Sinopsis About is Love Episode 4 - 3

 Sinopsis About is Love Episode 4 - 3

Wei Qing lalu melihat-lihat isi presentasi-nya Zhou Shi dan mendapati ada salah satu foto lukisan karyanya Xun Ran. Zhou Shi juga suka Xun Ran?


Benar, Zhou Shi adalah penggemar berat, sudah 5 tahun dia mengagumi Xun Ran. Wei Qing heran, memangnya apa yang dimiliki Xun Ran itu sampai dia disukai sebesar itu? Dia bahkan tidak bisa mengungkap jati dirinya, apanya yang musti disukai dari orang itu?

"Setidaknya dia jujur pada dirinya sendiri! Karya seninya adalah jati dirinya!" Protes Zhou Shi tak terima.

Dia bahkan langsung menyebutkan berbagai kelebihan lukisan Xun Ran yang menurutnya terasa seperti anak-anak sekaligus dewasa. Dan juga terasa ada iblis dalam satu orang. Itu yang dia rasakan dari karyanya Xun Ran.

 

Ucapan Zhou Shi itu kontan membuat Wei Qing teringat masa lalunya. Saat suatu hari, guru lukisnya membandingkan lukisan Wei Qing dengan lukisan seorang anak (yang kemungkinan adalah Xun Ran).

Lukisan Wei Qing adalah lukisan pemandangan sedangkan lukisan anak itu adalah lukisan abstrak. Tapi Guru menilai lukisan si anak jauh lebih bagus, dia bahkan menilai itu adalah lukisan seorang jenius.

Wei Qing tidak terima dan langsung mencaci lukisan abstrak nggak jelas itu. Tapi Guru bisa langsung tahu maksud lukisan itu adalah tentang... ngompol. Wkwkwk!

"Ning Fei tadi kebelet," Guru mulai menjelaskan. (What? Anak itu Ning Fei? Ning Fei itu Xun Ran?). "Tapi karena tidak ada waktu, dia jadi terpaksa harus menahannya. Lihatlah bentuk dari karyanya ini, bukankah ini terlihat seperti sesuatu yang hampir bocor ribuan mil? Dan saat dia pulang, cealnanya sudah ganti. Itu pasti karena dia tidak bisa menahannya dalam perjalanan pulang. Makanya dia ngompol."

"Aku benci Guru Yan!" Ning Fei sebel yang jelas membenarkan dugaan Guru Yan.


Heran mendengar ucapan Zhou Shi tadi, Wei Qing penasaran apakah dia pernah bertemu Xun Ran sebelumnya? Tidak!

"Kau benar-benar harus meramal nasibmu."

"Kau bilang apa?"

Wei Qing tiba-tiba mendekat dan mengurung Zhou Shi di antara dirinya. Jelas saja Zhou Shi jadi panik, dia mau ngapain?!

"Aku ingin membantumu untuk menatap wajahku."

"Tapi, bukankah kita harus melakukan presentasi? Kenapa malah berubah jadi menatap wajahmu."

Wei Qing cuma tersenyum singkat dan akhirnya menjauh lalu mempersilahkan Zhou Shi untuk memulai presentasinya.


Keesokan harinya, Wei Qing mengajar di kelasnya Zhou Shi. Tapi gara-gara kemarin keasyikan karaokean, sekarang tenggorokan mereka jadi sama-sama tak enak dan terbatuk-batuk terus sepanjang kuliah. Zhang Shuai sampai heran, Zhou Shi dan Wei Qing kok sama-sama terbatuk-batuk?


Di rumah, Fei Fei tiba-tiba menjatuhkan mangkok sampai pecah. Sepertinya pikirannya jadi kacau gara-gara kebanyakan lihat mangkok belakangan ini. Biarpun masalah ini sudah selesai, entah kenapa Fei Fei merasa tidak enak.

Padahal dia berniat sungguh-sungguh untuk minta maaf, tapi Ning Fei bahkan tidak menatapnya. Itu kan cuma mangkok, memangnya kenapa kalau pecah? Perlu banget yah jadi seperti ini? Masa perlu rehabilitasi?

Kata terakhir itu mendadak membuat Zhou Shi punya ide bagus. Karena mereka tidak bisa menemukan mangkok yang mirip, bagaimana kalau mereka memperbaiki mangkok pecah itu ke bentuk semula.

"Eh, Nona. Kau pikir kita hidup di tahun berapa? Siapa juga yang masih memperbaiki mangkok jaman sekarang?"

"Cermin pecah saja bisa diperbaiki, apa kau lupa aku bisa memperbaiki mangkok? Aku kan bekerja di bidang seni. Ini tidak sulit bagiku."

"Aku hanya takut bahwa air yang tumpah, tidak akan bisa kembali. Sama seperti uang yang kugunakan untuk membeli mangkok-mangkok itu." Isak Fei Fei.


Tepat saat itu juga, tiba-tiba saja mereka melihat air menetes-menetes dari lantai atas. Kedua wanita itu langsung panik memanggil-manggil Ning Fei, tapi tak ada jawaban.

Aneh, apa tidak ada orang di rumah? Fei Fei yakin tidak, dia tadi melihat Ning Fei pulang kok dan dia yakin kalau dia tidak mendengar Ning Fei keluar.


Zhou Shi jadi cemas mendengarnya dan langsung mencari jalan masuk lain dengan memanjat belakang gedung. Dia sudah mau menaiki tumpukan kotak yang ada di sana, tapi Fei Fei menghentikannya. Zhou Shi mau ngapain?

"Perasaanku tidak enak, jadi aku mau naik untuk melihatnya."

Ning Fei itu kan temperamennya buruk. Fei Fei cuma memecahkan satu mangkoknya dan Ning Fei memperlakukannya seperti ini. Kalau Zhou Shi tiba-tiba naik, apa dia tidak takut Ning Fei bakalan menghajarnya?

"Kalau dia baik-baik saja, maka dia hanya akan meneriakiku. Tapi kalau benar-benar terjadi sesuatu padanya dan kita membantunya, kita bisa menyelesaikan masalah mangkok pecah itu."

Jangan khawatir, Fei Fei tunggu saja di pintu depan. Begitu dia masuk, dia akan membukakan pintu untuk Fei Fei. Zhou Shi pun langsung menaiki kotak-kotak itu untuk masuk lewat jendela dan membukakan pintu untuk Fei Fei.


Air bahkan sudah memenuhi seluruh lantai saat mereka masuk, dan merekamenemukan sumbernya dari kamar mandi yang tertutup. Zhou Shi sudah mau masuk, tapi Fei Fei lagi-lagi menghentikannya, takutnya Ning Fei malah lagi mandi.


Zhou Shi tak peduli dan langsung masuk. Dan betapa shock-nya mereka saat menemukan Ning Fei terendam pingsan di bak mandi berwarna merah. Darah?

Fei Fei sontak panik bukan main, Ning Fei bunuh diri kah? Dia bunuh diri cuma gara-gara mangkok? Ambulance! Panggil ambulance! Di mana ponselnya?!

Zhou Shi berusaha tetap tenang melihat situasi dan menghentikan Fei Fei. Apa dia tidak mendengar suara-suara?

"Aku tidak peduli suara apa itu! Kalau kita tidak menyelamatkannya, dia bisa mati! Bagaimana kalau kita jadi tersangka?"

 

Zhou Shi meyakinkannya untuk tenang lalu mendekati Ning Fei. Dia mematikan kran airnya lalu mengecek bau air merah itu. Ini kan?... Fei Fei langsung mencari-cari hingga akhirnya dia melihat cat lukis warna merah. Fiuh! Syurkurlah.

Fei Fei bingung apa maksudnya. Zhou Shi menyuruhnya mendekat dan membaui air ini, tapi Fei Fei terlalu ketakutan mengira itu darah dan menolak mendekat.

Fei Fei sontak memaksanya mendekat dan meyakinnya untuk mengendus air merah itu, kalau itu darah maka baunya pasti kuat. Fei Fei mencoba mengendusnya dengan takut-takut, tapi malah menyadari kalau itu bau cat.

Dengan tangan gemetaran dia mencoba mengecek napasnya Ning Fei dan mendapatinya masih bernapas. Tapi tiba-tiba saja Ning Fei bangkit lalu menarik kepala Fei Fei sampai tercebur ke bak.


Tak lama kemudian, ambulance datang untuk membawa Ning Fei ke rumah sakit. Dokter menjelaskan kalau Ning Fei kekurangan gizi karena belum makan cukup lama. Ditambah lagi, sepertinya dia terantuk sesuatu dalam kondisinya itu sehingga menyebabkannya pingsan.

Kondisinya tidak parah, mungkin dia akan sadar besok. Tapi untuk sementara waktu sampai mereka bisa menghubungi keluarganya, Dokter ingin salah satu dari mereka untuk ikut ke rumah sakit untuk mengurus administrasi. Fei Fei langsung mengajukan diri, gini-gini dia masih punya hati nurani.


Zhou Shi lalu menyibukkan diri dengan membersihkan rumahnya Ning Fei lalu melihat-lihat lukisannya yang memang bagus-bagus. Sepertinya ucapan Ning Fei tadi tidak sekedar pamer belaka.

Tapi... lukisan-lukisannya Ning Fei ini gayanya terasa familier. Seperti lukisannya Xun Ran. Jangan-jangan... Ning Fei itu Xun Ran? Eih! Tapi tidak mungkin, Ning Fei kan masih kecil.

Ning Fei pasti cuma niru karena dia penggemarnya Xun Ran juga, lukisan jiplakannya ini bagus banget. Tapi kemudian perhatiannya teralih saat melihat mangkok pecah itu.


Wei Qing termenung saat Asisten An menelepon dan tak sengaja keceplosan menyebut Ning Fei itu sebagai Xun Ran sebelum kemudian cepat-cepat menyadari kesalahannya dan ganti memanggilnya dengan nama aslinya.

Dia memberitahu kalau dia sudah menemukan Ning Fei. Dia sudah kembali sekitar 2 minggu yang lalu dan sekarang kuliah di Universitas Seni Guang Hua. Dia juga tinggal di studio yang dulu dipakai oleh mendiang Tuan saat beliau masih hidup.

Tapi sekarang, kabarnya Ning Fei sedang dirawat di rumah sakit karena pingsan. Nyonya sudah menerima beritanya dan sekarang dalam perjalanan ke rumah sakit.


Pada saat yang bersamaan, Nyonya He (Ibunya Wei Qing sekaligus bibi yang pernah bertemu Ning Fei di luar toko alat lukis) terburu-buru ke rumah sakit sambil menelepon seorang dokter karena dia ingin memindahkan Ning Fei ke ruang VIP.


Dia langsung menghambur ke Ning Fei begitu melihatnya dan kontan membuat Fei Fei tercengang. Dia mengenali Nyonya He sebagai orang yang membawa Ning Fei untuk tinggal di apartemennya yang sekarang.

Waktu itu, dia tak sengaja melihat Nyonya He keluar dari apartemennya Ning Fei, dia bahkan menyaksikan mereka berplukan. (Dia pasti mengira kalau si tante ini kekasihnya Ning Fei)

Nyonya He cemas bukan main menuntut dokter tentang kapan Ning Fei akan sadar. Fei Fei langsung menyela dan memberitahu Nyony He kalau Ning Fei tidak akan bangun secepat itu.

"Kau?"

"Saya tetangganya. Saya yang membawanya ke rumah sakit."


Nyonya He langsung memperkenalkan dirinya sebagai walinya Ning Fei dan berterima kasih karena Fei Fei telah menyelamatkan Ning Fei.

"Bagiku, anak ini sangat penting. Kalau sampai terjadi sesuatu padanya. Maka aku benar-benar..."

Fei Fei bermulut manis bahwa mereka tetangga, jadi sudah seharusnya saling membantu. Padahal di dalam hatinya dia membatin sinis. Perasaan anak ini tidak ada bagus-bagusnya kecuali tampangnya yang memang lumayan cakep.

Dia mengaku kalau mereka tak sengaja menemukannya pingsan. Kalau saja dia tahu kalau Ning Fei akan melaparkan dirinya sendiri, ini pasti tidak akan terjadi.


Nyonya He jelas heran, kenapa Ning Fei melaparkan dirinya sendiri? Fei Fei juga tidak tahu. Dokter bilang kalau Ning Fei sangat lemah karena dia belum makan 3 hari. Sedangkan apa yang terjadi 3 hari yang lalu...

Ah! Fei Fei mendadak menyadari apa masalahnya. "Nyonya He, ada sesuatu yang ingin saya tanyakan pada anda."


Zhou Shi sedang berusaha memperbaiki mangkok pecah itu dengan cara mengelem-nya saat Fei Fei pulang dengan galau. Dia memberitahu Zhou Shi kalau walinya Ning Fei sudah datang, dia bahkan sudah mengirim Ning Fei ke rumah sakit lain yang jauh lebih bagus.

"Zhou Shi. Kurasa aku benar-benar membuat kesalahan serius kali ini."

"Ada apa?"

Si kunyuk lantai atas itu, dia sakit gara-gara mangkoknya pecah. Dia menderita OCD. Fei Fei pikir penyakit semacam itu cuma diderita oleh para CEO yang ada di drama-drama TV.

Itu anak kelihatannya doang imut, nyatanya tidak imut sama sekali. Dulu dia pernah dengar berita seorang anak yang memecahkan cangkir yang dia buat untuk minum sejak dia kecil. Lalu setelah itu, dia tidak pernah mau minum air lagi.

Waktu itu, Fei Fei pikir kalau berita itu palsu. Siapa sangka kalau di dunia ini, benar-benar ada penyakit semacam itu.

Flashback.


Setelah Fei Fei menceritakan masalah itu pada Nyonya He, ia tidak marah dan menyadari kalau Fei Fei tidak bisa disalahkan sepenuhnya. Ia menjelaskan kalau mangkok itu adalah peninggalan mendiang keluarganya Ning Fei dan dia sangat bergantung pada mangkok itu.

Keluarga Ning dan keluarga Wei sangat dekat. Mendiang Ayah Ning Fei adalah seorang pembuat tembikar. Mangkok itu awalnya ada dua dan dibuat khusus oleh beliau untuk Ning Fei.

Yang satunya dimiliki Ning Fei, dan yang satunya lagi entah ada di mana. Karena itulah Ning Fei selalu menjaga mangkok itu dengan baik.

Bersambung ke episode 5

Post a Comment

4 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam