaha melawan sekuat tenaga saat dia diseret si pelaku, dan dia pasti diseret dalam posisi telungkup.
Alasannya tertelungkup... Qin Wan mendapatkan jawabannya saat kakinya tak sengaja menginjak cabang bambu mati di tanah.
Qin Wan yang asli pasti awalnya melarikan diri, tapi kemudian tersandung cabang bambu mati ini, jatuh tersungkur, kemudian kakinya ditangkap si pelaku, lalu kemudian dia diseret masuk ke dalam hutan, lalu dia dijambak (ada bekas luka berdarah di kepalanya) dengan tujuan untuk mengubah posisinya, lalu kemudian dia dicekik dengan sangat kuat.
Berarti kesimpulannya, si pelaku adalah seorang pria. Hanya pria yang memiliki kekuatan sebesar itu untuk melakukan hal-hal seperti itu pada Qin Wan.
Biarpun orang-orang kediaman ini benci dan tidak suka sama dia, tapi dia tetap nona muda sah keluarga ini, jadi tidak mungkin mereka ingin benar-benar membunuhnya. Jadi alasan dia melarikan diri dan dibunuh, pasti karena dia melihat sesuatu yang tidak seharusnya dia lihat.
Pemikirannya ini sontak membuat jantungnya berdebar makin kencang. Namun saat dia hendak mencari bukti lagi, tiba-tiba dia melihat ada pria di kejauhan yang entah sejak kapan ada di sana, sedang mengawasinya sambil tersenyum.
Bersambung...
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam