Sementara mereka asyik pacaran di dalam, mereka tidak sadar bahwa ada Cang Xuan di luar, galau sekaligus cemburu menatap kamar Xiao Yao yang tertutup rapat, dan jelas cemburunya bukan cemburu sebagai kakak, melainkan cemburu sebagai pria. Apalagi saat tiba-tiba semua lilin di kamar Xiao Yao mati tapi Jing belum keluar.
Sontak saja Cang Xuan langsung menyihir sebuah b3l4ti untuk menyerang Jing (Kamu sendiri yang nyuruh Xiao Yao berhubungan sama Jing, kamu juga yang cemburu). Namun sebelum dia sempat berbuat apa pun, Jing akhirnya keluar juga dari kamarnya Xiao Yao, dan Cang Xuan pun buru-buru menyembunyikan b3l4t1nya.
Jing memberitahu kalau mereka tadi ngobrol sampai lupa waktu, sekarang Xiao Yao sudah ketiduran. Cang Xuan akhirnya cuma memperingatkan Jing untuk tidak membuat Xiao Yao bersedih.
"Jika kelak kau membuatnya kecewa dan melukai hatinya, aku pasti akan membvnvhmu," ancam Cang Xuan.
"Jika benar-benar ada hari itu, kau bisa membvnvhku."
"Pulang dan istirahatlah."
Jing pun pergi, sementara Cang Xuan cuma bisa menahan emosi dan melampiaskan sakit hatinya dengan mencengkeram erat b3l4t1nya sampai tangannya berdarah.
Saat Xiao Yao bangun keesokan harinya, dia tidak melihat Jing namun ada seuntai rambut panjang Jing di tangannya.
"Entah dia sudah pergi ke mana sekarang. Namun masih meninggalkan seuntai rambut untuk mengganggu pikiranku."
Xiao Yao tampak jelas jadi lebih bahagia sekarang. Namun saat dia mendatangi gege-nya, dia malah mendapati Cang Xuan sedang merenung menatap peta dengan bingung. Dulu sulit baginya untuk masuk ke Xiyan, tapi sekarang mau keluar juga sulit.
Xiao Yao langsung bisa memahami pikirannya. Para Paman pasti ingin mengurung Cang Xuan di sini karena burung dalam sangkar lebih mudah dikendalikan. Namun jangan khawatir, Xiao Yao punya pengalaman dalam hal melarikan diri dari sangkar.
Jika tidak bisa melawan, maka cara terbaik adalah dengan mengelabui lawan dengan cara menunjukkan kelemahan. Xiao Yao bisa membantunya dengan apa saja, dia sangat berpengalaman dan ahli dalam segala bidang. Selain pintar dalam hal medis, dia juga ahli berbuat curang, menipu, berjvd1, dll (Pfft! Keahlian si tuan putri yang satu ini agak lain)
"Kau bisa menjadi lebih seperti seorang gadis?" heran Cang Xuan. Jangan mengkhawatirkannya, Cang Xuan akan mengurus masalah ini sendiri, Xiao Yao main saja sama Fangfeng Bei.
Maka dimulailah rencana Cang Xuan dengan cara membuat masalah dengan menggunakan jabatan barunya, masalah yang membuat para pejabat senior dan para keluarga kaya marah padanya dan mengucilkannya.
Dia pura-pura depresi karenanya dan melampiaskannya dengan mabuk-mabukan di rumah b0rd1l dengan ditemani kedua sepupunya yang diperintahkan kedua paman untuk menemani Cang Xuan... sekaligus merencanakan pembvnvhan Cang Xuan tanpa melakukan pertumpahan darah seperti sebelumnya.
Tidak ada satu wanita pun yang menarik perhatian Cang Xuan hingga kemudian muncul Jin Xuan yang menggodanya seolah dia tamu orang asing yang baru pertama kali ditemuinya, dan Cang Xuan pun bersikap sok playboy untuk membuat kedua sepupu berpikir kalau mereka sudah punya cara untuk menaklukkan Cang Xuan.
Suatu malam di kediaman Tushan, si pengkhianat akhirnya mulai beraksi sesuai rencana Xiao Yao. Dia menyelinap masuk ke ruang kerja Jing, menggeledah barang-barangnya hingga menemukan dan mengambil saputangan beracun itu. Efeknya kilat dan dia langsung pingsan, dan orang itu ternyata adalah pelayan pribadi keduanya Jing, Lan Xiang.
Saat akhirnya dia membuka mata, sudah ada Jing dan Jing Ye yang langsung menyidangnya. Jing Ye sungguh kecewa padanya, padahal selama ini Jing selalu baik pada mereka berdua, bisa-bisanya Lan Xiang malah mengkhianati Jing.
Bahkan di saat seperti ini pun Jing sama sekali tidak marah padanya dan hanya menanyakan apa sebenarnya alasan Lan Xiang melakukan ini padanya dan siapa yang menyuruhnya. Apakah targetnya adalah dirinya seorang (yang berarti pelakunya adalah Hou), atau targetnya adalah keseluruhan keluarga Tushan (yang berarti pelakunya adalah orang lain).
Sayangnya, Lan Xiang ternyata bersikeras bungkam dan menolak menjawab semua pertanyaannya. Walaupun kecewa, tapi Jing sama sekali tidak memaksa dan tetap berbaik menghukumnya dengan hanya mengusirnya dari kediaman ini. (Kamu terlalu baik, Jing! Itu bagus sih, tapi orang-orang di sekitarmu terlalu jahat, terlalu baik hati pada orang-orang seperti itu hanya akan merugikan diri sendiri)
Tak lama kemudian, Xiao Yao mendapatkan kiriman arak plum hijau lagi yang sontak membuatnya tersenyum begitu bahagia. Jelas ini menunjukkan kalau rencananya berhasil dan Jing sudah berhasil menangani masalah pengkhianat itu.
Cang Xuan yang tidak senang dan langsung mengingatkan Xiao Yao untuk tidak lupa bahwa Jing punya janji pernikahan dengan wanita lain. Jadi jangan terlalu peduli pada pria itu.
Menyadari gege-nya juga minta perhatian, Xiao Hao pun beralih menanyakan perkembangan rencana pergi ke Dataran Tengah. Namun Cang Xuan menolak menjawab dan langsung pergi. Padahal kan Xiao Yao membantu Jing menyingkirkan pengkhianat itu sebenarnya bertujuan agar Jing bisa membantu Cang Xuan sepenuhnya. (Agar kerja sama mereka tidak tercium oleh si pengkhianat, mengingat keluarga Tushan sebenarnya lebih condong ke pihak para paman).
Jing dan Feng Long sudah mendengar kabar kalau Cang Xuan belakangan ini suka mabuk dan berfoya-foya. Feng Long optimis bahwa rencana Cang Xuan pasti akan berhasil sebentar lagi, tapi Jing malah pesimis.
Bagaimanapun, Cang Xuan harus pergi tanpa dicurigai oleh para Paman, jadi dia harus menemukan peluang yang tepat, tidak boleh asal mengajukan pindah ke Dataran Tengah tanpa alasan karena itu jelas bisa menimbulkan kecurigaan.
Jing punya ide untuk menciptakan sebuah peluang, tapi entah apakah rencananya ini bisa berhasil atau tidak. Yaitu dengan menggunakan istana lama di Gunung Chenrong. Feng Long bingung, sudah tidak ada orang yang tinggal di Gunung Chenrong sejak Xiyan menaklukkan Chenrong. Bisa ada peluang apa di sana?
Melanjutkan aktingnya, Cang Xuan setiap malam minum-minum dengan ditemani kedua sepupunya yang kali ini mencoba mencekokinya dengan obat semacam n@rk0b4. Baik Jin Xuan dan Cang Xuan tahu betul obat apa itu, Jin Xuan diam-diam khawatir, tapi Cang Xuan tetap nekat meminumnya.
Efeknya cukup cepat, hanya dalam hitungan detik, Cang Xuan seketika merasa melayang. Dia bahkan tidak bisa berjalan dengan benar saat mereka pulang tak lama kemudian. Mereka bertemu seorang jenderal di tengah jalan.
Begitu tahu obat apa yang dkonsumsi Cang Xuan, si jenderal sontak murka mengkritiki Cang Xuan yang menurutnya telah mempermalukan mendiang kedua orang tuanya. Namun Cang Xuan sengaja terus membuat masalah, membiarkan semua orang berpikir kalau dia orang yang gagal.
Ah Nian sudah gelisah menunggu sepanjang malam dan jelas saja dia khawatir dan kecewa melihat Cang Xuan pulang dalam keadaan kacau begini. Hanya Xiao Yao satu-satunya yang memahaminya dan tetap tenang mengecek kesehatannya.
Namun sekarang masalah Cang Xuan adalah hatinya. Dia terlalu lama berakting sampai dia sendiri tidak bisa membedakan yang asli dan palsu. Dia bertanya-tanya, jika suatu hari nanti dia benar-benar menjadi kacau dan buruk seperti ini, apakah Xiao Yao akan pergi meninggalkannya?
Xiao yao santai membalikkan pertanyaan itu ke Cang Xuan. Apakah Cang Xuan akan meninggalkannya jika suatu hari nanti dia berubah menjadi buruk?
"Tidak akan!" jawab Cang Xuan, "jika suatu hari nanti kau menjadi seperti itu, pasti karena telah terjadi sesuatu. Aku akan selalu menjagamu, membiarkanmu pulih secara perlahan. Sekalipun kau tidak ingin pulih, itu juga tidak masalah, aku akan selalu menemanimu."
Itu juga jawaban Xiao Yao untuk pertanyaan Cang Xuan tadi. Xiao Yao lalu memberinya obat penawar sambil mengomelinya karena nekat meminum obat dari para sepupu. Obat itu bukan n4rk0b4 biasa, melainkan racun kronis yang bisa merusak organ dalam. Meski kelak Cang Xuan bisa berhenti kecanduan, tapi tetap saja energi rohnya akan terluka.
Namun Cang Xuan tetap bersikeras untuk tetap meminum obat itu demi membuat para paman percaya kalau dia sudah rusak sampai dia bisa mendapatkan peluang yang tepat untuk bisa pergi dari Kota Xiyan.
Di tempat lain, Jing dan Feng Long bekerja sama untuk menciptakan peluang yang bagus untuk Cang Xuan agar dia bisa segera pindah ke Gunung Chenrong. Yaitu dengan cara diam-diam merusak istana kosong di Gunung Chenrong, dan rencana mereka semakin mulus dengan adanya petir besar yang menyambar istana kosong itu.
Ini bisa menjadi alasan yang sangat bagus bagi Cang Xuan untuk datang ke Gunung Chenrong. Yang perlu Cang Xuan lakukan adalah membuat para paman tidak mencurigainya.
Suatu malam, kedua sepupu mendadak muncul membawa sekumpulan prajurit ke kediamannya Cang Xuan untuk menggeledah rumah untuk mencari seorang pembvnvh yang kabur.
Pada saat yang bersamaan, Xiao Yao terbangun begitu mendengar seseorang menerobos masuk lewat jendela. Orang itu perlahan mendekati ranjangnya Xiao Yao (diakah yang dicari oleh kedua sepupu?).
Xiao Yao bisa merasakan kalau si penyusup ini sedang terluka parah, makanya dia tetap tenang menyuruh si penyusup untuk pergi, tapi orang itu malah semakin mendekat. Xiao Yao pun langsung menggunakan energi rohnya untuk mengirim racun ke si penyusup, tapi malah tidak mempan. (Ah? Dia Xiang Liu kah? Xiang Liu berambut hitam?)
Si penyusup langsung membuka tirai ranjangnya Xiao Yao, memperlihatkan dirinya yang menggunakan topeng. Xiao Yao langsung mengulurkan tangan untuk melepaskan topengnya dan shock.
Bersambung ke episode 25
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam