Sinopsis Dhevaprom: Dujupsorn Episode 3 - Part 1

Bagaimana Fah bisa tahu kalau ibunya ada di rumah Kakek? Karena Rumpa sendiri yang sebelumnya bilang ingin mengunjungi Kakek.

Namun dia benar-benar khawatir kalau ibunya akan bikin masalah lagi, makanya dia meminta Ibu untuk memberitahunya lebih dulu jika lain kali dia mau ke sana lagi. Namun karena tak ingin membuatnya emosi, jadi dia beralasan kalau dia hanya ingin mengantarkan Ibu.

Mengalihkan topik, Rumpa bertanya tentang pekerjaannya Fah, namun nada bicaranya benar-benar tidak menyenangkan didengar, padahal Fah sudah senang saja karena ibunya menanyakan sesuatu tentangnya.

Dia benar-benar masih merasa dirinya adalah bangsawan kelas atas, makanya dia tidak terima putrinya sendiri menyebutnya hanya sebagai Mae (Ibu), dan ngotot maunya dipanggil sebagai Khun Mae (panggilan Ibu yang lebih sopan).

Dia tahu di perusahaannya siapa Fah bekerja, malah mungkin dialah yang memaksa Fah untuk bekerja di sana untuk mendekati dan membalaskan dendamnya pada keluarga Jutathep.

Dan sekarang dia mendadak kesal lagi saat Fah mengaku kalau dia belum bertemu orang-orang itu di sana.
Tampak jelas kalau Fah sebenarnya tidak menginginkan pembalasan dendam, tapi dia sangat menyayangi ibunya dan akan menuruti apa pun keinginannya.

Rumpa benar-benar marah menuduh Fah membohonginya supaya dia mau menemui dokter. Tapi Rumpa bersikeras menolak menemui dokter sampai Fah bertemu anaknya Paengkwan, alias sepupunya Petch, dan membalaskan dendamnya terhadap Paengkwan melalui anaknya Paengkwan.


Dia histeris menuduh semua orang tidak memahami penderitaannya, padahal jelas-jelas dia menderita seperti ini karena pikirannya sendiri yang tidak bisa melepaskan masa lalunya, tidak bisa melihat kesalahan dirinya sendiri dan terus menerus menyalahkan orang lain sebagai penyebab penderitaannya.

Panik dan cemas, Fah langsung memeluknya erat-erat dan meyakinkannya bahwa dia memahami penderitaannya dan berjanji akan mengurus segalanya untuknya. Bagaimana dia tidak khawatir memiliki ibu yang tidak stabil secara emosional seperti ini, bahkan di pergelangan tangan Rumpa tampak ada banyak bekas sayatan.

Saat Tangmo mendengar masalah ini, dia jadi kasihan sama Fah. Hidup Fah terdengar seperti sebuah Lakorn. Dia kembali demi membalaskan dendam ibunya, masuk ke sarang musuh untuk merayu anak musuh dan membuat anak musuh jatuh cinta padanya, lalu kemudian membunuhnya. Beuh! Dramatis sekali.

Fah mengoreksi, dia cuma akan mencampakkannya setelah merayunya dan bukan mau membunuhnya. Tangmo merasa itu tidak ada bedanya, kan rencana utamanya adalah Fah akan membuat orang itu patah hati sampai mati. Jadi ya sama saja.

Tapi bagaimana jika rencananya gagal? Bukankah endingnya Fah yang akan menderita sendiri? Bukankah lebih baik mempertemukan mereka agar mereka bisa membicarakan masalah mereka baik-baik? 

Fah tahu itu, tapi sekarang ini dia tidak punya pilihan lain selain menuruti keinginan ibunya. Dia akan menghentikan segalanya setelahnya pergi ke dokter. Kalau kondisi ibunya membaik, mungkin dia akan bisa membujuk Ibu untuk menghentikan rencana balas dendam ini.

Apakah setelah itu dia akan bisa menjalani hidupnya sendiri atau tidak, Fah tidak terlalu memikirkannya. Yang penting baginya, Ibunya bisa menjadi lebih baik. (Aww, kasihan dia)

Bibinya yang tak sengaja mendengar, jadi prihatin pada Fah. Demi ibu yang tidak bisa melepaskan masa lalunya, Fah jadi tidak bisa hidup untuk dirinya sendiri, tidak bisa mengejar kebahagiaan dirinya sendiri.

Bibi pun tak setuju dengan rencana balas dendam ini. Fah ingin menuruti keinginan ibunya agar ibunya bahagia tapi dengan cara menyakiti orang lain. Dan apakah Fah tidak kasihan pada Petch?

"Ketika hari itu tiba, semua orang itu akan tetap membenciku."

"Tapi apakah kau akan baik-baik saja dengan itu?"

Fah bersikeras bahwa dia tidak memedulikan masalah itu, biar saja semua orang membencinya, yang penting ibunya akan menjadi lebih baik, dan dia berharap Bibi tidak akan meninggalkannya.

"Bibi hanya ingin kau bahagia, sayang. Bahagia dalam hidup, dalam karir... dan juga dalam cinta." 

"Terima kasih. Aku janji akan mengakhiri ini secepat mungkin."

Bibi mengelus sayang kepalanya yang sontak membuat Fah tak kuasa menahan air matanya, teringat bagaimana dulu ayahnya juga selalu mengelus kepalanya setiap kali dia bersedih gara-gara ibunya. 

Pernah suatu hari ibunya mendadak emosi hingga merobek-robek bukunya cuma gara-gara ada foto Khun Chai Ronnaphee dan istrinya, Paengkwan. Itu sontak membuat Fah kecil menangis sedih dan Ayah kemudian datang mengelus kepalanya untuk menenangkannya, dan dengan sabar menasehati Fah untuk tidak marah padanya.

Dulunya, Rumpa sebenarnya mau dijodohkan dengan Khun Chai Ronnaphee, tapi kemudian gagal karena Khun Chai Ronnaphee jatuh cinta dan menikah dengan Paengkwan. Makanya Rumpa terus menyimpan dendam itu sampai sekarang.

Teringat Khun Chai Ronnaphee yang dilihatnya di lobi kantor tadi siang, Fah jadi bingung, karena menurutnya, Khun Chai Ronnaphee sama sekali tidak terlihat seperti orang jahat, jadi kenapa dia begitu jahat sehingga membuat ibunya menjadi seperti ini?

Kembali ke pekerjaannya, Fah dan timnya sibuk luar biasa menyiapkan materi presentasi mereka hari ini. Yang jadi masalah, yang menghadiri rapat ini cuma Kanlaya dan timnya, dan pastinya, Kanlaya sengaja mempersulit mereka, menolak ide mereka terkait pemasaran dengan berbagai alasan.

Namun Fah tak gentar dan berani melawan argumennya dengan cerdas. Maklum, Kanlaya masih berpikiran kuno dan bersikeras mempertahankan apa yang sudah ada, dengan pedenya meyakini bahwa perusahaan mereka sudah terkenal sejak generasi sebelumnya dan perubahan hanya akan berdampak buruk.

Sedangkan Fah berpikiran lebih maju dan meyakini bahwa perubahan itu perlu karena perubahan memang akan selalu ada dan berkembang. Mereka harus menarget semua generasi demi mempertahankan dan mengembangkan perusahaan. 

Jika terus mempertahankan keyakinan dan metode kuno, maka generasi sekarang dan generasi mendatang belum tentu akan mengenal JT Property (nama perusahaan mereka). Karena itulah, idenya Fah dan timnya adalah beriklan di TV untuk mengenalkan merek perusahaan mereka ke semua kalangan masyarakat.

Target pemasaran mereka sekarang ini adalah generasi muda, terutama para perempuan karena sekarang sudah semakin banyak wanita yang berkarir dan ingin melakukan investasi untuk diri mereka sendiri. Kondominium bisa menjadi investasi yang menarik. 

Tapi si bebal Kanlaya itu terus saja ngotot tak setuju dan sinis meremehkan semua idenya Fah, bahkan sinis menyindir Fah yang belum punya investasi apa pun padahal dia wanita karir.

"Aku punya banyak (investasi)," sahut Ploy yang mendadak muncul melawan kesinisan Kanlaya, dan sontak membuat Kanlaya cuma bisa tersenyum kecut.

Ploy bahkan langsung mengambil alih rapat ini, dia menyukai ide-idenya Fah dan langsung menyetujuinya... dan Petch yang baru kembali dari rapat lain, juga langsung menyetujuinya dan menyuruh Ploy untuk mengusulkan idenya Fah ini ke dewan minggu depan.

Khawatir kalau Fah mikir yang nggak-nggak, Petch meyakinkan Fah bahwa proposalnya Fah mendapatkan lampu hijau bukan karena dia dan Ploy, namun karena idenya Fah memang bagus dan inovatif. Ide bagus seperti itu tidak boleh ditolak hanya karena bias.

"Kau berbakat, tapi kau juga membutuhkan keterampilan ketika bekerja di perusahaan."

Petch mengingatkan bahwa tidak semua rekan kerjanya akan setuju dengannya. Jadi sebaiknya jangan buang waktu untuk marah atau membenci mereka. Lebih baik menemukan cara untuk bekerja dengan mereka. Duh, dia manis sekali. Fah suka!

Sayangnya hari ini Petch tidak bisa mengantarkannya pulang karena dia ada makan malam keluarga. Lebih tepatnya, makan malam bersama dengan Chavit sekeluarga.

Ibunya Petch terus berusaha mendekatkan Petch dengan Lisa, padahal kedua muda-mudi ini biasa-biasa saja terhadap satu sama lain. Malah Chavit dan Ploy yang vibe-nya paling beda.

Sepanjang malam dia terus menunjukkan berbagai perhatian pada Ploy, mengambilkannya banyaaaak sekali makanan, menggodanya, juga membantunya membawakan barang-barang.

Bahkan setelah makan malam usai, Chavit mengirimi pesan ucapan selamat malam dengan kata-kata rayuan gombal yang memuakkan. Bahkan Lisa pun merasa rayuan gombal saudaranya itu sangat memuakkan.

Tapi... dia tahu kalau Chavit beneran suka sama Ploy. Hanya saja Ploy selalu galak, makanya Chavit tidak berani mendekatinya.

Tapi Ploy ngotot tak percaya. Bagaimana dia bisa percaya, Chavit kan kerjaannya main wanita setiap hari. Dia menyukai semua wanita.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments