Hujan lebat malam ini membantu Lu Tong untuk melarutkan semua bukti pembvnuhan yang dilakukannya. Dia sengaja memilih penginapan ini karena lokasinya yang paling dekat dengan aula tua itu.
Dia mengetahui tata letak tempat ini berkat menghapal cerita Bos Du yang sebelumnya berceloteh tentang pengalaman masa kecilnya setiap kali mendatangi acara festival itu.
Dan begitu dia kembali, Yin Zheng bergerak cepat membakar jubah yang dipakainya, menghilangkan segala bukti yang terhubung ke mereka. Setelah itu, Lu Tong tertidur dengan nyenyak, bahkan bermimpi... memimpikan kenangan masa lalunya saat tinggal bersama Yun Niang.
Ternyata, dulu Lu Tong ikut Yun Niang bukan untuk dijadikan pelayan, tapi dijadikan kelinci percobaan. Yun Niang itu bukan sekedar tabib biasa, tapi ahli racun... dan agak-agak psiko. (Pantesan Lu Tong juga agak psiko)
Racun dupa yang bisa menyebabkan kelumpuhan ini dulunya hasil karya Yun Niang, dan Lu Tong-lah yang harus menderita jadi kelinci percobaannya.
Dia tahu apa yang dialami Ke Cheng Xing karena dia sendiri pernah merasakannya. Malah, dialah orang pertama yang merasakan efek racun dupa itu. Dia lumpuh total saat dia berada di gunung untuk memetik herbal tapi dia tidak pingsan, sepanjang malam dia ketakutan kalau dia akan jadi santapan serigala liar atau mati beku di tengah lautan salju.
Untungnya dia aman sampai pagi dan baru setelah dia bisa bergerak kembali, dia bisa pulang, dan Yun Niang malah senang karena hasil karyanya sukses dan langsung menyuruh Lu Tong untuk makan seolah Lu Tong cuma pergi main semalaman.
Lu Tong terbangun dari mimpinya saat mendengar suara keributan di luar. Pastinya, mereka sudah menemukan mayatnya Ke Cheng Xing mengambang mati di tangki air dan sekarang orang-orang pada heboh dan ketakutan.
Saat Lu Tong dan Yin Zheng keluar dan bergabung dengan para tamu lainnya, mendadak Pei Yun Ying menghampirinya dan menyapanya dengan senyum ramah dan penasaran menanyakan menala Lu Tong ada di sini, dia pikir kalau dokter tidak percaya dewa dan Buddha.
Walaupun awalnya agak tegang, tapi Lu Tong dengan cepat menguasai diri dan santai mengklaim kalau di datang untuk berdoa minta jodoh. Bahkan saat Pei Yun Ying memintanya untuk mengecek korban, dia dengan tenang menolak dengan alasan bahwa dia tabib, bukan koroner.
Dia benar juga, tapi tetap saja Pei Yun Ying penasaran kenapa Lu Tong sepertinya selalu waspada terhadapnya, padahal kan sebelumnya dia menyelamatkan Lu Tong dan belum pernah menyinggung Lu Tong.
Jelas lah Lu Tong waspada terhadapnya. Karena walaupun Pei Yun Ying tampak sangat ramah, tapi tatapan matanya tampak penuh selidik. Namun tentu saja Lu Tong tak menyuarakan pemikirannya ini dan hanya mengklaim kalau Pei Yun Ying berpikir berlebihan.
Duan Xiao Yan datang saat itu, melapor bahwa menurut pemeriksaan koroner, korban mabuk, lalu terpeleset dan jatuh ke air, lalu mati karena tidak bisa bangun.
Dari beberapa jejak persembahan dan dupa, orang ini sepertinya datang kemari semalam untuk berdoa pada dewa kuno dari dinasti sebelumnya, padahal seharusnya tidak boleh. Walaupun tidak ada aturan resmi, tapi menyembah dewa dari dinasti sebelumnya dianggap tidak pantas dan berdosa.
Menurut pengakuan pelayan pribadinya, korban sebelumnya diganggu hantu, bahkan pernah mendatangkan pendeta ke kediamannya untuk mengusir hantu. Datang kemari pun tujuannya untuk berdoa dijauhkan dari hantu.
Pei Yun Ying tak percaya, mana ada begituan. Duan Xiao Yan juga awalnya tak percaya, tapi koroner sama sekali tak menemukan keanehan lainnya.
Selain itu, si pelayan sendiri punya alibi kuat. Dia mengaku kemarin tuannya tidur lebih cepat. Setelah dia membantu tuannya tidur, dia pergi main mahjong bersama para pelayan lainnya sepanjang malam. Dia punya banyak saksi mata yang bersaksi bahwa dia bersama mereka pada waktu korban mati.
Menurut Xiao Zhu Feng, terlepas dari ada atau tidaknya keanehan, poin paling penting adalah korban menyembah dewa dari dinasti sebelumnya. Dosanya ini akan lebih dipermasalahkan daripada kematiannya.
Lagipula, sebaiknya mereka tidak perlu ikut campur mengingat masalah ini bukan berada dalam yuridiksi Departemen Pengawalan Depan Istana.
Lu Tong mendengarkan segalanya karena mereka memang bicara di hadapannya mengingat kasus ini juga sudah diketahui banyak orang dan tidak ada informasi apa pun yang perlu dirahasiakan dari publik.
Lu Tong sedang berpikir untuk pergi dari sana secepatnya saat tiba-tiba saja ada seseorang yang mendadak jatuh sekarat, seorang pria muda agak gendut yang terbaring di tanah dalam keadaan sesak napas dan hampir mau pingsan.
Lu Tong ragu sesaat sebelum kemudian maju dan menusukkan beberapa jarum akupuntur ke beberapa titik di tubuh pria itu. Namun tiba-tiba saja ibu pria itu muncul dan langsung mendorong Lu Tong menjauh dengan kasar, menuduh Lu Tong mau mencelakai anaknya.
Bahkan saat Lu Tong memberitahunya tentang penyakit anaknya itu, si ibu kaya raya itu ngeyel menolak mempercayainya, malah menuduh Lu Tong merusak reputasi anaknya dan memerintahkan pengawalnya untuk menangkap Lu Tong dan menghukumnya dengan puluhan pukulan.
Untungnya sebelum pengawalnya si nyonya sempat berbuat apa pun, Pei Yun Ying dengan cepat melindungi Lu Tong. Jadilah Pei Yun Ying melindungi Lu Tong, lalu Xiao Zhu Feng dan Duan Xiao Yan maju melindungi Pei Yun Ying sambil memberitahu mereka tentang identitas Pei Yun Ying.
Si Nyonya awalnya tak percaya, tapi setelah melihat lencana pengawal kekaisaran yang Duan Xiao Yan bawa, si Nyonya mendadak ketakutan menyapanya dengan sopan, "Komandan Pei."
Tampaknya status Pei Yun Ying sebagai komandan Pengawal Kekaisaran jauh lebih terkenal dan ditakuti orang dibandingkan statusnya sebagai pewaris Adipati Zhao Ning.
Bahkan saking takutnya pada Pei Yun Ying, sikap si Nyonya pada Lu Tong pun melunak.
Tiba-tiba putranya si Nyonya mulai sesak napas lagi. Dari percakapan pelan si nyonya dengan pelayannya, si tuan muda ini memang menderita penyakit paru-paru tapi mereka merahasiakannya demi menjaga reputasi, makanya si Nyonya tadi ngamuk-ngamuk ke Lu Tong.
Bingunglah mereka sekarang karena tidak ada tabib. Pei Yun Ying-lah yang kemudian merekomendasikan Lu Tong, alias Tabib Lu, untuk mengobati si tuan muda. Dia adalah tabib yang membuat Teh Air Mata Musim Semi yang terkenal beberapa waktu yang lalu. Walaupun ini pertemuan kedua mereka, tapi Pei Yun Ying tahu tentang teh itu karena Duan Xiao Yan pernah membeli teh itu dulu.
Nyonya Dong awalnya masih ragu-ragu, tapi melihat putranya sangat menderita dan bakalan terlalu terlambat jika menunggu tabib lain , akhirnya mau tak mau, dia harus mempercayai Lu Tong. Lagipula, denga Pei Yun Ying sebagai penjamin, Nyonya Dong mantap meyakini bahwa Lu Tong tidak mungkin berbohong.
Jika Lu Tong bisa menyelamatkan putranya, dia janji akan memberikan imbalan besar untuknya. Tapi jika Lu Tong berbohong dan justru mencelakai anaknya, dia akan membuat Lu Tong menderita.
Jadilah Lu Tong mulai mengakupuntur Tuan Muda Dong. Sementara Yin Zheng ngobrol dengan Duan Xiao Yan. Dari percakapan mereka, diketahui bahwa ibu dan anak ini adalah anggota keluarga Dong yang merupakan Menteri Rumah Tangga Kekaisaran.
Karena ini harus dirahasiakan, jadi para pengawal dan pelayan keluarga Dong, bahu membahu mengusir para penonton dan berjaga dengan ketat.
Di tengah proses akupuntur, Lu Tong mulai berkeringat. Yin Zheng menyodorkan saputangan padanya. Namun alih-alih menyodorkan dahinya, Lu Tong malah mengambil saputangan itu dan mengelap keringatnya sendiri, tanpa sadar membuat lengan bajunya tersingkap dan Pei Yun Ying melihat ada bekas luka samar di pergelangan tangannya Lu Tong, bekas luka yang jelas masih baru dan berdarah.
Maka setelah selesai menusukkan beberapa jarum akupunturnya ke tubuh Tuan Muda Dong, Pei Yun Ying langsung menanyai Lu Tong tentang alibinya dan asal usul luka di pergelangan tangannya. Dia bertanya dengan senyum ramah, tapi ekspresi matanya sama sekali tak ramah.
Lu Tong seketika sadar kalau Pei Yun Ying sudah melihat luka di tangannya. Namun dia tetap tenang meyakini kalau Pei Yun Ying tidak akan mungkin tahu hanya dari satu bekas luka kecil, dia tidak punya bukti.
Karena itulah Lu Tong tetap tenang menjawab semua pertanyaannya, membalas sindirannya dengan sindiran balik, dan mengklaim bahwa luka kecilnya ini cuma karena dia terkena tanaman herbal, wajar bagi tabib untuk terluka saat membuat obat. Nama tanaman herbalnya adalah Akasia.
Pei Yun Ying memang tidak punya bukti apa pun, jadi akhirnya cuma bisa menatapnya Lu Tong dengan dengan intens. Lu Tong pun tak gentar membalas tatapannya dengan tak kalah dinginnya.
Untungnya di saat ini, Lu Tong mendadak dipanggil oleh para pelayan keluarga Dong, jadi Lu Tong punya alasan untuk menghindarinya.
Tuan Dong akhirnya sadar dan seketika tersipu malu melihat tabib yang menyelamatkannya ternyata sangat cantik.
Nyonya Dong pun sekarang bersikap lebih sopan pada Lu Tong. Bukan hanya karena Lu Tong menyelamatkan nyawa putranya, tapi juga karena dia meyakini bahwa Lu Tong memiliki hubungan dekat dengan Pei Yun Ying.
Dia bahkan akhirnya mengakui bahwa putranya memang menderita sakit ini sejak dia kecil. Mereka sudah berusaha berobat ke berbagai tabib, bahkan pernah mendatangkan tabib kekaisaran, tapi tetap saja gagal.
Mendengar itu, Lu Tong dengan santai tapi penuh percaya diri mengklaim kalau dia punya cara untuk menyembuhkan Tuan Muda Dong. Ya walaupun dia tidak bisa menyembuhkannya sepenuhnya, tapi setidaknya, dia bisa menyembuhkannya sekitar 70 - 80 persen.
Nyonya Dong jelas senang mendengarnya dan berjanji akan memberikan hadiah besar untuk Lu Tong setelah mereka turun gunung nanti.
Lu Tong dengan rendah hati menolak hadiahnya, tapi dia memang butuh bantuan. Dia mengklaim bahwa karena banyaknya kejadian hari ini membuat dia dan pelayannya ditinggal sama kusir kereta kuda sewaan mereka, karena itulah, dia meminta Nyonya Dong untuk membantu mencarikan sebuah kereta kuda lain untuk mengantar mereka pulang.
Nyonya Dong dengan senang hati menyetujuinya. Tidak perlu repot-repot mencari kereta kuda lain, dia dengan senang hati meminjamkan salah satu kereta keluarga Dong untuk Lu Tong dan memerintahkan salah satu pelayannya untuk mengantarkan Lu Tong dan pelayannya kembali ke klinik. Lu Tong tentu saja setuju dan berjanji akan membuatkan obat dan resep obat untuk Tuan Muda Dong sesampainya di kliniknya nanti.
Tanpa Nyonya Dong ketahui, memang ini yang Lu Tong mau. Aslinya kusir kereta kudanya tidak meninggalkannya, jadi Yin Zheng diam-diam mengirimnya turun gunung duluan sebelum mereka menaiki kereta kuda keluarga Dong.
Dia sengaja memanfaatkan kekuasaan keluarga Dong untuk mem-boosting reputasi Klinik Renxin dan reputasinya sendiri sebagai tabib ahli yang dipercaya oleh keluarga Menteri Rumah Tangga Kekaisaran.
Ini pula alasannya mau menolong Tuan Muda Dong, jadi sebenarnya dia menolong Tuan Muda Dong bukan karena dia dokter baik hati, tapi karena dia melihat penampilan Tuan Muda Dong yang serba mewah. Dia menolong Tuan Muda Dong hanya untuk dimanfaatkan.
Dia harus punya koneksi dengan keluarga bangsawan atau pejabat supaya dia akan punya kesempatan untuk mendekati keluarga Guru Agung Qi dan membalaskan dendamnya pada dalang utama penderitaan dan pembvnuhan kakaknya.
Mereka ditemani salah satu pelayannya Keluarga Dong yang nantinya akan membawa obatnya Tuan Muda Dong pulang. Namun setibanya kembali ke klinik, mereka malah kaget mendapati tempat itu sudah kacau balau habis diobrak-abrik.
Menurut Bos Du, surat izin resmi mereka mendadak dicabut oleh Badan Pengawasan Obat dan merek dilarang menjual teh Mata Air Musim Semi-nya Lu Tong.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam