Sinopsis Dhevaprom: Dujupsorn Episode 2 - Part 2

Lisa sendiri jelas tidak ada rasa sama Petch. Malah, sepertinya dia tertarik pada Saruch. Tak lama kemudian, dia datang bersama Saruch, mereka kebetulan bertemu di lantai bawah tadi.

Dia tampak jelas tak nyaman saat Chavit menggodanya tentang Petch, tapi saat Petch mengajaknya untuk ikut rapat melihat karyanya Saruch, dia langsung antusias.

Fah, Neung dan Prissy mengintip mereka dari luar dengan penasaran bin antusias. Fah tidak tahu hubungan mereka tapi Neung dan prissy tahu karena menurut gosip yang mereka dengar, kabarnya Petch bakalan dijodohkan sama Lisa. 

Aww, Fah seketika sedih mendengarnya, mengira mereka tunangan. Apalagi kemudian dia melihat Petch dan Lisa tampak akrab banget dan saling tersenyum pada satu sama lain, sama sekali tidak sadar bahwa interaksi mereka lebih seperti kakak-adik dan bukannya pasangan.

Fah lembur malam itu. Dia kira dia sendirian, tapi ternyata Petch belum pulang juga. Dia mengkhawatirkan Fah, sekarang sudah larut, sebaiknya Fah pulang. Kantornya ini memang aman, tapi terlalu berbahaya jika Fah berjalan pulang sendirian. Karena itulah, dia mau mengantarkan Fah pulang.

Tapi Fah langsung menolak dengan sopan, tampak jelas sedang menarik batas dengan menolak ajakannya dan bersikap formal padanya padahal sekarang jam kantor sudah usai. Petch jelas bingung dengan sikapnya hari ini.

Tak lama kemudian, Fah akhirnya pulang tapi malah kaget mendapati bibinya sedang bersama Petch di rumah. Pfft!

"Kau ini sangat keras kepala. Kau adalah orang paling keras kepala yang pernah kutemui," geram Fah.

"Aku keras kepala bagaimana? Aku membiarkanmu pulang sendiri sesuai keinginanmu. Bagaimana aku keras kepala?"

"Tapi kau datang untuk menungguku di sini?"

Petch menyangkal, ini kan toko makanan penutup, Petch langganan tetap di sini. Bibi langsung membenarkannya, selama dua tahun ini, Petch memang sudah jadi pelanggan tetap mereka. (Oh? Benarkah? Berarti selama ini dia selalu mencari Fah?)

Fah akhirnya luluh juga dan kembali ceria seperti sebelumnya. Petch pun senang dan mereka pun makan bersama sambil flirting.

Setelah itu, mereka pun mulai bicara serius. Petch khawatir karena Fah sepertinya sedang mengkhawatirkan sesuatu. Sebaiknya Fah jujur saja padanya, dia tidak suka main rahasia-rahasiaan.

"Tapi kau berbohong tentang menjadi pelanggan di toko kami," tuduh Fah.

Petch menyangkal, dia hanya sedang menunggu waktu yang tepat untuk memberitahu Fah. Tapi dia akui kalau dia datang hari ini khusus untuk menemui Fah.

"Tapi aku pergi belajar ke luar negeri, jadi kita tidak bertemu. Ini seperti Lakorn."

"Dalam Lakorn. Protagonis pria dan wanita berakhir bersama."

"Tapi protagonis pria terkadang mati (Pfft!). Tidak mudah mendapatkan happy ending di kehidupan nyata."

"Seseorang mengatakan kepadaku bahwa kita akan mendapatkannya pada akhirnya," ujar Petch keras kepala.

"Aku benar-benar tidak bisa berdebat denganmu."

Oke, begini saja. Sekarang tahun 1994, kita lihat saja apakah 30 tahun dari sekarang, tahun 2024, mereka akan bahagia nanti. 

Hah? Harus menunggu 30 tahun? Apakah Petch akan tetap mempekerjakannya sebagai PR selama 30 tahun? Apakah mereka harus berdebat seperti ini selama 30 tahun?

Oww, Petch tidak keberatan berdebat selama itu dengan Fah. Sedangkan mengenai status hubungan mereka, seharusnya 30 tahun yang akan datang, status hubungan mereka sudah berubah menjadi sesuatu yang lain *wink wink*.

Pfft! Fah seketika berbunga-bunga mendengarnya, tapi momen romantis ini mendadak tersela oleh suara bunyi telepon, dari pelanggan yang mau pesan makanan.

Gara-gara Fah tidak punya nomor lain yang bisa dihubungi selain nomor telepon rumah sekaligus toko makanan ini, maka keesokan harinya Petch membelikan pager untuk Fah dan timnya. Pfft! Alasannya sih biar mereka lebih mudah dihubungi terkait pekerjaan. (Pfft! Alesan doang! Siapa juga yang tidak tahu apa tujuan Petch). Sekretarisnya Petch memberikannya tepat di depan muka Kanlaya yang jelas saja membuat Kanlaya makin kesal sama Fah.

Tak lama kemudian, Fah dan timnya masuk ruangan bos dan kompak mengucap terima kasih dengan heboh atas pager-pager pemberian Pak Bos. Petch sontak berbunga-bunga melihat senyum manis Fah, tapi dengan cepat menguasai diri dan bersikap profesional seolah dia membelikan pager-pager itu cuma untuk urusan kerja.

Selain itu, dia juga mengkhawatirkan persiapan presentasi yang akan dilakukan timnya Fah besok, terutama karena Petch tidak akan menghadiri rapat itu. Dia hanya akan melihatnya di rapat dewan. 

Fah santai meyakinkannya bahwa persiapan timnya berjalan baik. Petch boleh melihatnya kalau mau. Petch menolak, dia percaya kok pada mereka, dia percaya pada Fah. Fah buru-buru berterima kasih sekali lagi atas pagernya. Tapi sebenarnya, menurutnya ini agak berlebihan.

"Aku tahu kau akan merasa tidak enak. Aku bahkan memikirkan apa yang akan kulakukan jika kau tidak menerimanya."

"Apa yang akan kau lakukan?"

"Aku akan memberimu ponsel sebagai gantinya." 

Pfft! Itu lebih heboh lagi. Fah jelas tidak mau, pager saja sudah cukup. Tapi mereka mendadak tersela saat sekretarisnya Petch muncul membawakan kabar bahwa Khun Chai Tharathon dan Khun Chai Ronnaphee alias Ayahnya Petch dan Pamannya Petch sedang dalam perjalanan kemari. Itu adalah informasi yang sontak menarik perhatian Fah. Dia tentu saja tahu siapa mereka dan hubungan masa lalu mereka dengan ibunya.

Tepat saat itu juga, Fah mendapat telepon dari rumahnya yang mengabarkan bahwa ibunya menghilang. Waduh! Fah sontak pergi saat itu juga, tapi sesampainya di lobi, langkahnya seketika terhenti melihat Ayah dan Pamannya Petch di depannya. Dia bingung, perasaannya campur aduk dan tak tahu harus bagaimana, tapi dengan cepat dia menguasai diri dan bergegas pergi.

Ayah dan Paman datang dengan membawa sebuah surat yang ternyata dari Rumpa lagi. Surat itu berisi kata-kata ancaman dan kutukan terhadap keluarga Jutathep yang telah melanggar janji. 

Untungnya surat yang kali ini belum sampai ke tangan Nenek Orn. Namun ada yang beda dari surat yang ini karena surat yang ini dikirim dari Bangkok, bukan dari Chiang Mai. Yang itu artinya, Rumpa sekarang ada di kota ini, dekat dengan mereka.

Petch kan sebelumnya bilang ingin menangani masalah ini sendiri, makanya mereka membawa surat ini padanya. Apakah Petch sudah memikirkan hal ini dengan matang?

Petch mengiyakan. Setelah dia menemukan Rumpa nantinya, baru dia akan memutuskan apakah mereka harus membiarkannya bertemu Nenek Orn atau tidak. Paman Petch ingin bicara dengan Rumpa lebih dulu kalau mereka sudah berhasil menemukannya.

 
Yang tidak mereka ketahui, Rumpa - alias Ibunya Fah, yang dulunya merupakan bagian dari keluarga bangsawan Dhevaprom, saat ini kembali pulang ke kediaman Dhevaprom dan langsung masuk begitu saja ke kamar ayahnya.

Namun sikapnya sangat amat angkuh, menolak disentuh sang ayah dan jelas dia belum memaafkan mereka. Padahal Ayah sangat merindukannya dan ingin sekali memeluknya, tapi amarah dan dendam Rumpa masih begitu hebat menguasainya.

Satu-satunya misinya saat ini adalah mendapatkan kembali gelar kebangsawanannya dan menghancurkan keluarga Jutathep sampai hancur lebur seperti yang pernah mereka lakukan padanya dulu.

Ayah sontak tak setuju, Rumpa sudah salah paham terhadap keluarga Jutathep. Keluarga Jutathep dulu justru membantu Rumpa, mereka bahkan membantu melunasi hutang-hutang keluarga mereka. Keluarga Jutathep tidak melakukan kesalahan apa pun.

Rumpa sontak murka tidak terima dan mendadak menggila. Kalau bukan Jutathep yang salah, terus siapa? Dia yang salah? Dia jejeritan histeris banget sampai membuat Ayah khawatir dan ketakutan. Untungnya Fah cepat datang, memeluknya sekuat tenaga, menenangkannya dengan cepat. 

Setelah Rumpa tenang dan stabil, Fah pun memberi hormat pada kakeknya. Ini pertama kalinya mereka bertemu. Kakek ingin sekali mereka tinggal bersamanya, tapi tentu saja Fah tahu itu bukan yang terbaik saat ini. 

Tapi dengan manisnya dia berjanji akan sering-sering membawa ibunya kemari untuk mengunjungi Kakek dan meyakinkan Kakek bahwa dia dan ibunya baik-baik saja.

Tiba-tiba ART memberitahu bahwa Ked akan datang, Rumpa seketika emosi mengajak Fah untuk segera pulang. Dia tidak mau bertemu Ked, dia masih dendam sama Ked karena menurutnya, Ked itu pengkhianat yang lebih memihak Jutathep.

Dia bahkan memperingatkan Kakek untuk tidak memberitahu siapa pun tentang kedatangannya hari ini. Tidak ada seorang pun yang boleh tahu. Jika tidak, maka Kakek tidak akan pernah bisa melihatnya dan Fah lagi.

Ibu langsung keluar duluan. Fah pun memanfaatkan saat ini untuk meminta Kakek agar tidak lagi membahas tentang keluarga Jutathep di hadapan ibunya jika lain kali ibunya datang kemari lagi.

Bersambung ke episode 3

Post a Comment

0 Comments