Yao Xin Lan memberitahu Qin Wan bahwa ada orang yang berniat meracuninya dengan cara menambahkan sesuatu ke dalam obatnya.
Dia dan Mo Shu menyimpan buktinya dan langsung memperlihatkannya ke Qin Wan, dan dari baunya saja Qin Wan langsung tahu kalau ini memang bukan obat yang dia resepkan. Obat ini sengaja ditambahi dua herbal lain yang jika diminum wanita hamil, bisa menyebabkan keguguran dan kematian ibu dan anak sekaligus.
Mereka tidak tahu siapa pelakunya, tapi yang pasti, pelakunya adalah orang dalam kediaman Qin. Masalahnya, sulit melacak pelakunya karena obat ini sudah pasti berpindah tangan beberapa kali sejak dari apotek hingga ke dapur. Selain itu, mereka tidak berani memberitahu Qin Chen dan Nyonya Tua karena takutnya mereka tak mempercayainya. Lah? Kenapa?
Entah apa pun alasannya, Yao Xin Lan menolak mengatakan apa pun lebih jauh dan meminta Qin Wan untuk segera mengakupunturnya saja. Qin Wan menurutinya, tapi berhubung akupuntur tidak boleh dilakukan setiap hari dan Yao Xin Lan juga terlalu takut untuk meminum obat yang disiapkan pelayan, jadi Qin Wan akan membuatkannya pil obat untuknya nanti.
Tak lama kemudian saat Qin Chen mengantarkan Qin Wan kembali ke kediamannya, mungkin karena mencemaskan istrinya, Qin Chen memberitahu Qin Wan bahwa dia khawatir istrinya mengalami gangguan mental karena belakangan ini istrinya suka ngelantur bahwa ada orang yang mau mencelakainya.
Ditambah lagi, di Keluarga Yao memang ada riwayat penyakit mental. Penyakit mental kan bisa menurun. Bahkan dulu sebelum mereka menikah, tabib pernah memperingatkannya bahwa Yao Xin Lan ada kemungkinan kena juga.
Hah? Kalau tahu, kenapa dia tetap menikahi Yao Xin Lan?... Qin Chen mengaku bahwa saat dia mengetahuinya, dia sudah jatuh hati pada Yao Xin Lan. Dengan pikiran bahwa belum tentu Yao Xin Lan kena juga, makanya dia berani mengambil resiko menikahi Yao Xin Lan. Baru belakangan ini dia mulai khawatir.
Hmm... Qin Wan yakin bahwa walaupun ada kemungkinan Yao Xin Lan bisa terkena gangguan mental, tapi yang pasti, sekarang ini dia belum mengalami itu. Bukti dari obat itu terlalu nyata dan solid.
Selain itu, dia tidak tahu apakah Qin Chen dan Yao Xin Lan sungguh saling mencintai. Memang sih, mereka tampak saling mencintai dan Qin Chen juga tampak sangat setia pada istrinya, tapi Qin Wan memperhatikan interaksi dan kata-kata mereka agak aneh.
Di tengah jalan, mereka mendengar ada keributan di arah barat. Qin Wan melihat sekelompok pelayan yang dipimpin oleh Liu Chun, tengah membawa sesuatu yang dibungkus selimut ke gerbang barat. Dia tidak tahu apa yang mereka bawa karena jarak mereka yang cukup jauh.
Qin Wan menanyakannya ke Qin Chen, tapi tidak dijawab. Malah saat dia menoleh ke Qin Chen, dia mendapati Qin Chen menatap ke arah orang-orang itu dengan tatapan dingin menakutkan dan tangan terkepal sangat erat.
Namun saat Qin Wan memanggilnya, ekspresi Qin Chen secepat kilat berubah sangat ramah seolah tatapan sedingin es tadi tak pernah ada. Dia meyakinkan Qin Wan untuk tidak memikirkan orang-orang itu, dan beralasan kalau mereka cuma sedang memindahkan barang saja.
Usia mengantarkan pil obatnya Yao Xin Lan, Fu Ling dengan antusias memberitahu Qin Wan bahwa Nona Ke-6 benar-benar dihukum dengan keras dan sekarang dikurung tanpa ada seorangpun yang boleh mengunjunginya kecuali pelayan pengantar makanan.
Selain itu, dia juga mendengar dari beberapa pelayan lain, bahwa kemarin malam, Tuan Ketiga Qin membawa orang baru lagi, mereka pikir kalau Tuan Ketiga Qin membawa selir baru lagi ke rumah ini. Namun ternyata tidak, orangnya sudah dibawa pergi pagi ini dan Tuan Ketiga Qin mendadak sakit.
Tuan Ketiga Qin memang terkenal playboy dan jadi semakin tak terkendali sejak pindah ke Jinzhou. Bahkan semakin menua pun, kebiasaannya tak pernah berubah.
Di antara kedua tuan muda, Qin Li-lah yang meniru ayahnya. Kabarnya dia sering mengunjungi rumah bordil dan menjadi pelanggan tetap beberapa rumah bordil di kota ini, tapi tidak berani membawa masuk wanita mana pun gara-gara aturan ketat Nyonya Tua.
Tak lama kemudian, Mo Shu datang lagi, tapi bukan untuk perkara kesehatan Yao Xin Lan, melainkan untuk mengundang Qin Wan halaman Linfeng di mana sudah ada beberapa kotak hadiah kiriman dari ibu kota untuk merayakan festival musim gugur. Qin Li dan Nona Ke-5 sudah ada di sana untuk memilih hadiah mereka.
Qin Wan sebenarnya masa bodo, tapi berhubung Fu Ling antusias banget, terutama karena sekarang situasi mereka sudah berubah, dia akhirnya mau pergi.
Setibanya di depan, dia melihat Liu Chun bersama beberapa pelayan lain, sepertinya hendak membawa dua peti hadiah ke Nyonya Tua. Sikapnya pada Qin Wan memang sopan, tapi tatapan matanya padanya agak aneh.
Qin Wan memperhatikan dia memakai baju yang agak terlalu rapat dan tertutup untuk pakaian awal musim gugur, lalu kemudian, saat Liu Chun menggerakkan tangannya dan sedikit menyingkap lengan bajunya, sekilas Qin Wan melihat tampak ada beberapa luka sayatan dan luka di sana.
Sayangnya Qin Wan cuma bisa melihatnya sekilas. Namun tak pelak itu membuatnya semakin curiga. Liu Chun kah pelakunya? Apakah luka-luka itu terjadi saat dia membunuh Qin Wan?
Begitu dia masuk, Qin Li menyapanya dengan gaya nakalnya seperti biasanya. Sedangkan Nona Ke-5 langsung tak senang dan langsung cepat-cepat memilih lebih banyak barang, dan menyuruh pelayannya Nona Ke-6 untuk memilih beberapa barang untuk Nona Ke-6 juga, dan jelas dari ucapannya bahwa dia secara tak langsung menyalahkan Qin Wan sebagai penyebab dihukumnya Nona Ke-6.
Fu Ling jelas kesal memahami makna ucapannya, tapi Qin Wan santai saja seperti biasanya. Berhubung Qin Wan pada dasarnya tak terlalu tertarik dengan hadiah-hadiah ini, jadi dia cuma memerintahkan Fu Ling untuk memilih dua barang saja lalu dia sendiri kemudian pergi mengunjungi Yao Xin Lan.
Kondisi Yao Xin Lan sudah lebih baik sekarang. Dia bahkan bisa menebak sikap rese Nona Ke-5 pada Qin Wan, tapi dia meyakinkan Qin Wan untuk tidak memasukkannya ke dalam hati. Nona Ke-5 dan Ke-6 memang begitu orangnya, tapi mereka tidak jahat kok.
Qin Wan diam saja walaupun sebenarnya dia kurang setuju dengan pemikirannya. Biarpun kedua saudara itu mungkin bukan penjahat, tapi banyak tragedi di dunia ini terjadi karena disebabkan oleh orang-orang semacam kedua saudara itu.
Mengalihkan topik kembali ke Xin Lan, Qin Wan meyakinkannya untuk rutin minum pil obatnya, dan tidak perlu overthinking. Xin Lan meyakinkan bahwa dia pasti akan melakukannya, bukan cuma demi dirinya sendiri tapi juga demi bayinya.
Dia tidak meminum ramuan obat yang dibuat pelayan dan membuangnya ke pot bunga anggrek. Sayangnya sampai sekarang juga dia belum menemukan petunjuk tentang pelakunya.
Qin Wan penasaran kenapa Xin Lan tidak memberitahu suaminya saja. Xin Lan mengaku bahwa dia sudah pernah melakukannya, tapi Qin Chen malah tak mempercayainya. Mungkin karena pada dasarnya Qin Chen lebih mempercayai keluarga kandungnya sendiri, sedangkan dia walaupun statusnya istri, tapi dia tetaplah orang luar.
Dia sungguh tidak tahu siapa yang mau mencelakainya mengingat Nyonya Tua, Nyonya Lin dan suaminya sangat baik padanya. Dia sangat mencintai Qin Chen dan tidak ingin mempersulit posisinya di rumah ini, makanya dia tidak mengungkit masalah ini pada Qin Chen lagi.
Qin Wan benar-benar prihatin padanya, punya suami tapi tidak berguna. Dia tidak tahu bagaimana harus menghiburnya dan akhirnya cuma bisa diam saja dan tak melanjutkan topik ini lebih jauh.
Namun saat keduanya sama-sama diam inilah, tatapan mata Yao Xin Lan dengan cepat berubah kosong yang seketika membuat Qin Wan khawatir karena ini merupakan pertanda keputusasaan hati yang bisa berakibat buruk pada kesehatan mental Xin Lan.
Dia langsung cepat-cepat memanggilnya untuk menyadarkannya, tapi malah jadi semakin khawatir karena tiba-tiba saja Yao Xin Lan melupakan segala percakapan mereka barusan dan kembali ke titik awal membahas tentang Nona Ke-5 dan Ke-6.
OMG! Dia benar-benar mulai menunjukkan tanda-tanda gangguan mental. Namun karena tak ingin membuatnya cemas, Qin Wan hanya memberinya instruksi untuk rutin minum obat, jangan terlalu banyak cemas, harus lebih ceria dan menjaga kesehatannya secara keseluruhan, dan segera hubungi dia kalau ada apa-apa terkait kesehatannya.
Xin Lan dengan antusias meyakinkan kalau dia sudah mengingat semuanya. Dia akan berusaha lebih bahagia demi anak dalam kandungannya. Hmm... Benarkah?
Tak lama kemudian, Xin Lan dengan patuh mengikuti instruksi Qin Wan untuk minum obat dan istirahat, lalu Qin Wan pun pamit.
Tapi pikiran Qin Wan terus memikirkan Xin Lan. Padahal saat dia mengecek nadinya, tidak ada masalah, jadi entah apa yang tiba-tiba membuatnya nge-blank tadi.
Masalahnya, dia juga tidak tahu harus bagaimana mengingat dia tidak pernah benar-benar serius mempelajari ilmu kesehatan mental dulu.
Kalau Xin Lan benar-benar mengalami gangguan mental, berarti omongannya tentang ada orang yang mencelakainya, kemungkinan tidak bisa dipercaya, tapi ada bukti solid-nya. Kalau omongan Xin Lan tidak benar, lalu siapa yang menambahkan dua bahan obat penggugur kandungan ke dalam obatnya Xin Lan?
Di luar, dia bertemu lagi dengan Qin Li yang sengaja menunggunya dan bersikeras mengantarkannya kembali ke kediamannya sambil mengomentari kehebatan ilmu medisnya Qin Wan. Sungguh mengejutkan. Apakah setelah jatuh ke danau, dia tiba-tiba mendapatkan pencerahan untuk menunjukkan ilmu medisnya yang selama ini dia sembunyikan?
Qin Wna sontak menatapnya tajam, tapi dia Tidka menemukan niatan jahat dalam tatapan mata Qin Li, hanya ada tatapan menggoda dan penasaran doang.
"Setelah mati satu kali, tentu saja aku Tidka mau mati untuk yang kedua kalinya," ujar Qin Wan.
"Tidak mau mati untuk kedua kali, tapi Adik Ke-9 mendatangi hutan bambu ungu. Ada apa di hutan bambu ungu yang menarik Adik Ke-9 ke sana?"
"Kenapa Kakak Ke-2 mengikutiku ke hutan bambu ungu?"
"Tentu saja karena aku penasaran tentang apa yang mau Adik Ke-9 lakukan di sana."
"Oh? Aku cuma penasaran dengan apa sebenarnya yang ada di sana."
Mendengar itu, tiba-tiba saja Qin Li mengubah nada suaranya jadi lebih menyeramkan saat dia memperingatkan Qin Wan untuk tidak pergi ke sana dan tidak usah penasaran. Di sana cuma ada hantu.
"Sekarang sudah gelap, jangan berkeliaran," ujar Qin Li dengan nada menakutkan sebelum kemudian pamitan begitu mereka tiba di kediamannya Qin Wan.
Qin Wan jadi makin penasaran dengan Qin Li. Padahal tadi dia hampir mengira kalau Qin Li tidak punya niat jahat, tapi tiba-tiba saja dia mengucap kata-kata peringatan semacam itu. Jelas sekali kalau Qin Li tidak mau dia mendatangi hutan bambu ungu lagi.
Namun tentu saja itu justru membuatnya jadi semakin penasaran, terutama karena tempat itu adalah TKP utama pembunuhan Qin Wan yang asli. Tapi sekarang dia tidak bisa lagi bebas ke sana karena lokasi tempat tinggalnya yang jadi semakin jauh.
Mengalihkan pikirannya dari masalah ini, Qin Wan melihat Fu Ling membawa dua kain sutra berkualitas tinggi berwarna hijau sambil mengeluh karena tadi dia gagal mendapatkan kain Xiao Hong karena sudah diambil duluan sama Nona Ke-5.
Kain Xiao Hong berwarna merah cerah yang biasanya digunakan untuk baju pengantin dan harganya sangat mahal. Kualitasnya sangat bagus sehingga kain itu tidak akan bisa kena noda apa pun, kecuali satu, noda tinta. Kalau kena tinta, maka akan meninggalkan noda hitam kebiru-biruan yang sulit dihilangkan.
Oh? Informasi ini seketika membuat Qin Wan teringat pada baju pengantinnya Nona Song. Jika bajunya Nona Song terbuat dari kain Xiao Hong juga, berarti noda yang dia lihat di baju pengantin cadangan waktu itu bukan noda bekas lumut, tapi bekas noda tinta.
Bersambung...
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam