Sinopsis Dhevaprom: Dujupsorn Episode 2 - Part 1

Hari ini hari pertama Fah bekerja. Petch dengan profesional menjelaskan bahwa ini adalah pertama kalinya mereka merekrut karyawan PR sendiri, biasanya mereka pakai jasa agensi. Dan Fah nantinya akan satu tim dengan Nueng dan Prissy.

Dan juga... dia akan menempatkan Departemen Humas di dekat kantornya dengan alasan bahwa dia ingin tim mereka dekat dengannya karena sedang mengerjakan proyek baru. 

Pfft! Mau dekat dengan tim atau mau dekat dengan Fah? Jelas yang dia mau adalah dekat dengan Fah dong, buktinya, mejanya Fah ditempatkan persis di depan ruangannya sehingga dia bisa melihat Fah setiap saat dari jendela kantornya.

Fah berterima kasih dengan senyum manisnya yang sontak saja membuat Petch berbunga-bunga dan sekretarisnya memperhatikan itu. Pfft!

Bahkan Prissy dan Neung pun merasakan aura dan aroma cinta semerbak di ruangan ini. Begitu mereka keluar, mereka langsung mengomentari hal ini dan yakin banget kalau bos mereka menyukai Fah.

Tapi dua orang senior, yang salah satunya adalah orang dalam yang sebelumnya berniat merekrut si centil Meena, namanya Kanlaya, langsung mempersulit Fah dan timnya dengan memberikan mereka setumpuk folder kosong untuk mereka kerjakan, harus diisi dengan berbagai laporan untuk presentasi mereka untuk rapat proyek terbaru bos mereka, Proyek Sukhumvit.

Prissy dan Neung keberatan tapi Fah santai menerima tugas ini. Biarpun dia karyawan baru, tapi sama sekali tak gentar sedikit pun terhadap Kanlaya dan kesinisannya. 

Orang semacam ini memang harus dilawan dengan cara yang sama. Jika tidak, maka dia bakalan terus seenaknya menindas mereka. Dan itu memang sukses membuat Kanlaya akhirnya pergi sambil mendengus kesal.

"Mereka jelas sedang mempermainkan kita!" kesal Neung.

"Tepat, mereka seperti penjahat di sinetron," timpal Prissy.

"Kalau begitu, akulah pemeran utama wanitanya," ujar Fah dengan senyum angkuhnya.

Tak lama kemudian, mereka pun fokus mengerjakan tugas-tugas mereka. Biarpun baru saling mengenal, tapi mereka bekerja sama dengan baik.

Mendadak Petch muncul mengajak Fah pergi bersamanya mengunjungi Sukhumvit dengan alasan agar Fah bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas untuk laporannya. Daripada cuma melihat foto-foto doang, mending melihat lokasinya langsung. Dia benar juga sih, ya sudah, Fah pun mau ikut.

Tak lama kemudian, Petch pun membawa Fah ke salah satu unit contoh apartemennya. Tapi dia menolak diantarkan pegawai yang lain, dan jadilah dia dan Fah berduaan di sana.Apartemen itu sangat homey, cocok sekali untuk dihuni pasutri. Pfft! 

Namun Petch juga bukan jenis pebisnis yang hanya menginginkan keuntungan membabi buta. Dia sadar bahwa keuntungan perusahaannya nantinya akan didapatkan dengan mengorbankan lingkungan. Proses pembangunan akan menyebabkan polusi lingkungan. 

Karena itulah, Petch ingin membuat area perumahan yang ramah lingkungan demi lingkungan dan juga demi masyarakat sekitar. 

Fah kagum, "keren!"

Petch sontak sumringah mendengarnya, "bagaimana perasaanmu setelah melihat ruangan ini?"

"Aku menginginkannya," refleks Fah. 

Oooh?... Petch sontak tersenyum penuh arti. Seberapa banyak Fah menginginkannya? Kalau begitu, bagaimana kalau Fah menghabiskan waktu di sini seolah ini rumahnya sendiri?

Petch beralasan bahwa jika dia ingin menjual sesuatu, maka dia harus mengetahui apa yang dia jual itu dengan baik. Maka kalau dia mau menjual apartemen ini, sebaiknya dia menghabiskan waktu di sini dan bayangkan bahwa ini adalah rumahnya sendiri. 

Fah boleh melakukan apa pun, sentuh apa pun yang dia inginkan. Sedangkan Petch, dia akan tetap di sini tapi tidak akan mengganggu kegiatan Fah. Fah anggap saja dia sebagai salah satu furnitur tempat ini. Atau... Fah juga boleh menganggapnya sebagai salah satu pemilik apartemen ini. Pfft! 


Baiklah kalau begitu, Fah akan bermain menjadi pemeran utama wanita yang cantik dan luar biasa. Tak lama kemudian, Petch mendadak tercengang melihat Fah keluar dari kamar dengan berbalut kimono, berkeliling rumah ini selayaknya rumah sendiri, pura-pura menuang air ke gelas dengan gaya seksi bak Female Lead di drama-drama romansa lalu memberikannya ke Petch seolah Petch adalah pasangannya di rumah ini.

 
Petch pun dengan senang hati mengikuti permainannya, tapi dia serius saat bertanya "apakah kau tidur nyenyak tadi malam? Maksudku, apakah kau tidur nyenyak setelah kita bicara semalam?"

"Aku selalu tidur nyenyak, jika tidak hujan."

Oh? Apakah Fah takut hujan? Fah mengiyakannya, dia sama sekali tidak menyukanya. Agak prihatin, tapi Petch tetap senang bisa lebih mengenal Fah dengan cara ini.

Dia memperhatikan Fah sepertinya menyukai bunga, berarti dia pasti memiliki banyak vas bunga di rumahnya. Namun Fah justru menyangkal, ini justru agak berlebihan baginya.

Pembicaraan ini lama-lama membuat Fah tidak nyaman sehingga dia bergegas ke toilet, air matanya seketika jatuh teringat masa kecilnya yang membuatnya jadi benci hujan. 

Ayahnya sekarat pada hari hujan lebat. Ibunya ada di sana, Fah panik teriak-teriak meminta tolong pada ibunya, tapi Ibu malah diam saja di sana sampai sang ayah akhirnya meninggal dunia.

Fah jadi lebih murung saat mereka dalam perjalanan kembali ke kantor. Petch jadi khawatir, takut terjadi sesuatu pada Fah. 

Namun Fah buru-buru menyangkal dan tetap berusaha bersikap profesional dengan alasan bahwa dia hanya sedang memikirkan cara mempromosikan apartemen itu.

Menurutnya, apartemen itu sangat nyaman, lokasinya juga strategis. Dia tadi merasa sangat damai di sana seperti berada di rumah sendiri.

"Aku suka ini," refleks Petch sambil menatapnya penuh arti. Pfft! Bahkan pak supir pun geli memahami maksudnya. Fah pun tersipu malu karenanya.

Sikap Petch memang terlalu terang-terangan, siapa juga yang tidak bisa melihat perubahannya yang belakangan ini menjadi lebih ceria. 

Bahkan ayahnya pun bisa melihatnya dan antusias banget ingin mengetahui siapa wanita yang ditaksir Petch. Apalagi Petch mendadak menjadi penasaran dengan kisah cinta Ayah dan Ibu dulu. Sepertinya Petch serius nih.

Dulu, Ayah hampir melepaskan Ibu karena keluarga Jutathep membuat janji dengan keluarga Dhevaprom. Ayah dan saudara-saudaranya dulu sangat menentang janji itu. Akan tetapi, zamannya Nenek Orn dulu sangat menghargai janji. Sebenarnya tidak harus semua pria Jutathep menikah dengan Dhevaprom. 

Makanya Ayah waktu itu berpikir bahwa segalanya akan berakhir jika dia menikah dengan salah seorang wanita Dhevaprom. Namun pada akhirnya, cinta menghasilkan keajaiban sehingga Ayah akhirnya bisa menikah dengan Ibu. Ayah penasaran bagaimana seandainya Petch jadi dia, apa yang akan Petch lakukan?

"Jika aku adalah Ayah, aku tidak akan pernah melepaskan orang yang kucintai."

"Hati-hati, kau mungkin harus melalui apa yang aku alami, karena kau juga putra tertua."

"Aku tidak akan pernah jatuh cinta pada wanita yang sama dengan para sepupuku, Ayah."

"Lalu bagaimana dengan kabar orang yang kau incar saat ini?"

"Dia adalah Nangfah (Malaikat). Dan dia masih menjadi rahasia, end of story, Father, okay?"

Ayah kecewa, tapi ya sudahlah, "kau benar-benar bungkam."

Keesokan harinya di kantor, Fah mendadak melihat para pegawai lain memiliki bunga mawar putih dalam vas. Pastinya Fah juga dia dikasi karena semua itu adalah pemberian bos mereka. (Pfft! Segitunya si bos demi ayang). 

Padahal hari ini juga bukan hari spesial atau semacamnya, tapi mendadak jadi hari spesial gara-gara Pak Bos memberikan bunga pada semua pegawai, tapi bukan sembarang bunga, Pak Bos maunya bunga yang sama persis dengan bunga yang dipegang Fah kemarin di apartemen. Fah sontak sumringah bahagia dan Petch pun senang.

Bosan dan kesal melihat putranya malas-malasan sepanjang hari, Ayahnya Chavit mendadak mengancam akan mencoret Chavit dari daftar warisan jika dia tidak menikah tahun ini. Pfft! 

Ayah bahkan memaksanya untuk menandatangani kontrak penolakan warisan yang menyatakan bahwa dia harus menikah tahun ini atau dia tidak akan mendapatkan warisan sepeser pun.

Petch sontak kagum pada Ayahnya Chavit begitu mendengar tentang masalah ini. Apa pula yang Chavit khawatirkan? Masa dia belum menemukan wanita yang tepat padahal dia setiap hari berkencan dengan banyak wanita. 

Kayaknya separuh wanita di Bangkok sudah pernah Chavit kencani. Belum lagi para wanita di London dan di Boston. Masih belum juga ketemu yang tepat? Dasar!

Chavit menyangkal. Bukannya belum menemukannya, hanya saja, wanita yang dia inginkan itu... dia mendadak melirik Petch dengan penuh arti. Bah! Yang Chavit maksud Ploy?... Petch mendadak protektif terhadap adiknya, jelas tidak mau adiknya berkencan sama playboy cap kadal macam Chavit.

Chavit meyakinkan kalau dia serius. Ploy adalah cinta pertamanya dan akan selalu menjadi satu-satunya. Satu-satunya wanita yang dia bayangkan sebagai pengantinnya hanyalah Ploy.

Dia terdengar benar-benar tulus, tapi tetap saja Petch tak yakin kalau Ploy bakalan mau sama playboy macam Chavit. Bukannya dia protektif sih, tapi adiknya itu pintar, terserah Ploy mau pilih siapa untuk jadi pasangannya.

Kalaupun Ploy akan memilih Chavit, berarti Ploy sudah memikirkannya matang-matang. Ooow, berarti Chavit punya harapan. Sontak saja dia langsung semangat memijat Petch sambil membujuknya untuk membantunya mendapatkan cinta Ploy.

"Pertama-tama, kau harus meningkatkan diri sendiri. Kalau kau menyakiti Ploy, aku akan membeli perusahaan keluargamu dan mengusirmu. Mengerti?" ancam Petch. Oke! Chavit janji, demi Ploy, Chavit siap menyerahkan segalanya.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments