Sinopsis Fairyland Lovers Episode 6 - 1

Sinopsis Fairyland Lovers Episode 6 - 1

Bertekad mau meluluhkan hati Bai Qi yang sebeku es, maka keesokan harinya, Lin Xia pun memulai misinya dengan membuatkan sarapan untuk Bai Qi berupa omelet gosong dan sandwich yang bentuknya nggak karuan. Tapi tidak ada reaksi apapun dari dalam kamarnya Bai Qi.


Tidak pula saat Lin Xia sengaja membuat keributan dengan menyalakan vacuum cleaner di depan kamarnya. Bahkan saat dia berusaha menarik simpatinya Bai Qi dengan menerangkan situasi menyedihkan Mu Xiu padanya, tetap saja tidak ada reaksi apapuna dari dalam kamar.


Lin Xia mulai kesal sekarang dan langsung menggedor pintunya, tapi tetap saja tidak ada jawaban dari dalam. Dia malah mendapati A Li yang sedang menatapanya dengan geli dan akhirnya dia memberitahu bahwa bosnya sudah keluar pagi-pagi sekali tadi.

"Apa? Kenapa kau tidak memberitahu sedari tadi?! Kau membodohiku, yah?!"

"Karena kurasa kau sangat manis."

Lin Xia jadi malu mendengarnya. Tapi tunggu dulu! Bai Qi pergi ke mana? Tentu saja pergi ke tempat anak itu. Lin Xia pasti akan terus bikin keributan kalau Bai Qi tidak pergi.

Lin Xia senang. Seharusnya bilang iya dari kemarin dong. A Li memberitahu bahwa bosnya itu palsu banget, semakin dia diperintah, semakin dia tidak mau bilang iya. Tapi dia orang yang paling abisa diandalkan pada saat-saat kritis.

"Baiklah. Kalau begitu, aku akan menunggunya."


Seorang diri Bai Qi pergi ke sana dan menemui Bibi Roh. Bibi mencoba menakut-nakuti Bai Qi, tapi tentu saja kekuatannya tidak sebanding. Bibi jadi takut padanya, tapi dia memperingatkan Bai Qi untuk tidak macam-macam dengan Mu Xiu atau dia akan melawannya sampai titik darah penghabisan.

Menyadari Bibi takut padanya, Bai Qi meyakinkan kalau dia bukan Prajurit langit. Bibi tak percaya. Kalau memang iya, lalu kenapa dia memakai gelang Prajurit langit?

"Aku tidak peduli kalau kau mau membunuhku. Tapi jangan sakiti anak itu. Dia cuma manusia biasa."

"Dia aman. Selain itu, dia memohon padaku untuk menyembuhkanmu."

"Kau bisa menyembuhkanku?"

"Temukan lukanya dan singkirkan, maka kau akan bisa kembali jadi manusia biasa. Itu sangat mudah bagiku."


Sesaat tawaran itu cukup menggoda, tapi mendadak dia takut kalau Mu Xiu akan melihat bekas luka bakar dii pipinya. Pikiran itu terlalu menakutkan baginya dan sontak dia menolak tawaran itu.

"Sepertinya sia-sia saja aku datang. Banyak roh yang sepertimu. Jika kau menjadi roh jahat, maka aku hanya bisa menggunakan tanganku untuk membebaskanmu (memusnahkanmu)."

"Aku tidak takut mati."

"Tidak mau bertobat sampai mati. Lupakan saja kalau begitu."

Saat Bai Qi hendak pergi, Bibi meminta Bai Qi untuk tidak membiarkan Mu Xiu kembali kemari. Biar dia mencari prang lain yang bisa mengurusnya dan melupakannya.


Di rumah, A Li mencoba mengajak Xiu main game. Tapi Xiu terus saja melamun sedih. Bahkan saat A Li memberinya permen, dia hanya mengantongi permen itu sebelum kemudian kembali melamun.


Lin Xia sudah menunggu di depan saat Bai Qi kembali dan langsung menyambutnya dengan antusias sambil menanyakan bagaimana dengan bibinya Mu Xiu, apa Bai Qi sudah menyembuhkannya? Bagaimana hasilnya?

Bai Qi mengaku kalau dia sudah pergi ke sana. Tapi Bibi menolak pengobatannya. Dia tidak bisa menolong orang yang sudah putus asa seperti itu.


Xiu yang kebetulan ada di sana dan mendengarnya, sontak menangis memohon pada Bai Qi untuk menyembuhkan bibinya. Dia janji akan memberikan semua uang yang bisa didapatkannya di masa depan nanti untuk Bai Qi asalkan Bai Qi bisa menyembuhkan bibinya.

"Percuma biarpun kau memberiku gunung emas. Pengobatanku hanya bisa dilakukan jika pasien menyetujuinya."

"Kau hanya tidak mau menyembuhkan bibiku!" Isak Xiu.

"Bai Qi. Kau bilang kalau kau dokter. Sekarang kau malah tidak melakukan apapun untuk menolongnya. Dokter macam apaan kau?!"

Bai Qi tampak prihatin mendengar tangisaan Xiu, tapi kata-kata kasar Lin Xia membuatnya jadi kesal. A Li mendadak keluar saat itu dan membisikinya sesuatu. Entah apa, tapi begitu mendengarnya, dia langsung pergi lagi.

Lin Xia berusaha menghentikannya dan menawarkan bantuan untuk membujuk bibinya Xiu. Tapi Bai Qi sontak mendorongnya lalu pergi. Berusaha menghibur Xiu, Lin Xia akhirnya mengajak Xiu untuk kembali ke bibinya.


Yang Jian kembali ke akademi itu untuk mencari informasi tentang Lin Xia dan meminta kontaknya. Yang jadi masalah, dia bahkan tidak tahu namanya, statusnya di akademi ini, pokoknya dia tidak tahu apa-apa tentang wanita itu.

Dan jelas saja pegawai di sana tidak bisa membantunya kalau di tidak tahu apa-apa tentang orang yang dicarinya. Dan bahkan sekalipun mereka tahu, mereka tidak bisa memberinya kontak orang itu demi menjaga privasi orang tersebut.

Yang Jian nggak nyambung dan berusaha menawarinya uang. Tapi si pegawai menegaskan bahwa ini bukan masalah uang. Begini saja, kalau orang itu adalah murid di akademi ini, bagaimana kalau Yang Jian mendaftar di sini. Siapa tahu suatu hari nanti, Yang Jian akan bertemu dengannya. Ide bagus, Yang Jian setuju.


Bai Qi ternyata pergi menemui wanita bernama Lin Long itu. Tapi Bai Qi mengabaikannya dan terus baca buku. Baru saat Lin Long protes, Bai Qi akhirnya menutup bukunya dan mengalihkan perhatian padanya.

Lin Long penasaran Bai Qi mengobservasinya dari tadi, apa sekarang Bai Qi sudah mengetahui sesuatu tentangnya? Apa dia cantik?

"Aku tidak bisa membacamu. Biasanya orang-orang yang tidak bisa kubaca, semuanya berbahaya."

"Memangnya apa yang berbahaya dariku? Aku hanya seorang wanita yang mencari nafkah dengan cara jual-beli informasi. Aku hanya ingin bertemu denganmu."

"Kau ingin mengetahui rahasia gelang ini?"

"Bukan cuma gelang. Aku tahu banyak tentangmu."


Setibanya kembali di sana, Xiu langsung berlarian antusias mencari bibinya. Tapi Bibi tidak mau menampakkan dirinya. Maka Lin Xia berusaha membujuk Bibi untuk keluar dan meyakinkan Bibi kalau dia datang untuk membantu Bibi. Dia tahu kalau Bibi sakit. Jika Bibi sembuh, maka segalanya akan kembali normal. Janganlah menyembunyikan diri dari Xiu.

"Apa Bibi benar-benar mau mencampakkanku? Aku sangat meindukan Bibi."

Mendengar itu, Bibi akhirnya keluar dengan menyamarkan sosok dirinya yang sebenarnya, dan Xiu sontak melemparkan diri ke dalam pelukannya.

Tapi Bibi dengan cepat menyuruhnya masuk kamar karena ada yang mau dia bicarakan berdua dengan Lin Xia. Xiu awalnya ngotot ingin tetap di sana dan ikut mendengarkan. Tapi saat Bibi memprotesnya, Xiu akhirnya menurut dan pergi ke kamarnya.

Permen-permen yang dia kumpulkan di dalam kantongnya, ternyata dia simpan di dalam toples. Malah dia punya banyak sekali koleksi toples permen.


Lin Xia penasaran kenapa Bibi menolak pengobatannya Bai Qi?

"Karena harganya terlalu tinggi."

Lin Xia langsung kesal, mengira Bai Qi menuntut uang darinya. Berapa yang Bai Qi minta. Tapi Bibi mengaku kalau Bai Qi tidak menuntut uang. Hanya saja, jika dia menerima tawaran Bai Qi, maka dia akan kehilangan sesuatu yang sangat berharga.

"Sesuatu yang sangat berharga? Apa?"

"Apa kau pernah melihat wajah asliku?"

"Aku tidak takut."

"Benarkah?"

Maka Bibi pun mencoba menunjukkan wajah aslinya dan membuat Lin Xia tercengang. Menyadari dia membuat Lin Xia ketakutan, Bibi buru-buru menyembunyikan bekas lukanya itu dan minta maaf. Lin Xia canggung, tidak apa-apa kok. Jika Xiu tidak takut padanya, maka dia juga tidak akan takut.

"Dia belum pernah melihat wajah asliku, dan tidak pernah tahu kalau aku adalah roh. Dia masih polos, tolong jangan beritahu dia."

"Jangan khawatir."

Bibi lega. Tapi tiba-tiba dia terbatuk-batuk. "Nona Lin, aku butuh bantuanmu."


Segala hal yang Lin Long ketahui tentangnya, kontan membuat Bai Qi menatapnya dengan dingin. Lin Long benar-benar tak gentar sedikitpun. Jangan khawatir, dia cuma makhluk fana, Bai Qi bisa membunuhnya dengan mudah.

"Aku punya cara untuk mengetahui segala hal tentang roh di kota ini. Bagaimana kalau kita berteman?"


Entah apa Yang Bibi minta darinya, tapi Lin Xia menolak. Tapi tiba-tiba batuknya Bibi jadi semakin parah dan itu membuat bekas luka bakarnya kembali muncul.

Tapi Lin Xia tetap bersikeras menolak permintaannya, dia yakin pasti ada cara lain. Mendengar bibinya batuk-batuk, Xiu jadi cemas dan langsung mendatanginya.

Bibi kontan panik mengusirnya, terpaksalah Xiu menurut dan pergi. Tapi tiba-tiba si roh jahat muncul menghadangnya dan hampir saja menyerangnya. Untung saja Lin Xia bergerak cepat menyelamatkannya.

Kejadian itu kontan membuat amarah Bibi membuncah hingga roh dalam dirinya mulai menguasainya. Saat si roh jahat hendak menyerang mereka kembali, Bibi sontak maju menyerangnya.



Xiu mencemaskan Bibi dan langsung menggenggam tangannya, tapi Bibi langsung mengusirnya dan menampik tangannya sampai Xiu terjatuh. Tapi Xiu menolak pergi, dia tidak mau meninggalkan Bibi.

Mendengar itu, Bibi langsung memperlihatkan wajahnya yang sebenarnya. "Lihatlah wajahku. Apa kau masih belum mengerti juga? Keluar!"

Tapi Xiu langsung memeluknya dan menangis memberitahu Bibi bahwa dia tidak pernah membenci Bibi. "Aku tidak akan pernah takut pada Bibi."

Ketulusan Xiu membuat Bibi begitu terharu hingga kemarahannya sirna.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam