Li Bing pun mulai berbagi informasi dengan yang lain. Orang yang Wu Yi Ren cari pastilah si Wanita Asing yang sekarang sudah ditangkap oleh Jenderal Qiu.
Wu Yi Ren adalah orang yang selalu memberinya petunjuk untuk membimbingnya, tujuannya pasti untuk menyelamatkan si Wanita Asing.
Orang ini pasti punya hubungan dekat dengan ayahnya, makanya orang ini memberinya informasi tentang Du Zi Xu. Namun dengan situasi yang sekarang, lebih baik Li Bing pergi sendiri mencari orang ini.
Setelah Li Bing pergi, Shangguan Qin mendadak mengonfrontasi Alibaba. Dia merasa Alibaba memang agak mencurigakan belakangan ini. Dia yakin kalau Alibaba-lah yang membuat si rentenir sombong itu berubah total, Alibaba pula yang entah bagaimana berhasil mendapatkan informasi penting dari orang asing pemilik kapal di dermaga.
Yang paling mencurigakan adalah kejadian tadi siang saat Alibaba membuat para orang asing itu berlutut padanya dan mau-mau saja disuruh menampari diri mereka sendiri. Jangan-jangan... Alibaba adalah kaki tangan si Wanita Asing itu ya? Sebaiknya Alibaba jujur saja padanya. Jika tidak, Shangguan Qin mengancam akan mengurungnya untuk diperiksa.
Waduh! Alibaba akhirnya dengan canggung mengaku bahwa dia sebenarnya adalah... seorang pangeran. HAH?! Shangguan Qin dan tim Aula Mingjing yang menguping sontak heboh mendengarnya.
Bahkan seketika itu pula sikap tim Aula Mingjing mendadak berubah lebih hormat dan ribut sendiri memanggilnya 'Pangeran'. Jadi begini, Alibaba mengaku bahwa dia berasal dari negeri seberang, seorang pangeran, anak raja yang ke-123. (Pfft! Ayahnya rajin berkembang biak)
Namun karena ayahandanya punya terlalu banyak anak, jadi biasanya beliau tidak ingat siapa saja anaknya. Anak ke-seratus lebih seperti Alibaba biasanya tidak punya banyak pengaruh. Sejak kecil Alibaba hidup di wilayah kekuasaannya sendiri (WOW! Punya wilayah kekuasaan sendiri. Keren! Pantas saja dia kaya raya dan bisa seenaknya buang-buang uang).
Alibaba mengaku bahwa setiap pangeran memiliki wilayah kekuasaan sendiri-sendiri, dan wilayah kekuasaannya Alibaba adalah sebuah pulau. (Wow! Punya pulau sendiri, cuy!). Alibaba dengan antusias berkata bahwa itu karena dia suka laut, pulaunya tidak besar, penghuninya cuma dia dan ibundanya serta beberapa pelayan yang melayani mereka.
Bisa dibilang, hidup mereka di pulau tenang dan damai... sekaligus membosankan karena tidak ada kerjaan. Makanya suatu hari saat ada kesempatan, Alibaba menyelinap ke kapal dagang dan datang ke Shendu lalu mendaftar ke Mahkamah Agung.
Orang-orang asing di sini bisa tahu kalau dia pangeran karena dia punya perhiasan khusus yang merupakan bukti identitas aslinya. Dan juga, jika dilihat dari senioritas, dia sebenarnya adalah kakek dari kakek-kakeknya orang-orang asing yang mereka temui tadi siang. Pfft!
Alibaba dengan antusias mengajak Shangguan Qin untuk mengunjungi pulaunya kapan-kapan, tapi Shangguan Qin langsung menolak (Aww, Alibaba kecewa). Soalnya yang penting bagi Shangguan Qin, Alibaba bukan orang yang mencurigakan. Beres!
Alibaba juga punya dua orang bawahan pribadi yang selama ini banyak membantu pekerjaannya. Malah, sebenarnya kedua bawahannya ini lebih hebat darinya. Mereka sudah duluan lulus ujian tingkat 8. Pfft!
Li Bing menyelinap masuk ke Mahkamah Agung dan memergoki seorang pria bercadar yang berniat membuka pintu ruangan yang dikunci dengan gembok rumit. Alih-alih melawannya, Li Bing justru membantunya. Dia bisa melakukannya dengan cepat seperti yang pernah dia lakukan di kunci rantai peti besar.
Ruangan itu ternyata tempat mereka mengurung si Wanita Asing. Dilihat dari kondisinya, sepertinya mereka selama ini menyiksanya. Li Bing dan pria bercadar pun langsung bekerja sama membawa si Wanita Asing pergi ke Kediaman Li.
Begitu pria itu membuka cadarnya, Li Bing langsung mengenali wajahnya. Ternyata pria inilah yang Li Bing lihat di tengah jalan dalam perjalanannya mengantarkan jenazah ayahnya, satu-satunya orang yang mengantarkan jenazah ayahnya dengan menembakkan kembang api Mahkamah Agung ke udara.
Dan yups, dia adalah Wu Yi Ren yang pernah masuk ke penjara terpidana mati. Tapi bukan karena dia melakukan kejahatan, melainkan demi menyelidiki Du Zi Xu. Dialah yang dulu menyelidiki kasus orang hilang di Shendu.
Dalam prosesnya, dia juga menyelidiki Du Zi Xu dan mendapati fakta bahwa Du Zi Xu membeikan obat panjang umur pada Menteri Ritus. Masalahnya, obat ini membutuhkan darah manusia untuk bisa bekerja dengan baik. Orang-orang yang hilang itu, kemungkinan besar sudah dikorbankan untuk jadi obat panjang umur.
Dan kemungkinan besar, orang yang meminum obat ini bukan hanya Menteri Ritus saja. Orang yang menghilang sangat banyak, tidak mungkin cuma untuk Menteri Ritus. Orang sebanyak itu menghilang tapi situasi negara tetap adem ayem jelas menunjukkan bahwa ada orang-orang kuat lain yang meminum obat ini.
Demi terus menyelidiki kasus ini, ayahnya Li Bing mengusirnya dari MA karena beliau membutuhkan seseorang yang tidak diperhatikan oleh orang lain dan menggunakan cara lain untuk menyelidiki kasus ini dan membawa Du Zi Xu keluar dari penjara terpidana mati.
Begitulah bagaimana kemudian Wu Yi Ren masuk ke penjara terpidana mati sebagai tahanan dan sempat pula melihat Du Zi Xu. Sayangnya dia gagal membawa Du Zi Xu keluar, malah keduluan orang lain.
Malam itu, entah bagaimana tiba-tiba saja terjadi kerusuhan di penjara. Para narapidana mati-matian melawan para sipir penjara dalam usaha mereka kabur dari penjara. Dalam keributan itu, Du Zi Xu berhasil kabur dan Wu Yi Ren gagal mengejarnya.
Terpaksa dia sendiri juga harus melarikan diri dulu. Baru setelah itu dia sadar bahwa kerusuhan malam itu pastilah disengaja oleh seseorang. Dia juga pernah bertemu dengan Setangkai Bunga di penjara. Waktu itu dia cuma tahu kalau Setangkai Bunga adalah penjahat yang aneh. Dinamakan Setangkai Bunga karena bentuk bekas luka di tangannya mirip setangkai bunga.
Setelah kabur dari penjara, dia terus menyelidiki keberadaan Du Zi Xu hingga dia menemukan informasi bahwa Du Zi Xu naik kapal Taixing. Sayangnya dia terlambat, Du Zi Xu dan pemilik kapal tersebut sudah mati terbunuh dengan kondisi seluruh gigi mereka dicabut.
Hanya ada satu orang yang selamat, putrinya si pemilik kapal yang tak lain tak bukan adalah si Wanita Asing. Dari situlah Wu Yi Ren dan si Wanita Asing saling bekerja sama menyelidiki Setangkai Bunga.
Wu Yi Ren akui kalau dialah yang membunuh Penjagal Zhao karena ternyata Penjagal Zhao adalah pengkhianat. Penjagal Zhao dulu juga mata-mata ayahnya Li Bing, tapi kemudian berkhianat dengan memberikan informasi pada Pengawal Kerajaan. Si Wanita Asing bisa tertangkap oleh Pengawal Kerajaan juga gara-gara laporan Penjagal Zhao.
Wu Yi Ren yakin kalau dulu ayahnya Li Bing pasti sudah menemukan sesuatu, makanya dia terbunuh. Tapi Wu Yi Ren tahu bahwa bukti yang ditemukan ayahnya Li Bing, disimpan di Paviliun Rahasia di Mahkamah Agung. Dia tidak tahu di mana lokasi spesifiknya, tapi dia yakin kalau Li Bing pasti punya cara untuk menemukan bukti itu.
Si Wanita Asing mengaku bahwa dia juga menemukan beberapa fakta tentang ayahnya Li Bing, dan ini bukan perkara kecil karena gara-gara ini pula jejaknya bisa ketahuan oleh Penjagal Zhao. Pembunuh ayahnya Li Bing pernah besama Du Zi Xu dan Setangkai Bunga di penjara terpidana mati. Nama julukannya adalah 'Raksasa Hitam'.
Tepat saat itu juga, mendadak mereka mendengar suara aneh dari luar. Li Bing pun langsung keluar untuk mengecek keadaan.
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam