Sinopsis Accidentally in Love Episode 11 - 2

Sinopsis Accidentally in Love Episode 11 - 2

Tak lama kemudian, Nan Xi memberikan arahan pada Feng dan Qing Qing, sementara Xin Ya cuma bisa memandang mereka dengan cemburu dan sedih.


Latihanpun dimulai kembali. Qing Qing memerankan perannya dengan baik, tapi saat giliran Feng mengucap dialog, kondisinya tampak semakin memburuk.

      

Qing Qing jadi cemas dan langsung mengecek suhu tbuhnya. "Si Tu Feng, kau panas banget. Apa kau demam?"

Qing Qing langsung memapahnya turun dari panggung. Semua orang pun kontan mencemaskannya. Guru Chen bergegas membawanya ke UKS, tapi yang lain tetap harus tetap latihan.

                                          
Saat mereka kembali ke kelas tak lama kemudian, Qing Qing langsung menanyakan keadaan Feng pada Nan Xi.

"Dia demam dan flu, tapi dia baik-baik saja. Dia pulang untuk istirahat."

"Oh, apa karena dia jatuh ke air saat syuting terakhir kali?" Gumam Qing Qing.

"Apa? Dia jatuh ke air?"

"Iya."

"Ah, tidak heran."

"Tidak heran apa? Apa dia benar-benar takut air?"

Nan Xi mengiyakannya dengan canggung. Qing Qing tak percaya, Feng kan sudah dewasa, masa takut air?

Nan Xi curiga. "Kau sepertinya... sangat mengkhawatirkannya."

"Aku?... Seorang teman mengkhawatirkan temannya, bukankah itu kan normal? sangat normal, kan?"

"Benarkah?"

"Iya, aku juga mengkhawatirkanmu. Sangat normal sekali."

 

Tiba-tiba segerombolan penggemarnya Feng muncul mengerubungi Qing Qing sambil bawa berbagai macam kado. Mereka dengar kalau Feng sakit, jadi mereka semua menuntut Qing Qing untuk memberikan kado-kado mereka ini ke Feng, dia kan asistennya Feng.

 

Terpaksalah Qing Qing harus membawa setumpuk besar hadiah-hadiah itu ke rumah Feng biarpun saat itu sedang hujan deras. Dia bahkan hanya melindungi kado-kado itu, sementara dirinya sendiri basah kuyup.

Dia melihat Tuan Si Tu ada di ruang tamu saat dia datang. Qing Qing kontan panik menyembunyikan wajahnya di balik tumpukan kado sebelum Tuan Si Tu melihatnya dan cuma memperkenalkan dirinya sebagai asistennya Feng tanpa sebut nama.

Tuan Si Tu mengira dia Xiao Mei dan Qing Qing mengiyakannya saja lalu bergegas naik ke kamarnya Feng.


Feng sedang tidur saat Qing Qing masuk kamarnya. Dia meletakkan tumpukan hadiah itu di meja tanpa membangunkan Feng lalu mendekat ke Feng untuk mengecek kondisinya.

Sepertinya kondisi Feng cukup buruk. Qing Qing sepelan mungkin merapatkan selimutnya Feng. Tapi Feng sepertinya tak nyaman dan mendadak menggeliat dalam tidurnya.

Dia menendang selimut itu sampai lepas, dan otomatis memperlihatkan boksernya yang gambar kartun. Wkwkwk! Qing Qing kontan panik memalingkan mukanya.

Berusaha untuk tidak ngintip, Qing Qing setengah menutup matanya untuk merapatkan selimutnya Feng kembali, tapi malah tak sengaja membuat Feng terbangun.


Feng kontan jejeritan heboh sambil menutupi dirinya dengan selimut. Lagi ngapain Qing Qing di sini? Malu, Qing Qing menjelaskan kalau dia hanya berusaha untuk membetulkan selimutnya Feng.

Feng tak percaya, Qing Qing berniat mengambil keuntungan darinya, kan?! Qing Qing menyangkal keras. Dia tidak tertarik pada pria yang pakai bokser gambar kartun.

"Kau!... Kau tidak boleh memberitahu siapapun."

"Aku diminta untuk mengantarkan semua hadiah ini padamu. Sekarang sudah selesai, aku pergi."

"Tunggu dulu! Kenapa kau basah kuyup? Apa di luar hujan?"

"Ya, sedang hujan lebat."

"Kau harus ganti pakaianmu. Kalau tidak, kau bisa masuk angin."


Tak lama kemudian, Qing Qing keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai kemeja kedodoran yang kontan membuat Feng terpesona.

"Kau lihat apa?!" Sentak Qing Qing.

"Tidak... ada. Pakaianmu akan segera kering." Canggung Feng.


Tapi tiba-tiba terdengar suara Xin Ya dari luar pintu. Qing Qing dan Feng kontan panik, bagaimana ini? Mana bajunya Qing Qing begini lagi. Sembunyi!

Qing Qing mau sembunyi di balik tirai, tapi Feng melarang, kentara jelas banget kalau dia sembunyi di situ. Di kamar mandi juga jangan. Terus gimana dong?!

 

Karena belum dapat jawaban juga dari dalam, Xin Ya langsung saja masuk... dan mendapati Feng sedang duduk di kasurnya. Dia mau periksa Feng dulu.

Feng langsung saja menyodorkan wajahnya ke Xin Ya biar Xin Ya tidak mendekat padanya. Pfft! Sepertinya Qing Qing ngumpet di balik selimut.

Demamnya Feng sudah turun, tapi wajahnya kenapa merah? Tapi tidak masalah, hari ini dia akan ada di sini khusus untuk merawat Feng.


Feng jelas menolak, tapi Xin Ya malah menyuruh segerombolan pelayan masuk lalu memberi berbagai perintah pada mereka seolah dia nyonya di rumah ini. Dia bahkan memerintahkan salah satu dari mereka untuk menjaga Feng 24 jam 7 hari.

Parahnya lagi, dia menyuruh salah satu pelayan untuk mengganti selimutnya Feng. Waduh! Feng jelas ngotot menolak dengan alasan kalau dokter menyarankannya pakai selimut tebal selama dia sakit biar dia lebih banyak berkeringat dan cepat sembuh.


Xin Ya percaya saja dan langsung memerintahkan si pelayan untuk membawakan lebih banyak selimut untuk Feng. Jadilah si pelayan membawakan selimut yang jauh lebih tebal untuknya. Wkwkwk! Serba salah.

Qing Qing jadi tambah kepanasan gara-gara itu. Feng panik mengklaim kalau sekarang dia kepanasan, selimut itupun akhirnya diambil lagi.

"Xin Ya! Bisakah kalian semua keluar dulu? Aku mau istirahat sendirian."


"Feng gege, aku sengaja minta izin tidak masuk kelas agar aku bisa secara khusus menjagamu." Kata Xin Ya lalu duduk di kasur tepat mengenai Qing Qing yang jelas saja membuat Qing Qing memekik pelan.

Xin Ya kaget mendengar suara teredam dari dalam selimut itu. Feng buru-buru teriak-teriak seolah dialah yang berteriak kesakitan dan sekali lagi meminta Xin Ya untuk pergi saja, dia sungguh menghargai niat baik Xin Ya.

Xin Ya sedih. Baiklah, istirahatlah dengan baik. Xin Ya pun mengusir para pelayan lalu pamit dengan gaya sok imut dan akhirnya dia pergi.

 

Lega, Feng menepuk selimutnya, tanda kalau Qing Qing bisa keluar. Baru juga Qing Qing membuka selimutnya sedetik, Xin Ya mendadak muncul kembali hanya untuk bilang agar Feng menghubunginya kalau ada apa-apa.

Untung saja Qing Qing sigap menarik selimutnya kembali sebelum Xin Ya sempat melihatnya, tapi dia tidak sadar kalau kakinya masih kelihatan dan Xin Ya melihat kakinya yang di-pedikur. OMG!

"Feng gege... aku tidak tahu kalau kau ternyata orang yang seperti itu." (Pfft! Dia kira itu kakinya Feng)

Menyadari apa yang dilihat Xin Ya, Feng buru-buru pasang gaya. "Cantik, kan?!" Tanyanya sambil menepuk selimutnya. Tanda biar Qing Qing mengikuti permainannya. Qing Qing pun langsung menggerakkan kakinya dengan gaya cantik.

"Iya, cantik. Aku pergi dulu, yah? Byeee~~~"

"Bye-bye!"


Qing Qing akhirnya bisa keluar beneran sekarang. Tiba-tiba ponselnya Qing Qing berbunyi dari Nan Xi yang menyuruhnya untuk balik ke sekolah secepatnya. Soalnya Guru Chen memerintahkan mereka untuk latihan lagi.

"Cepat sembuh, yah. Aku menunggu kesembuhanmu agar kau bisa menjadi jadi Beauty-ku."

"Hei, apa kepalamu kemasukan air?"

"Cih!"


Di aula, Guru Chen malah mendengar gengnya Xiao Bi sedang menggosipkannya karena menurut mereka Guru Chen terlalu menekan mereka. Jelas saja Guru Chen langsung membentak mereka dan menyuruh mereka untuk latihan saja sekarang.

Karena Feng tidak ada, Nan Xi yang sekarang menggantikannya latihan jadi Beauty. Belum juga mereka selesai dengan dialog mereka, gengnya Xin Ya mendadak muncul sambil bernyanyi dengan suara termat lantang.

Qing Qing merasa terganggu dan berusaha mengusir mereka, tapi Xin Ya dkk malah tambah semangat untuk memprovokasinya. Untung saja Nan Xi cepat bertindak dan menyeretnya pergi agar mereka latihan di tempat lain saja.


Sekarang Nan Xi ingin Qing Qing latihan adegan bermain piano dulu. Qing Qing tidak perlu khawatir, dia cuma perlu pura-pura main piano saja. Dia tidak perlu ragu.

"Aku tidak akan ragu." Ujar Qing Qing lalu duduk di depan pianonya lalu menunjukkan keahliannya bermain piano.

Tapi dia tidak sadar kalau permainan pianonya itu membuat Nan Xi terperangah. Karena melihat Qing Qing bermain piano, mendadak membuatnya menyadari kalau Qing Qing sama persis seperti Qing Shen. Cara kedua gadis itu bermain piano dan juga wajah mereka yang memang mirip.

Seketika itu pula Nan Xi sadar kalau Qing Qing adalah Qing Shen. Tapi kenapa? Kenapa Qing Qing menyembunyikan identitasnya? Rahasia apa yang Qing Qing sembunyikan dari orang-orang?


Nan Xi terus termenung memikirkan hal itu bahkan sampai malam harinya. Feng datang saat itu sambil memberikan sekaleng soda untuk Nan Xi.

"Terima kasih sudah datang kemari biarpun kau lagi sakit."

"Terima kasih apa? Kita kan saudara. Bagiku, hanya kau yang tersisa sebagai saudaraku."

Tapi, biasanya Nan Xi selalu jadi anak baik yang tidur cepat dan bangun lebih pagi. Tapi kenapa dia malah begadang malam ini, dia bahkan mengundangnya minum soda.

"Kenapa? Tidak bolehkah aku menemuimu hanya untuk bicara?"

"Berarti, pasti ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu. Katakan padaku, aku akan membantumu mendapatkan pencerahan. Sebenarnya, aku bisa melihat kalau kau menyukai Qing Shen, kan? Jangan bohong, kau takkan bisa menyembunyikan perasaanmu dariku."

"Lalu apa kau menyukai Chen Qing Qing?"

Feng menyangkal. Siapapun yang menyukai Qing Qing pasti akan sangat menderita. Nan Xi cuma tersenyum mendengarnya. Ngomong-ngomong, mereka berdua belum pernah bersaing sebelumnya.

"Kenapa? Kau ingin mencobanya?"

"Maksudku, jika suatu hari akan datang dimana kita saling bersaing satu sama lain, bagaimana menurutmu?"

"Terlepas dari apa itu, aku tidak akan pernah memukul kakakku yang baik. Eh, Gu Nan Xi. Kenapa kau sangat aneh hari ini?"


Nan Xi cuma diam tanpa memberinya jawaban. Feng tak sempat lagi memikirkannya lebih jauh karena Daniel meneleponnya saat itu, memberitahunya bahwa komputer perusahaan mereka diretas dan MV Breathing sekarang sudah viral di internet.

Feng jelas cemas mendengarnya. Daniel meyakinkannya kalau perusahaan sudah berusaha untuk mengatasinya, viewer-nya juga belum banyak kok. Seharusnya tidak akan jadi masalah.


Keesokan harinya, Qing Qing senang melihat Feng lagi main basket. Sepertinya dia sudah sembuh sekarang. Kalau begitu, ayo latihan bagian mereka.

Feng dengan senang hati menurutinya. Dia melempar bolanya lalu mulai memainkan dialog mereka... saat tiba-tiba saja bola itu menggelinding ke kaki seseorang dan orang itu berteriak memanggil Feng.

Bersambung ke episode 12

Post a Comment

0 Comments