Sinopsis How, Boss Wants to Marry Me Episode 12 - 1

 Sinopsis How, Boss Wants to Marry Me Episode 12 - 1


Keesokan harinya, Xia Lin menemui Chu Yan di tepi sungai. Dia kira Chu Yan punya pekerjaan untuknya, tapi ternyata Chu Yan cuma mau mengajaknya bersepeda bareng.


Kesal, Xia Lin mau pergi saja. Chu Yan mencegahnya dengan cepat, ini kebiasaan buruk Xia Lin, dia suka melarikan diri dari segala sesuatu. Tidak bisakah Xia Lin mendengarkan apa yang mau dia katakan dulu?

Jangan khawatir, dia tidak akan mengajak Xia Lin melakukan hal yang aneh-aneh kok. Dia cuma ingin Xia Lin menemaninya olahraga. Masa tidak bisa?


"Cari orang lain saja. Aku sibuk dan nggak mood."

"Nggak mood? Itu jauh lebih bagus. Kalau kau terus-terusan mengurung diri di rumah sambil merenung, kau hanya akan sakit."

Xia Lin masih ragu juga. Baiklah, Chu Yan akan kasih dia 100$ setiap satu kilometer bersepeda dengannya. Masih nggak mau juga. Oke, 200$ per kilometer?

Xia Lin sontak mengambil salah satu sepedanya. Pfft! "Akan kubuat kau bangkrut!"
 

Yi Zhou terbangun dan langsung terbatuk-batuk, sepertinya dia sakit karena kehujanan dan mabuk-mabukan semalam. Nenek datang saat itu karena mencemaskannya. Yi Zhou demam tinggi tapi masih saja minum-minum. Apa dia berencana membunuh dirinya sendiri?

"Ini kan cuma flu biasa. Aku akan bak-baik saja setelah istirahat sebentar."

"Akan baik-baik saja setelah istirahat sebentar? Aku tidak ikut campur dalam masalah kalian waktu itu karena aku berharap kalian akan bisa menyelesaikan masalah di antara kalian. Tapi pada akhirnya apa?"

Yi Zhou bersikeras kalau Mumu cuma marah padanya untuk sementara waktu. Nenek jelas tidak percaya. Kalau ini cuma masalah sementara, apa mungkin Yi Zhou akan menyiksa dirinya sendiri seperti ini? Apa sebenarnya yang terjadi di antara mereka berdua?

"Masih tidak mau bilang? Baiklah. Akan kutanyakan langsung saja pada Mumu!"

Tapi Yi Zhou dengan cepat mencegahnya. Kalau begitu, katakan sejujurnya. Apa Yi Zhou masih mencintai Xia Lin?


Tentu saja. Dulu dia berpikir bahwa cinta adalah tentang menguasai seseorang, saling memiliki, dan Mumu tidak akan melihat orang lain begitu Mumu memilikinya.

"Nek, apa aku salah?"

"Tidak salah. Hanya saja cintamu terlalu dangkal."

Cinta memang egois. Tapi di sisi lain, cinta juga tentang toleransi, persamaan, dan saling menghormati.

"Jadi, aku harus berkompromi kalau aku mengingin Mumu kembali?"

Bukan cuma berkompromi. Pernikahan yang baik harus dipertahankan dengan ketulusan, itu bisa membuat manusia menjadi orang yang jauh lebih baik. Hal yang paling penting dalam rumah tangga adalah ketulusan dan bukannya kekeraskepalaan. Nenek yakin Yi Zhou tahu apa yang harus dia lakukan.


Hmm... Chu Yan kayaknya bahagia banget bersepeda berdua bersama Xia Lin (Kayaknya dia mulai ada rasa sama Xia Lin). Xia Lin pun bisa sedikit tersenyum berkat keceriaannya.

Mereka akhirnya tiba di sebuah dermaga dan Xia Lin langsung melampiaskan frustasinya dengan menjerit sekencang-kencangnya.

"Terima kasih. Aku tahu kau melakukan ini untuk menghiburku."

"Kenapa tiba-tiba kau jadi seformal ini? Sama sekali tidak mirip dirimu."

Tapi terlepas dari rasa terima kasihnya, Xia Lin tetap menuntut bayaran yang Chu Yan janjikan. Wah, Chu Yan langsung ikutan teriak-teriak sambil pura-pura protes karena Xia Lin bersepedanya kejauhan. Xia Lin benar-benar kagum padanya.

"Kenapa kau memandangku terus? Oh, aku tahu. Kau pasti berpikir aku ini sangat ganteng dan sempurna hari ini?"

"Aku hanya berpikir bahwa jika kau tidak senarsis ini, mungkin sudah ada seseorang yang mau menerimamu."

"Tunggu dulu. Aku tidak menerima kritikan apapun, aku sangat puas dengan diriku yang sekarang."

Puas melampiaskan stres mereka dengan jejeritan gaje ke laut, Chu Yan akkhirnya mengantarkan Xia Lin pulang.


Tapi saat dia hendak masuk, dia malah bertemu Yi Zhou. Tapi yang paling tidak disangkanya, Yi Zhou tiba-tiba meminta maaf. Ini pertama kalinya Yi Zhou meminta maaf padanya.

Xia Lin pernah bilang bahwa hal yang paling penting dalam sebuah hubungan adalah kejujuran dan rasa hormat. Yi Zhou sadar kalau dia gagal dalam kedua hal itu.

Nantinya, Yi Zhou mungkin terkadang akan gagal dalam kedua hal itu. Tapi dia janji kalau dia akan berusaha keras untuk berusaha yang terbaik untuk mencapai kedua hal itu.

"Tidak perlu. Kita sudah putus. Kau boleh pergi!"


Yi Zhou sontak mencegahnya, tapi hal itu malah membuat sakitnya kambuh hingga dia terbatuk-batuk. Xia Lin cemas melihatnya, jangan berkeliaran kalau lagi sakit.

Yi Zhou tak peduli dan terus berusaha meyakinkan Xia Lin bahwa dia akan berusaha untuk berubah. Dia pasti akan membuktikannya biarpun Xia Lin tidak mempercayainya.

Tapi Xia Lin terus terdiam tak memberinya. Yi Zhou akhirnya menyerah dan pamit, tapi Xia Lin harus ingat untuk menjaga dirinya dengan baik.


Keesokan harinya, Xia Lina mendapati sekantoang makanan tergantung di gagang pintunya dengan disertai pesan dari Yi Zhou: Mumu, ingatlah untuk memakan sarapanmu.

Xia Lin awalnya berniat mengacuhkannya. Tapi setelah dipikir-pikir, sayang juga kalau makanan dibuang-buang, akhirnya dia ambil juga makanan itu.


Hari ini Xia Lin disuruh kerja membagi-bagikan selebaran pakai kostum badut. Xia Lin awalnya keberatan, tapi si bos menjanjikan gaji lebih jika dia memakai kostum ini.

Terpaksalah Xia Lin harus melakukannya, tapi malah berakhr jadi bulan-bulanan anak-anak di mall. Tapi syukurlah dia tidak sendirian, seorang badut hijau mendadak muncul membantunya.


Saat dia pulang malam harinya, lagi-lagi dihadang Yi Zhou yang masih bersikeras mau mengikuti Xia Lina ke manapun dia pergi.

"Terserah. Ikut saja kalau kau mau!"

Xia Lin sengaja membawanya ke sebuah warung pinggir jalan lalu memesan sate super pedas dan Yi Zhou asal saja ikut-ikutan memesan menu yang sama.


Dia bahkan mengikuti semua yang dilakukan Xia Lin. Xia Lin mengambil botol bir, dia juga mengambil botol bir. Tapi saat Xia Lin membuka tutup botol itu pakai gigi, Yi Zhou cuma bisa diam dan akhirnya batal minum dengan alasan harus nyetir.

Xia Lin masa bodo dan terus mengacuhkannya. Pesanan mereka datang tak lama kemudian dan Yi Zhou lagi-lagi mengikuti semua gerakan Xia Lin... dan langsung terbatuk-batuk saking pedasnya. Wkwkwk!

Akhirnya dia cuma diam tak menyentuh makanannya dan mengawasi Xia Lin menghabiskan semua makanan pedas sampai ludes tak bersisa.

"Kalau kau tidak bisa makan pedas, maka jangan pesan dan menyia-nyiakan makanan!" Kesal Xia Lin lalu pergi!


Dia mengantarkan Xia Lin pulang, tapi setelah itu, Xia Lin langsung ketus mengusirnya tanpa memberi Yi Zhou kesempatan untuk bicara. Tapi Yi Zhou tidak langsung pergi dan terus menatap apartemennya.

Xia Lin sebenarnya masih khawatir dan langsung mengeceknya lewat jendela begitu dia masuk rumah. Tapi pada akhirnya, tetap saja dia bersikeras memperingatkan dirinya sendiri untuk tidak goyah.

 

Selama beberapa hari berikutnya, Xia Lin selalu menemukan sekantong sarapan tergantung di gaganga pintunya hingga dia jadi terbiasa mengecek gagang pintunya. Tapi suatu hari, tiba-tiba saja dia tidak lagi menemukan kiriman makanan lagi.


Hari itu, Xia Lin mendatangi sebuah ruang private di sebuah bar untuk interview pekerjaan. Si manajer memberitahunya kalau dia mau mempekerjakan Xia Lin untuk sebuah iklan jus buah.

Dia bahkan langsung menawarkan segelas jus buah yang dimaksudnya untuk Xia Lin cicipi. Xia Lin dengan lugunya meminum jus buah itu tanpa menyadari si manajer yang tampak jelas sangat aneh.

Xia Lin tanpa pikir panjang menerima pekerjaan itu dengan senang hati. Si manajer senang lalu pamit keluar dengan alasan mau menelepon atasannya dulu.

 

Xia Lin mempelajari kontraknya sambil terus meminum jus buah itu. Tapi beberapa detik kemudian, tiba-tiba saja dia merasa pusing hebat.


Tak berapa lama kemudian, Chu Yan mendadak datang di ruang private yang sama dan mendapati Xia Lin sedang mabuk.

Tapi dalam keadaan linglungnya, Xia Lin jadi salah mengira Chu Yan sebagai Yi Zhou dan langsung saja membuka kancing bajunya. Chu Yan jelas panik dan buru-buru merapatkan kembali kancingnya.

Sayangnya mereka tidak sadar kalau aksi Chu Yan yang tampak sedang berkutat dengan bajunya Xia Lin itu sedang direkam secara diam-diam oleh Ah Nan dan An Ran.


Parahnya lagi, Xia Lin tiba-tiba menariknya hingga posisinya menindih Xia Lin yang masih terus nyerocos mengira dia Yi Zhou dan memaksanya untuk mengaku kalau 'Yi Zhou' suka padanya.

Dan Chu Yan... hmm, sepertinya mulai merasa tergoda karena kedekatan mereka itu. Dia bahkan jujur mengaku, "aku menyukaimu."

"Kalau begitu, c**m aku."

Wah! Wah! Wah! Chu Yan tampaknya benar-benar mulai tergoda. Oh, No! Jangan Chu Yan, please!


Bersambung ke part 2

Post a Comment

4 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam