Episode 12: Keberanian, Andaikan Boleh.
Sang Zhi jadi murung sepanjang hari gara-gara memikirkan ucapan Jia Xu kemarin, dia bahkan jadi tidak mood untuk melakukan apa pun. Apalagi Jika Xu juga tidak memberi penjelasan apa-apa.
Ya... Gimana mau menjelaskan? Jia Xu sama sekali tidak sadar bahwa dia sudah membuat Sang Zhi salah paham. Waktu dia nge-chat pun, yang dia tanya cuma tentang tanggal berapa Sang Zhi akan pulang kampung dan mengajak Sang Zhi makan bersama seusai Sang Zhi ujian nanti.
Saat Sang Zhi mengklaim bahwa dia tidak ada waktu, Jia Xu langsung menyerah begitu saja, berpikir kalau Sang Zhi mau main bersama teman-temannya usai ujian, tidak sadar sama sekali kalau Sang Zhi cuma jual mahal. Pfft! Mas crush nggak peka, Sang Zhi pun kecewa.
Besok ujian, semua orang pun sibuk belajar. Eh Ning Wei malah ngamuk-ngamuk heboh gara-gara dia lagi tengkar sama pacarnya. Dia ingin minum-minum saja untuk meredakan bad mood-nya. Sang Zhi yang juga sama-sama bad mood, mendadak mengusulkan agar mereka pergi saja sekarang.
Jelas tidak ada yang setuju. Besok ujian, lagipula, sebentar lagi ibunya Sang Zhi bakalan video call sesuai jadwal seperti biasanya. Kalau begitu, habis ujian saja pergi minum-minumnya.
Namun telat saat itu juga, pacarnya Ning Wei tiba-tiba menelepon dan seketika itu pula mood Ning Wei berubah membaik. Jadilah sekarang hanya Sang Zhi yang masih bad mood, apalagi mas crush belum menghubunginya lagi sejak saat itu.
Situasi ini berlangsung sampai mereka selesai ujian. Sesuai kesepakatan, Sang Zhi dan teman-temannya merayakan selesainya ujian di bar. Jiang Ming ingin sekali mengantarkan Sang Zhi ke bandara besok, tapi pacarnya Ning Wei yang tidak memahami maksudnya, santai saja mengingatkannya bahwa dia ada latihan besok. Sang Zhi juga tidak ingin diantarkan olehnya dan menolak tawarannya dengan sopan.
Setelah itu, Sang Zhi nekat minum miras yang tinggi alkohol, percaya diri kalau dia kuat. Padahal tak lama kemudian, wajahnya langsung memerah karena mabuk.
Jia Xu sedang lembur, tapi dia sudah mencatat tanggal keberangkatan Sang Zhi. Makanya begitu dia sudah tidak sibuk, dia langsung chat Sang Zhi menanyakan apakah sudah packing dan memberitahu bahwa dia akan mengantarkan Sang Zhi ke bandara besok.
Penyanyi di bar sudah selesai menyanyi, Jiang Ming pun langsung gantian naik ke panggung dan mulai menyanyikan lagu romantis yang dari liriknya saja jelas-jelas sedang menyatakan cinta pada Sang Zhi.
Tapi Sang Zhi sama sekali tidak memperhatikan. Dia lagi bad mood dan sudah mabuk, apalagi saat itu juga, Jia Xu tiba-tiba meneleponnya gara-gara dia tidak membalas chat-nya. Sang Zhi langsung saja menjauh untuk menerima telepon itu, otomatis mengabaikan Jiang Ming.
Dari suara-suaranya, Jia Xu bisa langsung tahu kalau Sang Zhi lagi di bar dan sudah mabuk. Dia tidak senang dan khawatir, makanya dia langsung menuntut Sang Zhi untuk memberitahukan lokasinya padanya sekarang juga. Begitu Sang Zhi memberitahunya, Jia Xu pun langsung pergi untuk menjemputnya.
Sang Zhi pun langsung pamit pada teman-temannya, memberitahu mereka kalau kakaknya akan menjemputnya, tanpa sedikit pun memberi perhatian pada Jiang Ming. Jiang Ming khawatir melihat Sang Zhi jalannya sempoyongan, makanya dia langsung keluar menyusul Sang Zhi.
Dia berusaha membantu Sang Zhi, tapi Sang Zhi dengan tegas menolak bantuannya, menolak semua perhatiannya, tegas menarik batas di antara mereka. Jing Ming mencoba berterus terang tentang perasaannya pada Sang Zhi, tapi Sang Zhi tiba-tiba saja mual-mual.
Jiang Ming jadi khawatir dan mencoba membantunya, tapi Sang Zhi terus menolaknya. Saat inilah Jia Xu baru tiba dan jelas tak senang melihat pria lain menyentuh Sang Zhi, makanya dia langsung menjauhkan Jiang Ming dari Sang Zhi.
Namun karena Jiang Ming mengira kalau dia kakaknya Sang Zhi, jadi dia tidak berpikir macam-macam dan mungkin menganggap kesinisan sikap Jia Xu terhadapnya hanya sebagai wujud perlindungan seorang kakak terhadap adiknya, dan karena sikap Jia Xu inilah, Jiang Ming pun akhirnya masuk kembali ke bar dan meninggalkan mereka.
Jia Xu langsung menyeret Sang Zhi pergi dari sana sambil mengomelinya karena datang ke bar. Sang Zhi tidak terima, dia sudah besar, sudah dewasa, kenapa juga dia tidak boleh datang ke bar?
Jia Xu sendiri dulu yang bilang bahwa dia bisa melakukan apa pun yang dia inginkan kalau dia sudah dewasa. Lalu kenapa sekarang dia tetap tidak boleh melakukan banyak hal setelah dia sudah dewasa?
Tiba-tiba dia merasa mual lagi dan langsung jongkok untuk meredakan mualnya. Dia mau begini terus biar tidak muntah, tapi Jia Xu ngotot memaksanya bangkit. Terang saja begitu dia bangkit, dia langsung muntah ke bajunya Jia Xu. Pfft!
Jia Xu ingin menggendongnya, tapi Sang Zhi menolak, soalnya Jia Xu kan habis operasi. Dokter bilang bahwa dia tidak boleh angkat berat-berat selama 3 bulan.
"Tiga bulan sudah berlalu," ujar Jia Xu mengingatkan.
Oh, baiklah. Sang Zhi pun mau digendong, tapi saat Jia Xu memberikan punggungnya, Sang Zhi mendadak berubah pikiran tidak mau lagi digendong sambil mewek heboh tentang berat badannya yang 45kg tapi masih tepos. Wkwkwk! Jia Xu benar-benar harus menahan geli menghadapi sikap mabuk Sang Zhi yang lucu ini.
Dia dengan sabar menyuruh Sang Zhi untuk berhenti nangis sebelum kemudian menggendongnya, berjalan pelan-pelan agar Sang Zhi tidak mual.
Namun digendong Jia Xu membuat Sang Zhi jadi semakin sedih. Tanpa mengatakan detilnya, dia memberitahu Jia Xu rahasianya... "Aku... punya seseorang yang amat kusukai. Tapi orang itu tidak menyukaiku."
Jia Xu patah hati mendengarnya, "siapa?"
"Aku tidak bisa mengatakannya."
"Tidak bisa mengatakannya padaku juga?"
"He-eh. Zhi Zhi sedih sekali," isak Sang Zhi.
"Alasannya... karena orang yang kau sukai itu?"
"He-eh."
"Kau sungguh tidak bisa memberitahuku siapa orangnya? Kalau begitu, coba kau ceritakan padaku, seperti apa orangnya? Apa dia baik padamu?"
"Aku... tidak tahu bagaimana mengatakannya. Dia sangat baik. Dia juga sangat baik padaku. Namun dia juga sangat baik pada siapa pun... dia sangat baik pada siapa pun. Dia pria yang sangat baik pada semua wanita," tangis Sang Zhi.
Jia Xu sedih mendengar tangisannya, "dia membuat Zhi Zhi sesedih ini? Dia baik pada semua wanita? Kalau begitu jangan sukai dia lagi. Bisakah?"
Sang Zhi tertidur sepanjang perjalanan pulang. Sayangnya Jia Xu sama sekali tidak menyadari bahwa dialah orang yang Sang Zhi sukai, sama sekali tidak menyadari bagaimana sifatnya sendiri. Karena itulah dia patah hati mengetahui Sang Zhi ternyata menyukai orang yang sifatnya seperti itu.
"Bagaimana jika aku menjadi orang yang seperti itu? Lalu aku hanya akan baik padamu seorang. Dengan begitu, Sang Zhi tidak akan sesedih ini lagi, kan? Jika membiarkan orang lain menjagamu, aku sungguh tidak akan bisa tenang. Jika kau tidak bicara, maka kuanggap kau setuju."
Jia Xu merasa dirinya lumayan baik juga kok, keadaannya sekarang sudah mulai membaik, hutangnya juga sudah lunas. Hanya saja... memang usianya lebih tua dari Sang Zhi. Sang Zhi selalu menganggapnya tua, tapi Sang Zhi sendiri juga sudah dewasa sekarang.
Dia ingin sekali membelai wajah Sang Zhi, tapi semenit kemudian dia tiba-tiba tersadar siapa yang mau dia sentuh, adik temannya sendiri. Dia jadi semakin galau.
Keesokan harinya, Sang Zhi baru bangun dan langsung ingat kalau semalam dia muntah di bajunya Jia Xu. Hadeh! Malu banget. Sekilas dia ingat kalau semalam Jia Xu mengatakan sesuatu padanya di mobil, tapi dia sama sekali tidak bisa mengingat apa-apa yang Jia Xu katakan.
Jia Xu nge-chat saat itu, menyuruhnya untuk bangun dan bersiap-siap ke bandara agar tidak melewatkan penerbangannya. Teman-temannya Sang Zhi sudah menunggunya bangun sedari tadi, antusias banget ingin segera membahas Lao Gege. Mereka semalam sudah bertemu dengannya, sungguh mereka tidak menyangka kalau Lao Gege-nya Sang Zhi ternyata setampan itu.
Tak lama kemudian, Jia Xu datang menjemputnya. Namun saat Jia Xu tengah memasukkan kopernya Sang Zhi ke bagasi, tiba-tiba Jiang Ming muncul menemui Sang Zhi, memberinya sebungkus makanan lalu berterus terang menyatakan perasaannya.
Pfft! Sang Zhi sontak melirik Jia Xu dengan canggung. Dia masih ingat ajaran Jia Xu dulu tentang cara yang baik dan sopan dalam menolak cinta cowok. Maka Sang Zhi pun mengucap terima kasih atas perasaan Jiang Ming padanya, tapi maaf, dia mengaku bahwa dia sudah punya orang lain yang dia sukai.
Jiang Ming patah hati, tapi syukurlah pada akhirnya dia bisa menerimanya dengan ikhlas, dan mereka pun sepakat untuk tetap berteman, teman biasa.
Tak lama kemudian, Sang Zhi masuk mobil dengan canggung tapi langsung kaget saat Jia Xu tiba-tiba mendekat untuk membantunya memakaikan seatbelt, lalu merebut makanan pemberian Jiang Ming. Isinya beef burger, Sang Zhi tidak boleh memakannya, jadi Jia Xu langsung saja memakannya dengan sangat lahap.
Dia sendiri sudah menyiapkan buah-buahan untuk Sang Zhi. Namun sepanjang perjalanan ke bandara, mukanya jutek banget sampai Sang Zhi ketakutan dibuatnya. Apalagi saat dia mulai menanyai Sang Zhi dengan nada cemburu tentang pria yang tadi. Pria itu kah orang yang Sang Zhi sukai?
Bersambung ke episode 13
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam