Rekap Novel Coroner's Diary Bab 117 - Bab 119


Walaupun keempat orang itu berhasil keluar dengan hanya sedikit luka, tapi Nyonya Tua dan Cai He masih di dalam, dan Qin Chen langsung beranjak bangkit untuk masuk ke dalam api lagi untuk menyelamatkan neneknya.

Nyonya Qin, Yao Xin Lan dan yang lain berusaha mencegahnya, bahkan memohon-mohon, karena kali ini mereka benar-benar meyakini kalau Chen Qin tidak akan mungkin selamat kalau dia nekat masuk lagi. 

Namun Qin Chen seperti tuli dengan peringatan semua orang dan langsung masuk menembus api lagi. Lalu tiba-tiba saja Yao Xin Lan menjerit kesakitan. OMG! Dia mau melahirkan sekarang, padahal kandungannya baru delapan bulan.

Qin Wan dengan cepat mengecek kondisinya dan langsung memerintahkan para pelayan untuk membawa Yao Xin Lan balik ke kediamannya, dia harus melahirkan sekarang atau nyawanya dan nyawa bayinya tidak akan selamat.

Yao Xin Lan pun segera dibawa keluar tepat saat aula Buddha itu mulai roboh yang jelas saja membuat Nyonya Qin dan yang lain jadi semakin histeris. 

Dalam keadaannya yang setengah sadar, Yao Xin Lan terus memanggil Qin Chen. Qin Wan dengan cekatan memberikan berbagai instruksi pada para pelayan, namun saat dia mengecek keseluruhan kondisi tubuh Yao Xin Lan, dia mendapati Yao Xin Lan tidak akan bisa melahirkan dengan normal. 

Akhirnya terpaksa Qin Wan harus melakukan operasi sesar, sesuatu yang sontak membuat para pelayan yang belum pernah mengetahui metode ini, jadi melotot ngeri, terutama saat mereka melihat Qin Wan membedah perutnya Yao Xin Lan setelah memberi Yao Xin Lan obat bius.

Untungnya Mo Shu mempercayainya, bahkan membantunya sebisanya. Qin Wan tetap fokus dan tenang... hingga akhirnya tak lama kemudian, dia berhasil juga mengeluarkan bayinya, bayi perempuan yang sangat mungil.

Qin Wan menyerahkan bayi itu ke para pelayan, sementara dia sendiri mengurusi ibunya lebih dulu sambil memberi instruksi pada Mo Shu untuk merebus beberapa bahan obat untuk Yao Xin Lan dan menyuruh pelayan lain untuk menjemput ibu susu karena Yao Xin Lan belum bisa menyusui bayinya dengan kondisinya yang sekarang.

Setelah semuanya selesai, Qin Wan menyuruh pelayan lain untuk mengabarkan kabar bahagia ini ke Nyonya Lin. Namun saat si pelayan kembali tak lama kemudian, dia malah memberitahu bahwa Nyonya Qin tampak kecewa saat mendengar cucunya yang lahir ternyata perempuan dan menolak datang dengan alasan terlalu lemah untuk bergerak. Sedangkan Qin Chen, tidak ada tanda-tanda dia selamat.

Mo Shu memberitahu Qin Wan bahwa Yao Xin Lan pernah bilang bahwa jika anaknya perempuan, maka dia akan menamainya Qi Qi.

Maka Qin Wan pun memanggilnya Qi Qi dan Qi Qi kecil meresponnya dengan membuka dan menutup mulutnya. Tampaknya Qi Qi kecil menyukai bibinya yang membantu membawanya hadir ke dunia ini. 

Yao Xin Lan sudah diberi obat tapi masih belum sadarkan diri. Ibu susu akhirnya datang tak lama kemudian. 

Saat itu, api di kejauhan tampak sudah mulai padam. Yan Chi datang tak lama kemudian, membawa kabar bahwa mereka hanya menemukan dua mayat gosong di aula utama.

Saat Qin Wan mengecek untuk mengecek identitas kedua mayat, dari ciri-ciri tubuh mereka, dia menyimpulkan bahwa kedua mayat ini adalah Qin Chen dan Nyonya Tua.

Hanya tinggal Qin Li yang tersisa di sana, Nyonya Qin dan yang lain sudah pergi. Jadi Qin Li-lah yang akhirnya harus bertanggung jawab mengurusi segalanya. Terutama karena sekarang hanya dia satu-satunya majikan di rumah ini yang cukup kuat dan waras untuk mengurus kediaman. Siapa sangka, putra selir yang selama ini selalu diremehkan, pada akhirnya akan menjadi satu-satunya orang yang paling bisa diandalkan.

Sekarang setelah segalanya sudah selesai, Qin Wan baru ingat luka bakarnya Yan Chi. Walaupun tidak seberapa, tapi tetap saja Qin Wan cemas dan langsung membawa Yan Chi ke kediamannya untuk dia obati.

Melihat Qin Wan mencemaskannya, tentu saja Yan Chi senang dan dengan senang hati mengikutinya ke kediamannya. Tapi Yan Chi penasaran apa sebenarnya yang terjadi pada malam dia tenggelam di Danau Bulan Sabit. Apakah ucapan Cai He benar?

Qin Wan santai setengah berbohong kalau dia beneran tidak ingat apa yang terjadi malam itu, tapi memang di tubuhnya ada bekas c3kikan dan beberapa luka lain di seluruh tubuhnya. 

Dari situ dia menyadari bahwa dia terjatuh ke sana pasti bukan karena kecelakaan atau bvnuh diri. Instingnya kemudian membawanya ke Hutan Bambu Ungu, Mungkin waktu itu dia c3kik sampai terlihat mati di hutan bambu itu, makanya pelakunya membuangnya ke Danau Bulan Sabit.

Dia sama sekali tidak mengingat apa pun, makanya dia hanya bisa mencari petunjuk secara diam-diam. Dia mencurigai banyak orang di kediaman, tapi tidak pernah mencurigai Qin Chen.

Awalnya Qin Chen bisa tenang karena dia hilang ingatan, tapi kemudian, entah bagaimana Qin Chen mengetahui kalau dia pernah menanyai penjaga gerbang tentang alibinya pada malam itu, makanya hari ini Qin Chen tiba-tiba ingin membvnuhnya lagi.
Yan Chi benar-benar tercengang mendengar ceritanya, sekaligus heran karena Qin Wan berani banget tetap tinggal di kediaman yang sama dengan pembvnuhnya.

Qin Wan mengaku karena dia tidak punya tempat tujuan lain. Lagipula, walaupun dia tidak ingat apa pun, tapi dia yakin kalau dia tidak akan mungkin sembarangan masuk ke hutan bambu tanpa alasan. Makanya dia curiga kalau dia dibvnuh karena dia tak sengaja menyaksikan sesuatu yang tidak seharusnya dia lihat.

Namun tetap saja Yan Chi merasa Qin Wan benar-benar hebat bisa menghadapi segalanya dengan tenang. Tapi... sebenarnya agak aneh juga sih, lalu tiba-tiba saja dia teringat keanehan Qin Chen yang meragukan dan mempertanyakan identitas Qin Wan. 

Jangan-jangan... tapi kalau dia bukan Qin Wan yang asli, terus dia siapa?
Memang sih, pasca insiden itu, banyak yang bilang kalau Qin Wan berubah total, tapi penampilannya tidak berubah. Tapi Qin Wan tidak punya kembaran dan mana mungkin orang asing bisa memiliki rupa yang sama persis. Kalau dia bukan Qin Wan yang asli, lalu di mana Qin Wan yang asli? Tenggelam di dasar danau?

"Yang Mulia tidak percaya pada saya?" duga Qin Wan saat memperhatikan diamnya Yan Chi.

Menekan kebingungannya, Yan Chi menyangkal dugaan Qin Wan. Hanya saja dia merasa kejadian ini terlalu luar biasa. Qin Wan sangat hebat karena mampu menghadapinya sendiri. 

Padahal Qin Wan bisa saja meminta bantuan Tuan Putri, tapi Qin Wan tidak pernah melakukannya. Ini membuatnya jadi semakin kagum pada Qin Wan. Wanita yang kelihatan mungil dan rapuh ini, ternyata jauh lebih kuat daripada yang dia kira.

Usai mengobati Yan Chi, Qin Wan kembali mengecek Yao Xin Lan. Orangnya sudah sadar, tapi walaupun pemulihan tubuhnya cukup baik, mentalnya yang tidak baik. Diajak bicara, dia tidak menjawab. Diperlihatkan putrinya pun, dia cuma melihatnya tanpa bereaksi apa pun. Setelah itu dia langsung tidur lagi.

Tak lama kemudian, Qin Shuang dan Qin Xiang datang. Namun Qin Xiang datang cuma untuk memastikan kabar bahwa yang lahir memang anak perempuan, reaksinya sama seperti ibunya, kecewa dan langsung pergi begitu saja. 

Hadeh! Anak-anaknya si nyonya resmi pada rese, yang anak-anaknya selir malah lebih baik. Qin Li sekarang maju jadi kepala keluarga, dan Qin Shuang yang paling peduli dengan Yao Xin Lan.

Dengan kematian Qin Chen, Qin Wan pun bisa tenang karena sekarang dia merasa sudah memberikan keadilan untuk Qin Wan yang asli.

Sekarang setelah segalanya sudah tenang, Qin Wan akhirnya kembali ke kediamannya untuk beristirahat dan langsung tertidur nyenyak.

Prefek Huo baru datang setelah matahari terbit, kemarin malam dia juga sibuk dengan urusan lain, mengejar buronan yang melarikan diri.

Untungnya mereka berhasil menangkap orang-orang itu, dan baru sekitar satu jam yang lalu dia mendengar masalah di kediaman Qin dan langsung bergegas datang kemari.

Yan Chi pun langsung memberitahunya segala hal yang terjadi semalam. Berhubung Qin Chen dan Cai He statusnya penjahat kriminal, jadi Yan Chi melarang diadakan upacara pemakaman untuk mereka (langsung dikubur). Hanya Nyonya Tua yang dia perbolehkan untuk diadakan upacara pemakamannya. Sedangkan Tuan Qin, sudah saatnya memenjarakannya.

Qin Wan baru bangun sore harinya dan melihat Fu Ling juga sudah sadar. Karena Fu Ling pingsan semalaman, jadi dia hanya mendengar beberapa informasi dan menanyakannya sekali ke Qin Wan untuk memastikan kebenaran informasi yang dia dapat, terutama tentang Qin Chen yang katanya pergi mencelakai Qin Wan dulu.

Qin Wan pun memberitahunya bahwa dia tenggelam di danau waktu itu bukan karena kecelakaan, dia dicelakai oleh Qin Chen, tapi dia beralasan kalau dia melupakannya karena amnesia. 

Intinya, waktu itu dia melihat Qin Chen, lalu membuntutinya ke hutan bambu, memergokinya berselingkuh dengan Cai He, lalu Qin Chen mencelakainya.
Cai He adalah putri tertuanya Selir Ke-2 dan semua pembvnuhan beberapa hari ini dilakukan olehnya.

Mendengar semua itu, Fu Ling mendadak marah dengan kebodohannya sendiri yang pernah menganggap Qin Chen baik hati hanya karena sikapnya yang selalu ramah.

Dia kemudian memberitahu Qin Wan update yang dia dengar tadi, para petugas sudah ditarik dari kediaman Qin, Tuan Qin sudah ditangkap, semua yang pernah terlibat dalam kasus lama dibawa untuk diinterogasi, dan Qin Li sekarang sedang menyiapkan upacara pemakaman Nyonya Tua.

Yan Chi juga tadi sempat datang, tapi karena Qin Wan masih tidur, jadi dia langsung pergi, tidak mau mengganggu Qin Wan. Prefek Huo menangkap banyak orang yang terlibat dengan toko pegadaian itu.

Tak lama kemudian, mereka menjenguk Yao Xin Lan lagi. Qin Shuang masih di sana, sedang bermain dengan Qi Qi. Dia cuma melirik Qin Wan sebentar doang, lalu langsung menimang Qi Qi lagi.

Sayangnya, kondisi sang ibu masih sama seperti sebelumnya. Kondisi tubuhnya sudah semakin lebih baik, tapi mentalnya tidak, dia cuma bangun sebentar, minum obatnya, lalu langsung tidur lagi, tak memedulikan bayinya sama sekali. 

Mereka semua yang ada di sini sudah berusaha mengajaknya ngobrol, termasuk Qin Shuang, tapi semuanya gagal membuat Yao Xin Lan bicara. Selain Qin Shuang, Nyonya Qin dan Qin Xiang sama sekali tak peduli untuk menjenguk mereka.

Qin Wan sendiri tidak tahu harus bagaimana mengingat dia tidak begitu menguasai ilmu kesehatan mental, jadi dia cuma menginstruksikan Mo Shu untuk selalu mengawasi dan menjaga Yao Xin Lan dengan baik dan tetap rutin memperlihatkan Qi Qi padanya.

Setelah itu, Qin Wan pergi mengecek pasiennya yang lain, Qin Li yang saat ini sedang sibuk menyiapkan upacara pemakaman Nyonya Tua. Dia benar-benar menangani rumah dengan baik sehingga walaupun Tuan Qin ditangkap, keadaan seluruh rumah dan para penghuninya tetap tenang dan teratur, dan dia melakukan itu seorang diri tanpa bantuan Nyonya Qin yang katanya masih terus terbaring sakit.

Saking sibuknya, Qin Li bukan hanya kurang istirahat, tapi juga belum sempat membuat dan meminum obatnya. Qin Wan mengecek boroknya dan mendapati penyebaran penyakitnya melambat, tapi tentu saja dia belum sembuh.

Sekarang karena kasus ini sudah selesai, Qin Wan pun mengalihkan fokusnya untuk mempelajari penyakitnya Qin Li. Namun saat dia dan Fu Ling mendatangi apotek keluarga, tempatnya malah tutup, sepertinya Tabib Qian sedang pergi untuk diinterogasi.

Terpaksalah Qin Wan harus mencari obatnya ke toko obat di luar. Tepat saat dia sedang menunggu obatnya disiapkan, dia mendadak memikirkan tambahan bahan herbal tapi bingung harus memilih yang mana dari dua pilihan. 

Di tengah kebingungannya, mendadak saja seorang pria muda tampan muncul dan membantunya membuat pilihan, namun begitu melihat wajahnya, Qin Wan seketika gugup mengenali orang ini, kenalan lama yang tak disangkanya akan ditemuinya di sini.
Bersambung...

Post a Comment

0 Comments