Episode 14: Kesamaan, Harapan Paling Indah.
Sang Zhi hampir saja senang membaca satu kalimat di artikel itu. Eeeeh, di baris kedua malah tertulis bahwa makna lain dari memberi gelang berinisial adalah wujud perhatian senior. Pfft! Nggak jadi senang deh Sang Zhi.
Apakah Jia Xu beneran satu pesawat dengannya?... Oh tidak saudara-saudara. Nyatanya sekarang ini dia sedang berjuang keras menghubungi semua teman dan kenalannya semalaman untuk mendapatkan tiket penerbangan dengan jadwal yang sama dengan Sang Zhi dengan alasan bahwa dia ada rapat penting di Yihe besok pagi (rapat sama gebetan).
Dan untungnya semua temannya percaya dan membantunya hingga akhirnya, Jia Xu berhasil juga mendapatkan tiket itu pada tengah malam sehingga esok subuhnya dia pun bisa menjemput Sang Zhi tepat waktu.
Sayangnya, harapannya tidak semuanya terwujud saat dia tidak melihat Sang Zhi memakai gelang pemberiannya. Jia Xu kecewa, sepertinya Sang Zhi tidak suka ya. Tapi ya sudahlah, Jia Xu tetap menggoda Sang Zhi seperti biasanya dan langsung senang lagi saat Sang Zhi membagi dua roti sarapannya untuknya.
Sesampainya di bandara, tak sengaja mereka bertemu dengan teman SMA-nya Jia Xu yang langsung mengira kalau Sang Zhi adalah pacarnya Jia Xu. Eh tapi katanya Jia Xu pacaran sama Jiang Ying?
Hah? Jia Xu kaget, kapan dia pacaran sama Jiang Ying? Siapa yang ngomong? Si teman jadi canggung menyadari dia salah ngomong, dia juga lupa dengar dari siapa. Menyadari dia menganggu mereka, si teman pun cepat-cepat pamit. Sang Zhi langsung penasaran, siapa Jiang Ying?
"Gadis yang kita temui saat makan malam tahun baru," jawab Jia Xu.
Namun dia meyakinkan Sang Zhi bahwa hubungannya dengan Jiang Ying sama sekali bukan hubungan spesial. Sang Zhi juga lihat sendiri kan bagaimana perlakuan Jiang Ying terhadapnya, jadi mana mungkin mereka punya hubungan semacam itu.
Lagipula, dia kan sudah pernah berjanji pada Sang Zhi dulu bahwa jika dia punya pacar, maka dia akan menunjukkannya pada Sang Zhi lebih dulu. Aww, Sang Zhi tercengang menyadari Jia Xu ternyata masih mengingat janji di antara mereka. Tapi... bagaimana dengan Jiejie yang dulu pernah datang bersama Jia Xu ke bandara Yihe waktu dia masih SMA dulu?
"Kau pikir dia pacarku?" Pfft! Jia Xu sontak mesem senang banget menyadari Sang Zhi selama ini menyembunyikan perasaannya karena mengira dia sudah punya pacar. Sang Zhi pun jadi malu menyadari dirinya sudah salah paham pada Jia Xu selama ini.
Begitu sampai asrama, Sang Zhi langsung lari ke balkon hanya untuk dadah-dadah pada Jia Xu. Kebetulan Ning Wei juga baru tiba dan langsung penasaran sama perkembangan hubungan mereka, Lao Gege mengantarkan Sang Zhi dengan status apa sekarang?
Sang Zhi juga bingung. Dia merasa sikap Jia Xu belakangan ini agak aneh. Jia Xu bahkan secara khusus memberitahunya bahwa beberapa tahun ini, dia tidak pacaran. Sang Zhi tidak yakin sih, tidak ingin terlalu berharap juga, tapi mungkin... mungkin loh ya, Jia Xu mulai sedikit menyukainya.
Ning Wei heran sama dia, kenapa dia begitu penakut, Sang Zhi bahkan terlalu takut untuk memikirkan kemungkinan itu. Memangnya apa kekurangan Sang Zhi?
"Aku hanya merasa kalau aku dan dia... tidak mungkin."
Sang Zhi selama ini menyukai Jia Xu diam-diam, makanya sering kali dia suka berpikir berlebihan setiap kali Jia Xu melakukan sesuatu untuknya, padahal bagi Jia Xu itu sesuatu hal yang sangat biasa.
Seandainya mereka baru bertemu saat mereka sama-sama dewasa dan mereka tidak pernah saling mengenal sebelumnya, Sang Zhi tidak akan ragu akan perasaannya. Bahkan dia akan berani untuk mengejar Jia Xu dan tidak akan takut untuk mendengar apa pun jawaban Jia Xu.
Namun faktanya tidak begitu. Apa mungkin Jia Xu, yang notabene melihatnya tumbuh sejak kecil, akan memiliki perasaan cinta terhadap seseorang yang dia anggap adik?
Ning Wei tidak setuju. Jia Xu mana bisa disebut melihatnya tumbuh sejak kecil. Menurut Ning Wei, Jia Xu cuma seorang gege yang dia kenal waktu dia masih kecil saja. Situasi mereka sekarang sudah sangat berbeda, mereka sudah sama-sama dewasa dan mereka juga cuma beda umur 5 tahun. Apanya yang aneh dengan berpacaran dengan orang yang lebih tua cuma 5 tahun? Jadi apa yang sebenarnya Sang Zhi ragukan?
Ucapannya akhirnya berhasil juga membuat Sang Zhi jadi punya semangat baru untuk mengejar cintanya, tapi apa yang harus dia lakukan? Menurut Ning Wei, yang paling penting adalah jangan terlalu memikirkan masalah perbedaan usia mereka. Berteman saja seperti biasa.
Kedua... jika musuh tidak bertindak, maka dia juga jangan bertindak. Namun jika musuh bertindak, maka Sang Zhi yang harus bertindak duluan.
Dalam perjalanan pulang, Jia Xu jadi semakin yakin kalau pria yang Sang Zhi sebutkan itu sebenarnya tidak ada, Sang Zhi berbohong untuk menutupi perasaannya. Jia Xu senang banget dan langsung menelepon Qian Fei untuk memberinya kabar baik ini. Makanya sekarang dia mau tanya tentang bagaimana caranya Qian Fei dulu mengejar istrinya, biar dia punya inspirasi cara untuk mengejar nona muda yang dia sukai itu.
Qian Fei bingung, kalau Jia Xu sudah yakin akan perasaan wanita itu padanya, kenapa tidak langsung menyatakan cinta saja? Jia Xu tidak mau, pokoknya dia harus mengejarnya dulu. Soalnya nona mudanya ini selalu meyakini kalau dia tidak mungkin menyukainya.
Lagipula nona mudanya ini belum tahu kalau dia sudah mengetahui perasaannya. Makanya dia harus pura-pura tidak tahu, dia harus menjaga harga diri nona mudanya ini. Karena itulah Qian Fei harus berbagi ilmu tentang cara mengejar wanita.
Keesokan harinya, Jia Xu menelepon Sang Zhi untuk mengajaknya makan bersama. Kapan Sang Zhi ada waktu? Sang Zhi setuju... soalnya kan dia masih punya hutang traktiran pada Jia Xu.
"Hah? Apa maksudmu? Maksudmu kau ingin menjadikan traktiranku untuk membayar hutangmu kemarin? Kau perhitungan juga, ya. Kapan kau ada waktu?"
"Sabtu... oh tidak, jumat saja. Sabtu aku harus belajar ke perpustakaan bersama teman-temanku."
"Oke. Kalau begitu, nanti aku kirimkan waktu dan restorannya padamu."
Berhubung Ning Wei tadi memaksa Sang Zhi untuk menerima teleponnya Jia Xu di hadapan mereka, makanya sekarang teman-temannya Sang Zhi heboh banget. Mereka benar-benar bahagia untuk Sang Zhi, akhirnya perasaan diam-diam Sang Zhi pada Lao Gege bakalan menjadi kenyataan.
Siapa tahu Lao Gege kali ini mengajaknya makan bersama dengan tujuan untuk menyatakan cinta. Sang Zhi pesimis, dia yakin kalau ini cuma makan bersama seperti sebelumnya. Ning Wei tidak setuju, berhubung sekarang musuh sudah bertindak, maka tidak mungkin cuma sekedar makan. Karena itulah, Sang Zhi juga harus melakukan persiapan penuh... dandan yang cantik maksudnya.
Hari Jumat pun tiba, Jia Xu langsung pergi menjemput Sang Zhi seusai rapat. Teman sekamarnya Sang Zhi antusias banget, apalagi ini kencan pertamanya Sang Zhi. Sang Zzhi ngotot menyangkal, cuma makan bersama saja kok.
Begitu? Iyain ajalah, tapi mana mungkin ada yang percaya. Sang Zhi dandan cantik banget hari ini khusus untuk sang pujaan hati.
Dia akhirnya bergegas keluar menemui Jia Xu dan kontan membuat Jia Xu begitu terpana melihatnya yang begitu cantik hari ini. Jia Xu pun tak ragu untuk memuji kecantikannya.
Sang Zhi hampir saja senang, tapi tiba-tiba Jia Xu mengumumkan bahwa akan ada orang lain yang makan bersama mereka, dia mau memperkenalkan Sang Zhi padanya.
Oh? Siapakah? Sang Zhi tidak berani tanya langsung, dan akhirnya cuma bisa menebak-nebak dengan sedih bahwa Jia Xu mungkin mau memperkenalkannya pada pacarnya. Saking yakinnya, dia jadi tidak enak untuk duduk di depan.
Namun saat dia mau duduk di belakang, Jia Xu mendadak protes, tidak terima Sang Zhi memperlakukannya bagai supir. Dia bahkan langsung membukakan pintu depan Sang Zhi.
Orang yang makan bersama mereka ternyata Si Yun. Jadi ceritanya, kemarin seusai sukses mengundang Sang Zhi makan bersamanya, Jia Xu langsung mendatangi Si Yun, membawakan kue untuk menyogok Si Yun agar Si Yun mau membantunya menjelaskan kesalahpahaman Sang Zhi tentang hubungan mereka. Dia bahkan meminta Si Yun untuk bilang ke Sang Zhi bahwa selama bertahun-tahun ini dia tidak pernah punya pacar.
Makanya sekarang Si Yun menjelaskan pada Sang Zhi tentang situasi waktu dia ikut Jia Xu ke bandara dulu. Jadi waktu itu, Jia Xu sebenarnya sedang demam, terlalu berbahaya jika membiarkan Jia Xu menyetir sendiri dalam keadaan seperti itu.
Waktu itu seharusnya suaminya yang mengantarkan Jia Xu, tapi tiba-tiba suaminya harus menemui klien, makanya hanya dia yang bisa mengantarkan Jia Xu. Dia ikut masuk mencari Sang Zhi waktu itu karena mengkhawatirkan kondisi Jia Xu yang kurang baik.
Waktu San Zhi ke toilet, Jia Xu menyuruhnya pergi duluan karena dia khawatir kalau Sang Zhi malu ada orang asing. Makanya waktu itu dia tidak sempat ngobrol dengan Sang Zhi.
Awalnya dia mengira kalau Sang Zhi adalah anak kerabatnya Jia Xu, tapi waktu Sang Zhi pergi ke toilet waktu itu, Jia Xu memberitahunya tentang bagaimana dulu mereka pertama kali bertemu. Jia Xu bahkan mengaku padanya bahwa dia sebenarnya sedih melihat Sang Zhi bersedih. Obrolan mereka inilah yang dulu disalahpahami oleh Sang Zhi kaena waktu itu dia hanya melihat mereka dari kejauhan.
Usai menjelaskan masalah ini, Si Yun pun mulai ganti haluan, dengan penuh arti memuji-muji segala kelebihan Jia Xu yang tampan, baik dan sukses di usia muda, dan yang paling penting, belum pernah pacaran loh. Pfft!
Tepat saat itu juga, tiba-tiba semua orang di kantor juga muncul di sana. Hmm, sepertinya mereka sudah tahu kalau hari ini Jia Xu membawa cewek, makanya mereka rombongan datang ke sana untuk melihat.
Saat mereka menanyakan siapa Sang Zhi, Jia Xu memperkenalkannya sebagai... "temanku."
Oh? Sudah berubah status jadi teman nih? Bukan lagi Meimei? Sang Zhi tercengang mendengar ucapan Jia Xu.
Namun seperti biasanya, Sang Zhi tidak nyaman bersama banyak orang. Untungnya kali ini Jia Xu peka memahaminya. Maka dia langsung pamitan pada semua orang lalu menggandeng Sang Zhi keluar dari sana.
Bahkan setibanya di luar, dia tidak sadar kalau dia masih memegang tangan Sang Zhi sampai saat Sang Zhi mengisyaratkannya akan hal itu dan Jia Xu pun langsung menarik tangannya dengan canggung.
Sang Zhi mengaku bahwa Si Yun sudah menjelaskan segalanya tadi, tapi Jia Xu kan sebelumnya juga sudah menjelaskan padanya, dia percaya kok pada Jia Xu. Jia Xu senang mendengarnya, tapi dia memang harus memperjelas masalah ini, karena jika tidak... takutnya bakalan jadi masalah di masa depan (saat mereka jadian nanti).
Bingung dengan maksud Jia Xu, Sang Zhi pun buru-buru mengalihkan topik dengan menanyakan ke mana mereka harus pergi sekarang. Jia Xu usul agar mereka nonton bioskop saja, film anime. Oke, Sang Zhi langsung setuju.
Sesampainya di mall, Sang Zhi ingin beli minuman dulu. Dia pesan teh oolong persik putih. Namun saat dia mencicipi seteguk, dia baru sadar kalau itu teh susu, dia alergi susu.
Reaksi alerginya cukup cepat. Saat Jia Xu kembali dari membelikannya minuman baru, dia malah mendapati wajah Sang Zhi mulai memerah karena ruam. Cemas, Jia Xu langsung menyeretnya pergi beli obat untuk alerginya dan batal nonton.
Jia Xu mengawasi Sang Zhi meminum obatnya, lalu tiba-tiba saja dia membungkuk dalam jarak dekat yang jelas saja mengagetkan Sang Zhi.
Bersambung ke episode 15
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam