Sinopsis Story of Kunning Palace Episode 1

Setelah sebelumnya gagal tayang, akhirnya sekarang tayang juga nih drama. Setelah mencoba menonton drama ini, sebenarnya lumayan seru, tapi aku bingung, alurnya agak ruwet soalnya. Plotnya mirip Scent of Time, tapi bedanya, Scent of Time itu lebih mudah dipahami karena alurnya rapi. Sedangkan alur cerita Story of Kunning Palace ini agak membingungkan. 

Mana intrik politiknya banyak banget lagi, dan aku juga belum pernah baca novelnya, jadi tambah bingung. Tapi berhubung penasaran, tetap nonton ajalah dan mencoba memahaminya.

Jadi ceritanya, ada seorang novelis yang menulis cerita berjudul Story of Kunning Palace. Kisah awal novelnya adalah tentang kisah perjalanan Female Lead-nya yang bernama Jiang Xue Ning.

Pada awalnya dia hanya seorang anak kecil polos yang bercita-cita ingin melihat Istana Ning'an berkat cerita ibunya (Ibu Wan) yang memberitahunya bahwa wanita terhormat di dunia ini adalah permaisuri yang tinggal di istana Ning An.

Setelah dia tumbuh dewasa, dia justru diceritakan sebagai wanita yang jahat dan penuh kelicikan yang melakukan banyak dosa pada banyak orang, terutama para pria yang pernah dia rayu, untuk melancarkan rencana liciknya, membuat dirinya dinikahi Kaisar dan menjadi Permaisuri.

Awalnya dia berhasil, namun dia tidak pernah puas, bahkan nekat membvnvh Kaisar agar dirinya sendiri bisa berkuasa. Semua inilah yang kemudian memicu sebuah pemberontakan yang dilakukan oleh Keluarga Yan yang dipimpin oleh Yan Lin (yang bergelar Pangeran Adipati Yongyi) dan Xie Wei pada suatu hari di musim dingin bersalju. 

Xie Wei ini adalah guru besarnya Putra Mahkota, dia tampak sangat kejam dan berdarah dingin. Dia dan Xue Ning sebenarnya pernah bertemu beberapa tahun yang lalu saat Xue Ning dalam perjalanan ke ibu kota, dan dialah yang menyelamatkan Xie Wei dari dinginnya cuaca bersalju. 

Namun terlepas dari jasa Xue Ning padanya, Xie Wei jelas sangat membenci Xue Ning atas semua perbuatan Xue Ning, terutama dosa yang Xue Ning lakukan terhadap Yan Lin.

Suatu malam, beberapa waktu setelah para pemberontak menguasai Istana Ning An, Permaisuri Jiang Xue Ning memanggil Xie Wei ke kediamannya tempat dia dikurung.

Pada saat ini, Jiang Xue Ning sudah menyadari semua kesalahan dan dosa-dosanya, karena itulah, dia memanggil Xie Wei untuk menyatakan kekalahannya dan menyerahkan kekuasaan pemerintahan kepada Xie Wei dan memberi Xie Wei kuasa untuk memilih Kaisar baru.

Dia akui kalau dia melakukan banyak kesalahan dan memanfaatkan banyak pria untuk mencapai posisinya yang sekarang. Tapi beberapa dari pria-pria itu juga sudah membalas dendam padanya, beberapa lainnya juga memanfaatkannya untuk naik jabatan.

Jadi dia menganggap sudah tidak punya hutang pada para pria itu. Tapi dia mengakui bahwa dia berdosa sangat besar pada satu pria. Yaitu, Wakil Menteri Hukum - Zhang Zhe, seorang pria yang jujur, adil, tegas dan disiplin.

Dialah yang sudah membuat Zhang Zhe salah jalan, mengancamnya, memaksanya dan pada akhirnya merusak reputasinya seumur hidup. Karena itulah, Xue Ning memohon pada Xie Wei untuk mengampuni nyawa Zhang Zhe. Dia bahkan menyatakan bahwa dia rela menukar nyawanya demi nyawa Zhang Zhe.

Xie Wei setuju, maka Xue Ning pun memenuhi ucapannya dengan cara mengg0r0k lehernya sendiri. Darahnya muncrat ke wajah Xie Wei yang tampak shock. Yan Lin baru datang tak lama kemudian dan sontak shock, mengira Xie Wei-lah yang membvnvh Xue Ning. Sepertinya, dibalik kebenciannya terhadap Xue Ning, Yan Lin masih ada rasa padanya.

Ini adalah alur cerita yang diinginkan banyak pembaca novelnya si novelis, tapi si novelis sendiri tidak puas karena bukan seperti ini cerita yang dia inginkan. Bukan ini nilai-nilai yang ingin dia sampaikan dalam ceritanya. Dia tidak rela jika Jiang Xue Ning berakhir tragis seperti ini saja. 

Karena itulah, dia kemudian memutuskan untuk menambahkan alur ceritanya. Yaitu, membuat keajaiban di mana Female Lead-nya, Jiang Xue Ning, kembali ke masa beberapa tahun sebelumnya, kembali ke masa di mana dia masih belum masuk istana dengan membawa semua ingatan kehidupan sebelumnya.

Awalnya Xue Ning shock dan bingung dengan keajaiban yang dialaminya ini. Namun dengan cepat dia sadar bahwa ini adalah kesempatan baginya bertobat dan memperbaiki semua kesalahannya di kehidupan sebelumnya, dan agar dia tidak mengulangi sejarah kelam kehidupan sebelumnya.

Namun biarpun dia kembali ke masa di mana dia belum masuk istana, tapi dia kembali ke masa di mana dia sudah berteman akrab dengan Yan Lin dan Shen Jie dengan menyamar dengan dandanan pria. 

Pada saat ini, Shen Jie masihlah seorang putra mahkota yang nantinya akan naik tahta, dialah yang Xue Ning nikahi di kehidupan sebelumnya, dan dia bersahabat karib dengan Yan Lin.


Padahal pria yang cinta dan tulus sama Xue Ning adalah Yan Lin. Dialah yang paling tahu kalau Xue Ning adalah wanita, putri kedua Pejabat Xue. Bahkan Yan Lin berniat untuk melamar Xue Ning setelah upacara kedewasaaannya dua bulan yang akan datang. Dia sama sekali tidak peduli biarpun Xue Ning memiliki reputasi yang buruk di mata masyarakat karena dia yakin kalau dia lebih mengenal Xue Ning luar dalam.

Sedangkan Xie Wei, dia adalah gurunya Shen Jie, Yan Lin dan para pria bangsawan lainnya. Dia memang pada dasarnya orang yang dingin dan tegas. Pastinya, dia sudah mengenal Xue Ning karena mereka pernah bertemu 4 tahun sebelumnya, saat Xue Ning dalam perjalanan kembali ke ibu kota. 

Namun biarpun Xue Ning pernah menyelamatkannya, entah mengapa dia tidak pernah menyukai Xue Ning dan jadi khawatir saat dia menguping percakapan Yan Lin dengan Shen Jie tentang rencana Yan Lin untuk melamar Xue Ning. Entah apa sebenarnya hubungannya dengan Yan Lin, tampaknya dia sangat peduli dan melindungi Yan Lin.

Dengan dimulainya kehidupan baru Xue Ning, kita mulai mengenal latar belakang keluarga Xue Ning. Ayahnya, Tuan Jiang, adalah Wakil Menteri Keuangan. Dia memiliki dua istri, istri sah dan selir.

Dulunya, istri sah dan selir sama-sama melahirkan, masing-masing seorang putri pada saat yang hampir bersamaan. Namun kemudian, si selir diam-diam menukar bayi mereka.

Jadinya, bayinya si selir dibesarkan oleh istri sah. Si selir ini ternyata adalah Ibu Wan dan bayinya si istri sah yang dia besarkan adalah Jiang Xue Ning. Dia dibawa pergi dan dibesarkan di desa karena diasingkan oleh Keluarga Jiang.

Xue Ning baru mengetahui kebenarannya saat Ibu Wan mengakui segalanya sebelum dia meninggal dunia 4 tahun yang lalu. Terlepas dari fakta itu, tapi Xue Ning tetap menyayangi Ibu Wan dengan sepenuh hati.

Namun karena kesalahan yang dibuat Ibu Wan dengan menukar kedua bayi inilah, pihak keluarga Jiang menolak menguburkan Ibu Wan di pemakaman Keluarga Jiang sehingga Xue Ning tak pernah tahu di mana Ibu Wan dimakamkan.

Setelah itu, Xue Ning pun pergi ke ibu kota untuk kembali ke rumah ayahnya. Sayangnya, ibu kandungnya sama sekali tidak bisa menghargainya dan justru lebih menyayangi anak kandungnya Ibu Wan yang selama ini dia besarkan, namanya Jiang Xue Hui, karena Xue Hui lebih kalem, sedangkan Xue Ning lebih liar dan temperamental. 

Sebenarnya, saat awal Xue Ning kembali ke rumah Keluarga Jiang, dia disambut hangat oleh ibu kandungnya dan Xue Hui. Namun sikap Xue Ning sendiri memang sejak awal sudah menyebalkan.

Dia menolak mengakui Xue Hui sebagai kakaknya, dan menuntut ibu kandungnya - namanya Nyonya Meng, untuk mengakui dan mengumumkan bahwa putri sah Keluarga Jiang hanya dirinya seorang, sedangkan Xue Hui adalah putri tidak sah.

Nyonya Meng menolak. Bagaimanapun yang salah adalah Ibu Wan, dan kesalahan yang dibuat Ibu Wan ini termasuk aib keluarga. Jika sampai orang lain mengetahuinya, maka Keluarga Jiang bisa malu. Pokoknya, Xue Ning akan diperkenalkan pada dunia sebagai putri sah kedua Keluarga Jiang.

Xue Ning tidak terima, dan kekeraskepalaannya ini pada akhirnya membuat Nyonya Meng jadi mulai benci padanya, dan ujung-ujungnya dia jadi menyalahkan Ibu Wan, bahkan mengatai Ibu Wan sebagai wanita murahan yang sudah gagal mendidik Xue Ning.

Xue Ning tidak terima Ibu Wan dihina seperti itu biarpun Ibu Wan bukan ibu kandungnya. Sedangkan Xue Hui hanya diam saja, sama sekali tidak mengatakan apa pun untuk membela ibu kandungnya. Sejak saat itu, hubungan ibu dan putri kandung ini tak pernah akur.

Dari sini bisa disimpulkan bahwa di kehidupan sebelumnya, Xue Ning menghalalkan segala cara untuk mencapai tempat tertinggi mungkin karena dia tidak pernah dihargai dan selalu diremehkan, ingin membuktikan kepada dunia bahwa dia hebat. 

Namun di kehidupan yang sekarang, Xue Ning yang sudah belajar dari kehidupan sebelumnya, akhirnya mulai bisa melihat segala hal yang dulu yang tidak pernah disadarinya, dan bisa menyikapi kebencian ibu kandungnya dengan lebih bijak. Dia tetap tidak suka dengan Nyonya Meng, tapi tidak pula melawannya dengan tantrum.

Begitu dia pulang, Nyonya Meng mendadak datang dan langsung memarahinya karena dia menyamar dengan pakaian pria dan tidak pulang semalaman. Nyonya Meng bahkan tega menyuruh pelayan untuk memukulnya dengan kejam.


Si pelayan dengan senang hati memukulnya dengan balok kayu, tapi Xue Ning dilindungi oleh kedua pelayan setianya. Tidak terima, Xue Ning pun langsung merebut balok kayu itu dan melemparnya ke bawah kaki Nyonya Meng. 

Saat inilah Xue Ning baru sadar bahwa hubungan mereka memang tidak akan pernah bisa akur tak peduli apa pun yang dia lakukan untuk membuat Nyonya Meng menyukainya, karena dia akan selalu dibanding-bandingkan dengan Xue Hui yang lebih kalem.

Apakah Xue Hui adalah orang yang munafik seperti yang Xue Ning tuduhkan? Entahlah, tapi sejauh ini, Xue Hui tampaknya selalu baik dan tulus. Pantaslah Nyonya Meng sangat menyayanginya biarpun bukan anak kandung.

Hari itu, Xue Ning menyadari bahwa banyak perhiasaannya yang hilang. Dia langsung sadar bahwa pencurinya adalah para pelayan yang mengira dia bodoh dan tidak mungkin menyadari kalau perhiasaannya hilang, kecuali dua pelayan setianya.

Namun alih-alih tantrum dan membuat kegaduhan, Xue Ning menangani masalah ini dengan lebih pintar dan tenang. Dia mengumpulkan semua pelayan yang dia curigai di hadapannya dan dengan tenang menyuruh mereka untuk mengembalikan semua perhiasannya yang mereka ambil.

Namun para pelayan itu keukeuh menyangkal tuduhannya, mereka benar-benar mengira kalau dia sangat bodoh dan tidak mungkin mengetahui barang-barangnya sendiri.

Xue Ning tetap tenang dan sengaja berlama-lama membiarkan para pelayan itu berdiri di sana untuk menunggu seseorang yang bisa membantunya. Pastinya, yang dia maksud adalah ayahnya.

Tidak seperti Nyonya Meng, Tuan Jiang justru menyayangi dan sangat baik pada Xue Ning, ya walaupun kadang dia frustasi juga dengan kegilaan Xue Ning.

Rencananya berhasil. Tak lama kemudian, ayahnya datang juga untuk membantunya menangani masalah ini. Dia tidak mengadu, melainkan menginterogasi mereka sendiri dengan menggunakan ayahnya sebagai pendukung dan kekuatannya.

Para pelayan sebenarnya sudah mulai ketakutan dengan kehadiran Tuan Jiang, tapi mereka masih keukeuh dengan pedenya kalau mereka tidak bersalah, bahkan sambil nangis-nangis menuntut Xue Ning untuk membuktikan tuduhannya. Mereka yakin banget kalau Xue Ning tidak memiliki buku keuangan berisi catatan barang-barangnya.

Namun yang tidak mereka sangka, tak lama kemudian, Xue Ning justru mengeluarkan sebuah buku. Hmm, sebenarnya itu bukan buku keuangan sih, melainkan buku puisi. 

Xue Ning dan ayahnya pura-pura saja mengklaim kalau itu adalah buku keuangan berisi catatan barang-barangnya untuk memancing para pelayan pencuri itu. 

Xue Ning dengan lancarnya berakting menyebutkan barang-barang apa saja, jumlahnya berapa dan pemberian siapa, ditambah dengan akting Tuan Jiang yang menyatakan akan menghukum siapa saja yang memiliki semua barang-barang yang Xue Ning sebutkan, para pelayan pencuri itu panik dan akhirnya mereka pun mengakui perbuatan mereka sambil memohon-mohon pengampunan.

Tuan Jing benar-benar kagum dengan kepintaran Xue Ning kali ini. Yang lebih mengherankan Tuan Jing, Xue Ning dengan besar hati mengakui bahwa dirinya juga ikut bersalah sebagai pemicu aksi pencurian ini, makanya dia mengusulkan hukuman ringan saja untuk para pelaku. Kalau mereka mengulangi, baru dihukum berat. Tuan Jing benar-benar heran tapi juga bangga dengan perubahan drastis Xue Ning hari ini. 

Namun bahkan sebelum mereka sempat selesai bicara, Xie Wei mendadak muncul, dan sontak saja melihatnya membuat Xue Ning tegang ketakutan teringat permusuhan mereka di kehidupan sebelumnya.

Xie Wei sebenarnya sudah sedari tadi datang, sebelum Tuan Jiang dipanggil untuk menyelesaikan masalah pencurian perhiasan. Dan sepertinya kedatangannya untuk menyelidiki hubungan Xue Ning dengan Yan Lin. 

Xie Wei bahkan mengutus pengawalnya untuk diam-diam mengawasi Xue Ning saat dia menginterogasi para pelayan pencuri tadi, makanya dia sengaja mengucap kalimat yang terkesan memuji Xue Ning, tapi jelas terdengar sindiran halus dalam kalimatnya.

Empat tahun yang lalu, Xie Wei pergi ke ibu kota sendirian. Saat Tuan Jiang mendengar tentang itu, dia meminta bantuan Xie Wei untuk menemani Xue Ning, karena kebetulan waktu itu, Xie Wei juga searah.
Tampaknya awalnya hubungan mereka baik-baik saja, Xie Wei awalnya cukup ramah padanya, tapi Xue Ning dingin. Entah apa yang kemudian terjadi sehingga membuat Xie Wei pada akhirnya memusuhi Xue Ning.

Bersambung ke episode 2

Post a Comment

0 Comments