Rekap Novel Coroner's Diary Bab 122 & Bab 123


Qin Wan agak kaget mendengar pertanyaannya, tapi ternyata Yan Chi bukannya curiga apa pun, cuma penasaran karena Qin Wan sangat menghormati Tuan Shen, makanya dia pikir kalau Qin Wan mungkin pernah bertemu dan mengenal Shen Wan selama dia tinggal di ibu kota dulu.

Qin Wan menyangkal, saat Tuan Shen ke ibu kota, dia sudah dikirim ke Jinzhou, jadi tidak ada kesempatan untuk bertemu.

Mengalihkan topik, Yan Chi penasaran apa rencana Qin Wan sekarang setelah kejatuhan Keluarga Qin?... Qin Wan mengaku tak ada rencana. Bagaimanapun, dia masih bagian dari keluarga Qin, jadi tidak ada alasan baginya untuk pergi dari sana.

"Apa kau tidak ingin kembali ke ibu kota?"

Tentu saja Qin Wan sangat ingin, tapi dia menahan diri dan hanya menjawab bahwa itu tergantung takdir. Dengan situasi kediaman Qin saat ini, masa depan tidak pasti.

Sesampainya di kediaman Marquis, Qin Wan langsung disambut hangat. Semua orang sangat mengkhawatirkannya. Dibandingkan keluarga Qin, keluarga Marquis malah terasa seperti keluarga bagi Qin Wan.

Qin Wan pun memberi mereka update berbagai situasi di kediaman Qin saat ini, termasuk kelahiran Qi Qi. 

Lalu Qin Wan juga diberitahu bahwa Wei Qin Zhi sudah kembali ke ibu kota tepat pada hari pemakaman Nyonya Tua. 

Setelah Qin Wan memeriksa kesehatan Tuan Putri dan beberapa lama ngobrol dan saling bertukar update, mereka kemudian mengundang Qin Wan untuk makan siang bersama. Lalu setelah makan siang, mereka memberinya banyak sekali hadiah-hadiah mahal untuk Qin Wan yang tidak mampu Qin Wan tolak karena Tuan Putri bersikeras.

Namun tak lama kemudian, langit tiba-tiba mendung, akhirnya Qin Wan pamitan pulang sebelum kehujanan. Tuan Putri meminta Yan Chi untuk mengantarkan Qin Wan dan tentu saja Yan Chi langsung setuju.

Dalam perjalanan, mereka membicarakan tentang sindikat perdagangan manusia yang disamarkan jadi toko pegadaian. Intinya, dari menangkap sindikat tersebut, mereka mendapati ada beberapa keluarga bangsawan lain yang terlibat. Sebentar lagi Prefek Huo akan menangkap mereka.

Ini kasus besar, tapi juga bisa jadi kesempatan yang bagus bagi Prefek Huo untuk mendapatkan prestasi besar. Bisa jadi kasus ini akan menjadi kesempatan baginya untuk pindah ke ibu kota.

Ngomong-ngomong tentang karir, Qin Wan juga penasaran dengan Yan Chi. Jabatan Komisaris Investigasi Kriminal yang dia pegang saat ini cuma sementara karena dia kebetulan ada di sini, ataukah suatu hari nanti dia akan masuk ke Kementerian Hukum?

Yan Chi mengaku tak tahu, itu hanya akan dia ketahui kalau sudah sampai ibu kota nanti. Hmm... sepertinya dia benar-benar tidak akan kembali ke militer.

Masalah kapan dia akan kembali ke ibu kota, dia juga belum yakin karena kasus di sini juga belum selesai. Selain itu, jika dia kembali ke ibu kota sekarang, maka dia akan terpisah jauh dari Qin Wan.

Qin Wan agak tercengang mendengarnya. Namun dengan polosnya dia malah berpikir bahwa Yan Chi cuma khawatir tidak bisa menemukan orang lain yang bisa melakukan otopsi seperti dirinya.

Pfft! Yan Chi sontak tersenyum mendengar pemikirannya. Tapi dia iyain aja sambil terus menatap Qin Wan dan membuat Qin Wan jadi canggung dan gugup.

Sampai rumah, Qin Wan memberikan satu ginseng pemberian keluarga Marquis untuk Yao Xin Lan dan diterima dengan penuh terima kasih oleh para pelayannya. Sayangnya, Yao Xin Lan sendiri masih belum berubah.

Selama beberapa hari berikutnya, keseharian Qin Wan terus seperti ini, mengunjungi Yao Xin Lan yang masih tidur terus, bermain dengan Qi Qi, dan membaca buku medis. Kadang kalau ketemu Qin Shuang, dia juga akan ngobrol dengannya.

Lima hari kemudian, Fu Ling tiba-tiba mengabarkan bahwa Tuan Qin meninggal dunia di penjara. Walaupun kasusnya tidak melibatkan anggota keluarga yang lain, tapi beberapa properti milik keluarga Qin yang diduga berhubungan dengan toko Pegadaian Qingyuan, disita.

Fu Ling khawatir, takutnya kediaman ini bakalan disita juga. Qin Wan malah santai-santai saja. Apa pun yang terjadi pada keluarga ini nantinya, Qin Wan kan punya kemampuan medis yang bisa dia gunakan untuk mencari nafkah. Fu Ling juga sekarang kan sudah mengenal banyak bahan-bahan obat.

Karena statusnya sebagai kriminal, pemakaman Tuan Qin dilakukan seminimal mungkin. Istrinya bahkan tidak hadir dengan alasan sakit. 

Banyak properti keluarga Qin yang disita, untungnya kediaman utama mereka tidak terdampak. Namun tetap saja ini memengaruhi perekonomian keluarga sehingga kemudian Qin Li memutuskan untuk mengurangi pengeluaran, dan cara pertamanya adalah mengurangi jumlah pelayan yang melayani setiap majikan.

Keempat pelayan barunya Qin Wan juga terdampak, tapi yang Qin Wan pertahankan cuma Wan Xing. Saat ketiga pelayan lain protes dan memohon padanya, Qin Wan dengan bijak memberi nasehat yang baik untuk Wan Tao dan Wan Li.

Walaupun Wan Li sering bolos, tapi Qin Wan tetap memberi nasehat yang baik untuknya. Mengingatkannya bahwa dia punya banyak bakat seni yang bisa dia gunakan untuk mencari nafkah di luar. 

Sedangkan Wan Tao dia kasih jalan keluar dengan menyuruhnya belajar masak pada Koki Liu supaya nantinya dia bisa menggunakan keahliannya untuk mencari nafkah di luar.

Namun saat tiba giliran Wan Tang, Qin Wan malah bersikap sangat dingin padanya. Kenapa?... Memang benar Wan Tang biasanya paling rajin di antara yang lain, tapi ada satu hal yang Qin Wan ketahui tentangnya dan baru hari ini dia akhirnya membeberkannya. 

Wan Tang ternyata adalah mata-mata yang ditempatkan Qin Chen di kediamannya. Sejak dia menyadari ada orang yang masuk kamarnya, Qin Wan sengaja memasang wewangian aroma cengkeh di bagian dalam rak bukunya.

Dan di antara mereka semua yang tinggal di kediaman ini, hanya Wan Tang satu-satunya yang berbau cengkeh, wewangian itu dia buat secara khusus sehingga sulit pudar. 

Apa pun alasan Wan Tang, Qin Wan tidak peduli dan tidak akan menoleransinya karena gara-gara Wan Tang membocorkan semua informasi tentangnya pada Qin Chen, dia hampir saja kehilangan nyawanya.

Tak lama setelah mengusir ketiga pelayan itu, Fu Ling muncul mengabarkan bahwa mereka kedatangan tamu penting dari keluarga Qin cabang pusat di ibu kota dan Qin Wan diminta ke kediaman depan sekarang.

Yang datang adalah seorang pria muda seumuran Qin Chen dan Qin Li tapi aura dan pembawaannya jauh melebihi mereka berdua, dan di sampingnya, ada seorang pelayan pria berusia setengah baya. Sepertinya dia kepala pelayan dilihat dari pembawaannya yang lebih berwibawa dibandingkan pelayan biasa.

Awalnya Qin Wan tidak mengenali siapa pria muda itu, tapi orangnya sendiri yang menyapa Qin Wan dengan riang sembari menyebut dirinya sendiri sebagai Kakak Ketiga, sehingga Qin Wan langsung paham siapa dia. 

Dia adalah Qin Yan, pewaris gelar Marquis Setia dan Berani, putra tertua Marquis Qin Shu di ibu kota. Ayahnya adalah seseorang yang sangat ambisius dan dia mendidik putranya dengan cara yang sama. 

Qin Yan tampak sangat berwibawa dan penuh percaya diri, tatapan matanya penuh dengan keramahan dan kehangatan tapi sebenarnya menyembunyikan elemen penuh penilaian dan pertimbangan yang biasanya dimiliki oleh orang-orang yang memiliki pemikiran strategis untuk meraih kekuasaan.

Dengan senyum dan tatapan matanya yang penuh keramahan, dia mengklaim kalau dia sangat merindukan Qin Wan setelah tiga tahun lamanya mereka tidak bertemu sembari menghadiahi Qin Wan sebuah giok. Dia bahkan mengklaim bahwa mereka sekeluarga sangat merindukan Qin Wan.

Dia mengklaim bahwa dulu Qin Wan dikirim kemari karena dia sering sakit-sakitan dan seorang peramal menyarankan mereka untuk mengirim Qin Wan ke tempat yang iklimnya lebih baik untuk kesehatannya.

Hmm... Benarkah? Qin Wan tentu saja tidak tahu menahu tentang itu karena dia bukan Qin Wan yang asli. Tapi dalam hatinya dia sebenarnya agak sulit mempercayai omongan Qin Yan. 

Tapi karena harus berbasa-basi dengannya, Qin Wan pun mengklaim hal yang sama, bahwa dia juga merindukan mereka.

Yang tak disangkanya, tepat setelah dia mengucap itu, Qin Yan mengaku bahwa dia datang sebenarnya untuk menjemput Qin Wan kembali ke ibu kota. 

Qin Wan tentu saja kaget, kesempatan yang dia tunggu-tunggu ternyata datang jauh lebih cepat daripada yang dia pikir.

Errr... tapi Qin Yan datang bukan cuma untuk Qin Wan saja, dia juga datang untuk membawa Qin Shuang dan Qin Xiang sekalian. Hmmm... Sekarang malah jadi mencurigakan.

Qin Wan dengan cepat paham apa tujuannya membawa ketiga gadis ke ibu kota. Baik dia, Qin Xiang dan Qin Shuang sama-sama sudah mencapai umur untuk menikah (mereka baru berusia sekitar 16 - 17 tahun karena standar umur pernikahan zaman dulu memang lebih muda).

Mereka bertiga mau diboyong ke ibu kota, bukan cuma untuk dinikahkan, tapi juga untuk dimanfaatkan untuk membentuk aliansi dengan para bangsawan lain melalui pernikahan.

Nyonya Qin sebenarnya agak kurang rela mengingat putra kandungnya baru saja tiada, sekarang putri kandungnya juga mau dibawa pergi darinya.

Namun dia sadar bahwa ini yang terbaik. Dengan situasi keluarga yang sekarang ini kacau dan reputasi mereka hancur, lebih baik jika putrinya pergi ke ibu kota. Jadi dia setuju dengan berat hati.

Qin Xiang yang tampak paling antusias. Dia ingin melarikan diri dari situasi kotor di tempat ini, pergi ke ibu kota yang penuh kemegahan adalah pilihan terbaik baginya.

Nyonya Qin sudah setuju, Qin Yan pun memberitahu bahwa mereka akan pergi lima hari lagi. Dia tidak bisa berlama-lama karena perjalanan dari sini ke ibu kota lama dan jauh, ayah dan ibunya memintanya untuk kembali sebelum tahun baru. 

Setelah semua orang bubar, Qin Wan langsung menanyai Fu Ling tentang apa yang sebenarnya terjadi dulu sehingga dia dikirim kemari, lagi-lagi, dia beralasan kalau dia sudah lupa karena amnesianya.

Menurut Fu Ling, memang Qin Wan dulu sakit. Tapi yang sakit duluan sebenarnya adalah Nona Ke-8, tapi waktu itu semua orang menatap mereka seolah Qin Wan-lah yang menyebabkan Nona Ke-8 jatuh sakit.

Fu Ling yakin sakitnya Qin Wan dulu cuma flu, tapi semua orang di kediaman menganggapnya sangat serius sampai mendatangkan pendeta untuk melakukan ritual. Entah apa yang mereka bicarakan, tapi yang pasti setelah itu, mereka berdua mendadak dikirim ke Jinzhou.

Hmm, agak mencurigakan memang. Apakah sakitnya sebenarnya cuma dijadikan alasan untuk mengirimnya kemari ataukah dia dikirim kemari karena ada hubungannya dengan Nona Ke-8?

Qin Wan tahu siapa Nona Ke-8 itu. Dulu, semasa dia masih hidup sebagai Shen Wan di ibu kota, dia sering mendengar tentang reputasinya walaupun dia belum pernah bertemu langsung dengannya. 

Nona Ke-8 atau nama aslinya adalah Qin Chao Yu adalah putri sah tertua Marquis Qin. Dia terkenal sebagai Nona bangsawan paling berbakat se-ibu kota.

Sekarang yang Qin Wan khawatirkan adalah Yao Xin Lan dan Qi Qi, makanya dia langsung pergi ke sana dan mendapati Qin Shuang juga ada di sana, memiliki kekhawatiran yang sama dengannya. Apalagi Yao Xin Lan masih sama seperti sebelumnya.

Qin Wan membuatkan beberapa resep obat untuk beberapa waktu selama masa nifas, lalu kemudian mencoba bicara lagi pada Yao Xin Lan, tak peduli Yao Xin Lan mendengarnya atau tidak, memberitahunya bahwa dia dan Qin Shuang akan segera pergi ke ibu kota lima hari lagi.

Saat itu, maka Qi Qi hanya bisa bergantung pada ibu susunya... "Kakak ipar, jika kau tidak mampu melewati penderitaanmu, Qi Qi akan jadi bagaimana nanti? Sudah setengah bulan sejak dia lahir, dia cuma dikelilingi oleh para pelayan dan ibu susunya. Yang peduli padanya cuma bibi-bibinya. Ibunya tidak memperhatikannya sama sekali. Aku sungguh kasihan pada Qi'er. Qi'er sangat manis, seperti yang kau bayangkan. Tapi kau belum memperlakukannya seperti yang kau bayangkan."

Tidak ada jawaban sama sekali dari Yao Xin Lan. Qin Wan pun beralih ke Qi Qi dan bermain dengannya beberapa lama bersama Qin Shuang sebelum kemudian balik.

Selain mengecek kondisi Yao Xin Lan, Qin Wan juga mengecek kondisi Qin Li dan mendapati kondisinya sudah banyak perkembangan, makanya dia Qin Li untuk meneruskan obatnya yang sekarang selama tiga hari ke depan lalu nanti dia akan mengganti ke resep obat yang baru. Dia memperkirakan Qin Li bisa sembuh dalam waktu setengah bulan.

Tentu saja ini kabar yang sangat membahagiakan bagi Qin Li. Tapi tujuan utamanya sebenarnya mau memberikan bantuan untuk Qin Wan dengan memberinya beberapa lembar banknote buat pegangan selama dalam perjalanan dan di ibu kota nanti.

Namun Qin Wan sangat pengertian dengan keadaan Qin Li sendiri, menyadari kalau ini pastilah uang tabungannya yang tersisa. Apalagi dengan kondisi kediaman Qin yang sedang kacau balau saat ini, Qin Li pasti bakalan butuh uang banyak.

Namun karena Qin Li benar-benar tulus, Qin Wan pun memutuskan untuk mengambil satu lembar saja sebagai pembayaran jasa medisnya selama beberapa waktu ini dan setulus hati berterima kasih atas niat baik Qin Li padanya.

Setelah Qin Li pergi, Qin Wan menginstruksikan Fu Ling tentang apa-apa saja yang perlu dibawa dan yang tidak perlu dibawa, juga menyuruh Fu Ling untuk menyiapkan beberapa hadiah untuk Tuan Putri, dia akan mengunjungi mereka untuk berpamitan besok.

Sementara itu di ruang tamu, Qin Yan dan pelayannya sedang membicarakan tentang perubahan sifat Qin Wan dan Pangeran Yan Chi yang kabarnya sedang berada di sini.

Dari pembicaraan mereka, Marquis Qin sepertinya memihak Pangeran Yong, makanya Marquis Qin mengingatkannya untuk tidak berhubungan dengan keluarga kerajaan yang tidak berada di pihak Pangeran Yong.

Namun Qin Yan cukup tertarik dengan Yan Chi karena dia sudah mendengar tentang kabar kedekatan Qin Wan dan Yan Chi, dan itu tiba-tiba membuatnya tersenyum misterius. 

Bersambung...

Post a Comment

0 Comments