Cang Xuan termenung sedih teringat bagaimana dulu dia memohon-mohon pada kakeknya agar tidak memisahkannya dengan Xiao Yao, berjanji padanya kalau dia akan melindungi Xiao Yao sekuat tenaga.
Tapi Raja Xiyan menolak karena Cang Xuan saat itu masih kecil, dia masih belum punya kekuatan untuk melindungi siapa pun, dia bahkan belum mampu melindungi dirinya sendiri waktu itu. Karena itulah, sekarang dia bertekad untuk melakukan segala cara demi mendapatkan tahta dan melindungi Xiao Yao.
Feng Long sebenarnya ingin pergi ke Chishui untuk merekrut tentara, dan berniat menyerahkan Xiao Yao ke penjagaan Xin Yue saja. (Pfft! Dia sebenarnya memang tidak terlalu menyukai Xiao Yao, makanya dia bisa nyantai untuk meninggalkan Xiao Yao)
Namun dengan adanya Jing di Kediaman Chenrong, Cang Xuan jelas tidak mau membiarkan adiknya berduaan dengan Jing, makanya dia memohon pada Feng Long untuk menunda misinya itu dan menemani Xiao Yao sampai akhir tahun. Feng Long dengan polosnya tak mempertanyakan alasannya, dan langsung setuju saja.
Di Haoling, Ah Nian jadi semakin sedih setelah membaca berita tentang Cang Xuan yang menjalin hubungan dengan Xin Yue. Raja Haoling memberitahu Ah Nian bahwa ini adalah jalan yang dipilih oleh Cang Xuan. Bahkan sekalipun bukan dengan Xin Yue, pada akhirnya Cang Xuan akan bersama wanita Dataran Tengah lainnya.
"Jalan Cang Xuan sudah ditetapkan pada saat ayahnya tewas di medan perang. Dia tidak bisa memberimu kesetiaan. Lupakan saja dia."
Ah Nian begitu patah hati hingga akhirnya dia putus asa meminta ayahnya untuk mencarikannya pria lain untuk menjadi suaminya, berbohong kalau dia sudah tidak menginginkan Cang Xuan lagi, dan meyakini pasti ada pria baik lain di Haoling yang lebih baik pada Cang Xuan.
Raja Haoling pun mengutus Ru Shuo untuk menangani masalah ini. Yang jadi masalah, Ru Shuo sebenarnya agak sinis kalau mereka akan bisa mencarikan jodoh untuk Ah Nian mengingat sifat Ah Nian yang rada beringas, tapi pada Raja Haoling, dia hanya beralasan bahwa tidak ada pria yang pantas untuk Ah Nian karena status Ah Nian yang begitu tinggi dan agung.
Oh begitu?... Kalau tidak ada pria lain yang pantas untuk Ah Nian, maka Ru Shuo saja. Pffffft! Ru Shuo jelas ogah. Baiklah, dia akhirnya setuju untuk menangani masalah ini. Mending dia bersusah payah menyeleksi jodoh terbaik untuk Ah Nian saja daripada harus mengorbankan dirinya sendiri.
Haoling sebesar ini, tidak mungkin kan tidak ada satu pun pria baik untuk bersanding dengan Ah Nian. Dia pasti akan mendapatkan pria yang sesuai kemauan Ah Nian. Iya, kan?
Di tempat lain, Jing menemui Xiang Liu di rumah bord1l atas undangan Xiang Liu. Xiang Liu yakin kalau Jing sebenarnya sudah tahu siapa dia yang sebenarnya. Karena itulah, hari ini dia mengundang Jing kemari untuk menuntut Jing membantunya mengirim barang ke Kota Qingshui, dan jelas barang yang dia maksud adalah barang-barang jarahan bahan pangan yang dia curi dari gudang militer Xiyan untuk memberi makan pasukannya sendiri.
Lagi-lagi, dia memanfaatkan Xiao Yao untuk memancing Jing untuk menuruti kemauannya. (Hadeh! Cang Xuan dan Xiang Liu sama-sama memanfaatkan Xiao Yao untuk kepentingan mereka sendiri)
Tapi Jing tidak mau memanfaatkan Xiao Yao untuk kepentingan bisnis. Dia setuju untuk membantu Xiang Liu, tapi bukan karena Xiang Liu mengancamnya dengan menggunakan Xiao Yao, melainkan untuk mewakili Xiao Yao membalas budi atas kebaikan Fangfeng Bei yang selama ini mengajari Xiao Yao teknik memanah.
"Kau membantunya membalas budiku, apa kau sudah meminta izinnya?" (Lah kamu sendiri menggunakan Xiao Yao untuk memancing Jing, apakah sudah meminta izin Xiao Yao?)
"Itu adalah masalahku dengan Xiao Yao, Tuan Fangfeng tidak perlu khawatir. Tentu saja, menerima atau tidak adalah urusanmu. Kau boleh menolak."
Xiang Liu sebenarnya kesal. Tapi karena dia beneran butuh bantuan Jing, terpaksa dia menerimanya, dan langsung melemparkan perkamen berisi informasi waktu dan lokasi pengirimannya.
Di Kediaman Chenrong, Jing melatih Xiao Yao bermain kecapi. Tapi Xiao Yao benar-benar tidak ada bakat dalam bermain alat musik dan terus menerus membuat kesalahan.
"Aku tetap merasa lebih nyaman mendengar orang lain bermain kecapi," ujar Xiao Yao.
Dia langsung geser dan meminta Jing untuk memainkan satu lagu yang bagus untuknya. Tapi Jing langsung tegang dan menyembunyikan kedua tangannya, menolak permintaannya secara tak langsung.
Xiao Yao mengerti. Jing sekarang tidak lagi percaya diri untuk bermain kecapi karena tangannya sudah tidak sempurna seperti dulu dan tidak akan bisa memainkan kecapi seindah dulu.
Namun Xiao Yao dengan lembut menggenggam kedua tangan Jing, menariknya duduk di sampingnya dan berkata, "aku tidak pernah bertemu dengan Tuan Muda Qingqiu yang dulu. Aku juga tidak tahu betapa indahnya musik yang dimainkan oleh kedua tangannya dulu. Mungkin aku tidak akan pernah mendengarnya dalam hidup ini. Meskipun aku merasa sayang dan sedih, tapi aku tidak merasa tidak bisa mendengarnya adalah masalah besar."
Dia meyakinkan Jing bahwa meskipun Hou telah merusak kedua tangan Jing, tapi Hou tidak akan bisa merusak kesenangan Jing saat bermain kecapi. Kesenangan itu berhubungan dengan hati, tidak akan ikut terluka hanya karena tangannya terluka.
Jing tersenyum hangat mendengarnya, "ucapanmu benar. Aku terlalu mementingkan penampilan."
"Aku tidak pernah mempelajari musik dan tidak paham tentang apa pun. Meskipun kau hanya bermain musik dengan asal aku juga akan merasa sangat merdu," ujar Xiao Yao sembari menuntun tangan Jing ke atas kecapi.
"Apa yang ingin kau dengar?"
"Kau masih ingat lagu yang kunyanyikan untukmu malam itu?"
Tentu saja Jing ingat. Walaupun awalnya tangannya masih agak gemetar dan tegang, tapi berkat penyemangat dari Xiao Yao, akhirnya Jing mulai memainkan kecapinya dengan diiringi nyanyian Xiao Yao.
Semakin lama dia jadi semakin percaya diri dan mulai menikmati permainan kecapinya. Penyemangat dari Xiao Yao benar-benar ampuh menyembuhkan luka hatinya dan membangkitkan kepercayaan dirinya.
Alunan musik dan lagu mereka yang begitu indah terdengar oleh Jing Ye di luar dan itu sontak membuat Jing Ye sangat terharu. Sejak tuan mudanya terluka, dia tidak pernah mau menyentuh kecapi lagi. Tapi sekarang, akhirnya dia mendengarnya lagi.
"Kukira, seumur hidup ini tidak akan bisa mendengar suara kecapi Tuan Muda lagi," isak Jing Ye penuh haru.
Di Haoling, Ru Shuo mengadakan acara seleksi mencari jodoh buat A Nian di Taman Yiping. Tapi sayangnya, tak peduli keahlian apa pun yang coba ditunjukkan para pria itu pada A Nian, tidak ada satu pun yang menarik perhatian A Nian.
Dia pura-pura tertarik pada para pria itu dan memilih kandidat yang banyak jeleknya hanya untuk mengusili dan mempermainkan Ru Shuo. Ru Shuo jelas tidak setuju dengan semua pilihannya. Oh, begitu? Tidak ada satu pun yang unggul di antara para kandidat ini, kalau begitu, bagaimana kalau Ru Shuo saja? Pfft! Ru Shuo sontak melongo heboh dibuatnya.
Selama beberapa bulan berikutnya, Xiao Yao dan Jing menghabiskan waktu berdua dan kencan diam-diam dengan penuh kebahagiaan di kediaman Chenrong dengan alasan belajar kecapi.
Suatu kali, Jing melukis Xiao Yao yang sedang belajar bermain kecapi, lalu Xiao Yao menambahkan satu detil penting yang Jing lewatkan. Yaitu, tanda lahir di dahinya.
Sering kali Xiao Yao tidak berminat belajar dan membiarkan Jing bermain kecapi, sementara dia menikmati permainan kecapinya Jing sambil minum arak plum hijau. Mereka benar-benar bahagia menikmati kebersamaan mereka.
Suatu hari, Cang Xuan dan Feng Long bertemu lagi di gunung. Yang tidak Cang Xuan sangka, ternyata selama beberapa bulan ini, Feng Long pulang ke Chishui untuk merekrut lebih banyak prajurit untuknya.
Cang Xuan jelas tak senang. Ya dia senang sih dapat pasukan baru, tapi Xiao Yao... berarti selama beberapa bulan ini, Xiao Yao selalu berduaan dengan Jing. Pfft! Cang Xuan jelas tak senang dengan fakta ini dan langsung memprotes Feng Long karena tidak mendengarkan permintaannya untuk tidak pulang ke Chishui.
Sayangnya, Feng Long sama sekali tidak memahami kegalauannya, malah dengan santainya menegaskan bahwa dia lebih mengutamakan sahabat daripada wanita, makanya dia diam-diam ke Chishui untuk memperbanyak pasukan demi membantu Cang Xuan alih-alih cuma menemani Xiao Yao.
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam