Sinopsis Long For You Episode 5

 Sinopsis Long For You Episode 5

Xua Ji dengan antusias memperkenalkan dirinya sebagai temannya Shi Yi yang numpang hidup selama 20 hari di sini karena renovasi rumahnya belum selesai. Kedua pria itu pun gantian memperkenalkan nama mereka masing-masing adalah Tai Hou dan Min Ze.


Dia benar-benar sopan banget sama kedua teman band-nya Shi Yi, bahkan menawarkan diri untuk membelikan mereka makanan, mereka mau makan apa?

"Aku tidak makan." Ketus Shi Yi.

Tapi Tai Hou dan Min Ze langsung suka sama Xue Ji dan dengan senang hati menyambutnya tinggal di sini, mereka janji akan merahasiakan tentang masalah ini dari bos mereka lalu mulai menyebutkan makanan apa saja yang mereka inginkan.


Shi Yi benar-benar gregetan memikirkan tingkahnya Xue Ji, kemarin Xue Ji bahkan memanggilnya sebagai suami. Entah Xue Ji benar-benar menyukainya atau dia sebenarnya cuma terobsesi oleh mimpi?

"Apa kau... menyukai Xue Ji?" Tanya Jiang Hui penasaran.

"Mana mungkin."

"Lalu kenapa kau peduli apakah dia menyukaimu atau tidak? Ini apaan?" Jiang Hui penasaran dengan sebuah buku.

Entah itu apa, Shi Yi mendadak heboh dan langsung menyembunyikannya sambil mengklaim kalau itu cuma majalah olahraga.


Setelah Jiang Hui masuk kamar, Shi Yi memutuskan untuk merenung di jendela tapi malah kageta mendapati Xue Ji entah sejak kapan duduk di sana tanpa suara. Sedang apa Xue Ji di sini? Tidak tidur?

"Tidak bisa tidur. Makanya aku ke sini untuk melihat bulan. Apa aku barusan menakutimu?"

"Aku bukan pengecut."

Xue Ji penasaran, pernahkah Shi Yi memimpikan bulan purnama seperti yang bulan yang ada di langit saat ini? Shi Yi malas ngomongin hal nggak jelas, mending Xue Ji tidur saja sebelum dia tambah kesal.

"Tidak masalah biarpun kau tidak ingat. Biarpun dengan cara paksa, aku akan membuatmu ingat takdir dalam mimpimu."


"Apa maksudmu? Bukankah sekarang ini kau sedang memaksa seseorang dan membuatnya seolah ini adalah takdirmu? Apa kau sadar kalau kau tidak normal? Apa kau punya alasan?"

"Sekarang ini, aku memimpikannya setiap malam. Kau dan orang itu sangat mirip. Hanya itu alasanku, tapi kuharap kau bisa mengonfirmasinya untukku."

"Jadi karena dia mirip aku, makanya kau tertarik padaku? Kalau begitu, jadi pacarku saja. Bukankau itu lebih aman? Kau sudah punya banyak uang, bukankah tujuanmu mau jadi pacarku?"

"Kalau begitu, bolehkan aku meminta begitu?"


Tapi Shi Yi langsung mundur sembari mengklaim kalau dia hanya asal bicara. Tapi malam itu saat dia tidur, Shi Yi memimpikan mimpi aneh yang sama seperti Xue Ji, mimpi seseorang misterius membawa lentera yang melewati hutan dan terdengar suara 'maafkan aku, maafkan aku'... hingga dia tersentak bangun dari mimpi itu dengan napas terengeh-engah.


Keesokan harinya saat para pria baru pulang, mereka mendapati rumah penuh dengan bertumpuk-tumpuk paket yang dibeli oleh Xue Ji. Para pria itu langsung protes karena rumah ini kecil, tidak ada cukup tempat untuk banyak barang.

"Aku kan sudah bilang padamu, jangan seenaknya menguasai tempat selama tinggal di sini." Omel Shi Yi.

"Tapi semua ini barang-barang yang kubeli untuk kalian." Ujar Xue Ji lalu memberikan beberapa barang mewah untuk kedua teman Shi Yi, dan itu sukses membungkam protes kedua pria itu.

Mereka bahkan mendadak berubah mendukung Xue Ji dan tidak mempermasalahkan berapa banyak barang yang mau Xue Ji beli di kemudian hari. Xue Ji boleh tinggal seterusnya di rumah ini.

Tapi mereka heran, kalau Xue Ji mampu membeli barang-barang mewah seperti ini, kenapa dia malah ingin tinggal di sini?

"Tinggal di sini... tentu saja ada alasannya." Ujar Xue Ji sambil melirik Shi Yi.


Dia bahkan punya hadiah khusus untuk Shi Yi. Awalna Shi Yi ngotot menolak, tapi karen Xue Ji pantang menyerah dan terus membujuknya untuk menerima hadiahnya, Shi Yi akhirnya mengambil hadiah itu... yang kontan membuatnya mengernyit karena hadiahnya malah berupa kaos bergambar kartun yang jelek banget. Kenapa hadiah kedua temannya bagus-bagus, sementara hadiahnya malah begini?

"Karena ini adalah limited edition, cuma ada dua dan aku sendiri yang menggambarnya." Ujar Xue Ji dengan bangga lalu menunjukkan kaosnya sendiri yang sama-sama bergambar kartun jelek dengan kedua tangan terbentang sehingga jika didekatkan, kedua gambar di kedua kaos itu seperti bergandengan, jadi ini kaos couple mereka berdua.

"Jelek! Aku nggak mau pakai." Shi Yi langsung lari ke kamar mandi dan mengunci pintu.

Ngomongnya doang sok jaim, padahal begitu aman sendirian di kamar mandi, dia langsung memakai kaos itu dengan antusias sambil bergaya bak model.


Jiang Hui baru kembali tak lama kemudian. Sama seperti yang lain, awalnya dia protes panjang lebar gara-gara melihat rumah berantakan. Tapi begitu dia dikasih jatah hadiahnya sendiri, dia langsung berubah antusias.

Tiba-tiba bel pintu berbunyi. Mengira yang datang kurir, mereka langsung buka pintu dengan penuh semangat, mengambil paketan di hadapan mereka lalu menutup pintu begitu saja tanpa benar-benar melihat yang datang beneran kurir atau bukan.

Lee Zhe jelas bingung menghadapi situasi ini. Kesal, dia langsung menggedor pintu mereka dan masuk ke rumah itu sambil memandangi tempat itu dengan sinis. Di mana Xue Ji?


Mendengar namanya dipanggil, Xue Ji pun keluar kamar dan kaget melihat Lee Zhe di sini. Kenapa dia datang kemari? Lee Zhe langsung menjawabnya dengan merebut paketannya dari tangan Jiang Hui. Ini kue kesukaan Xue Ji.

Tapi, kenapa Xue Ji mau tinggal di tempat semacam ini? Tempat yang... miskin dan membosankan. Apa?! Terang saja yang lain tersinggung menendengarnya. Bagaimana kalau Lee Zhe belikan rumah untuk mereka?

Xue Ji menolak, ayo makan kuenya saja. Tapi saat yang lain mulai menikmati kuenya, mereka menyadari tatapan Lee Zhe tajam Lee Zhe pada Shi Yi. Tak enak dengan situasi ini, mereka buru-buru masuk kamar.

Tak terpengaruh dengan situasi ini, Xue Ji penasaran dengan pekerjaannya Lee Zhe yang membuatnya harus kembali ke negara ini?

"Merekrut artis baru? Hari ini aku mempelajari banyak sekolah data-data orang baru, tapi masih harus dipilih. Kau suka orang yang bagaimana?" Tanya Yi Zhou.


Mendengar itu, Xue Ji langsung berpaling menatap Shi Yi penuh arti dan terang-terangan menyebutkan berbagai ciri-ciri Shi Yi sebagai orang yang dia sukai. Tinggi, tampan, cocok pakai baju apapun, pendiam dan kayak gunung es, tapi kepribadiannya sebenarnya sangat imut. Shi Yi diam-diam tersenyum senang mendengarnya.

"Syukurlah kau bilang tampan. Jika tidak, aku mungkin akan berpikir bahwa dia yang kau maksud." Sinis Lee Zhe.

"Apa maksudmu? Shi Yi tuh tampan, tahu!" Protes Xue Ji.

Cepat-cepat mengalihkan topik Lee Zhe langsung mengajak Xue Ji jalan-jalan di luar. Xue Ji setuju dan Shi Yi tampak cemburu. Tapi Xue Ji tidak bisa kalau sekarang, kapan-kapan saja.


Xue Ji langsung balik ke kamarnya setelah itu, meninggalkan kedua pria itu berduaan di ruang tamu. Lee Zhe dengan kasarnya menendang kardus-kardus kosong ke arah Shi Yi lalu duduk di sofa bersamanya dan tanpa sadaar keduanya menyilangkan kaki secara bersamaan dengan kompak.

Tapi keduanya cuma saling berdiam di kedua sudut sofa sampai saat Xue Ji keluar lagi setelah mandi. Lee Zhe sudah memutuskan, dia tidak bisa membiarkan Xue Ji tinggal di rumah ini. Kalau Xue Ji ngotot mau tetap tinggal di sini, maka Lee Zhe juga tidak akan pergi dari rumah ini.

"Terserah kau saja." Cuek Xue Ji lalu pergi meninggalkannya.

Shi Yi kesal, kenapa Lee Zhe belum pergi juga? Di sini tidak ada cukup tempat. Cuma ada satu sofa buat tidur.

"Aku tidak akan tidur!" Kesal Lee Zhe.


Tapi keesokan harinya, Jiang Hui dan yang lain malah menemukan kedua pria itu sama-sama tidur di lantai sambil berpelukan bak sepasang kekasih. Pfft!

Kedua pria itu akhirnya sama-sama membuka mata tak lama kemudian... dan langsung melompat mundur dengan kaget begitu melihat wajah satu sama lain.


Jiang Hui kencan dengan seorang pria di bioskop. Jiang Hui tampak benar-benar terpesona pada pria itu. Tak sengaja tangan mereka bersentuhan saat mengambil popcorn dan pria itu mendadak tak peduli lagi dengan filmnya dan terus menatap Jiang Hui sampai membuat Jiang Hui tersipu malu.

Bahkan setelah film usai, Jiang Hui tetap senyam-senyum bahagia. Terutama karena tadi filmnya happy ending, dia suka happy ending. Setiap kali menonton film yang happy endong, dia merasa seperti karakter dalam film yang merasakan kebahagiaan di sana.

Pria itu kagum mendengarnya. "Kau benar-benar gadis baik. Pasti akan ada seseorang yang akan membawakan happy ending untukmu."


Saat Shi Yi pulang, dia mendapati Xue Ji ketiduran di meja karena menunggunya. Xue Ji langsung antusias menyambutnya, apa Shi Yi sudah makan? Kalau belum, biar dia membuatkan kue untuk Shi Yi, dia baru saja mempelajarinya.

"Tidak usah, aku tidak mau menggunakan tubuhku sebagai percobaan racun."

"Coba dulu, aku percaya diri."

Xue Ji langsung saja bekerja membuat kuenya sesuai buku petunjuk, sementara Shi Yi menunggu sambil main game. Setelah bebeapa lama, kuenya akhirnya matang. Tapi kok bentuknya agak beda yah dari gambar di buku? Xue Ji mau buat lagi saja deh.

Tapi Shi Yi mencegahnya lalu mencoba mencicipinya dan mengklaim rasanya lumayan. Tapi saat Xue Ji sendiri mencoba memakannya, dia malah mendapati kuenya keras banget. Tiba-tiba terjadi pemadaman listrik dan Xue Ji langsung ketakutan.

"Tak kusangka, kau yang biasanya tidak takut pada apapun, ternyata takut gelap. Jangan bergerak, tunggu di situ." Shi Yi lalu mengambil sebuah lampu emergency. Xue Ji terharu.

Bersambung ke episode 6

Post a Comment

0 Comments