Sinopsis Because of Meeting You Episode 6 - 2

 Sinopsis Because of Meeting You Episode 6 - 2


Guo Guo dengan antusias menunjukkan cheongsam sulaman yang hendak dia hadiahkan pada Yu Xin. Bos toko laundry bilang kalau wanita lulusan perguruan tinggi biasanya memakai cheongsam, makanya dia mau menghadiahkan cheongsam ini untuk Yu Xin. Bagus, kan?


Ai Yu kontan kagum melihat sulaman cheongsam itu. Tapi, bos toko laundry kan tidak punya anak lulusan perguruan tinggi, bagaimana kalau dia salah dan mereka justru mempermalukan Yu Xin?

"Kita akan tetap membawanya. Baguslah kalau kakak mau memakainya. Kalau tidak, kita simpan saja."

"Yu Xin kita lulus perguruan tinggi besok. Kita tidak boleh membuat kesalahan apapun. Apa kau juga yang menyulam ini?"

"Tentu saja bukan. Kakan kan sangat pemilih. Aku meminta Guru untuk membuat ini."


Ai Yu kaget. Apa Guo Guo bilang ke Xiu Hua kalau Yu Xin itu kakaknya? Dasar! Dia kan sudah bilang jangan beritahu orang lain tentang Yu Xin!

Guo Guo meyakinkan kalau dia tidak mengatakan apapun pada Xiu Hua. Dia cuma bilang pada Xiu Hua kalau cheongsam ini mau dia hadiahkan pada teman.


Ibu Tiri mengeluh ke Ayah karena Yun Zhe masih belum dipromosikan jadi manajer umum di perusahaan padahal Yun Zhe sudah bekerja dengan rajin, dia pergi kerja subuh-subuh dan pulang larut malam. Kapan Ayah akan mempromosikannya?

Tapi Ayah ternyata bukan orang yang menjunjung tinggi nepotisme dan menolak tegas permintaan Ibu Tiri. Kalau Yun Zhe tidak suka, suruh saja dia cari pekerjaan lain. Shi Chung Grup punya banyak karyawan lulusan terbaik.

"Aku tidak bilang kalau dia tidak puas. Aku hanya mengingatkanmu. Yun Zhe adalah orang yang mengucap pidato perpisahan di fakultas bisnis administrasi dari universitas terkenal."

"Yun Kai juga mahasiswa terbaik di fakultas hukum. Lalu apa aku juga harus mempekerjakan dia di perusahaan kita?"


"Ayah, tolong jangan menaruh harapan padaku. Aku tidak akan bekerja di perusahaan. Aku baik-baik saja menjadi pengacara." Sela Yun Kai yang baru pulang pakai jas pink-nya.

Ayah langsung protes tak suka. Apa-apaan bajunya ini? Dia pengacara dan bukannya orang yang mau audisi jadi artis.

Yun Kai santai saja, ini bagus kan? Ibu Tiri secara khusus memilihkan baju ini untuknya demi merayakan kepergiannya ke Xiping loh. Bukan cuma satu, banyak malah.


"Ibu mencoba memastikan aku tidak terganggu di Xiping dan tidak sering-sering pulang ke rumah. Bu, aku benar-benar suka baju ini. Ibu punya selera yang bagus." Sindir Yun Kai secara halus.

Ayah kontan ngomel memarahi Ibu Tiri. Biarpun Ibu Tiri tidak mau Yun Kai kembali ke rumah ini lagi, tapi tidak seharusnya dia membelikan baju norak model begini.

Ibu Tiri langsung membela diri. Bukan dia, Yun Kai sendiri yang memilih baju ini. Dia malah menunjukkan kasih sayangnya untuk Yun Kai dengan memberikan kartu kreditnya untuk Yun Kai.

"Bu, aku tulus menunjukkan rasa terima kasihku pada Ibu. Jangan salah paham padaku."

"Anak busuk, kau menghabiskan uangku lalu mengkhianatiku. Tidak masuk akal."


Ayah buru-buru menyela mereka dan mengancam Yun Kai untuk mengubah sikapnya atau Ayah akan mengurung Yun Kai di rumah biar dia tidak bisa pergi ke manapun.

"Ayah tidak bisa melakukan itu, Ibu pasti takkan setuju, iya kan? Ibu tidak mau aku kembali. Ibu sudah bekerja keras untuk mendorong bibiku (Hai Lan) ke Amerika untuk belajar membuat pizza. Sekarang, Ibu mendorongku ke Xiping. Semua yang merusak pemandangan Ibu menghilang. Kehidupan baru akan dimulai! Bagaimana bisa Ibu ijinkan aku untuk pulang ke rumah, iya kan?" Cerocos Yun Kai yang jelas saja membuat Ibu Tiri kesal.

Ibu Tiri beralasan kalau dia mengirim Hai Lan ke Amerika demi kebahagiaan Hai Lan agar Hai Lan bisa jatuh cinta. Dan tentang Yun Kai bekerja di Xiping, itu karena Ibu Tiri merasa bekerja di sana bagus untuk pemula seperti Yun Kai.

"Baiklah, baiklah. Katakan saja itu pada ayahku. Aku harus bertemu dengan beberapa atasan. Sampai jumpa nanti di restoran. Aku pergi."

"Ganti bajumu dulu! Dasar anak busuk!"


"Lihatlah itu? Itulah anakmu yang berharga. Kukasih tahu, yah. Dia menghabiskan kartuku hanya dalam waktu satu menit! Hatiku sakit! Berdarah! Bagaimana bisa ada anak seperti itu?"

"Ah, sudahlah!" Ayah buru-buru kabur sebelum Ibu Tiri nyerocos lebih lanjut.

 

Dan akhirnya... kedua pemeran utama kita ketemu juga! Yun Kai dengan santainya melaju dengan kecepatan tinggi di area pejalan kaki dan hampir saja menabrak Ai Yu.

Ai Yu langsung lemas gara-gara itu. Bukannya minta maaf atau apa, dia malah ngamuk-ngamuk ke Guo Guo. "Eh, Kepala Ramen! Kau menghalangi jalan! Apa yang kau lakukan?!"

"Kenapa kau teriak-teriak! Apa kau tidak lihat kalau kau hampir menabraknya?!"

"Apa kau pura-pura terluka untuk mendapat kompensasi? Kalaupun kau ingin kompensasi, seharusnya kau memilih waktu yang tepat! Yang benar saja, kau sudah dewasa tapi malah menyuruh orang tuamu untuk melakukan penipuan. Apa kau tidak punya moral?"

Guo Guo jelas emosi mendengarnya. "Siapa yang kau sebut penipu? Kalau kau tidak membunyikan klaksonmu dan membuat ibuku pusing, dia tidak akan jadi seperti ini!"

"Kepala Ramen, kau bilang apa? Aku membunyikan klakson dan membuat ibumu pusing? Lucu sekali! Ini pertama kalinya aku dengar bahwa membunyikan klakson bisa bikin pusing. Kau lucu sekali. Minggir!"


Kesal, Guo Guo sontak menarik paksa Yun Kai keluar dari mobilnya dan menyeretnya ke hadapan Ai Yu. "Minta maaf pada ibuku."

"Kenapa juga aku harus minta maaf?"

Belum sempat Guo Guo membalas, Ai Yu tiba-tiba minta air. Terpaksa Guo Guo melepaskan Yun Kai untuk mengambilkan air untuk Ai Yu. Tapi kesempatan itu malah dimanfaatkan Yun Kai untuk melarikan diri secepat mungkin.


Di Jin Lu Ge, Hui Jie sedang melakukan wawancara dengan beberapa wartawan tentang karya dan pencapaiannya.

Kepala Pabrik Ding melihat Nenek hendak pergi. Nenek berkata kalau ia mau pergi ke museum seni untuk melihat sulaman yang baru tiba. Kepala Pabrik Ding ingin mengantarnya, tapi Nenek menolak dan bersikeras mau pergi sendiri... Dan siapa tahu, dia akan bertemu Yi Bei di jalan.


Ai Yu benar-benar lemas gara-gara insiden hampir tabrakan itu. Tapi saat Guo Guo hendak memberinya sup ayam dan telur untuk memulihkan tenaganya, Ai Yu malah melarang. Sup ayam dan telur itu Ai Yu masak khusus untuk Yu Xin, jadi dia tidak akan memakan keduanya.

"Bu, Ibu tidak akan pulih kalau terus begini."

"Aku tidak apa-apa. Aku hanya perlu minum air. Berikan aku minuman. Jam berapa sekarang? Kita tidak boleh sampai terlambat ke wisuda kakakmu."


Kalau begitu, Guo Guo mau cari tahu dulu tentang angkutan umum ke arah Universitas Zhenhu. Kebetulan saat itu juga, Nenek lewat di sana. Guo Guo langsung memanggilnya untuk tanya tentang bis ke arah Universitas Zhenhu.

Nenek dengan senang hati memberitahunya untuk jalan lebih jauh karena di sini tidak ada bis yang menuju ke sana. Guo Guo berterima kasih padanya lalu membawa Ai Yu pergi.

Walaupun mengira dia orang asing, tapi Nenek menatap kepergian Guo Guo dengan rindu. "Kalau Yi Bei masih ada, dia mungkin akan seumuran anak itu."


Saat Nenek hendak pergi, tiba-tiba dia melihat tasnya Guo Guo ketinggalan di bangku. Nenek mencoba berteriak memanggilnya, tapi Guo Guo dan Ai Yu sudah terlalu jauh.

Nenek memutuskan untuk melihat isi tas itu dan langsung kaget melihat isinya ternyata cheongsam sulaman dan ia langsung mengenali sulaman itu. Itu sulaman karyanya Xiu Hua.


Mereka akhirnya tiba di universitas Zhenhu. Ai Yu nyerocos bangga karena putrinya bisa belajar di universitas bagus seperti ini. Guo Guo setuju-setuju saja. (Hadeh, Guo Guo. Seandainya kamu tahu Yu Xin bisa kuliah di sana berkat menjiplak gambarmu)

Puas membanggakan Yu Xin, Ai Yu lalu ganti mengomeli Guo Guo karena sembrono sampai dia kehilangan cheongsam yang mau dia hadiahkan untuk Yu Xin.


Setelah beberapa lama berkeliling, mereka akhirnya menemukan Yu Xin tepat saat Yu Xin dan teman-temannya baru saja melempar topi toga.

Yu Xin seketika panik melihat kedatangan mereka dan diam-diam mengisyaratkan pada mereka untuk tidak memanggilnya dan pergi.

Tapi Guo Guo dan Ai Yu sama sekali tidak nyambung kenapa Yu Xin menginginkan mereka pergi dan Guo Guo santai saja memanggilnya sebagai kakak.

Yu Xin sontak kesal membawa mereka ke tempat sepi. Masih belum menyadari kemarahan Yu Xin, Guo Guo dengan antusias memperlihatkan berbagai macam makanan yang mereka bawa khusus untuk Yu Xin.

Ai Yu benar-benar antusias mengagumi jubah wisuda putrinya. Yu Xin tambah kurusan sekarang. Dia memasak banyak makanan enak yang bagus untuk kesehatan Yu Xin loh.


Tapi tepat saat itu juga, Yu Xin langsung panik mengusir mereka lalu bergegas pergi untuk menyambut Ayah dan Hui Jie. Saat Ai Yu melihat mereka, dia juga langsung menyeret Guo Guo menjauh.

Yu Xin justru berakting sok manis dan sopan pada Ayah dan Hui Jie, benar-benar sangat berbeda dari sikapnya pada keluarganya aslinya. Hui Jie benar-benar bangga pada Yu Xin karena dia lulus sebagai wisudawati terbaik.

"Ini berkat kalian berdua. Jika tidak, aku mungkin tidak akan bisa kuliah." Ujar Yu Xin. Dia lalu mengajak mereka untuk berkeliling kampus.


Guo Guo melihat dari kejauhan dengan tak suka. Apalagi dia dipaksa untuk bersembunyi terus. Dia sungguh tidak mengerti kenapa mereka harus bersembunyi?

Ai Yu tak menjelaskannya, malah mengajak Guo Guo untuk pulang saja sekarang. Guo Guo tambah bingung, mereka sudah susah payah datang kemari naik bis subuh-subuh, kenapa sekarang malah mau pulang secepat ini? Setidaknya mereka harus foto bareng dulu, dong.

"Guo Guo, asalkan Yu Xin sehat, yang lain tidak penting. Aku mau pulang sekarang."

Tapi Guo Guo tetap penasaran dengan kedua orang yang bersama Yu Xin itu. Apakah mereka yang membiayai sekolahnya Yu Xin? Apa Ai Yu takut bicara pada Yu Xin karena Ai Yu takut akan membuat Yu Xin merasa aneh? Dasar Zhang Yu Xin! Guo Guo gregetan mau menghampiri mereka, tapi Ai Yu cepat-cepat mendorongnya.


Dengan gaya sok melasnya, Yu Xin meminta mereka untuk foto bareng. Dia beralasan kalau dia ingin seperti teman-temannya yang punya keluarga untuk berbagi momen bahagia ini. Hui Jie dan Ayah merasa prihatin padanya dan langsung menyetujui permintaannya.

Tepat saat itu juga, Guo Guo berhasil memberontak dari Ai Yu dan langsung lari ke mereka dengan alasan mau membantu mereka mengambil foto. Yu Xin jelas panik dan menolak, tapi Ayah tak mempermasalahkannya.

Terpaksa Yu Xin harus membiarkan Guo Guo memotret mereka. Tapi Guo Guo malah sengaja mengomentari mereka. "Kalian satu keluarga? Kok nggak mirip?"

Yu Xin kesal mendengarnya. Guo Guo akhirnya diam dan mulai membidik mereka. Dia menyuruh mereka saling berdekatan dan tersenyum, tapi diam-diam dia meng-zoom dan memotret close-up wajah Yu Xin saja. Pfft!

Bersambung ke episode 7

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam