Rekap Novel Coroner's Diary Bab 58 - Bab 63


Huo Ning beneran serius dalam penyelidikan kasus ini. Masalahnya, sulit sekali mendapatkan petunjuk apa pun. Waktu dia menyuruh Xu He untuk memeriksa mayat Nona Song sekali lagi, hasilnya masih tetap sama.

Akan tetapi, Xu He mendadak punya ide baru yang lebih bagus. Yaitu, meminta bantuan seorang ahli forensik. Namun dia tidak berani ngomong terus terang bahwa yang dia maksud adalah Qin Wan dan hanya meminta Huo Ning untuk membujuk ayahnya saja, Prefek Huo tahu kok siapa si ahli forensik itu.

Makanya kemudian Huo Ning langsung mendesak ayahnya untuk memanggil si ahli forensik untuk membantu penyelidikan kasus ini. Ini sudah lima hari tapi mereka belum ada petunjuk sama sekali, jadi sebaiknya mereka segera memanggil si ahli forensik yang dimaksud Xu He. 

Prefek Huo langsung sadar siapa ahli forensik yang dimaksud Xu He, tapi, agak sulit untuk mengundangnya. Bagaimanapun, dia kan gadis muda, tidak pantas untuk melibatkannya dalam masalah beginian. Apalagi sekarang Qin Wan cukup dekat dengan keluarga Marquis, jadi masalah ini harus dia diskusikan dulu dengan keluarga Marquis.

Tapi... kasus ini memang butuh bantuannya. Maka tanpa memberitahu Huo Ning tentang detilnya, Prefek Huo pun pergi ke kediaman Marquis untuk mengkonsultasikan masalah ini dengan Tuan Marquis terlebih dulu. 

Seperti yang dia duga, Tuan Marquis ragu untuk melibatkan Qin Wan dalam masalah ini mengingat statusnya dan tidak yakin juga kalau Qin Wan bakalan mau. Namun Yan Chi yang kebetulan juga ada di sana, dengan yakin menyatakan bahwa Qin Wan pasti mau membantu. Kalau mereka merasa tak enak untuk pergi menemuinya, biar dia saja yang pergi ke sana.

Keesokan paginya, usai mengecek kondisi Yao Xin Lan yang hari ini tidak seceria kemarin, Qin Wan tak sengaja melihat Liu Chun bersama beberapa pelayan pergi ke timur dengan membawa peralatan pertukangan. 

Menurut Fu Ling, mereka mau membersihkan sumur karena kebiasaan di kediaman ini, semua sumur wajib dibersihkan setelah musim panas. Di timur sana ada sumur yang letaknya berada di depan hutan bambu ungu yang biasanya digunakan oleh para selir.

Oh? Informasi ini sontak menarik perhatian Qin Wan hingga dia langsung mengajak Fu Ling untuk mengikuti para pelayan itu dengan alasan untuk melihat doang yang jelas saja membuat Fu Ling kebingungan. Untuk apa pula ngelihatin para pelayan membersihkan sumur? Namun berhubung Qin Wan sudah jalan duluan, terpaksa Fu Ling mengikuti.

Tapi setelah melihat beberapa lama, memang tidak ada yang bermanfaat untuk dilihat sih, ketertarikannya cuma karena masalah letak sumur itu, tapi sejauh ini memang belum ada apa pun yang terlihat mencurigakan.

Namun baru juga dia berpikir begitu dan hendak pergi, mendadak dia melihat Liu Chun berjalan menuju ke hutan bambu ungu. Mencurigakan! Ngapain dia pergi ke sana? Qin Wan tergoda sekali untuk membuntutinya, tapi tepat saat itu juga, Cai He mendadak muncul, tampak terburu-buru sekali untuk membawanya pergi dari sana karena mereka kedatangan tamu penting yang mencari Qin Wan.

Hadeh! Qin Wan jadi agak kesal sama si tamu penting itu. Ngapain datang di saat penting seperti ini? Siapa pula tamu penting itu? 

Setibanya di halaman depan, suasana terasa menegangkan dengan para pelayan yang tampak menunduk ketakutan dan para anggota keluarga Qin yang tampak berdiri dengan gugup... Karena tamunya ternyata Yan Chi yang duduk di kursi utama, tampak begitu agung dan mendominasi bak seorang raja. Pantas saja semua orang tegang.

Namun sikap Yan Chi pada Qin Wan justru sangat hangat, dia bahkan tidak membiarkan Qin Wan memberi hormat padanya padahal yang lain justru dia biarkan lama-lama berlutut padanya. Pfft!

Pada Qin Wan, dia bicara dengan lembut dan akrab, padahal sebelum Qin Wan datang, dia cuma duduk diam di sana dengan tampang sedingin kutub yang membuat seluruh anggota keluarga Qin tegang bukan main.

Yan Chi mengklaim kalau dia datang untuk menjemput Qin Wan untuk bertemu Tuan Putri yang sekarang sudah sadar dan ingin sekali bertemu Qin Wan., dan mengajaknya pergi sekarang juga.

Baru setelah mereka keluar dari gerbang, Yan Chi mengaku jujur bahwa dia menjemput Qin Wan bukan untuk menjenguk Tuan Putri, melainkan untuk mewakili Tuan Marquis dan Prefek Huo untuk meminta bantuan Qin Wan untuk menyelidiki kasus Nona Song.

Dia yakin kalau Qin Wan pasti mau membantu, karena Qin Wan orang baik. Qin Wan hanya melakukan apa yang dia yakini benar, itu adalah kebaikan.

Qin Wan speechless mendengar ketulusannya. Baiklah, mereka akan pergi ke kediaman Marquis atau ke kamar mayat?

Yan Chi mengaku bahwa mereka akan ke kamar mayat. Sekalian dia menambahkan supaya Qin Wan tidak takut, dia akan menemani Qin Wan. 

Pfft! Qin Wan diam-diam mendengus geli mendengarnya. Dia sudah sering keluar-masuk kamar mayat, entah siapa yang sebenarnya takut.

Huo Ning-lah yang ketakutan, sedang meringkuk di gudang bersama kedua pelayannya yang juga sama ketakutannya, terutama karena gudang ini bersebelahan dengan tempat mayat Nona Song dan dua mayat tak dikenal lainnya disimpan.

Dia sengaja bersembunyi di sini karena dia merasa ayahnya menyembunyikan sesuatu darinya, sepertinya ayahnya tidak mau dia tahu siapa sebenarnya si ahli forensik itu. Makanya dia jadi tambah kepo. Pokoknya dia harus tahu siapa si ahli forensik ini.

Tak lama kemudian, akhirnya mereka mendengar suara-suara datang dari luar. Lokasi mereka sangat strategis sehingga bisa melihat segalanya dari jendela. Mereka melihat beberapa orang datang, dimulai dari Prefek Huo yang datang bersama Xu He, lalu disusul oleh Tuan Marquis dan Yue Qing.

Namun anehnya, mereka tidak melihat Prefek Huo membawa pengawal satu pun, bahkan para penjaga di luar pun langsung diusir. Aneh sekali, siapa sebenarnya si ahli forensik misterius ini?

Namun dari percakapan mereka, dia bisa menyimpulkan bahwa si ahli forensik ini bukan hanya memiliki status yang spesial, tapi juga sangat ahli dalam memeriksa mayat dan juga seorang penegak kebenaran. Dan yang paling penting, kasusnya Yue Qing waktu itu berhasil diselesaikan dengan cepat berkat bantuan si ahli forensik ini. Walaupun dia belum tahu siapa orangnya, tapi Huo Ning respek sama orang itu. (Pfft! Masih akan respekkah kamu kalau sudah tahu nanti?)

Tapi semakin lama dia mendengarkan percakapan mereka, dia malah jadi semakin bingung karena dia pikir kalau si ahli forensik ini sudah tua, pria tua. Tapi kenapa ayahnya dan Tuan Marquis membicarakan penampilan orang itu? Dan kenapa pula Nyonya Marquis menyukai dan menyayangi orang itu? Apakah orang itu seorang pria muda ganteng? Tapi ngapain Nyonya Marquis menyukai dan menyayangi seorang koroner muda ganteng?

Yang ditunggu-tunggu akhirnya semakin mendekat. Huo Ning jadi makin bingung karena walaupun mereka belum sampai, tapi dari kejauhan, dia bisa melihat Yan Chi-lah yang mengawal si ahli forensik yang berada di dalam kereta kuda.

Huo Ning dan kedua pelayannya jadi semakin kepo hingga ujung-ujungnya mereka jadi saling dorong... hingga akhirnya salah satu dari mereka tak sengaja membuka daun jendela terlalu lebar dan jadilah mereka ketahuan.

Untungnya Tuan Marquis tak mempermasalahkan kehadiran mereka, jadi Prefek Huo pun mengalah walaupun dia masih memelototi putranya itu dan memperingatkannya untuk merahasiakan apa pun yang dia lihat hari ini. 

Tak berapa lama, Yan Chi dan si ahli forensik tiba di depan. Huo Ning memperhatikan semua orang tampak antusias sekali untuk menyambut si ahli forensik. Namun alangkah kagetnya Huo Ning saat si ahli forensik keluar dari kereta kuda dan orang itu ternyata Qin Wan.  Pfft!

Jelas saja dia bukan hanya kebingungan tapi juga tak percaya kalau si ahli forensiknya adalah Qin Wan, tapi semua orang menyambutnya dan memperlakukannya seolah dia tamu kehormatan.

Bahkan saat dia menyatakan kebingungan dan ketidakpercayaannya terhadap Qin Wan, ayahnya malah memarahinya dan mengonfirmasi bahwa si ahli forensik yang membantu menyelesaikan kasus Yue Qing itu adalah Qin Wan, dan hari ini Qin Wan datang untuk membantu menyelidiki kasus Nona Song.

Bahkan Yue Qing langsung maju membangga-banggakan kehebatan ilmu medisnya Qin Wan. Namun Yan Chi tampak jelas tak senang (atau mungkin cemburu) dengan cara Yue Qing membela Qin Wan, makanya dia buru-buru menyela dan mengingatkan semua orang untuk bergegas sebelum kesiangan.

Dibandingkan menyinggung keluarga Marquis, Prefek Huo lebih takut membuat Yan Chi marah, makanya dia langsung memperingatkan putranya dengan tatapan setajam golok lalu bergegas menuntun Qin Wan ke kamar mayat.

Semua orang langsung mengikuti mereka, meninggalkan Huo Ning dan kedua pelayannya yang masih membeku di tempat. Baru beberapa saat kemudian Huo Ning sadar dan bergegas mengikuti semua orang ke kamar mayat. Dia mau lihat kemampuan apa yang dimiliki Qin Wan sebenarnya.

Satu per satu, semua orang masuk ke kamar mayat, kecuali Fu Ling yang cuma berdiri di depan dengan ketakutan, apalagi begitu dia melihat tanpa kepala yang sekarang sudah mulai membusuk itu.

Huo Ning yang terakhir masuk dan lebih terkejut lagi mendapati hanya Yan Chi dan Qin Wan-lah yang paling tenang di antara semua orang dalam menghadapi mayat itu.

Qin Wan menggunakan sarung tangan pemberian Yan Chi saat dia memeriksa mayat Nona Song, tapi baru kali ini Prefek Huo memperingatkannya bahwa yang kali ini beda dari kasus sebelumnya.

Masalahnya, Nona Song memiliki status yang tinggi, keluarga Song dari ibu kota juga belum tiba dan Wei Yan Zhi juga sudah berpesan sejak awal supaya mereka tidak membedah dan merusak mayat Nona Song.

Hadeh! Ini bisa menganggu jalannya penyelidikan dan mendapatkan bukti. Tapi... Qin Wan tetap berpikir positif dan yakin kalau mereka pasti akan tetap bisa mendapatkan suatu petunjuk.

Qin Wan awalnya berniat meminta Xu He untuk jadi juri tulisnya, tapi yang tak disangkanya, Yan Chi mendadak maju dan menyatakan siap menjadi juru tulisnya Qin Wan. Mata mereka sempat bertemu sebentar sebelum kemudian Qin Wan fokus ke tugas utamanya. 

Bersambung...

Post a Comment

0 Comments