Xu He gelisah menunggu di depan gerbang kediaman Qi. Bahkan hampir saja mau pergi sendiri mencari Prefek Huo dan Yan Chi, untungnya saat itu juga, Yan Chi akhirnya muncul.
Dia pun bergegas memberitahu Yan Chi tentang segala yang mereka temukan tadi dan membawa Yan Chi ke kediamannya Qin Wan, tapi malah diberitahu Wan Tao bahwa Qin Wan dan Fu Ling belum balik sedari tadi.
Yan Chi seketika cemas. Xu He menduga mungkin Qin Wan balik ke kediaman depan, maka mereka pun bergegas ke sana dengan Xu He yang melaporkan segala hal yang mereka lakukan tadi dengan lebih terperinci.
Tapi sesampainya di kediaman depan, para penjaga di sana juga tidak melihat Qin Wan. Yan Chi jadi makin cemas dan langsung menyuruh Bai Feng untuk menanyai semua penjaga yang ada di seluruh kediaman, sementara dia sendiri pergi ke kediaman Qin Chen, tapi juga tak menemukannya di sana.
Untungnya walaupun cemas bukan main, tapi pikiran Yan Chi malah tambah tajam, mengingat Qin Wan sedang gigih mencari lukisan potret Selir Ke-2, dia jadi berpikiran bahwa lukisan tua yang dibawa Qin Wan tadi mungkin bukan lukisan yang dia cari, makanya Qin Wan pergi mencari ke tempat lain.
Sementara itu di dalam gudang, Qin Wan tetap berusaha tenang menghadapi Qin Chen yang mendadak mengonfrontasinya tentang niatannya pergi ke gatehouse dengan tujuan untuk menanyakan masalah alibinya pada malam dia tenggelam di Danau Bulan Sabit.
Qin Chen mengira kalau Qin Wan mulai ingat kejadian malam itu, dan dalam mengonfrontasi Qin Wan inilah akhirnya Qin Chen mengakui sendiri kalau memang malam itu Qin Wan membuntutinya sampai ke hutan bambu dan memergokinya berselingkuh dengan Cai He, makanya dia membvnuh Qin Wan.
Saat Qin Chen berjalan mendekatinya, gulungan lukisan di tangan Qin Wan terjatuh dan otomatis terbuka, menunjukkan lukisan potret wajah seorang wanita muda yang cantik jelita, yang Qin Wan kenali sebagai Cai He, atau lebih tepatnya, wanita yang sangat amat mirip Cai He.
Inilah lukisan yang dia cari, wajah Selir Ke-2 memang sangat mirip dengan Cai He. Cai He benar-benar putri tertuanya Selir Ke-2 yang entah bagaimana bisa selamat dari kebakaran.
Qin Wan langsung berusaha memberitahukan hal ini ke Qin Chen tapi Qin Chen sama sekali tak mendengarnya dan langsung menc3kiknya kuat-kuat.
Qin Wan sontak mengiris pergelangan tangan Qin Chen dengan pisau Hanyue dan berusaha kabur secepatnya, tapi Qin Chen tiba-tiba melemparkan gulungan lukisan tepat mengenai kakinya sehingga Qin Wan jatuh tersungkur dan pisau Hanyue terlepas dari tangannya.
Parahnya lagi, pisau itu sekarang berakhir di tangan Qin Chen yang langsung dia tempelkan ke leher Qin Wan. Namun walaupun Qin Wan agak sedikit gemetar, secara keseluruhan dia tetap tenang yang otomatis membuat Qin Chen jadi keheranan. Qin Wan yang ini, jauh beda dari Qin Wan yang lama yang selalu ketakutan.
Sebenarnya audah sejak lama dia curiga dengan berbagai keanehan Qin Wan yang sekarang. Walaupun dia amnesia pasca kejadian itu, tapi rasanya mustahil kepribadiannya bisa berubah total, lalu tiba-tiba saja dia menjadi ahli medis. Siapa sebenarnya Qin Wan?
"Menurut Kakak Tertua?" Santai Qin Wan.
"Kau bukan Adik Ke-9 yang asli? Lalu siapa kau?!"
Qin Wan tak menjawabnya dan tetap menghadapinya dengan tenang, bahkan sudah bersiap untuk mati lagi. Namun dia memperingatkan Qin Chen bahwa membvnuhnya tidak akan bisa membantu Qin Chen kabur.
Cai He ingin menghancurkan keluarga ini, dan Qin Chen adalah anggota keluarga ini, dia tidak akan bisa kabur. Cai He tidak akan membvnuh Qin Chen, tapi dia akan menghancurkan Qin Chen.
Namun ucapan Qin Wan ini sama sekali tak memengaruhi Qin Chen, malah membuatnya jadi semakin yakin kalau Qin Wan yang ini bukan Qin Wan yang asli, dan itu membuatnya jadi semakin gelisah.
Namun Qin Wan tetap tenang dan ketenangannya justru membuat Qin Chen jadi semakin menggila untuk menggorok lehernya. Namun untungnya tepat saat itu juga, Yan Chi akhirnya datang menyelamatkan Qin Wan dan Bai Feng langsung menangkap Qin Chen.
Qin Chen masih terobsesi dengan identitas Qin Wan yang baru ini, tapi tentu saja Qin Wan tidak akan memberinya jawaban apapun dan cuma menuduhnya sudah gila.
Setelah Bai Feng membawanya pergi, Yan Chi memerintahkan Xu He untuk menggendong Fu Ling yang masih pingsan, lalu mengantarkan mereka kembali ke kediamannya Qin Wan.
Namun setibanya di depan halaman, mereka melihat Mo Shu datang. Dia sedang kebingungan karena tadi Nyonya Tua mendadak memanggil Yao Xin Lan, tapi setelah sampai sana, Mo Shu malah diusir dan dilarang menemani Yao Xin Lan.
Uh-oh! Kayaknya yang manggil bukan Nyonya Tua deh. Qin Wan sontak cemas. Apalagi waktu Mo Shu mengaku bahwa yang ngasih perintah bukan Nyonya Tua langsung, melainkan Cai He. Bahaya!
Tidak ada waktu untuk menjelaskannya ke Mo Shu, Qin Wan langsung mau membawanya ke aula Buddha, tapi waktu berbalik, dia malah kaget melihat ada api membumbung tinggi dari area aula Buddha.
Mereka sontak bergegas ke sana, sedangkan Xu He ditugaskan Yan Chi untuk memberitahu semua orang di kediaman. Qin Chen juga melihatnya dan langsung memberontak dari cengkeraman Bai Feng dan bergegas ke sana dengan panik dan kebingungan, memikirkan ucapan Qin Wan tentang Cai He yang cuma ingin memanfaatkannya untuk balas dendam.
Setibanya di sana, mereka mendapati seluruh area tempat itu sudah jadi lautan api, bahkan gerbangnya pun tidak bisa dilewati. Bahkan Yan Chi yang mencoba melihat situasi dari atap pun hampir kena api.
Begitu Qin Chen datang dan diberitahu Mo Shu kalau Yao Xin Lan juga ada di dalam, dia akhirnya, mau tak mau, harus percaya kebenaran ucapan Qin Wan tadi.
Api sebesar ini tersulut dalam waktu begitu singkat, sudah pasti disengaja oleh seseorang dan dilakukan tepat setelah Yao Xin Lan masuk. Nyonya Tua tidak akan mungkin mau membvnuh Yao Xin Lan, jadi sudah pasti pelakunya adalah Cai He.
Qin Wan juga memikirkan hal yang sama. Alasan Cai He mau membvnuh Yao Xin Lan adalah karena Yao Xin Lan mengandung keturunan keluarga Qin. Dia sudah berusaha melakukannya sebelumnya, tapi gagal.
Mo Shu dengan putus asa memohon Qin Chen untuk menyelamatkan Yao Xin Lan, tapi dengan api sebesar ini, sulit sekali untuk memasukinya.
Tepat saat itu juga, Bai Feng dan Xu He datang dengan membawa sekumpulan pelayan yang membawa ember dan baskom untuk memadamkan api. Semua pelayan baju membahu menyiram berember-ember air, ada juga yang mencoba memadamkan api dengan sapu dan semacamnya, tapi tetap saja api sulit dipadamkan. Ini karena si pelaku menggunakan minyak biji Cemara sebagai bahan bakar.
Nyonya Qin dan yang lain baru datang tak lama kemudian dan langsung panik bukan main mendengar Nyonya Tua dan Yao Xin Lan ada di dalam dan langsung mendesak Qin Chen untuk segera menyelamatkan mereka.
Melihat gerbang sudah bisa sedikit dipadamkan, Qin Chen langsung nekat masuk ke dalam. Melihat itu, Yan Chi pun langsung mengikutinya masuk, berniat menyelamatkan nyawa Yao Xin Lan.
Bai Feng dan Xu He memimpin yang lain untuk menghancurkan tembok sehingga mereka bisa masuk ke bagian halaman. Di sini pun api masih sangat besar dan menakutkan. Para wanita yang berani masuk halaman cuma Qin Wan, Mo Shu dan Qin Shuang, sedangkan Nyonya Qin dan Qin Xiang terlalu takut dan cuma menunggu di luar.
Qin Li baru datang tak lama kemudian dan langsung masuk ke halaman, dan langsung diberitahu Qin Wan tentang Cai He. Tak lama kemudian, tiba-tiba terdengar suara teriakan Yao Xin Lan, lalu disusul suara Cai He yang mengonfrontasi kejahatan keluarga Qin.
Dari sinilah akhirnya semua orang tahu siapa Cai He, tujuan utamanya masuk kediaman ini, perselingkuhannya dengan Qin Chen, dan juga pembvnuhan yang dilakukan Qin Chen terhadap Qin Wan yang selama ini mereka kira bvnuh diri.
Nyonya Qin awalnya menolak mempercayai tuduhan Cai He tentang pembvnuhan yang dilakukan putranya, tapi Qin Chen bahkan tak membela dirinya sama sekali.
Nyonya Qin ngotot menolak mempercayainya, tapi seketika itu pula dia mulai berubah pikiran. Dia tidak tahu bagaimana harus menyelamatkan Yao Xin Lan dan Nyonya Tua, tapi yang pasti, dia tak ingin putranya kenapa-kenapa.
Namun tepat saat itu juga, mendadak saja Qin Chen nekat menembus api. Nyonya Qin jadi panik bukan main hingga dia langsung memohon pada Yan Chi untuk membiarkan para pelayan dan petugas untuk masuk menyelamatkan putranya, dia sama sekali tidak peduli dengan nyawa orang lain, yang penting anaknya sendiri selamat.
Jelas saja Yan Chi tak setuju dan langsung sinis menyindir sikapnya, pantas saja pikiran Qin Chen jadi tidak waras, memang didikan ibunya.
Makanya Yan Chi cuma memerintahkan mereka untuk menyelamatkan yang bisa diselamatkan saja, kalau tidak bisa ya tidak apa-apa, dia tidak akan menuntut pertanggungjawaban mereka.
Lalu kemudian, Yan Chi sendiri nekat menembus api, lalu disusul Bai Feng, dan itu sontak membuat Qin Wan panik bukan main mencemaskan keselamatan Yan Chi. Semua orang juga panik mengingat Yan Chi adalah seorang pangeran.
Untungnya tak lama kemudian, akhirnya muncul dua orang dari dalam lautan api, Qin Chen yang membopong Yao Xin Lan. Lalu beberapa saat kemudian, Yan Chi dan Bai Feng pun keluar dengan selamat dengan menembus genteng. Fiuh! Syukurlah! Qin Wan pun bisa bernapas dengan lega.
Bersambung...
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam