Feng Yue dengan gaya tidak tahu malunya, mengabaikan orang-orang yang menatap mereka dan menempelkan dirinya ke Yin Ge Zhi kayak cicak, meminta maaf dengan gaya centilnya, meyakinkannya bahwa dia baru tahu kalau dua tusuk konde emas ini adalah pemberiannya. Dia lalu langsung melepaskan tusuk konde gioknya dan menggantikannya dengan tusuk konde emas yang memang lebih cocok dengan gaun merah menyalanya.
Yin Ge Zhi diam-diam merasa puas, tapi sengaja tetap menampilkan muka dinginnya dan mengusirnya dengan judes. Tapi yang namanya Feng Yue mana bisa diusir dengan mudah. Tak peduli biarpun Yin Ge Zhi memberinya tatapan membunuh, Feng Yue malah semakin getol mengeluh manja jelita, ngotot menyatakan bahwa dia tidak mau pisah sama Yin Ge Zhi, pokoknya dia mau sama Yin Ge Zhi selamanya.
Dia nggak malu bersikap seperti ini di hadapan banyak orang, Yin Ge Zhi yang geli dan malu. Tapi Feng Yue masa bodo dan terus menempeli Yin Ge Zhi sembari menatapnya dengan tatapan mata merona bak bunga mekar di musim semi, dan terus bersikeras menyatakan bahwa dia tidak mau pisah sama Yin Ge Zhi. Dia akan terus menempeli Yin Ge Zhi.
Bahkan saat Yin Ge Zhi memberitahu kalau dia mau pergi ke lapangan pelatihan, Feng Yue tetap ngotot mau ikut ke sana. Dia akan melayani dan menyajikan teh untuk Yin Ge Zhi.
Yin Ge Zhi menolak dan langsung melepaskan Feng Yue darinya hingga membuat Feng Yue terjatuh ke lantai dan langsung bergegas memacu kudanya secepat mungkin ke lapangan pelatihan bersama kedua muridnya.
Walaupun statusnya di sini adalah sandera politik, tapi dia diperlakukan dengan baik dan hormat berkat prestasi dan bakat militernya, makanya dia disambut dengan baik di kamp militer Negara Wu.
Jenderal Song bahkan tak ragu memberitahunya tentang insiden perampokan rumah Jenderal Yi, dan memberitahunya bahwa mungkin Jenderal Yi bakalan terlambat mendapatkan kabar tentang kasus ini karena jalan pintas sekarang terendam banjir, jadi pengirim pesan pun harus berputar melewati jalan yang lebih jauh. Apalagi Nona Yi itu agak lambat dalam melakukan apa pun, mungkin surat pesannya baru akan jadi besok.
Jenderal Song sama sekali tidak sadar kalau dia membocorkan informasi sangat penting. Dan Yin Ge Zhi bisa mendapatkan informasi penting ini dengan mudah karena sekarang dia sangat dipercayai seolah dia warga negara Wu, padahal kemudian dia diam-diam memerintahkan Guan Zhi untuk menyabotase pengiriman pesan ke Jenderal Yi.
Bagaimana dia bisa mendapatkan kepercayaan orang-orang Wu? Dengan cara diam saja, bersikap seolah dia benar-benar jadi sandera yang patuh, padahal diam-diam dia sedang menunggu kesempatan.
Setelah Guan Zhi pergi melaksanakan perintahnya, Yin Ge Zhi menyuruh kedua muridnya untuk terus berlatih, nanti saat dia balik, dia akan menguji mereka. Kalau mereka bisa menyentuhnya, maka dia akan memberi mereka dua senjata berharganya, Pedang Buhui dan Belati Changhen.
Kedua senjata yang Yin Ge Zhi sebutkan itu sangat terkenal, bahkan jadi incaran dunia persilatan, dan ternyata Yin Ge Zhi-lah yang memiliki kedua senjata terkenal itu. Kedua murid sontak jadi semakin semangat berlatih.
Yin Ge Zhi cuma mau berisitirahat sebenarnya, tapi saat dia baru keluar dari tempat itu, Feng Yue mendadak muncul memeluk kakinya sambil mengeluh manja. Yin Ge Zhi benar-benar tercengang menatapnya, padahal tempat ini cukup jauh dari pemukiman warga, tapi Feng Yue tetap mengikutinya sampai kemari.
Dia sebenarnya sudah tidak marah padanya sih, tapi tetap saja dia sinis padanya. Bagaimana tidak? Nih cewek sama sekali tidak bersikap selayaknya cewek, malah duduk di tanah yang kotor sambil memeluk kakinya.
Yin Ge Zhi mau balik ke kota, Feng Yue pun langsung mengikutinya dengan harapan Yin Ge Zhi bakalan naik kuda atau naik kereta. Tapi tidak, Yin Ge Zhi dengan santainya menyatakan bahwa dia mau jalan kaki.
Jadilah Feng Yue mengikutinya dengan berjalan kaki. Baru setengah jalan saja Feng Yue sudah sangat kecapekan sebenarnya, tapi Yin Ge Zhi sama sekali tidak ada belas kasihan padanya.
Kalau dulu sih, Feng Yue kuat-kuat saja jalan sepanjang apa pun, tapi tubuhnya yang sekarang sudah beda. Saat akhirnya Feng Yue benar-benar sudah tidak mampu lagi berjalan, dia langsung berusaha memohon belas kasihannya. Baru saat inilah Yin Ge Zhi mulai melunak, tapi ada syaratnya. Dia menyuruh Feng Yue memilih, menyerahkan tusuk konde giok itu padanya atau Feng Yue harus terus mengikutinya jalan kaki.
Astaga! Jadi dia menyiksa Feng Yue sepanjang jalan cuma karena masih cemburu perkara tusuk konde giok itu? Baiklah! Berhubung Feng Yue beneran sudah tidak kuat lagi, dia mengalah dan menyerahkan tusuk konde giok itu padanya.
Sudah, kan? Gendong!!! Tuntut Feng Yue dengan gaya manjanya kayak rubah kecil yang mengibaskan ekornya hingga membuat Yin Ge Zhi merasa terhibur, tapi dalam hati doang, mukanya tetap judes seperti biasanya.
Dia akhirnya membopong Feng Yue dengan mantap, tapi Feng Yue terus saja berceloteh dan mengoceh sepanjang jalan tanpa mempedulikan protesnya Yin Ge Zhi yang merasa terganggu oleh keberisikannya.
Feng Yue dengan pedenya mengklaim bahwa sepanjang perjalanan ke sini tadi, dia bertemu banyak orang yang menatapnya. Mereka pasti terpesona oleh kecantikannya yang bagai bidadari turun dari kayangan ini.
Bahkan ada yang sampai menanyakan namanya. Itu tuh, prajurit muda yang lagi patroli di depan. Feng Yue mau melambai pada prajurit itu, tapi Yin Ge Zhi dengan judesnya mengancamnya untuk diam saja atau dia bakalan harus jalan lagi. Feng Yue akhirnya diam menyandarkan tubuhnya dalam pelukan Yin Ge Zhi sepanjang sisa perjalanan.
Setelah menurunkannya di kamarnya di Menara Menghui, Yin Ge Zhi memberitahu bahwa selama beberapa hari ke depan, dia banyak kesibukan, jadi dia tidak akan bisa sering-sering datang.
Feng Yue menjawabnya dengan senyum menawan dan meyakinkannya kalau dia akan patuh dan selalu menunggu Yin Ge Zhi di sini. Padahal dia sebenarnya tahu betul apa kesibukan Yin Ge Zhi, sudah pasti berhubungan dengan kasus perampokan di rumah Jenderal.
Dalam perjalanan ke lapangan pelatihan tadi, dia diberitahu informannya bahwa Putra Mahkota sudah menunjuk komisaris untuk menyelidiki kasus itu, tapi bahkan sampai detik ini, si komisaris belum berbuat banyak. Feng Yue penasaran banget apa yang akan Yin Ge Zhi lakukan. Apa yang sebenarnya sedang direncanakan Yin Ge Zhi setelah satu tahun tidak aktif?
Tak lama kemudian, Yin Ge Zhi kembali ke rumahnya dan langsung diberitahu seorang anak buahnya bahwa ada orang yang melemparkan dua kotak kayu kuning ke sini. Sayangnya dia gagal menangkap orang itu.
Saat Yin Ge Zhi membuka kotak pertama, dia sontak tercengang mendapati isinya adalah peta rumah Jenderal, lengkap dengan lokasi setiap jebakan di rumah itu secara mendetil. Sedangkan kotak kedua berisi beberapa surat-surat rahasia yang dicuri dari rumah Jenderal.
Setelah membaca surat-surat rahasia itu, dia membakar sebagian besar dan hanya menyisakan dua dekret kerajaan. Kebanyakan isi surat-surat rahasia militer itu tidak terlalu penting, tapi dua dekret kerajaan ini berguna.
Dari sini, Yin Ge Zhi menyimpulkan bahwa si pencuri ini walaupun cukup ahli, tapi dia belum bisa menemukan rahasia terpenting Jenderal Yi. Tapi tak bisa dipungkiri bahwa beberapa benda ini memang bisa berguna untuknya.
Masalahnya, apa sebenarnya tujuan orang ini? Siapa yang diam-diam membantunya ini? Atau mungkin... orang ini sebenarnya bukan mau membantu, melainkan mau memanfaatkannya? Tapi bodo amatlah, apa pun tujuan orang ini, Yin Ge Zhi akan melakukan apa yang perlu dia lakukan sendiri.
Malam harinya, dia balik ke lapangan pelatihan untuk menguji kedua muridnya. Namun bahkan dengan gabungan ketangkasan dan kecepatan keduanya, tetap saja kedua murid tidak mampu menandingi kecepatan dan ketangkasan Yin Ge Zhi.
Bertekad mendapat senjatan incarannya, salah satu murid mendadak mendapatkan ide licik dan langsung berteriak menyapa Feng Yue, dan itu sukses mengalihkan perhatian Yin Ge Zhi.
Sebenarnya sih, dia masih bisa menghindar walaupun pikirannya sempat teralih beberapa detik, tapi kali ini dia memutuskan mengalah dan membiarkan kedua muridnya memukul tangannya. Melihat mereka berdua begitu bahagia, ekspresi Yin Ge Zhi pun berubah melembut.
Dia kemudian memberikan kedua senjata yang dia janjikan pada mereka sembari memberitahu mereka bahwa dia sendiri yang menempa kedua senjata ini saat dia berusia 20 tahun.
Wow! Kedua senjata yang sangat terkenal di dunia persilatan ini ternyata ditempa sendiri oleh Yin Ge Zhi, dan dia membuatnya saat baru berusia dua puluh tahun. Keren! Kedua murid jadi semakin kagum pada guru mereka.
Tiba-tiba Yin Ge Zhi meminta izin pada Jenderal Song untuk menggunakan salah satu prajuritnya untuk dijadikan target hidup karena dia mau menunjukkan teknik bela diri terbaru pada kedua muridnya.
Jenderal Song dengan senang hati mengizinkan dan Yin Ge Zhi pun langsung memilih salah satu prajurit yang sontak kaget mendengar dirinya dipilih. Ya memang sih dipilih oleh Yin Ge Zhi itu sebuah kehormatan, tapi dijadikan target hidup itu tetap sakit.
Bersambung...
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam