Rekap Novel Coroner's Diary Bab 99 & Bab 100


Sesuai reputasinya, hutan bambu itu memang terasa seram dan angker, terutama karena pekatnya pepohonan dan dedaunan bambu yang membuat area hutan itu jadi gelap walaupun masih siang.

Tempat itu terasa sangat luas sehingga Qin Wan bahkan tidak yakin di mana dia berada sekarang. Setelah masuk cukup dalam, dia memutuskan berhenti karena tidak tahu lagi harus ke mana, agak ragu juga untuk meneruskannya mengingat sosok tadi mendadak menghilang begitu saja dan tidak kelihatan jejaknya sama sekali.

Hutan bambu ini mendadak terasa sangat sunyi, suatu kesunyian yang terasa tidak normal dan membuatnya mulai ketakutan. Namun tepat saat dia hampir mau melangkah pergi, matanya menangkap bayangan orang di kejauhan. Namun anehnya, orang yang berada di depan itu adalah pria, padahal yang dia buntuti tadi adalah wanita.

Ini seketika membuat Qin Wan jadi sangat waspada menyadari dia berada dalam bahaya. Perlahan matanya semakin fokus melihat sosok di kejauhan dan orang itu ternyata Kepala Pelayan Liu.

Namun yang mencengangkannya, Kepala Pelayan Liu yang ada di depan itu tidak hidup, dia mati dengan mata tertutup. Lalu tiba-tiba saja air mata darah mengalir dari kedua Kepala Pelayan Liu yang tertutup... Lalu Qin Wan sontak terbangun dari mimpi buruk itu dengan terengah-engah. 

Ternyata dia ketiduran di meja. Saat dia mengecek pintu samping, ternyata masih tertutup, tapi mimpi tadi terasa sangat nyata. Dan mengapa pula dia memimpikan Kepala Pelayan Liu berlinang air mata darah? Apakah Kepala Pelayan Liu benar-benar mengalami sesuatu yang buruk?

Begitu Fu Ling kembali dari mengambil obat, Qin Wan langsung menyuruhnya mencari informasi tentang apakah kemarin Prefek Huo sudah mencari ke seluruh rumah, termasuk ke dalam hutan bambu. Namun menurut informasi yang didapat Fu Ling, ternyata kemarin Prefek Huo memang menyuruh dua anak buahnya untuk memgecek ke sana, tapi tidak sampai masuk ke dalam karena kedua anak buahnya itu ketakutan karena hutan itu memang terasa sangat angker. Hmm, berarti mereka belum mencari secara menyeluruh.

Sepanjang hari itu, Prefek Huo dan Yan Chi tidak muncul-muncul karena sibuk mencari keberadaan Kepala Pelayan Liu di seluruh penjuru kota. Baru di jam makan malam, Qin Wan akhirnya mendapat kabar kedatangan mereka.

Mendengar mereka belum bisa menemukan keberadaan Liu Chun di mana pun, Qin Wan secara tak langsung menuntun Yan Chi untuk memikirkan kira-kira tempat mana di kediaman ini yang belum mereka cari dengan seksama.

Maka mereka pun menyelidiki kembali kamarnya Kepala Pelayan Liu dan menemukan saputangan yang sama persis dengan saputangannya Selir Ke-8, ada tiga saputangan tersembunyi di lemarinya Kepala Pelayan Liu, otomatis ini semakin mempertegas kecurigaan mereka terhadapnya.

Lalu tepat saat itu, mendadak ada dua pelayan yang sedang heboh membicarakan kemunculan hantu api dari dalam hutan bambu.

Qin Wan menjelaskan pada Yan Chi bahwa menurut bukunya Shen Yi yang pernah dia baca, hantu api biasanya muncul di sekitar pemakaman yang terjadi saat mayat mulai membusuk dan menciptakan gas yang kemudian terbakar dan inilah yang orang-orang sebut hantu api. Yang itu artinya, jika ada hantu api, berarti ada mayat yang membusuk.

Menurut kedua pelayan itu, yang melihat hantu api adalah Pelayan Tua Zhao yang kebetulan sedang bertugas mengatur aula pemakaman untuk Selir Ke-8. Kebetulan, aula pemakamannya terletak di dekat hutan bambu, makanya kelihatan.

Maka Prefek Huo cs pun langsung bergegas pergi ke hutan itu. Namun berhubung itu area terlarang, salah satu pelayan langsung pergi melaporkan masalah ini ke Qin Chen.

Perjalanan ke sana sontak mengingatkan Qin Wan akan mimpinya, rasanya benar-benar sama persis. Yan Chi melarangnya ikut, tapi tentu saja Qin Wan menolak dan tetap mau ikut, dia tidak percaya dengan hal-hal supranatural, jadi dia tidak takut.

Tepat saat mereka hendak masuk ke hutan tersebut, Qin Chen mendadak muncul bersama Nyonya Tua. Berhubung mereka harus menghadapi para tuan rumah itu, Yan Chi pun menyuruh para anak buahnya Prefek Huo untuk menyebar secara berpasangan untuk menyelidiki hutan itu.

Nyonya Tua tampak jelas sangat gugup, tidak ingin tempat itu dimasuki tapi juga tak berdaya untuk menghentikan mereka. Dia sangat mempercayai hal-hal berbau takhayul tapi tidak mempercayai hantu api.

Lalu tak lama kemudian, ada satu grup yang kembali dan melaporkan penemuan mereka. Yaitu, ada sebuah sumur di tengah hutan. Nyonya Jiang tampak jelas jadi semakin gugup, berusaha meyakinkan bahwa itu cuma sumur biasa yang sudah lama tak dipakai lagi.

Hmm, sumur di dekat terali bunga saja langsung ditutup pasca insiden jatuhnya Qin Shuang, sumur yang ini jadi terasa mencurigakan. Tanpa mengucap sepatah kata, Qin Wan langsung melempar tatapan kilat ke Yan Chi, yang langsung dipahami oleh Yan Chi. 

Makanya Yan Chi langsung memimpin semua orang untuk mengecek ke sana, siapa tahu hantu api itu berasal dari sana. Berhubung dia yang bicara, jadi tak ada yang berani membantah.

Sumur itu menganga terbuka tanpa tembok pelindung dan cuma ada sebuah batu besar miring di sampingnya. Tampaknya batu itu awalnya adalah penutup sumur tersebut.

Yan Chi kemudian memerintahkan Bai Feng untuk turun ke sumur tersebut, Nyonya Tua gugup bukan main dan mengaku bahwa delapan tahun yang lalu Selir Ke-2 menenggelamkan dirinya sendiri ke sumur itu.

Makanya kemudian, atas perintah pendeta, mereka menutup sumur itu dengan batu besar itu, itu adalah batu penekan iblis, dan menutup area tempat ini menjadi area terlarang yang tidak boleh dimasuki oleh siapa pun.

Begitu Bai Feng naik kembali tak lama kemudian, dia melapor bahwa dia bukan hanya menemukan tulang belulang Selir Ke-2, tapi juga mayat Kepala Pelayan Liu di sana. OMG! Mimpinya Qin Wan beneran jadi kenyataan.

Nyonya Tua sontak jadi tambah gugup, tapi cuma sebentar doang, karena dia langsung bisa menguasai diri dengan cepat dan membuat dugaan bahwa Kepala Pelayan Liu mungkin juga bunuh diri di situ.

Sementara Prefek Huo memimpin timnya untuk mengangkat mayat keluar dari sumur itu, Yan Chi langsung mengonfrontasi Nyonya Tua yang tidak pernah melaporkan kematian Selir Ke-2 ke pihak berwajib dan malah langsung menjadikan sumur itu sebagai kuburannya cuma gara-gara omongan pendeta yang mencap sumur ini sebagai tempat sial. Apakah Nyonya Tua melihatnya terjun ke dalam sumur?

Nyonya Tua menyangkal, yang melihatnya adalah pelayannya Selir Ke-2. Namun si pelayan itu sendiri sudah mati, tak lama setelah Selir Ke-2 bvnuh diri, pelayannya jatuh sakit sebelum kemudian meninggal dunia.

Kalau begitu, Yan Chi menyuruh Nyonya Tua untuk melaporkan kematian Selir Ke-2 saja, tidak masalah biarpun terlambat. Setelah mereka mengangkat dan memeriksa tulang belulang Selir Ke-2, keluarga Qin harus menguburkannya secara layak.

Nyonya Tua sebenarnya tidak peduli dengan cercaan Yan Chi terhadapnya, tapi dia mengalah saja demi kelangsungan masa depan Qin Chen. Bagaimanapun, hanya Qin Chen satu-satunya yang paling bisa diandalkan di keluarga ini untuk bisa masuk ke pemerintahan. Namun untuk masuk ke pemerintahan, dia tidak boleh terlalu terikat dengan hal-hal berbau supranatural.

Sudah sepakat, Yan Chi pun menyuruh Nyonya Tua balik dulu saja ke kamarnya, mereka masih akan sibuk cukup lama di sini.

Sementara yang lain sibuk mengangkat korban dari dalam sumur, Qin Wan sibuk meneliti batu besar itu, memikirkan bagaimana bisa batu sebesar ini dipindahkan. Padahal cowok dewasa saja belum tentu kuat untuk mengangkatnya, kecuali mungkin jika orang itu terlatih bela diri atau memiliki tubuh yang sangat kuat. 

Siapa di keluarga Qin yang bisa bela diri atau memiliki tubuh yang sangat kuat? Dan mengapa pula sumur ini dibuka, masa orang yang membukanya cuma sekedar tak sengaja menemukannya dan penasaran untuk membukanya? Tapi teori ini agak kurang masuk. 

Begitu mayat Kepala Pelayan Liu diangkat, lagi-lagi, mereka menemukan bekas cek1kan di lehernya, yang mirip dengan bekas cek!kan di leher Selir Ke-8. Berarti dia tidak bvnuh diri.

Karena Qin Wan perlu meneliti mayat ini lebih lanjut, Prefek Huo pun langsung memerintahkan para anak buahnya dan para pelayan keluarga Qin untuk berjaga di luar hutan, dia beralasan kalau dia sendiri yang akan memeriksa korban.

Begitu Qin Wan membuka baju korban, terlihatlah berbagai borok di sekujur tubuhnya yang jelas menunjukkan kalau dia juga menderita sipilis, dan kemungkinan dia mendapatkan penyakitnya ini lebih dulu daripada yang lain. Dengan kondisinya ini, walaupun dia tidak mati sekarang, tapi kemungkinan dia tidak akan bertahan sampai setengah tahun.

Dilihat dari kondisi kekakuan mayat, Qin Wan memperkirakan dia mati kemarin malam pada Jam Hai (sekitar jam 9 - 11 malam). Pada jam tersebut kemarin malam, baik Yan Chi maupun Prefek Huo baru saja meninggalkan kediaman Qin. 

Awalnya mereka mengira pembvnuh Selir Ke-8 adalah Kepala Pelayan Liu, tapi ternyata Kepala Pelayan Liu juga terbvnuh dengan cara yang sama, berarti pelakunya adalah orang lain. Mungkin orang lain ini pula yang mengangkat batu besar ini.

Jadi kesimpulannya, pembvnuhnya adalah seorang pria yang sangat kuat. Tapi siapa di kediaman ini yang memiliki ciri-ciri fisik semacam itu?

Qin Wan yakin tidak ada orang di kediaman ini yang memiliki ciri-ciri fisik semacam itu, jadi si pelaku sudah pasti pintar menyembunyikan diri atau menyamarkan kemampuannya.

Berhubung sekarang sudah larut malam, mereka akhirnya sepakat untuk lanjut melakukan otopsi besok, sekaligus mengeluarkan tulang belulang Selir Ke-2. Karena perubahan situasi, maka Yan Chi pun melarang Selir Ke-8 dimakamkan besok untuk proses penyelidikan lebih lanjut.

Saat kabar ini sampai ke para tuan rumah, Nyonya Qin yang paling panik, sedangkan Nyonya Tua tetap tenang mengingatkan Nyonya Qin bahwa mereka tidak melakukan kejahatan apa pun, mereka cuma menutupinya. Sekarang ini mereka cuma perlu bekerja sama dengan baik dengan Prefek Huo. (Kejahatan apa yang mereka maksud?)

Saat Nyonya Tua menanyakan kabar Tuan Qin, Qin Chen mengaku bahwa kondisi ayahnya semakin memburuk, Tabib Qian itu tidak berguna, makanya Qin Chen mengusulkan agar mereka memanggil Qin Wan, tapi Nyonya Tua ngotot melarang karena penyakit itu terlalu memalukan, sedangkan Qin Wan masih sangat muda. Panggil saja Tabib Huang besok.

Qin Chen setuju untuk memanggilkan Tabib Huang besok, tapi sebenarnya dia kurang setuju tentang memikirkan masalah malu di saat seperti ini. Tapi... dengan cepat Qin Chen berubah apatis pada ayahnya sendiri. Bagaimanapun, ini terjadi karena salah ayahnya sendiri. Biar saja ayahnya itu menanggungnya sendiri.

Sejak ikut Qin Wan dalam beberapa kasus belakangan ini, Fu Ling jadi semakin pintar. Sembari membantu Qin Wan mandi, Fu Ling berkomentar bahwa si pelaku ini menurutnya cukup bodoh.

Ngapain pula tuh orang membvnuh Kepala Pelayan Liu? Padahal kan kalau dibiarkan hidup, maka Kepala Pelayan Liu yang akan jadi tersangka utamanya dan dia bisa melenggang bebas. 

Sekarang semua orang jadi tahu kalau pembunuhnya adalah orang lain. Bukankah situasinya malah jadi lebih berbahaya bagi orang itu? Jadi mengapa si pelaku justru melakukan itu?... Antara si pelaku memang goblok atau dia punya tujuan lain.

Mengingat kedua korban sama-sama mati di sekitar sumur, mungkinkah si pelaku melakukan semua ini demi mengungkapkan kematian Selir Ke-2?

Hmm, Qin Wan merasa Fu Ling ada benarnya. Tadi gara-gara fokus semua orang hanya ada pada Kepala Pelayan Liu, mereka jadi lupa untuk menanyakan apa alasan Selir Ke-2 terjun ke sumur dulu. Apa Fu Ling tahu mengenai itu?

Fu Ling dengar bahwa alasannya adalah karena Selir Ke-2 kehilangan anaknya setahun sebelumnya. Hmm, ini masuk akal. Kehilangan anak memang bisa menyebabkan patah hati hingga depresi. Apalagi persaingan harem di keluarga bangsawan biasanya memang cukup ganas. Mungkinkah anaknya Selir Ke-2 dicelakai oleh Nyonya Qin? Dia yang paling mungkin melakukan itu.

Apalagi mengingat sikap Nyonya Tua yang terkesan terlalu ingin menutupi perkara ini, pasti pelakunya adalah orang yang sangat ingin dia lindungi, yang tak lain adalah menantu resminya, Nyonya Qin.

Tapi kalau begitu, siapa kira-kira pembvnuh Selir Ke-8 dan Kepala Pelayan Liu? Apa hubungan si pelaku dengan Selir Ke-2 sehingga dia ingin kasus ini terungkap? Qin Wan perlu menemui Koki Liu besok untuk menanyakan masalah ini lebih lanjut.

Bersambung...

Post a Comment

0 Comments