Sinopsis Dhevaprom: Dujupsorn Episode 3 - Part 2

Petch mengirim ucapan selamat malam ke Fah yang sontak membuat Fah mesam-mesem gaje saking bahagianya. Bibi pun senang melihat Fah seperti ini.

Namun senyum Fah dengan cepat menghilang saat Bibi berusaha menasehatinya untuk berubah pikiran terkait rencana balas dendamnya.

Fah mengaku bahwa dia pernah bertemu dengan pria yang membuat ibunya jadi begini (Khun Chai Ronnaphee). Akan tetapi, dia bingung akan perasaannya saat melihat pria itu karena jelas dia justru tidak merasa marah terhadap pria itu.

Tepat saat itu juga, tiba-tiba terdengar jeritan memekakkan telinga dari kamar Rumpa. Fah sudah panik saja mengira ibunya terluka, tapi ternyata Rumpa emosi cuma gara-gara kuteksnya berantakan.

Ujung-ujungnya Rumpa jadi menyalahkan Jutathep lagi sebagai penyebab kekacauan hidupnya, menyalahkan Jutathep yang membuatnya kehilangan segalanya sehingga dia jatuh miskin seperti sekarang ini dan tidak bisa meni-pedi di salon.

Makanya dia ngotot memaksa dan menghasut Rumpa untuk ikutan membenci Jutathep dan jejeritan gila mendesak Fah untuk membalaskan dendamnya secepatnya pada Jutathep. (Hadeh! Kasihan Fah, pasti capek banget menghadapi Ibu gangguan mental seperti ini)

Bibi benar-benar prihatin pada Fah yang terus dipaksa balas dendam. Dia tidak mengerti kenapa Fah mau-mau saja menuruti keinginan ibunya padahal ibunya jelas-jelas sedang sakit. Bibi juga khawatir mengingat Fah sendirian sedangkan yang mau dia lawan adalah sebuah keluarga besar dan bergengsi. Apa yang bisa Fah lakukan terhadap mereka?

Namun Fah bersikeras untuk tetap melakukannya demi memenuhi keinginan ibunya demi membuat ibunya bahagia. Mungkin dia memang tidak bisa menghancurkan mereka, tapi mungkin dia bisa menyakiti mereka sedikit untuk menyadarkan keluarga itu tentang keegoisan Khun Chai Ronnaphee yang telah menghancurkan kehidupan ibunya.

Karena ibunya seperti ini, Fah sendiri juga sering kali merasa hampir gila dan tidak bisa menjalani hidupnya sendiri. Dia bahkan selalu merasa iri melihat orang lain bisa tersenyum begitu bahagia. Kalau ibunya tidak bahagia, maka dia bakalan harus terus menjalani kehidupan ini. 

Karena itulah dia harus melakukan ini, demi ibunya, demi mengakhiri semua ini, demi memberi kesempatan pada dirinya sendiri untuk bisa berbahagia. Baiklah, Bibi akan mengikuti apa pun keputusan Fah. Bibi mengerti betapa sulitnya bagi Fah untuk merawat ibunya. 

Namun Bibi mengingatkannya agar jangan hanya mengharapkan kebahagiaan masa depan karena masa depan tidak bisa diprediksi. Jika hari ini ada seseorang yang bisa membuatnya bahagia di tempat kerjanya, maka sebaiknya Fah terima kebahagiaan itu dan biarkan dirinya sendiri tersenyum.

Ucapan Bibi benar, maka begitu sampai kantor, Fah pun melupakan sejenak masalahnya untuk fokus pada dirinya sendiri dan pekerjaannya.

Hari ini Petch mendadak memanggilnya ke kantornya cuma untuk memintanya memilihkan dasi. Soalnya kan hari ini ada pemotretan dan wawancara untuk iklan.

Fah dengan senang hati melakukannya. Malah, dia cukup ahli dalam masalah beginian. Fah mengaku bahwa itu karena dia sering membantu ayahnya dalam hal ini. Oh, membahas ayahnya Fah, Petch jadi penasaran apakah ayahnya Fah posesif terhadap putrinya?

Fah menyangkal, "Ayah selalu bilang kalau dia akan memberikanku pada wanita sebelah. Aku sangat nakal waktu aku kecil. Aku pasti membuatnya kesal."

"Aku ingin menjadi wanita sebelah itu," celetuk Petch yang sontak saja membuat Fah kaget bukan main sampai-sampai dia tak sengaja menarik dasinya terlalu kuat dan mencekik leher Petch. Hehe.

Petch kurang senang menjalani sesi pemotretan ini, apalagi dia terus menerus disuruh berpose kanan-kiri, banyak sekali pose yang harus dipotret. Saking kesalnya, dia hampir tidak mau melakukan wawancara.

Namun begitu Fah memuji ketampanannya dari berbagai sisi, dia sontak berubah terlalu antusias ingin mendengar pujian dari Fah terus, dan akhirnya bersedia melakukan wawancaranya.

Namun dalam sesi wawancara, si pewawancara malah mendadak menanyakan masalah gosip hubungan Petch dan Lisa. Pertanyaan yang sontak membuat Petch tak nyaman dan tak enak pada Fah. Namun alih-alih menjelaskan, dia menolak menjawab pertanyaan itu.

Apalagi kemudian Lisa datang membawakan jajanan tradisional khusus untuk Petch dan hubungan mereka memang tampak terlalu dekat yang jelas saja bisa membuat siapa pun yang melihatnya jadi salah paham, termasuk Fah.

Parahnya lagi, saat Fah ke toilet, Kanlaya dan rekannya mendadak muncul dan sengaja membahas tentang hubungan Petch dan Lisa di depan muka Fah, menggembar-gemborkan mereka sebagai pasangan yang serasi dan setara.


Fah diam saja mendengarkan segalanya. Sedih dan patah hati, tapi dengan cepat menguasai diri dan mengingatkan dirinya sendiri tentang tujuan utamanya masuk ke perusahaan ini.

Begitu dia keluar dari toilet, Petch mendadak muncul mengajaknya makan siang bareng. Fa awalnya mau menolak dengan alasan tidak lapar, tapi Petch ngotot. Ya sudah, Fah akhirnya ikut... dan makan dengan lahap. Pfft! Katanya nggak lapar? Petch jadi semakin terpesona melihat keimutannya saat makan.

Tapi Petch tahu ada sesuatu yang mengganggu pikiran Fah dan itu pasti berhubungan tentang Lisa, makanya dia langsung terus terang menanyakannya ke Fah. Dia tidak ingin Fah salah paham, tapi Fah tiba-tiba saja menarik batas dengan menyatakan bahwa dia tidak akan salah paham karena dia kan cuma karyawannya Petch. 

Petch jelas tak senang mendengarnya sampai-sampai dia jadi tidak nafsu makan, "Kupikir kau tahu bagaimana perasaanku padamu."

"Aku akan mengatakan hal yang sama seperti yang kukatakan sebelumnya, aku masih belum siap untuk itu. Semakin sering kau melakukan ini, semakin banyak orang yang memandang rendah aku."

"Mengapa kau peduli terhadap mereka?"

"Kau tidak perlu memedulikan mereka karena tidak ada yang berani membicarakanmu. Tapi kalau aku..."

"Siapa (yang membicarakanmu)?"

Fah menolak menjawab. Pokoknya ini tetap tidak pantas karena Petch adalah bosnya. Apalagi Fah juga baru mulai bekerja.

Namun Petch tetap tidak bisa menerimanya, "aku tidak jatuh cinta padamu sejak kau datang bekerja untukku, melainkan sejak dua tahun yang lalu."

"Tapi tidak ada orang yang mengetahuinya," debat Fah.

"Karena itu bukan urusan mereka."

"Orang selalu tertarik dengan kehidupan orang lain."

"Aku tidak tahan. Aku tidak berpikir bahwa kau akan peduli tentang sesuatu yang sepele."

Suasana di antara mereka jadi canggung sekarang. Bahkan saat kembali ke kantor, mereka tidak berjalan beriringan.

Namun tiba-tiba Nus, Sekretarisnya Petch, muncul memberitahu Fah bahwa Fah barusan mendapat telepon penting, dari dokter. Pastinya itu telepon dari dokternya ibunya.

Nus awalnya ragu-ragu untuk bilang ke Petch mengingat dia juga tidak mengerti detilnya, tapi setelah beberapa lama, akhirnya dia mau juga memberitahu Petch bahwa dokter yang menelepon tadi adalah dokter dari rumah sakit jiwa. 

Ditambah lagi, alasan Fah cuti setengah hari beberapa hari yang lalu itu karena dia mendapat telepon dari rumahnya yang mengabarkan bahwa ibunya menghilang. Jelas saja kabar ini membuat Petch jadi khawatir dan prihatin pada Fah.

Di tempat lain, Saruch tiba-tiba mendatangi Lisa dengan membawakan kue tanpa tahu kalau Lisa sebenarnya tidak suka kue. Namun karena Lisa senang dengan kedatangannya, jadi dia pura-pura suka saja dikasih kue itu. 

Tampak jelas tujuan kedatangan Saruch adalah untuk mendekati Lisa dan mencoba mengajaknya makan malam bersamanya nanti malam. Sayangnya Lisa tidak bisa nanti malam, tapi... dia bebas sekarang dan langsung mengajak Saruch minum kopi bersama.

Bersambung ke episode 4

Post a Comment

0 Comments