Rekap Novel Spring Banquet Bab 4 & Bab 5

 

Jiang Xuan Jin tidak berniat mengejar para penjahat itu, cuma melirik Li Huai Yu sekilas lalu berjalan pergi tanpa mengucap sepatah kata padanya atau pada siapa pun.


Namun sedetik kemudian pengawalnya Jiang Xuan Jin berkata pada Li Huai Yu bahwa tuannya mengundangnya ke rumah teh. Hah? Kapan Jiang Xuan Jin ngomongnya, kok si pengawal sudah langsung tahu saja?

Begitu dia tiba di rumah teh, Jiang Xuan Jin langsung to the point menanyakan apa maunya. Li Huai Yu sudah khawatir saja kalau Jiang Xuan Jin mengenalinya. 

Namun ternyata tidak, Jiang Xuan Jin cuma mencurigai niatannya karena pertemuan mereka hari ini cukup aneh baginya. Waktu Li Huai Yu jatuh menimpanya tadi, dia sedang dalam perjalanan ke istana, makanya dia mengira kalau Li Huai Yu jatuh menimpanya untuk menghalangi jalannya. Tapi tadi Li Huai Yu juga membantunya. Dia tidak bisa mengerti keanehan ini, makanya dia curiga dengan Li Huai Yu.

Lega menyadari Jiang Xuan Jin tidak mengenalinya, Li Huai Yu dengan entengnya mengklaim kalau sebenarnya... suka sama Jiang Xuan Jin. Pfft!

Jiang Xuan Jin jelas tak percaya dan jadi kesal menatap wanita tak tahu malu dan penuh kebohongan ini. Li Huai Yu dengan muka sok serius meyakinkan Jiang Xuan Jin kalau dia sungguh menyukai Jiang Xuan Jin, soalnya dia tampan, menawan, unik. Pokoknya dia mau mengenal Jiang Xuan Jin lebih dekat.

Jiang Xuan Jin dan para anak buahnya cuma bisa tercengang mendengar keterustanganannya padahal dia cewek. Dia bahkan langsung bernyanyi yang intinya adalah pernyataan cintanya pada Jiang Xuan Jin dan harapannya supaya mereka bisa terus bertemu.

Suaranya memang indah dan merdu, tapi Jiang Xuan Jin tak senang dengan sikapnya yang terlalu berani dan langsung pergi meninggalkannya dengan penuh amarah. Namun Li Huai Yu malah membuntutinya, bahkan langsung ikut masuk ke kereta kudanya. 

Mereka mau pulang ke kediaman Jiang, bukan? Dia juga mau ke sana. Dia mau minta maaf karena mereka tadi sudah berpelukan dan berciuman. Pfft! Kapan mereka pelukan dan ciuman?! Jiang Xuan Jin kaget mendengarnya.

Tadi waktu Li Huai Yu jatuh menimpanya, bibir Li Huai Yu tak sengaja menabrak giginya Jiang Xuan Jin, semua itu kan bisa dianggap pelukan dan ciuman.

Sontak saja itu membuat ekspresi wajah Jiang Xuan Jin jadi semakin menggelap, dan Li Huai Yu senang melihat ekspresinya itu. Dia tahu kalau Jiang Xuan Jin tuh kaku, konservatif, dan keras kepala. Dulu mereka sering berdebat sengit karena pandangan politik mereka yang berlawanan, makanya dia tidak pernah mau berbasa-basi dengan Jiang Xuan Jin.

Namun sekarang, setelah dia hidup dalam raga wanita lain, tiba-tiba saja dia muncul keinginan nakal dalam dirinya untuk menggoda Jiang Xuan Jin. Yang tak disangkanya, Jiang Xuan Jin yang biasanya bermuka datar kayak tembok, ternyata bisa menunjukkan pesona unik juga saat sedang marah. Wajah yang biasanya tanpa ekspresi itu, kali ini tidak bisa mempertahankan ketenangannya sehingga wajahnya berubah-ubah warna seiring perubahan emosinya.

Saat akhirnya dia bicara, Jiang Xuan Jin menyuruhnya untuk tidak memasukkan kejadian tadi ke dalam hatinya. Itu kan cuma kecelakaan. Oh, tidak mau dong! Li Huai Yu sudah memasukkannya ke dalam hatinya dan ngotot bertahan di kereta kuda ini. 

Baru saat kusir kereta kuda bertanya apakah dia tidak akan pulang, Li Huai Yi akhirnya ingat kalau dia bahkan belum sempat mencari tahu identitas wanita yang raganya dia tempati ini, apalagi di mana letak rumahnya.

Tapi rumah wanita ini tadi sepertinya rumah seorang pejabat, mungkin saja di masa depan dia akan punya kesempatan untuk bertemu dan lebih dekat dengan Jiang Xuan Jin.

Kalau begitu... bagaimana kalau Jiang Xuan Jin mengantarkannya pulang? Kakinya sakit, keseleo tadi waktu dia jatuh, sekarang susah jalan. Dia kan tadi sudah menyelamatkan Jiang Xuan Jin, jadi anggap saja ini balas budi.

Jiang Xuan Jin ogah. Dia masih sangat mencurigai Li Huai Yu. niatannya dan motifnya mendekatinya dan menyelamatkannya tadi, jelas sangat tidak tulus dan mencurigakan.

Oh ya sudah kalau tidak mau mengantarkannya, Li Huai Yu bersikeras mau ikut pulang ke kediaman Jiang saja. Jiang Xuan Jin tak peduli, jadilah mereka melaju ke kediaman Jiang dengan Li Huai Yu duduk di samping kusir.

Namun sepanjang jalan, Jiang Xuan Jin tidak bisa mendapatkan ketenangan sama sekali dan jadi pusing karenanya, karena Li Huai Yu berisik banget dan terus mengoceh dengan si kusir yang bernama Cheng Xu.

Cheng Xu memberitahu Li Huai Yu bahwa jika dia mau mendekati tuannya, maka seharusnya dia bersikap selayaknya wanita yang santun dan bijak, karena tuannya menyukai wanita yang seperti itu. Li Huai Yu tak percaya. Faktanya Jiang Xuan Jin justru bicara paling banyak dengannya, bukan dengan para wanita yang santun dan bijak itu. 

Cheng Xu sontak terdiam menyadari dia benar. Memang, selama ini belum pernah ada seorang wanita pun yang bisa bicara lebih dari tiga kalimat dengan tuannya. Baru Li Huai Yu yang bisa membuat tuannya bicara sebanyak bicara setahun hanya dalam waktu satu hari.

Lalu kemudian Li Huai Yu beralih topik mengomentari dan berceloteh tentang betapa berototnya Cheng Xu. Jiang Xuan Jin tidak tahan lagi dan langsung membuka tirai kereta hanya untuk mengancam Li Huai Yu untuk diam atau dia akan melempar Li Huai Yu.

Namun yang pertama kali diperhatikan Li Huai Yu adalah perubahan suaranya yang mendadak jadi serak. Maka dengan penuh keberanian dia menempelkan tangannya ke dahi Jiang Xuan Jin dan mendapati demam tinggi.

"Ya ampun, ternyata kau bisa sakit juga?" geli Li Huai Yu, "Semua orang bilang bahwa Pangeran Ziyang (nama gelarnya Jiang Xuan Jin) sekeras baja, menghadiri pertemuan istana setiap hari selama delapan tahun tanpa absen satu hari pun, tak peduli hujan atau panas. Bagaimana bisa kau sekarang demam?"

Jiang Xuan Jin sendiri saja kaget mendapati dirinya demam. Beberapa hari ini, sejak kematian Putri Danyang, dia memang kurang tidur, ada banyak masalah yang harus dia selesaikan. Makanya dia pasti kelelahan.

Maka dia langsung memerintahkan Cheng Xu untuk mencari toko obat terdekat dan berusaha mengusir Li Huai Yu, tapi Li Huai Yu sama sekali tidak bisa diusir, malah menawarkan pahanya untuk jadi bantalnya Jiang Xuan Jin.

Kereta kuda ini berguncang cukup hebat, bisa membuat sakit kepalanya tambah parah, jadi mending Jiang Xuan Jin mengistirahatkan kepalanya di pahanya. Dia tidak keberatan kok. Jiang Xuan Jin yang keberatan dan menolak, tapi Li Huai Yu tak peduli dan langsung menarik kepala Jiang Xuan Jin ke pahanya.

Jiang Xuan Jin refleks ingin mendorongnya, namun yang tak disangkanya, Li Huai Yu ternyata cukup kuat, bahkan mengetahui teknik bela diri untuk menjepitnya sehingga dia tidak bisa bergerak sekarang.

"Jangan khawatir, tidak ada yang melihat kita sekarang," ujar Li Huai Yu dengan tatapan menggoda bak buaya darat menggoda wanita cantik.

Namun Li Huai Yu masih saja terus berusaha untuk memberontak. Maka Li Huai Yu langsung mengancamnya untuk diam atau dia akan berteriak dan memfitnah Jiang Xuan Jin melakukan pelecehan terhadapnya. Dia tidak peduli tentang reputasinya sendiri, tapi Jiang Xuan Jin pasti ingin melindungi reputasinya, bukan?

Bersambung...

Post a Comment

0 Comments