Feng Yue jadi satu-satunya wanita penghibur yang duduk di meja tamu. Sedangkan Duan Xian mendapatkan tepuk tangan yang sangat meriah usai unjuk kebolehannya bermain kecapi.
Ujung-ujungnya penonton terbagi dua. Ada yang mendukung Duan Xian karena keahliannya bermain kecapi, dan ada yang mendukung Feng Yue yang pintar menari. Kemudian ada yang mengusulkan supaya seseorang menjadi juri untuk menentukan yang terbaik.
Salah seorang dari mereka hampir saja merekomendasikan dirinya, tapi bahkan sebelum dia sempat mengucap apa pun, Yin Ge Zhi mendadak memotongnya dan menunjuk dirinya sendiri untuk jadi juri.
Madam Jin berusaha menolak secara sopan karena juri haruslah seseorang yang ahli dalam seni. Maka Yin Ge Zhi langsung naik ke atas panggung, mengambil kecapinya Duan Xian lalu memainkannya. Yang tak disangka-sangka, ternyata dia sangat jago bermain kecapi sehingga bahkan keahliannya Duan Xian saja tidak sebanding dengan keahlian permainan kecapinya.
Yang lebih mencengangkan, dia bukan hanya pintar bela diri dan bermain kecapi. Dia juga ahli bermain seruling, kaligrafi, melukis, dll. Semua keahlian yang dimiliki oleh masing-masing peserta seleksi, dibabat habis sama dia... Kecuali satu, menari.
Saat salah satu wanita menunjukkan keahliannya menari, walaupun sebenarnya tariannya tidak bagus-bagus amat, tapi Yin Ge Zhi tetap memberinya penilaian 'Lumayan'. Kenapa? Entahlah, mungkin karena dia cowok dan tidak bisa menarikan tarian perempuan. Namun tak pelak penilaiannya dianggap mutlak dan si penari pun dinyatakan sebagai wanita penghibur terbaik.
Setelah itu, dia langsung menarik Feng Yue balik ke kamar untuk melakukan ritual malam mereka. Namun Yin Ge Zhi mendadak galau karena menyadari Feng Yue akan mulai melayani Putra Mahkota besok. Sangat jarang ada wanita yang bisa membuatnya nyaman. Makanya dia agak tidak rela Feng Yue disentuh pria lain.
Pikiran ini hampir saja membuatnya mempertimbangkan untuk menebus Feng Yue, tapi sedetik dia langsung berubah pikiran karena meyakini Feng Yue tidak spesial-spesial amat. Pasti akan ada wanita lain lebih baik dari dia, dia hanya belum menemukannya saja.
Sementara itu di istana, Putra Mahkota diberitahu bahwa Nona Yi ingin menyidang Wang Han besok. Namun Putra Mahkota memerintahkan supaya orang itu disuruh langsung bunuh diri saja, toh bukti kejahatannya juga sudah tidak diragukan lagi.
Hanya saja, dia sangat penasaran dari mana Yin Ge Zhi mendapatkan lencananya Wang Han. Tidak mungkin Wang Han akan begitu ceroboh membiarkan lencananya ketinggalan atau hilang atau dicuri. Dia tak percaya Yin Ge Zhi mendapatkan lencananya ini secara kebetulan. Bagaimana dengan Feng Yue, apakah dia sudah diselidiki?
Anak buahnya melapor bahwa tidak ada yang mencurigakan dari Feng Yue. Mereka sudah menyelidikinya, dia tidak punya teman, kerabat dan saudara. Dia juga jarang keluar untuk bersosialisasi. Mereka sudah menanyai pelayannya dan menurut pengakuannya, Feng Yue adalah pengungsi dari Negara Wei.
Selain rutin membeli kue kacang hijau dalam jumlah terlalu banyak, hal-hal lainnya normal-normal saja. Akan tetapi, tadi setelah pergi dari rumah Jenderal, Yin Ge Zhi langsung mendatangi Menara Menghui untuk menemui Feng Yue.
Saat Feng Yue bangun keesokan harinya, Yin Ge Zhi sudah tidak ada. Ling Shu memberitahunya bahwa He Chou baru saja mendapatkan hadiah dari pelanggannya berupa 50 tael uang emas.
Feng Yue sengaja ikutan memberi selamat untuk He Chou hanya untuk melihat batangan emas yang bentuknya rapi berkilau itu, yang artinya, pelanggan barunya He Chou kemungkinan seorang pejabat tinggi.
Orang biasa biasanya menggunakan uang perak yang bentuknya tak karuan, hanya uang perak dan emas milik pejabat yang bentuknya rapi. Rata-rata pejabat di pemerintahan memang koruptor. Kalau mau menjatuhkan pejabat, maka cara terbaik adalah melalui kasus korupsi.
Dalam perjalanan balik ke kamar, Feng Yue melamun memikirkan cara yg untuk menjerat Zhao Lin, ayahnya Zhao Xi. Tepat saat itu juga, dia mendadak dihadang si pelanggan gendut yang memberinya dua bank notes waktu itu.
Namun kali ini sikapnya berbeda, jauh lebih sopan karena dia baru tahu kalau pelanggannya Feng Yue adalah Yin Ge Zhi, dan jelas saja pengetahuannya tentang Yin Ge Zhi membuat Feng Yue semakin yakin kalau pria ini pastilah seorang pejabat. Feng Yue memperhatikan telapak tangannya dan langsung tahu kalau pria ini sering memegang kuas.
Si gendut dengan sopan meyakinkan bahwa dia tidak ada niatan mengganggu Feng Yue. Tapi dia mau mendiskusikan bisnis dengannya, dia akan bayar. Maka Feng Yue pun langsung mengundangnya masuk kamar dengan senyum sopan.
Pria itu mengklaim bahwa dia sangat mengagumi Yin Ge Zhi dan ingin tahu apa yang disukainya. Dia berpikir sebentar sebelum kemudian mengaku bahwa dia punya adik yang sangat mengagumi Yin Ge Zhi. Adiknya ingin Yin Ge Zhi mencicipi kue buatannya. Makanya kalau Feng Yue bisa membantunya, dia janji akan memberi Feng Yue bayaran yang sangat besar.
Feng Yue langsung setuju seolah tanpa mikir dulu, yang penting dia dibayar mahal sehingga membuat si gendut berpikir kalau Feng Yue pastilah wanita penghibur bodoh yang cuma peduli sama uang. Si gendut memberinya uang muka satu lembar bank notes dan berjanji akan memberi lebih setelah Yin Ge Zhi mencicipi kue buatan adiknya.
Namun si gendut tidak sadar kalau Feng Yue tidak sebodoh yang dia kira. Feng Yue memang tidak tahu apa rencana si gendut itu, tapi yang pasti, dia curiga kalau si gendut itu punya niat tidak baik.
Dia kemudian menulis catatan kecil lalu menggumpalkannya jadi bola kecil lalu memasukkannya ke kertas perak dan melapisinya dengan dempul berwarna keperakan sehingga benda itu jadi berbentuk seperti uang perak kecil, lalu kemudian dia memberikan itu ke Ling Shu dan menyuruhnya untuk membeli kue kacang hijau di toko langganannya. Begitulah bagaimana selama ini dia berkomunikasi dengan rekannya si penjual kue kacang hijau.
Tak lama kemudian, Putra Mahkota muncul. Padahal sekarang masih siang, tapi dia sudah datang. Feng Yue menyambutnya dengan hangat, tapi suasana bersama Putra Mahkota beda banget dengan saat bersama Yin Ge Zhi. Bersama Yin Ge Zhi tidak ada suasana canggung. Sedangkan saat bersama Putra Mahkota, jika mereka atau salah satu dari mereka tidak bicara, maka suasananya jadi canggung.
Setelah beberapa saat saling diam, Putra Mahkota akhirnya mengusulkan untuk minum arak. Feng Yue sontak semangat mengambil beberapa guci arak yang disimpannya di lemari. Mereka bahkan tidak repot-repot menggunakan gelas dan minum langsung dari guci.
Karena sekarang Yin Ge Zhi sudah tidak ke Menara Menghui lagi, otomatis kedua muridnya juga sekarang makan di rumah Yin Ge Zhi. Namun masakannya Guan Zhi memang kurang enak dan itu membuat Yin Ge Zhi yang lagi emosi, jadi tambah kesal. Kedua murid tidak berani berkomentar apa pun dan tetap memaksakan diri untuk memakan makanan itu.
An Shi Chong mencoba menyarankan supaya Yin Ge Zhi merekrut Feng Yue untuk jadi koki saja di sini, tapi Xu Huai Zu mengingatkan bahwa Feng Yue sekarang sedang melayani Putra Mahkota.
Siapa tahu, kalau Feng Yue beruntung, Putra Mahkota akan membeli kebebasannya, lalu mungkin Putra Mahkota akan menempatkannya di sebuah kediaman di luar istana. Hal seperti ini pernah terjadi sebelumnya.
Dia santai saja nyerocos, tidak sadar kalau ucapannya membuat Yin Ge Zhi marah walaupun dia cuma diam tanpa ekspresi. An Shi Chong yang menyadari emosi Yin Ge Zhi, langsung mencoba menyarankannya untuk membeli kebebasan Feng Yue saja sebelum terlambat. Namun Yin Ge Zhi dengan penuh gengsi mengklaim kalau dia tidak suka sama perempuan itu.
Usai makan, Yin Ge Zhi mau keluar, tapi kedua muridnya malah terus membuntutinya. Jadi dia langsung mengusir mereka secara halus dengan menyuruh mereka mempelajari buku petunjuk tentang senjata-senjata baru mereka.
Kedua murid berhasil disingkirkan, Yin Ge Zhi hampir saja lega, tapi mendadak Guan Zhi muncul, yang ini susah untuk disingkirkan. Hadeh! Tapi Guan Zhi datang karena punya laporan tentang Gan Jiang yang mereka curigai.
Setelah Yin Ge Zhi memberikan instruksi waktu itu, Gan Jiang hanya berhubungan dengan tiga orang. Yang dua adalah orang-orang mereka sendiri, sedangkan yang ketiga, tidak terlalu penting. Dia cuma membeli kue kacang hijau di sebuah toko di Jalan Xiangyu dan membayar dengan uang perak. Dia sudah menyelidikinya, toko itu adalah bisnis legal, jadi tidak ada yang mencurigakan.
Benarkah tidak penting? Yin Ge Zhi tak percaya begitu saja. Ah! Tiba-tiba dia ingat kalau Feng Yue juga suka makan kue kacang hijau. Kebetulan, kah? Sepertinya masalah ini perlu diselidiki lebih lanjut. Ayo ke Menara Menghui!
Sementara itu di Menara Menghui, Feng Yue sudah mabuk, sedangkan Putra Mahkota masih sadar dan terus mengisi ulang mangkok araknya Feng Yue. Karena sudah mabuk, jadi Feng Yue mulai nyerocos nggak karuan, mengklaim kalau dirinya adalah jenderal wanita dan hampir saja membuat Putra Mahkota kaget.
Namun kemudian dia dengan sempoyongan menunjukkan jubah perangnya yang ternyata cuma kostum pertunjukkan, Putra Mahkota jadi lega mengira Feng Yue cuma ngomongin akting jadi jenderal di teater.
Putra Mahkota kemudian membawanya ke ranjang dan dengan lembut berkata bahwa dia akan memberikan apa pun yang Feng Yue inginkan.
Mendengar itu, Feng Yue dengan tersenyum mabuk berkata, "hamba tidak menginginkan apa pun lagi. Satu-satunya yang kuinginkan hanyalah... Nyawa Yi Guo Ru!"
Itu sontak membuat Putra Mahkota membeku dan menatapnya dengan terkejut. Yi Guo Ru adalah nama Ayahnya Nona Yi, Jenderal Yi Guo Ru. Jelas saja Putra Mahkota jadi penasaran melihat wanita ini. Siapa sebenarnya dia? Kenapa dia menginginkan nyawa Jenderal Yi?... Namun belum juga dia sempat mikir jauh, mendadak pintu ditendang lagi sama Yin Ge Zhi. Pfft!
Bersambung...
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam