Rekap Novel The Days of Seclusion and Love Bab 100 & Bab 101

 

Gara-gara itu, Xu Huai Zhu langsung mendatangi gurunya untuk minta bantuan karena ayahnya yang juga seorang jenderal, dituntut untuk menyerahkan kekuasaan militernya pada negara.


Dia dan ayahnya sangat khawatir. Jenderal Guan dari Negara Wei dulu dengan mudahnya menyerahkan kekuasaan militernya usai pulang dari perang, tapi malah berakhir tragis. Mereka tidak mau berakhir seperti itu juga.

Seandainya Jenderal Guan adalah seorang jenderal besar seperti Jenderal Yi, dia pasti tidak akan dihukum dengan mudah. Seorang jenderal ternama tidak akan mungkin bunuh diri di penjara.

Ucapannya sontak membuat Yin Ge Zhi murka mengingatkan Xu Huai Zhu bahwa bahkan seorang jenderal besar seperti Jenderal Yi pun pasti akan dieksekusi mati kalau dia berkolusi dengan musuh dan mengkhianati negara.

Tak peduli sehebat apa pun seorang jenderal, dia tetaplah seorang bawahan yang berperang untuk Kaisar. Dia akan selalu berada di bawah kekuasaan kerajaan. Kalau mau melawan Kaisar, maka dia harus punya persiapan penuh untuk melakukan pemberontakan. Jika tidak, maka dia akan berakhir seperti Jenderal Guan. Ini adalah prinsip dasar yang seharusnya dipahami oleh semua prajurit.

Kemarahannya sontak membuat suasana jadi canggung hingga Xu Huai Zhu meminta maaf atas ucapannya. Menenangkan dirinya, Yin Ge Zhi menyarankannya untuk tidak perlu khawatir tentang menyerahkan kekuasaan militer ke Putra Mahkota karena Ayahnya Xu Huai Zhu pada dasarnya tidak pernah bertentangan dengan Putra Mahkota.

Justru kalau mereka bersikeras mempertahankannya, itu tidak akan baik dan mungkin akan membuat mereka kehilangan lebih banyak. Dia bahkan menyarankan supaya Ayahnya Xu Huai Zhu menyerahkannya lebih dulu sebelum Jenderal Yi melakukannya.

Setelah kedua murid pergi, Feng Yue mengingatkan Yin Ge Zhi tentang kasus korupsi Kepala Inspektur Yang Feng Peng. Orang ini punya banyak transaksi finansial dengan Jenderal Yi, tapi mereka belum menangkapnya karena belum ada bukti.

Jika mereka bisa mendapatkan bukti, maka Putra Mahkota akan bisa memiliki alasan kuat untuk mengambil alih kekuasaan militer Jenderal Yi. 

Feng Yue dan para rekannya juga belum punya petunjuk, tapi sebentar lagi pasti akan ada aliran dana untuk membangun ulang spanduk-spanduk militer di perbatasan Utara. 

Mereka akan bisa menemukan petunjuk dari aliran dana tersebut. Biar Feng Yue dan para rekannya yang menangani ini sendiri karena mereka rakyat biasa, jadi jangkauan mereka bisa lebih luas.

Yin Ge Zhi tiba-tiba teringat pada Zhu Lai Cai yang masih dia kurung di penjara rahasia dan langsung menemuinya untuk menanyainya tentang apa yang dia ketahui tentang korupsinya Yang Feng Peng. 

Zhu Lai Cai bersedia bekerja sama, tapi dengan syarat dia harus bebaskan. Yin Ge Zhi setuju, maka Zhu Lai Cai pun langsung meminta kertas dan tinta.

Sementara itu, Feng Yue mendatangi Madam Zheng, rekannya yang merupakan pemilik toko kue kacang hijau. Dari percakapan mereka, Feng Yue tampaknya ingin segera menghabisi Jenderal Yi secepat mungkin, dia tidak mau menunggu lebih lama lagi.

Karena itulah dia menyuruh Madam Zheng untuk mengatur penyebaran orang-orang mereka untuk melaksanakan rencana mereka selanjutnya dan menyelidiki Yang Feng Peng.

Setelah itu, Feng Yue pergi ke Menara Menghui, lalu tak lama kemudian, He Chou juga muncul dan memberitahu Feng Yue bahwa Putra Mahkota memperlakukannya dengan baik, dia majikan yang baik dan tidak pernah membuatnya menderita.

Feng Yue lega mendengarnya. Setelah semua masalah ini selesai, He Chou tidak perlu lagi kontak dengannya. Tapi sekarang dia masih membutuhkan bantuan He Chou dan sekali lagi mengingatkan He Chou untuk memperingatkan Putra Mahkota untuk berhati-hati terhadap Selir Yi. 

Dia lalu menyerahkan sesuatu pada He Chou dan berpesan pada He Chou bahwa ini harus dipertimbangkan dengan serius oleh Putra Mahkota.

Di rumah Jenderal, Jenderal Yi akhirnya baru tahu kalau kamar tamunya sudah dibersihkan dan putrinya dengan santainya mengaku bahwa dialah yang membersihkan kamar ini karena banyak debunya. 

Jelas saja Jenderal Yi jadi frustasi pada putrinya tersebut, tapi dia tidak bisa marah juga karena menyadari bahwa dia sendiri yang salah sejak awal karena tidak memberitahu Nona Yi tentang rahasia kamar ini. 

Namun begitu mendengar bahwa pelayan yang membersihkan kamar ini adalah pelayan barunya Yin Ge Zhi, Jenderal Yi jadi semakin panik. Dia langsung mengusir Nona Yi dan mengecek barang-barangnya, dan mendapatinya masih ada semua di tempatnya.

Tapi aneh sekali. Kalau rahasianya belum ketahuan, lalu bagaimana bisa orang-orangnya ditangkap dengan bukti-bukti lengkap, padahal bukti-bukti yang bisa menjerat orang-orangnya adalah semua yang tersimpan di lantai rahasia ini.

Dia langsung memanggil anak buahnya untuk menanyainya tentang pelayan barunya Yin Ge Zhi, lalu memerintahkannya untuk menangkap si pelayan itu. Bisa berbahaya kalau pelayannya Yin Ge Zhi itu mengetahui sesuatu dan memberitahukannya ke Yin Ge Zhi.

Saat Feng Yue akhirnya pulang, dia memberitahu Yin Ge Zhi informasi terbaru tentang Yang Feng Peng. Yang Feng Peng menyembunyikan emas dan peraknya di sebuah gudang bawah tanah di sebuah pabrik di bagian selatan kota. 

Feng Yue sudah menyuruh beberapa orang untuk meledakkan tempat itu. Mereka akan meledakkannya saat area sekitar TKP sudah sepi. 

Lalu setelahnya, Putra Mahkota akan meminta Mahkamah Agung untuk menyelidiki sumber semua harta tersebut. Yang Feng Peng tidak akan ada waktu untuk menutupi jejaknya.

Yin Ge Zhi kagum juga mendengar kehebatan mereka yang bisa menemukannya hanya dalam waktu beberapa hari. Apakah Feng Yue sudah merencanakan ini sejak lama?

Feng Yue mengakuinya. Setelah Yang Feng Peng jatuh, maka Jenderal Yi juga pasti akan kena getahnya. Setelah itu, segalanya tergantung pada kemampuan Putra Mahkota dan Yin Ge Zhi.

Yin Ge Zhi mendadak jadi curiga pada Feng Yue, "Apa sebenarnya maumu?"

"Masa Yang Mulia tidak tahu?" Feng Yue langsung memeluknya dengan senyum menggoda, "Hamba hanya ingin membuat Yang Mulia bahagia. Hamba melakukan semua ini untuk melayani Yang Mulia karena Hamba ingin Yang Mulia menyukai Hamba."

"Seseorang sepertimu seharusnya dihukum mati."

"Hamba tahu Yang Mulia tidak akan tega."

"Bagaimana kau tahu?"

"Dari sini," ujar Feng Yue sambil menyentuh dada Yin Ge Zhi.

"Kau terlalu percaya diri."

"Hehe."

Namun mendadak Yin Ge Zhi menariknya menunduk di sofa dan seketika itu pula sebuah anak panah melesat dan tertancap ke tembok. Para pengawalnya Yin Ge Zhi sontak waspada dan menyarankan supaya mereka pergi berlindung ke rumah Marquiss An dulu.

Namun Feng Yue menolak pergi karena lagi-lagi, dia sangat mengkhawatirkan Ling Shu. Dia tidak mau tahu, pokoknya Ling Shu harus selamat dan menuntut Yin Ge Zhi untuk menyelamatkan Ling Shu.

Yin Ge Zhi tidak mengerti kenapa dia begitu bersikeras padahal Ling Shu cuma pelayan, tapi melihat tekad sekuat baja di matanya, Yin Ge Zhi akhirnya mengalah dan membawa Ling Shu sekalian.

Khawatir para penyerang mereka akan mengejar mereka, Feng Yue menyaran sebaiknya Yin Ge Zhi pergi sendiri saja ke rumah Marquiss An. Dia dan Ling Shu bersembunyi di toko terdekat saja. 

Persimpangan di depan mudah untuk pertahanan tapi sulit untuk menyerang. Terlalu rumit dan berbahaya kalau Yin Ge Zhi harus menyerang banyak orang sembari melindungi dua orang sekaligus.

Feng Yue tidak sadar kalau dia keceplosan mengucap sesuatu yang tidak seharusnya diketahui oleh seorang wanita penghibur. Kata-kata dan pengetahuan semacam itu seharusnya hanya diketahui oleh orang-orang yang pernah bertarung di medan perang.

Tapi Yin Ge Zhi tidak ada waktu memikirkan itu terlalu dalam. Jadi dia langsung saja memasukkan Ling Shu ke sebuah toko kosong terdekat lalu membawa Feng Yue pergi bersamanya. 

Feng Yue harus selalu bersamanya, "Aku hidup, kau hidup. Aku mati, kau mati."

Bersambung...

Post a Comment

0 Comments