Feng Yue sontak menyodok kepala Ling Shu dengan gemas dan langsung mengusirnya. Lalu Yin Ge Zhi mendadak bangun dan tanya siapa sebenarnya Ling Shu.
Dia tak yakin kalau Ling Shu cuma pelayan biasa mengingat sikap Feng Yue yang overprotektif terhadap Ling Shu dan selalu mendahulukan keselamatan Ling Shu dibandingkan dirinya sendiri. Dia jadi curiga kalau Ling Shu adalah salah satu anggota keluarga Guan juga.
Feng Yue meyakinkan bahwa Ling Shu sungguh hanya orang biasa yang lahir di sebuah desa di luar Lidu (Ibu kota Negara Wei). Leluhurnya juga cuma petani biasanya.
Hanya saja, Ibunya Ling Shu dulu pelayan Keluarga Guan yang mengasuh Feng Yue sejak Feng Yue lahir. Ibunya Ling Shu memperlakukannya dan mengasuhnya selayaknya anak sendiri, dan selalu melindunginya setiap kali dia dimarahi dan dipukuli ayahnya.
Ibunya Ling Shu sempat pulang kampung untuk menikah, lalu melahirkan Ling Shu, tapi kemudian dia meninggalkan Ling Shu di desa setelah dia disapih untuk kembali mengabdi ke Keluarga Guan karena Ibunya Ling Shu selalu mengkhawatirkannya, takut dia bakalan dipukuli ayahnya setiap hari kalau dia tidak ada.
Lalu kemudian terjadilah insiden itu. Saat waktunya seluruh Keluarga Guan dieksekusi, Ibunya Ling Shu menukar pakaian mereka, menyamarkan dirinya sebagai Feng Yue supaya Feng Yue bisa kabur, lalu dia mati menggantikan Feng Yue.
Dia berutang nyawa pada Ibunya Ling Shu, karena itulah dia sangat melindungi Ling Shu. Ling Shu tidak tahu apa-apa, dia tidak pernah tahu kenapa ibunya tak pernah pulang, hatinya masih sangat polos dan murni tanpa kebencian sedikitpun.
Karena itulah, jika Yin Ge Zhi ingin memperbaiki kesalahan masa lalunya, itu bisa dia lakukan melalui Ling Shu. Suatu hari jika dia mungkin tidak selamat, dia akan menitipkan Ling Shu ke penjagaan Yin Ge Zhi. Ingat! Kematian Ibunya Ling Shu secara tak langsung dikarenakan ulah Yin Ge Zhi juga.
Yin Ge Zhi tampak merasa bersalah mendengar itu, karena itulah dia menyetujuinya. Feng Yue pun lega.
Tapi kali ini Yin Ge Zhi benar-benar sakit parah, demamnya tidak turun-turun bahkan setelah beberapa hari, membuat Feng Yue harus selalu siap siaga di sisinya dan membuat Guan Zhi kebingungan setiap saat.
Selama Yin Ge Zhi sakit, Negara Wu kacau balau dengan Selir Yi yang dihukum dikurung di istana setelah terbukti merencanakan pembunuhan terhadap Kaisar. Jenderal Yi berusaha masuk istana untuk memohon ampunan, tapi dia dilarang masuk.
Posisi Jenderal Yi jadi semakin terancam karena jika dia tidak segera menyerahkan kekuasaan militernya, maka dia mungkin akan dituduh merencanakan kudeta.
Nona Yi langsung turun ke jalan, berniat meminta bantuan orang-orang yang pernah dia tolong sebelumnya, kepedean meyakini kalau dia akan bisa mengumpulkan 10.000 orang untuk menandatangani petisi untuk membuktikan bahwa ayahnya tidak bersalah.
Namun ternyata semua orang yang pernah dia bantu, kali ini langsung bersembunyi begitu dia ada masalah. Jangankan 10.000 orang, dia bahkan tidak bisa mengumpulkan sepuluh orang.
Nona Yi sontak lari ke rumah Yin Ge Zhi sambil menangis dan bertanya-tanya kenapa semua orang yang pernah dia bantu, sekarang malah tidak ada yang mau membantunya. (Kan kamu sudah pernah diperingatkan tapi nggak mau dengar)
Feng Yue berusaha bicara mewakili Yin Ge Zhi karena bukti korupsi Jenderal Yi cukup solid, tapi Nona Yi sontak membentaknya dengan kesal. Dia dengan sifat super keras kepalanya meyakini kalau ayahnya difitnah, ayahnya sangat mencintainya jadi tidak mungkin dia orang jahat.
Baik padanya kan bukan berarti baik pada orang lain, Feng Yue mencoba mengingatkannya sekali lagi. Namun Nona Yi sontak membentaknya lagi dan kali ini dia makin kelewatan dengan menghina Feng Yue panjang lebar.
Yin Ge Zhi lama-lama tidak tahan mendengarnya dan langsung balas membentaknya. Nona Yi sontak kesal sama dia juga, menuduhnya sama saja dengan Putra Mahkota yang cuma pura-pura baik padanya. Lalu setelah memelototi Feng Yue, dia langsung pergi sambil menangis.
Tak lama setelah dia pergi, giliran Putra Mahkota yang datang, mengabarkan kabar baik bahwa Jenderal Yi sudah setuju untuk menyerahkan kekuasaan militernya.
Mencerna informasi ini, Feng Yue berpikir bahwa Jenderal Yi pasti tidak akan menyerah begitu saja. Yin Ge Zhi juga berpikiran yang sama dengannya, makanya dia memperingatkan Putra Mahkota untuk tetap waspada.
Jenderal Yi memiliki pengaruh yang sangat besar di kemiliteran, jadi bahkan sekalipun tanpa memiliki kekuasaan militer, dia tetap bisa mengerahkan pasukan.
Karena itulah, Yin Ge Zhi menyarankan supaya Putra Mahkota mengerahkan mata-mata di sekitaran perbatasan ibu kota sehingga mereka akan bisa mengantisipasi pergerakan pasukan mana pun.
Tidak ada satupun tentara militer yang menghabiskan sepanjang hidupnya di medan perang hanya untuk kembali ke ibu kota dan menghadapi kecurigaan Kaisar. Yin Ge Zhi sendiri seorang tentara militer, makanya dia bisa memahami pikiran sesama tentara. Putra Mahkota jadi khawatir dan akhirnya bergegas pergi.
Feng Yue punya rencana untuk mempercepat segalanya dan mendesak Jenderal Yi. Diam-diam dia menghubungi He Chou. Lalu atas izin Putra Mahkota, He Chou menemui Selir Yi. Entah apa yang dia katakan, namun itu membuat Selir Yi menangis sangat sedih.
Selir Yi kemudian mengirim surat ke Jenderal Yi dan meminta untuk bertemu. Namun Jenderal Yi tidak ada waktu untuk menemuinya karena pikirannya sedang sibuk untuk memilih apakah dia harus menunggu keluarga kerajaan menghancurkannya ataukah harus mengerahkan pasukan untuk melakukan pemberontakan.
Selir Yi jadi marah karena suratnya tak mendapatkan balasan, menyadari Jenderal Yi ternyata tidak benar-benar peduli padanya, cinta Jenderal Yi padanya ternyata palsu. Jenderal Yi hanya ingin mengubur fakta tentang hubungan terlarang mereka.
Dengan pikiran itu, dia mencoba sekali lagi mengirim dua surat lagi. Yang pertama adalah surat cinta yang isinya menjijikkan. Yang keduanya isinya mengancam Jenderal Yi untuk datang menemuinya atau mereka akan hancur bersama-sama.
Namun yang tidak mereka ketahui, karena sekarang kekuatan Jenderal Yi melemah, jadi orang-orangnya Putra Mahkota bisa dengan mudah memintas saluran komunikasi mereka dan sekarang kedua surat itu jatuh ke tangan Putra Mahkota.
Putra Mahkota begitu marah setelah membaca isi kedua surat, lalu dia langsung membawa kedua surat itu ke Permaisuri.
Permaisuri begitu murka sehingga dia
langsung menuntut Kaisar untuk menjatuhkan hukuman mati untuk Selir Yi.
Saat Jenderal Yi mendengar kabar itu, sudah terlambat, Kaisar sudah memvonis mati Selir Yi. Dalam kepanikannya, dia akhirnya nekat kabur dari ibu kota pada tengah malam untuk memimpin pemberontakan.
Namun baru juga pasukannya di luar kota hendak bergerak, pasukan Putra Mahkota sudah mendeteksi pergerakannya, lalu tak lama kemudian, kedua muridnya Yin Ge Zhi memimpin pasukan untuk menangkap mereka semua. Lalu malam itu juga, Putra Mahkota bergegas ke istana untuk berdiskusi dengan Kaisar.
Jenderal Yi begitu murka meyakini pasti ada orang lain selain Putra Mahkota yang menjebaknya. Dia tidak percaya kalau semua ini direncanakan sendiri oleh Putra Mahkota.
Biarpun Putra Mahkota itu memang licik, tapi dia tak percaya kalau Putra Mahkota bisa membuat rencana yang begitu mendetil sehingga bisa menangkapnya seutuhnya. Pasti ada orang lain, dalang yang merencanakan segalanya dari balik layar. Tapi siapa?!
Pfft! Sayang sekali Jenderal Yi tidak pernah tahu bahwa dalangnya ada tiga. Putra Mahkota, Yin Ge Zhi dan Feng Yue.
Ketiganya memiliki rencana dan tujuan licik masing-masing, dan saat kekuatan ketiga dalang ini digabung, hancurlah kekuatan Jenderal Yi.
Sekarang ini dalang kedua masih sakit, dalang ketiga mencekokinya obat, dalang kedua mengeluh pahit, dalang ketiga mendengus geli melihat sikapnya yang kayak anak kecil kalau lagi sakit.
Namun Yin Ge Zhi tiba-tiba tanya apakah Feng Yue mau menemui Jenderal Yi?... Jelas Feng Yue mau dong, apalagi sekarang Jenderal Yi dipenjara dan tidak akan bisa mencelakainya.
"Bagus. Beberapa hari lagi kau bisa menemuinya. Kau bisa menanyakan apa pun yang ingin kau ketahui."
Hmm? Feng Yue tak yakin bisa menemuinya semudah itu. Jenderal Yi pasti dikurung di sebuah sel khusus yang dijaga ketat.
Namun dua hari kemudian, Putra Mahkota mendadak datang lagi untuk menyerahkan sebuah token dan menyampaikan permintaan Kaisar yang meminta Yin Ge Zhi tinggal di kantor marsekal agung untuk sementara waktu.
Mereka kewalahan karena Jenderal Yi punya banyak pengikut dan setiap hari ada banyak orang yang ingin menemuinya. Yin Ge Zhi yang paling cocok menangani masalah ini karena dia memiliki kemampuan bela diri tinggi dan tidak takut menyinggung siapa pun berkat statusnya yang netral.
Tapi tentu saja Yin Ge Zhi harus berakting dulu, menggunakan sakitnya sebagai alasan untuk pura-pura menolak. Putra Mahkota meyakinkan bahwa dia tidak perlu harus bertarung setiap saat, dia hanya perlu bertindak pada saat darurat saja. Selain itu, kantor marsekal agung juga punya tabib dan obat-obatan terbaik untuk menyembuhkannya.
Dia juga cuma perlu berjaga di luar, jadi tidak harus bertatap muka dengan Jenderal Yi. Marsekal Agung benar-benar tidak sanggup menghadapi orang-orang itu dan Marquiss An merekomendasikan Yin Ge Zhi untuk membantunya.
Dan kalaupun terjadi sesuatu yang di luar kemampuannya, Putra Mahkota sendiri yang akan menanggung tanggung jawabnya.
Oke! Begitu mendengar bagian terakhir, Yin Ge Zhi pun langsung setuju sambil berakting menghela napas berat seolah dia merasa terpaksa banget, padahal memang ini yang dia rencanakan.
Putra Mahkota lega mendengarnya. Satu lagi, dia juga menginstruksikan Yin Ge Zhi untuk mengizinkan Nona Yi mengunjungi ayahnya. Walaupun selama ini kasih sayangnya pada Nona Yi itu palsu, tapi dia tetap merasa kasihan melihat keadaan Nona Yi yang sangat menyedihkan belakangan ini.
Begitu Putra Mahkota pergi, Yin Ge Zhi menyerahkan token itu ke tangan Feng Yue. Lalu kemudian Feng Yue membawanya ke toko barang umum untuk dibuat replikanya sebelum mereka pergi ke kantor Marsekal Agung.
Tak butuh waktu lama, cuma dua hari dan replika itu sudah jadi. Hasilnya benar-benar menakjubkan sehingga Yin Ge Zhi yang biasanya bermata tajam pun, kali ini tidak bisa membedakan yang mana yang asli dan mana yang palsu.
Dia sebenarnya penasaran dari mana Feng Yue mendapatkan orang-orang berbakat seperti ini, tapi Feng Yue menolak menjawab, dan Yin Ge Zhi pun tak mendesaknya lebih jauh, khawatir itu justru akan mengungkapkan lebih banyak kebenaran berdarah.
Tak lama kemudian, yang ditunggu-tunggu akhirnya datang. Begitu Nona Yi mendengar Yin Ge Zhi sekarang berada di kantor Marsekal Agung, dia langsung datang untuk meminta izinnya untuk menemui ayahnya di penjara.
Yin Ge Zhi mengizinkan dan memberinya token itu yang bisa dia gunakan setiap kali dia mengunjungi ayahnya. Dia bahkan mengizinkan pelayannya Nona Yi untuk menemaninya ke penjara karena dia khawatir Nona Yi akan ketakutan berjalan sendirian di penjara yang gelap itu.
Begitulah bagaimana kemudian Nona Yi rutin mengunjungi ayahnya dengan membawa token itu untuk diperlihatkan pada penjaga penjara setiap kali berkunjung.
Setiap hari dia datang dengan membawa makanan. Sering kali pula setiap kali dia menemukan jajanan enak di jalan, dia mengutus pelayannya dengan memberikan token itu padanya untuk mengirimkan jajanan itu pada ayahnya.
Jadi biarpun Jenderal Yi di penjara, tapi hidupnya tetap enak, dan dia merasa bersyukur dan meyakini bahwa ini berkat Yin Ge Zhi. Hanya saja putrinya agak bodoh kalau ditanyai tentang situasi di luar.
Suatu malam, seorang pelayan mendatanginya lagi. Namun karena dia sudah terbiasa, jadi dia tidak waspada sama sekali dan tidak mengetahui bahwa pelayan yang datang kali ini adalah Feng Yue yang menyamar dengan diawasi dan dilindungi oleh Yin Ge Zhi yang bersembunyi di dalam kegelapan bayangan.
Dengan terus menundukkan wajahnya, Feng Yue menyodorkan sepiring kue kacang hijau padanya melalui jeruji besi. Jenderal Yi yang belakangan ini terbiasa memakan berbagai snack kiriman putrinya, tak curiga sama sekali dan langsung memakan satu kuenya.
Baru setelah dia menelan gigitan pertama, dia sadar bahwa pelayan kali ini beda. Feng Yue dengan lancar berbohong bahwa pelayan pribadinya Nona Yi lagi sibuk, jadi dia yang disuruh ke sini.
Dan Jenderal Yi tetap tidak curiga apa pun dan meneruskan makannya hingga dia menghabiskan satu. Tapi berhubung rasanya terlalu manis, jadi dia tidak mau makan lagi.
Tidak masalah, satu saja cukup. Dan saat inilah Feng Yue mulai menengadah, memperlihatkan wajahnya ke Jenderal Yi yang langsung shock mengenalinya. Tapi... Bagaimana bisa? Bukankah dia seharusnya sudah mati?
"Berkat anda, seluruh keluarga saya mati. Hanya saya satu-satunya yang keras kepala untuk bertahan hidup untuk berbincang dengan Jenderal. Jenderal pasti belum melupakan perbuatan sendiri, kan?"
"Aku tidak mengerti apa yang kau katakan. Aku dan ayahmu adalah teman baik."
"Teman baik matamu!!!" Teriak Feng Yue sembari melemparkan keranjang makanannya. "Orang tua itu sudah mati, kenapa kau tidak membiarkan arwahnya tenang. Kalau dia punya teman baik sepertimu, dia tidak akan mati dengan tidak tenang!"
Suaranya keras sekali tapi tidak ada seorangpun yang datang karena sel ini lokasinya sangat dalam, sedangkan para penjaga juga sudah terbiasa dengan kehadiran Nona Yi dan pelayannya, makanya mereka semua tetap berjaga di luar tanpa curiga apa pun.
"Apa maumu?" Jenderal Yi mulai gugup.
"Apa mauku? Hanya ingin berbincang. Di malam yang indah ini, bagaimana kalau Jenderal Yi berbagi bagaimana cara hebat Jenderal Yi dalam memfitnah Jenderal setia negara lain dan menggunakan penipuan untuk mencuri informasi militer. Anda harus membiarkan junior ini mengagumi metode anda."
Bersambung...
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam