Sinopsis Scent of Time Episode 7 - Part 2

Terlepas dari kegagalan hari ini, pria bernama Wu Shuo Mo itu tetap tidak merasa perlu khawatir kalau mereka akan ketahuan, soalnya rencana mereka sejak awal adalah membuat Keluarga Zhong meyakini bahwa pelaku penyerangan di upacara tadi adalah Keluarga Ge.


Tapi pengawalnya tetap khawatir dan menyarankan agar mereka bergegas pergi. Mereka bisa kembali nanti pada waktu perjamuan dupa. Shuo Mo setuju dan menginstruksikan si pengawal untuk menyeragamkan kesaksian orang-orang mereka bahwa tujuan mereka hanya mengambil formula Pil Jiayin.

Setelah entah berapa lama, Hua Qian akhirnya bangun dan mendapati Ye Lan yang menjaganya. Melihat Ye Lan terlalu baik dan perhatian padanya, Hua Qian tidak senang dan akhirnya memutuskan untuk mengungkapkan kebenarannya sekarang juga.

Dia mengaku bahwa gadis kecil yang menemani Ye Lan di kuil saat dia kecil, sebenarnya bukan dirinya, melainkan Mu Yao. Liontion giok yang Ye Lan berikan pada gadis itu, tidak ada padanya, bukan karena hilang, tapi karena ada pada Mu Yao.

Dia juga mengaku bahwa tidak pernah terjadi apa-apa di antara mereka berdua. Dialah yang membius Ye Lan karena dia cemburu dengan kedekatan hubungan Ye Lan dengan Mu Yao, dia panik melakukan kesalahan itu agar bisa mengikat Ye Lan. 

Dia menyadari kesalahannya dan tidak masalah biarpun Ye Lan tidak memaafkannya. Dia hanya memohon agar Ye Lan tidak melibatkan keluarganya. Dia juga akan mengerti jika Ye Lan ingin menceraikannya. Jelas saja Ye Lan sakit hati dan marah mendengar semua pengakuannya, dan langsung pergi meninggalkannya.

Lagi-lagi, Hua Qian mencium aroma aneh yang dia kira aroma dupa, tapi Qian Zhi mengaku bahwa mereka bahkan tidak menyalakan dupa apa pun. Qian Zhi bahkan tidak mencium aroma apa pun, Hua Qian seorang yang entah kenapa dan entah bagaimana bisa mencium aroma aneh yang entah dari mana asalnya itu. Apa karena dia sakit, makanya hidungnya jadi aneh?

Ye Lan langsung pergi menemui Mu Yao yang saat itu berniat mau minggat dari rumah ini sesuai janjinya untuk pergi setelah 3 bulan.

Ye Lan langsung to the point menginformasi bahwa gadis kecil yang menemaninya di kuil tiga belas tahun yang lalu itu memang Mu Yao dan terbukti dengan liontion giok pemberiannya yang masih Mu Yao simpan.

Mu Yao sebenarnya mengenali Ye Lan saat mereka berjumpa kembali setelah mereka dewasa, saat Ye Lan menyelamatkannya terjatuh dari pohon. Ye Lan-lah yang justru tidak mengenalinya. Dia tidak memberitahu Ye Lan karena ketatnya aturan Keluarga Zhong dan juga demi menjaga reputasi keluarganya.

Perasaan Ye Lan seketika berubah saat itu juga sehingga dia kemudian berjanji bahwa dia akan membantu Mu Yao untuk menyelidiki kasus ayahnya.

"Aku ingin tahu berapa banyak kebohongan yang Hua Qian katakan kepadaku, selain kebohongan yang dia ungkapkan padaku hari ini."

Malam harinya, Hua Qian bermimpi kilasan-kilasan aneh. Tampak dirinya yang sepertinya sedang tidur (atau mungkin, pingsan?), lalu tangan seorang pria misterius yang menjaganya dan menyeka tangannya, menyalakan dupa untuknya, dan memanggilnya 'A Qian... A Qian' berulang kali seolah berusaha membangunkannya. Entah suara siapa itu, tapi sepertinya bukan suaranya Ye Lan.

Namun dengan cepat mimpi itu berubah menjadi ingatan saat dia berusaha melarikan diri di hutan, sebelum akhirnya dia tertangkap, melihat keluarganya mati di hadapannya.

Mimpi tentang kehidupan sebelumnya itu tumpang tindih dengan mimpi tentang kehidupannya yang sekarang. Terakhir, dia memimpikan saat Xi Wu yang menemukan banyak keanehan tentang dirinya hingga kemudian Xi Wu mempertanyakan masalah identitasnya karena banyaknya perbedaan antara Hua Qian yang sekarang dengan Hua Qian yang dulu.

Saat Hua Qian akhirnya bangun, dia malah mendapati Xi Wu ada di hadapannya. Berhubung dia masih agak ngantuk, jadi awalnya dia mengira kalau dia masih mimpi, tapi kemudian Xi Wu bersuara memprotesnya, dan baru saat itulah Hua Qian sadar kalau ini bukan mimpi. Xi Wu benar-benar ada di sini.

Xi Wu benar-benar mengkhawatirkannya, tapi dia sadar akan status mereka, makanya dia menahan diri dan tetap jaga jarak. Dia mengaku bahwa ibunya sudah mendengar tentang kondisi Hua Qian yang koma selama lima hari, makanya beliau mengirimkan tabib kemari untuk memeriksa Hua Qian.

Setelah memeriksanya, tabib melapor ke Xi Wu bahwa Hua Qian sudah baikan. Hanya saja karena lukanya dekat jantung, jadi kemungkinan ke depannya akan sering mengalami sakit d4da.

Tapi Xi Wu tidak mengerti, kalau kondisi Hua Qian baik-baik saja, kenapa dia bisa tidur sampai lima hari? Tabib meyakini kalau itu karena Hua Qian menggunakan wewangian dupa untuk membantunya tidur.

Hua Qian membenarkan. Dia takut sakit, makanya dia memakai wewangian untuk membuat dirinya tertidur. Tabib menyarankannya untuk membatasi penggunaannya. Dia tertidur selama itu karena dosis wewangian dupa yang berlebihan yang justru berpotensi melemahkan tubuhnya dan merusak otaknya.

Xi Wu sadar kalau Hua Qian tampak tidak nyaman dengan keberadaannya, bahkan kata-kata yang Hua Qian ucapkan menyiratkannya untuk pergi. Tapi Xi Wu malah dengan sengaja menggodanya dengan pura-pura mau pergi, tapi semenit kemudian, dia langsung balik dan duduk di hadapannya kembali.

"Sebenarnya, masih ada yang membuatku bingung. Jadi, aku ingin menanyakannya," ujar Xi Wu.
Hua Qian mencoba menolak dengan alasan bahwa dia masih sakit dan pikirannya masih kabur, tapi Xi Wu bersikeras mau menanyainya sekarang.

"Pada hari upacara sembahyang leluhur, saat para pembvnvh menyerang, semua wanita dan gadis lain panik, kecuali kau. Kau malah tampak sangat senang."

Hua Qian santai beralasan bahwa itu karena waktu itu dia hanya merasa aman dilindungi oleh Ye Lan. Dia percaya pada Ye Lan, makanya dia tidak panik.

"Namun aku melihat tidak gentar saat menghadapi pembvnvh, kau bahkan menghentikannya," desak Xi Wu.

Pertanyaan terakhir ini jelas membuat Hua Qian gugup, maka dia berusaha membela diri dengan mengingatkan Xi Wu bahwa dia hampir mati dan masih ketakutan sampai sekarang. Apakah Xi Wu sedang mencurigainya dan keluarganya terlibat dalam aksi penyerangan itu?

Xi Wu menyangkal dengan canggung, beralasan kalau pertanyaannya hanya pertanyaan biasa, sama sekali tidak ada maksud tersembunyi apa pun.

Hua Qian lalu berusaha untuk bangun sembari menahan sakit. Xi Wu seketika cemas, tapi tidak berani mendekat dan akhirnya membiarkan Qian Zhi yang membantunya.

Begitu turun dari ranjang, Hua Qian langsung berlutut di hadapan Xi Wu dan berusaha meyakinkan Xi Wu bahwa dia sama sekali tidak terlibat dari penyerangan itu. Bahkan sekalipun dia punya niat jahat, tapi dia tidak akan mungkin senekat itu mempertaruhkan nyawanya sendiri.

"Apa maksudmu?"

"Kau membawa tabib itu kemari, bukankah itu karena kau ingin memastikan apakah cederaku sungguhan?"

Adegan Bonus:


Xi Wu mondar-mandir cemas saat pengawalnya datang dan melaporkan bahwa penyerangan tadi sepertinya sudah direncanakan sejak lama mengingat betapa rapinya para penyerang itu dan tidak meninggalkan jejak sedikit pun.

Namun yang paling Xi Wu khawatirkan adalah keadaan Hua Qian. Pengawal melapor bahwa Hua Qian masih belum sadarkan diri. Namun karena pengawal tidak tahu persis tentang detil keadaan Hua Qian, Xi Wu langsung panik ingin segera membawa tabib pribadinya untuk menyembuhkan Hua Qian.

Namun pelayannya dengan cepat menghentikannya dan mengingatkannya untuk menenangkan hatinya dan bersabar saja menunggu kabar. Ucapan pelayan memang benar. Akhirnya Xi Wu hanya memerintahkan pengawalnya untuk mengawasi Hua Qian.

Bersambung ke episode 8

Post a Comment

0 Comments