Rekap Novel Deng Hua Xiao Bab 28 - Bab 32


Pelayan Wan mendapat perintah dari Nyonya Tua Ke untuk membuat kue bunga plum. Maka hari ini, dia pergi ke pasar bunga untuk membeli bunga plum.

Berhubung sekarang sudah hampir memasuki musim panas dan bunga plumnya tinggal persediaan terakhir, jadi Pelayan Wan memutuskan membeli semuanya.

Namun saat dia hendak pergi, mendadak saja ada pengemis kecil yang menubruknya dengan kuat hingga Pelayan Wan terjatuh dan kakinya keseleo.

Saat inilah, ada dua wanita muda baik hati yang membantunya duduk di bangku batu, lalu menawarinya untuk melakukan akupuntur di Klinik Renxin terdekat.

Pelayan Wan percaya-percaya saja pada mereka dan membiarkan mereka membawanya ke sana, tidak sadar bahwa kedua wanita baik hati ini sebenarnya adalah Lu Tong dan Yin Zheng yang sebenarnya tidak sebaik yang dia pikir karena justru Lu Tong-lah biang keladi yang membayar si pengemis untuk menubruknya.

Lu Tong memang menargetnya untuk mendekatinya dan mendapatkan informasi tentang keluarga Ke. Dari beberapa lama mengamati kediaman Ke, Lu Tong mengetahui bahwa suaminya Pelayan Wan, Wan Fu, adalah pelayan pribadinya Ke Cheng Xing sejak lama. 

Lu Tong sebenarnya ingin sekali mendekati Wan Fu karena dia yakin Wan Fu tahu tentang Lu Rou, tapi sulit sekali mendekatinya, makanya dia mendekati istrinya Wan Fu, Pelayan Wan, lebih dulu.

Sementara Lu Tong sibuk melakukan akupuntur padanya, Yin Zheng sibuk mengajaknya ngobrol. Mulai dari berbasa-basi dulu.

Terutama setelah Yin Zheng mengaku kalau dia berasal dari kampung halaman yang sama dengannya (padahal enggak, dia cuma bisa sedikit dialek daerahnya saja), Pelayan Wan jadi semakin suka sama Yin Zheng dan jadi semakin semangat ngobrol sehingga dia pun tidak curiga apa pun waktu Yin Zheng dan Lu Tong mulai menuntun percakapan ke arah keluarga Ke.

Saat Pelayan Wan mengeluhkan bunga plumnya yang jatuh gara-gara tubrukan si pengemis tadi dan khawatir dirinya bakalan diomeli lagi, Lu Tong pura-pura bingung. Bukankah kabarnya Nyonya Tua Ke itu orangnya lembut dan baik hati?

Pelayan Wan sontak menyangkal. Nyonya Tua Ke tidak ada lembut-lembutnya, yang lembut dan baik hati itu adalah Nyonya Ke yang pertama, istri pertamanya Ke Cheng Xing.

Mendiang Nyonya Pertama Ke bukan hanya cantik tapi juga sangat baik hati dan sangat peduli dengan para pelayan. Sayang sekali dia meninggal dunia tak lama setelah menikah. Nyonya Kedua Ke yang sekarang galaknya minta ampun.

Dia tidak tahu detilnya, tapi yang pasti Nyonya Pertama Ke entah mengapa mendadak jadi gila. Dia menduga bahwa mungkin Nyonya Pertama Ke tidak ingin membebani Tuan Muda Ke, makanya dia menenggelamkan dirinya ke kolam lotus.

Pengakuan Pelayan Wan beda banget dari omongan Nyonya Tua Ke. Nyonya Tua Ke bilang kalau Lu Rou bvnuh diri karena patah hati gara-gara cintanya ditolak, tapi Pelayan Wan bilang kalau Lu Rou bvnuh diri karena mungkin menjadi gila. 

Pelayan Wan benar-benar tidak tahu apa-apa mengenai masalah Lu Rou. Berarti kemungkinan masalah ini dirahasiakan dari sebagian besar pelayan. Bahkan pelayan rumah itu saja tidak tahu apa-apa, berarti memang benar ada yang tidak beres dengan kematian Lu Rou.

Pelayan Wan memberitahu bahwa Nyonya Pertama Ke mati pada bulan Juni, lalu pada bulan September-nya, Tuan Muda Ke langsung melamar Tuan Kedua Ke. Tapi Nyonya Kedua Ke tuh pelitnya minta ampun dan sangat mengontrol ketat keuangan keluarga Ke.

Mendadak sadar kalau dia sudah kebanyakan ngomong tentang majikannya, Pelayan Wan langsung ganti topik membahas putranya yang suka berjvdi.

Hmm, berarti Lu Rou memang mati pada musim panas. Kalau begitu, surat yang diterima keluarga Lu pada bulan Maret bukan surat berita kematian, melainkan mungkin... surat permintaan tolong!

Namun mengingat banyaknya pelayan yang tidak mengetahui tentang kebenaran kematian Lu Rou, kemungkinan mereka yang tahu, sudah diganti atau... sudah disingkirkan.

Kalau begitu, Lu Tong memutuskan untuk mendekati orang-orangnya Ke Cheng Xing. Dimulai dari anaknya Pelayan Wan yang katanya suka jvdi. Kebetulan, Yin Zheng tahu cara mencurangi permainan jvdi karena dulu pernah mempelajarinya semasa jadi wanita penghibur.

Tapi dia butuh uang banyak untuk itu, jadi dia berinisiatif meminjam uang ke Bos Du. Namun yang tak disangkanya, Bos Du yang biasanya pelit, ternyata bisa baik juga mau berbagi keuntungan penjualan teh herbal dan memberinya 100 tael tanpa perlu tanda tangan surat hutang. Yaaa... walaupun dia tampaknya agak kurang ikhlas.

Setelah itu, Lu Tong mengubah penampilannya dengan dandanan pria. Tapi berhubung dia cantik banget, jadi masih kelihatan kalau dia wanita, makanya Yin Zheng menambahkan sedikit bedak untuk menutupinya.

Pada saat yang bersamaan, Pei Yun Ying memasuki sebuah restoran di Jalan Qinghe, langsung menuju ke lantai atas yang merupakan area khusus tamu-tamu terhormat. 

Dari ruang private-nya, dia bisa melihat keseluruhan Jalan Qinghe dan mendadak membeku melihat... Lu Tong?... Tapi dia cowok, tapi mirip sekali dengan Lu Tong.

Walaupun mereka baru bertemu satu kali waktu itu, tapi Lu Tong meninggalkan kesan yang cukup mendalam bagi Pei Yun Ying. Bagaimana tidak? Parasnya tampak begitu cantik, lembut dan rapuh. Namun siapa sangka, ternyata dia sangat kejam saat menusuk Lu Da Shan tanpa takut dan ragu. 

Seandainya Lu Da Shan tidak sigap menghindar waktu itu, yang kena tusuk pastilah mata kirinya. Jelas sekali kalau Lu Tong bukan cewek biasa. 

Cewek biasa kalau disandera pasti panik bukan main. Cewek biasa tidak akan mungkin kepikiran menusuk mata kiri penyandera saat dia disandera. Cewek biasa tidak akan mungkin memiliki tusuk konde seruncing itu. Jarumnya bukan cuma satu, tapi tiga. Itu bukan tusuk konde, melainkan senjata rahasia.

Hong Man, informan wanitanya yang bekerja di tempat ini, memberinya selembar surat dan melapor bahwa Pangeran berpesan supaya Pei Yun Ying tidak ikut campur dulu dalam kasus penggelapan dana kuda militer. 

Terutama karena sekarang Perdana Menteri Kanan mulai ikut campur. Pangeran sudah mengirim orangnya ke Dongzhou untuk mencari orang yang terlibat kasus itu.

Pei Yun Ying membaca surat itu dengan cepat lalu membakarnya. Namun sebelum pergi, dia penasaran dengan tempat di seberang jalan yang dimasuki si pria yang mirip Lu Tong tadi. Itu tempat apa?

Hong Man berkata kalau itu kasino. Mendengar itu, Pei Yun Ying sontak yakin kalau pria mirip Lu Tong tadi pasti bukan Lu Tong. Mana mungkin wanita mendatangi kasino.

Pfft! Padahal itu memang Lu Tong. Dia cuma melihat segalanya dari lantai atas Yin Zheng yang sedang menyamar jadi cowok, bermain jvdi dengan Anaknya Wan Fu, Wang Quan.

Awalnya Yin Zheng yang menyamar sebagai Tuan Zheng pura-pura kalah, tapi setelah beberapa ronde, dia mulai menunjukkan keahlian main curangnya hingga sukses mengalahkan Wang Quan berkali-kali hingga membuat uangnya ludes.

Tuan Zheng bahkan memancing dan menantang Wang Quan untuk bertaruh dengan taruhan besar. Wang Quan awalnya agak ragu, tapi tantangan ini terlalu menggoda baginya. 

Akhirnya, karena menyakini dirinya pasti akan menang, Wang Quan pun nekat memakai banknote yang dia curi dari kotak penyimpanan ayahnya.

Sebenarnya banknote itu bukan milik ayahnya, melainkan miliknya Ke Cheng Xing yang dipercayakan pada Wan Fu. Istri barunya Ke Cheng Xing pelitnya minta ampun dan menguasai keuangan keluarga Ke dengan ketat, makanya Ke Cheng Xing menyembunyikan dan mempercayakan sedikit uang pribadinya ke penjagaan Wan Fu.

Mumpung belakangan ini seluruh Keluarga Ke sedang sibuk menyiapkan ultah istrinya Ke Cheng Xing, Wang Quan pun bisa dengan mudah mencuri banknote itu dan menyelinap ke kasino hari ini.

Permainan itu terus berjalan dengan seru dan Wang Quan terus menerus kalah, terus menerus minum-minum, dan terus menerus mengeluarkan banknote-nya.... hingga tak lama kemudian, dia mendapati banknote-nya habis tak bersisa tanpa dia sadari. 

Dan tanpa dia sadari pula, si Tuan Zheng yang bermain dengannya barusan, entah sejak kapan menghilang begitu saja. Dan yang lebih mencengangkannya, selain kehilangan seluruh banknote yang jumlahnya 2000 tael perak, dia sekarang mendadak punya utang pada kasino sebesar 3000 tael perak. 

Dia menandatangani surat utang atas nama keluarga Ke yang entah kapan dia lakukan saat dia sedang mabuk di tengah permainan.

Wang Quan tidak terima dan menuduh pihak kasino mencuranginya dan mau kabur, tapi tiba-tiba saja pemilik kasino, Tuan Cao, muncul menghadangnya dan dengan garang mengancamnya untuk membayar semua utangnya atau dia akan kehilangan seluruh jari tangan dan kakinya.

Putra mereka tidak pulang semalaman, Wang Fu dan Pelayan Wan awalnya cuma agak kesal mengira dia sedang bermalam sama cewek doang. Namun kemudian, mereka menerima surat yang sontak membuat wajah Wan Fu memucat.

Surat itulah yang membuatnya mengetahui segala perbuatan Wang Quan. Bingunglah Wan Fu sekarang, dari mana dia bisa dapat uang untuk membayar utangnya Wang Quan ke kasino dan mengembalikan banknote-nya Ke Cheng Xing.

Namun isi surat itu memberinya solusi dengan menyuruhnya untuk menemui seseorang di sana. Karena itulah, dia bergegas mencari-cari alasan supaya diizinkan keluar dan pergi ke rumah teh di sebelah kasino.

Di sana, dia bertemu dengan wanita asing yang menyembunyikan wajahnya di balik tirai bambu (alias Lu Tong). Karena orang yang memegang surat utangnya Wang Quan ternyata cewek, Wan Fu mengira dia bisa membodohinya dengan meminta anaknya dilepaskan lebih dulu.

Tapi yang tak disangkanya, si wanita asing ini malah bisa menebak isi pikiran dan rencana liciknya yang ingin mengancamnya dengan menggunakan kekuasaan keluarga Ke yang mendapat dukungan Guru Agung Qi supaya dia bisa menghilangkan utang itu dengan mudah.

Si Wanita Asing dengan tawa sarkasnya mengingatkan bahwa walaupun dia bisa menghilangkan utangnya, tapi itu tidak akan mengubah fakta bahwa Wang Quan telah menggelapkan uang pribadinya Ke Cheng Xing. Pada akhirnya, Wang Quan tetap tidak akan bisa terlepas dari hukuman mati.

Tapi jangan khawatir... si Wanita Asing punya solusinya. Dia akan merobek surat utangnya Wang Quan jika Wan Fu mau menjawab beberapa pertanyaannya dengan jawaban jujur. Wan Fu tentu saja langsung setuju tanpa curiga apa pun. Apa pertanyaannya?

"Apakah mendiang Nyonya Pertama Ke, Nyonya Lu, dibvnuh oleh Tuanmu?" tanya si Wanita Asing.
Bersambung...

Post a Comment

0 Comments