Padahal Yin Ge Zhi bahkan tidak menggunakan senjata apa pun, tidak pula memakai kekuatannya, menyentuhnya pun tidak, cuma pura-pura menyerangnya hanya untuk menunjukkan pada kedua muridnya tentang titik-titik paling vital di tubuh manusia yang bisa digunakan untuk menyerang musuh.
Namun tetap saja bagi si prajurit, setiap serangan Yin Ge Zhi terasa sangat nyata di sekujur tubuhnya sampai membuatnya gemetar hebat dan pucat pasi. Saat akhirnya Yin Ge Zhi selesai, si prajurit langsung tersungkur lemas, mengira dirinya sudah mati, padahal nggak sama sekali.
Saat Feng Yue sedang menunggu kedatangan kedua muridnya Yin Ge Zhi untuk makan malam, mendadak pelanggannya Duan Xian bikin ribut karena kali ini dia maunya dilayani sama Feng Yue.
Bahkan dengan angkuhnya dia melempar uang perak kecil pada Feng Yue. Kesal, Feng Yue sinis mengambil uang perak kecil itu, lalu membuangnya ke belakang dan dengan angkuh menyatakan bahwa itu tidak cukup.
Madam Jin langsung mendukungnya dan memberitahu bahwa Feng Yue belakangan ini memang sering dibooking dengan harga tinggi, jadi wajar...
Pantang menyerah, si pelanggan langsung mengeluarkan dua lembar bank notes yang nominalnya senilai ribuan tael. Bahkan bangsawan pun belum tentu memiliki uang semacam ini, kayaknya nih orang seorang pejabat.
Baiklah, Feng Yue pun langsung menyimpan uang itu lalu pasang senyum menggoda dan mengundangnya masuk ke kamar.
Namun untungnya tepat saat itu juga, kedua murid Yin Ge Zhi akhirnya muncul dengan membawa kedua senjata baru mereka, dan itu sukses membuat si pelanggan ketakutan dan langsung lari terbirit-birit. Pfft! Feng Yue akhirnya mendapatkan uang gratis tanpa perlu repot-repot melayani orang.
Sepertinya inilah tujuan Yin Ge Zhi menyuruh kedua muridnya untuk rutin makan di sini. Kehadiran mereka bisa mencegah Feng Yue menerima tamu lain.
Mengambil uang perak yang Feng Yue buang ke lantai tadi, kedua murid jadi penasaran dengan pelanggan tadi. Uang peraknya ini tidak ringan loh, nilainya lumayan tinggi. Pelanggannya Feng Yue tampaknya adalah orang-orang yang luar biasa.
Tapi guru mereka jauh lebih luar biasa. Mereka kemudian dengan antusias bercerita tentang kejadian tadi, mereka berhasil mengalahkan guru mereka berkat Feng Yue sehingga mereka berhasil mendapatkan kedua senjata ini. Tampaknya guru mereka sangat merindukan Feng Yue.
Feng Yue tak percaya kalau Yin Ge Zhi peduli padanya. Dia yakin bahwa guru mereka memang sejak awal sudah berniat memberikan senjata-senjata itu pada mereka, dia cuma dijadikan alasan. Dia tidak percaya kalau Yin Ge Zhi akan peduli pada seseorang seperti dirinya yang baru dia kenal selama beberapa hari.
Sesuai harapan, selain meminta bantuan Putra Mahkota untuk menyelidiki si pencuri, Nona Yi juga meminta bantuan Yin Ge Zhi untuk menyelidiki siapa pengkhianat di rumahnya. Sayang sekali dia tidak sadar bahwa kedua pria ini memiliki tujuan licik masing-masing dan tidak punya niat baik sedikitpun terhadap kasus perampokan rumah jenderal ini.
Yin Ge Zhi kemudian menulis nama Wang Han dan memberitahu Guan Zhi bahwa orang inilah pengkhianat di rumah jenderal dan menyuruh Guan Zhi untuk mencari bukti pengkhianatannya.
Wang Han adalah kepala pelayan di rumah jenderal, dia setia selama bertahun-tahun dan memiliki kekuasaan cukup besar. Berbagai urusan di rumah jenderal biasanya harus melalui dia. Menghukum orang seperti ini, harus memiliki bukti yang sangat kuat.
Kalau beneran ada bukti, mereka harus mendapatkannya. Kalau tidak ada, maka mereka harus memalsukan bukti itu, pokoknya mereka harus melakukan segala cara untuk menangkapnya.
Setelah kedua muridnya Yin Ge Zhi pulang, ada seorang penjual buah kering di depan Menara Menghui. Feng Yue menyuruh Ling Shu membeli beberapa buah kering, Ling Shu menurut saja dengan patuh tanpa sadar bahwa penjual buah kering itu sebenarnya rekannya Feng Yue yang diam-diam menyelipkan pesan di dalam kantong buah keringnya. Pesan itu memberitahunya bahwa Yin Ge Zhi sedang menyelidiki Wang Han.
Wang Han sendiri sekarang ini sedang mabuk di kamar seorang wanita penghibur bernama He Chou yang berada tepat di seberang kamarnya Feng Yue. Karena sudah mabuk, otomatis dia mulai nyerocos memamerkan dirinya yang merupakan orang kepercayaan jenderal sambil menunjukkan lencana jenderal yang dimilikinya. Tapi di sisi lain, dia juga mengeluh karena sebenarnya dia tak senang cuma dijadikan pelayan rumah tangga padahal dia dulunya prajurit militer.
He Chou dengan patuh mendengarkan cerocosannya sampai Wang Han tertidur nyenyak, tapi setelah itu, He Chou langsung mengambil lencana jenderalnya Wang Han lalu menyerahkannya ke pelayannya. Si pelayan kemudian bergegas keluar membawa lencana itu ke sebuah toko barang umum di Jalan Xiangyu.
Keesokan harinya saat Wang Han terbangun, dia mendapati lencananya sudah ada di meja. He Chou berakting seolah dia tidak tahu itu benda apa, jadi dia menaruhnya di meja. Wang Han dengan mudahnya percaya.
(Ow! Ternyata Menara Menghui ini bukan rumah bordil biasa. Selain Feng Yue, wanita penghibur lainnya juga bukan wanita penghibur biasa. Mereka tampaknya satu organisasi mata-mata dengan penyamaran rumah bordil, tapi kenapa para wanita ini tampaknya tidak saling mengenal satu sama lain?)
Mumpung lagi tidak ada pelanggan, Feng Yue mengajak Ling Shu jalan-jalan ke Jalan Xiangyu. Pelayan kecilnya itu senang banget melihat-lihat semua toko di sepanjang jalan. Namun saat tiba di toko barang umum di Jalan Xiangyu, Feng Yue langsung mengusirnya dengan menyuruhnya booking tempat di warung Xiaolongbao, supaya dia bisa sendirian masuk ke toko barang umum tersebut.
Di sana, pemiliknya menyambutnya dengan menunjukkan barang terbaru mereka yang tak lain adalah replika lencananya Wang Han. Dibuat dengan sangat mendetil, persis kayak aslinya.
Setelah mengambil benda itu, Feng Yue membawa Ling Shu ke Jalan Anju dengan alasan untuk makan barbecue di sebuah restoran barbecue yang cukup terkenal. Padahal niat utama Feng Yue adalah menarget Madam Li, istrinya Wang Han yang dia tahu sangat menyukai barbecue di restoran itu.
Begitu orangnya muncul bersama beberapa kawannya, Feng Yue langsung diam-diam memberi isyarat pada Ling Shu untuk bekerja sama. Dia kemudian menggosip lantang tentang Wang Han yang cuma jadi pelayan rendahan setelah mengabdi pada negara. Veteran perang seharusnya mendapatkan penghargaan gelar kebangsawanan.
Walaupun status kepala pelayan dan orang kepercayaan Jenderal Yi itu tak ada bedanya dengan status bangsawan, tapi tetap saja nama pekerjaannya adalah pelayan, jadi kedengarannya kayak rendahan banget.
Ucapan Feng Yue itu sontak membuat Madam Li jadi galau. Sebenarnya selama ini dia tidak pernah mempermasalahkannya, tapi ucapan Feng Yue membuatnya mulai berpikir ulang. Dia sendiri adalah putri seorang pejabat, tapi malah menikah dengan pelayan. Madam Li mendadak jadi tidak nafsu makan dan langsung berbalik pergi.
Untungnya selama Feng Yue nyerocos, Ling Shu tidak ngomong apa-apa karena bingung sekaligus karena dia lagi sibuk mengunyah daging. Jadi rencana Feng Yue pun berjalan lancar. Sebenarnya Ling Shu juga tidak bodoh-bodoh amat. Dia terkadang merasa kalau Feng Yue sedang menyembunyikan sesuatu darinya. Namun berhubung dia masih muda dan polos, jadi dia juga mudah percaya pada kebohongan Feng Yue.
Madam Li jadi semakin kesal karena sekarang beberapa kawannya diam-diam menggosipkan masalah ini dan setuju dengan penilaian Feng Yue tadi. Gara-gara itu, dia jadi tidak mood dengan segala hal.
Bahkan saat pelayan di rumahnya menunjukkan baju terbaru yang dikirimkan suaminya untuknya dari rumah jenderal, dia sama sekali tidak suka. Bajunya jelek, warnanya jelek, benar-benar tipikal baju pelayan. Makanya dia langsung membentak si pelayan lalu pergi sambil membanting pintu.
Sementara itu, Yin Ge Zhi sedang di rumah Jenderal dan berusaha menghibur Nona Yi yang sedang sedih karena dia satu-satunya anak Jenderal Yi tapi tidak becus mengurus rumah.
Tapi gimana ya, Yin Ge Zhi bukan ahlinya menghibur orang. Jadi walaupun melihat Nona Yi sedang menangis pun, wajahnya tetap sedatar tembok dan cuma bisa berjanji akan segera menangkap pengkhianatnya.
Namun walaupun cuma satu baris ucapan sederhana, tak pelak itu membuat Nona Yi merasa tenang dan tersipu karena dia merasa Yin Ge Zhi benar-benar bisa diandalkan.
Tapi kemudian Yin Ge Zhi dengan sengaja menuntun pembicaraan tentang siapa kira-kira pengkhianatnya, lalu pura-pura tak bisa menolak permintaan Nona Yi yang menginginkannya tinggal di sini selama dua hari supaya dia bisa menyelidiki dengan mudah.
Malam harinya, Feng Yue mengetahui tentang masalah Yin Ge Zhi menginap di rumah jenderal dari Putra Mahkota. Putra Mahkota pura-pura mengeluh seolah dia cemburu dan sedih, padahal tujuan utamanya memberitahukan masalah ini ke Feng Yue adalah untuk melihat reaksi Feng Yue.
Feng Yue memang mengklaim dan bersikap seolah dia tak peduli dan tak punya perasaan apa pun pada Yin Ge Zhi, namun Putra Mahkota tahu kalau wanita di hadapannya ini punya banyak wajah, makanya dia tak mudah percaya dengan klaimnya.
Dia menyarankan Feng Yue untuk peduli tentang masalah ini karena dia yakin kalau Yin Ge Zhi punya perasaan padan Feng Yue. Pria dan wanita tinggal seatap, bagaimana kalau sampai terjadi sesuatu yang tidak seharusnya terjadi?
Feng Yue jadi penasaran sama dia. Katanya dulu Putra Mahkota pernah melamar Nona Yi. Bagaimana bisa dia menolak seorang Putra Mahkota?
Putra Mahkota mengoreksi. Nona Yi bukannya menolaknya sebenarnya. Hanya saja Jenderal Yi belum rela untuk berpisah dengan putri tunggalnya. Makanya Jenderal Yi memintanya untuk menunggu selama dua tahun dulu.
Feng Yue kagum juga mendengarnya. Jenderal Yi benar-benar memiliki kekuatan militer dan status yang sangat tinggi sehingga bisa membuat seorang Putra Mahkota menunggu dua tahun, jauh berbeda daripada mendiang ayahnya yang cuma jenderal biasa.
Masalahnya nih, selama dua tahun kan bisa saja terjadi perubahan apa pun. Contohnya malam ini di mana Nona Yi tinggal serumah dengan Yin Guan Zhi. Kalau sampai terjadi sesuatu yang terlarang, maka Putra Mahkota tidak akan bisa menikahi Nona Yi.
Feng Yue jadi kasihan mengira Putra Mahkota pastilah sangat menyukai Nona Yi. Makanya dia langsung berusaha menghiburnya dengan sikap seolah mereka brother dan menyarankannya untuk pergi ke sana saja kalau dia khawatir.
Putra Mahkota menolak. Apa yang ditakdirkan terjadi, pasti akan terjadi. Jadi ngapain repot-repot? Dia datang cuma untuk ngobrol sama Feng Yue saja kok.
Dia mau pulang saja, tapi... Sebelum pergi, tiba-tiba dia memberikan sebungkus kue kacang hijau kesukaan Feng Yue yang biasanya dia beli di toko langganannya. OMG! Putra Mahkota tahu? Dari mana dia tahu?
Dengan tetap mempertahankan senyuman ramahnya, Putra Mahkota beralasan bahwa dia memang berniat mengetahui apa saja yang Feng Yue sukai karena dia kan suka Feng Yue.
Itu doang alasannya? Feng Yue tak percaya. Sebenarnya dia pernah mendengar sebuah puisi tentang Putra Mahkota yang intinya, Putra Mahkota tuh baik di luar doang tapi hatinya sebenarnya sangat hitam.
Dulu dia mengira kalau puisi itu tidak masuk akal. Tidak mungkin Putra Mahkota yang selalu ramah itu, berhati busuk. Namun sekarang, sekarang dia akhirnya mengerti apa yang sebenarnya dialami oleh si pembuat puisi tersebut sehingga dia nekat membuat dan menyebarkan puisi ini.
Wajah dan senyum yang tampak selalu ramah itu, sebenarnya mengandung sesuatu yang sulit dipahami dan sangat menakutkan. Feng Yue berusaha menjaga ekspresinya tetap normal, tapi Putra Mahkota bisa melihat dengan jelas kegugupannya dan itu jelas membuatnya senang.
Begitu di pergi, Feng Yue langsung menutup pintu dengan ketakutan. Akhirnya sekarang dia mengerti kenapa Yin Ge Zhi memperingatkannya untuk tidak dekat-dekat dengan Putra Mahkota.
Yin Ge Zhi sejatinya mengkhawatirkan keselamatannya. Yin Ge Zhi curiga kalau dia adalah mata-mata yang ditugaskan seseorang untuk menyelidiki Putra Mahkota. Kalau Putra Mahkota sampai mencurigainya, maka Putra Mahkota pasti akan menyelidiki latar belakangnya lalu membunuhnya.
Tapi selama ini dia dan semua rekannya selalu beraksi tanpa cela, jadi tidak mungkin mereka ketahuan secepat ini. Mungkin Putra Mahkota cuma mau menakutinya, jadi tidak perlu panik.
Namun tetap saja pikirannya sulit tenang sehingga malam itu dia memimpikan tentang masa lalu. Dia dulu bisa lolos berkat seorang pelayan yang mengganti bajunya dengan baju pelayan dan mendorongnya pergi dengan harapan Feng Yue akan bisa menjernihkan nama baik Keluarga Guan di kemudian hari.
Mengingat itu membuat Feng Yue mendengus sinis. Bahkan sekalipun bisa mengembalikan nama baik Keluarga Guan, tapi nyawa seluruh keluarganya tidak akan pernah bisa kembali. Tapi nyawa tetap harus dibayar nyawa! Feng Yue bersumpah akan menemukan pelakunya dan menghancurkannya!
Bersambung...
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam