Rekap Novel Spring Banquet Bab 1 - Bab 3

Novel ini bakalan diadaptasi ke drama dan kabarnya akan dibintangi oleh Zhang Ruo Nan dan Wang An Yu. Aku nggak tahu Zhang Ruo Nan bakalan cocok atau nggak, tapi Wang An Yu... Errr... rasanya kayak kurang cocok untuk jadi Jiang Xuan Jin. 

Waktu baca novelnya, yang kubayangin sebagai Jiang Xuan Jin tuh antara Liu Xue Yi, Ding Yu Xi, Zhang Ling He atau Deng Wei, tapi entahlah... Let's see aja entar kalau dramanya sudah tayang. Happy reading...

*****

Li Huai Yu yang bergelar Putri Danyang terkenal akan kebejatannya yang telah menyebabkan berbagai kemalangan bagi banyak rakyat dan pejabat. Kejahatannya begitu banyak tak terhitung jumlahnya. Mulai dari menyimpan banyak sekali kekasih di kediamannya dengan sangat tidak tahu malu, merayu para pejabat, memanipulasi politik hingga memfitnah beberapa pejabat.

Namun syukurlah dia akhirnya terkena karmanya sendiri. Dia ditangkap dan dipenjara atas tuduhan membunuh pejabat tinggi.

Sekarang dia sudah mati dengan cara mengenaskan dengan darah mengucur dari tujuh lubangnya. Para pejabat dan rakyat tetap melakukan masa berkabung sesuai tradisi walaupun sebenarnya mereka merasa lega dengan kematiannya. Si iblis akhirnya mati!

Hmm... Tapi... Tanpa seorang pun ketahui, jauh di luar tembok istana, Putri Danyang sebenarnya hidup kembali. Tapi, saat dia membuka mata, entah bagaimana dia mendapati jiwanya sekarang hidup di dalam raga wanita lain.

Awalnya juga dia bingung dan tak percaya, tapi saat dia melihat bayangannya di cermin, dia terpaksa harus mempercayainya. Dia benar-benar bereinkarnasi di tubuh wanita lain.

Tapi, tubuh wanita ini sepertinya lemah dan rapuh, padahal tubuh Putri Danyang yang asli sangat atletis karena dia sudah berlatih seni bela diri sejak kecil.

Wanita lain ini memiliki pelayan bernama Ling Xiu. Dari Ling Xiu, Li Huai Yu mengetahui bahwa hari ini adalah hari ke-7 kematian Putri Danyang.

Bingung dengan situasinya saat ini, Li Huai Yu langsung nekat keluar dari kediaman ini dengan memanjat tembok, berniat mau melihat tubuh aslinya yang sudah mati.

Namun saat dia melompat turun, tak sengaja dia menimpa seorang pria tampan mempesona yang dikenalnya, pria tampan yang ingin sekali dia bunuh... Pangeran Jiang Xuan Jin.

Pria inilah penyebab kematiannya. Pria ini yang menyodorkan racun padanya, memaksanya bunuh diri dengan racun. Dia meminum racun itu dengan penuh dendam dan tekad baja untuk kembali sebagai hantu untuk membalaskan dendamnya Jiang Xuan Jin. Dan sekarang dia benar-benar bertemu kembali dengan pria ini.

Dia hampir saja mau mencekiknya tapi gagal gara-gara ada pengawal yang menghentikannya dengan menempelkan pedang ke lehernya. Gawat! Maka dia cepat-cepat putra otak lalu segera mengubah sikapnya dari mau membunuh menjadi mau merayu dan mengusapkan tangannya dari lehernya Jiang Xuan Jin ke dadanya dengan gaya menggoda.

Bahkan saat Jiang Xuan Jin mendadak bangun begitu saja sehingga membuat Li Huai Yu terguling, Li Huai Yu langsung protes manja, mengeluhkan sikap kasar Jiang Xuan Jin pada wanita lemah dan rapuh seperti dirinya ini.

Berhubung tidak bisa balas dendam hati ini, ya sudah, lebih baik menunggu kesempatan lain kali saja daripada terburu-buru tanpa hasil. Li Huai Yu pun pamit dengan gaya centilnya.

Li Huai Yu lalu langsung lari secepat angin, dia harus melihat prosesi pemakamannya. Dia memang benar-benar sudah mati dan sekarang melihat pemakamannya sendiri di tubuh wanita lain.

Dulu dia mempercayai omongan Kaisar Huai Song yang berkata akan melindunginya jika dia cuma difitnah membunuh Perdana Menteri Sima. Tapi faktanya apa? Dia tetap dihukum mati.

Dia mendengar rakyat senang dengan kematiannya yang dianggap sebagai pembunuh Perdana Menteri Sima. Maka dengan sengaja dia teriak-teriak pura-pura marah pada mendiang Putri Danyang, mengklaim bahwa dia juga pernah diperlakukan secara tak adil oleh Putri Danyang. Rakyat mempercayainya dan seketika merasa bersimpati padanya.

Tepat saat itu juga, tiba-tiba ada beberapa bola api meluncur sangat cepat tepat ke arah peti mati Putri Danyang, besarnya api membuat prosesi pemakaman yang rapi dan tertib ini seketika menjadi kacau balau. Lalu para penyerangnya yang memakai topeng maju untuk membuka peta matinya.

Menyadari apa yang terjadi, Li Huai Yu ingin tertawa ngakak rasanya. Bahkan setelah mati pun, orang-orang sepertinya tidak mau membiarkannya mati dengan tenang. Sepertinya dia benar-benar menyinggung banyak orang sebelumnya sehingga mereka bahkan ingin mencabik-cabik mayatnya.

Tapi ya sudahlah, Li Huai Yu mengerti kalau seluruh dunia merasa bahwa dia pantas mendapatkan semua ini. Dia tidak ingin melihat lebih jauh lagi.

Namun tepat saat dia berbalik pergi dan tutup peti matinya hampir terlempar jatuh, seseorang melesat cepat melewati Li Huai Yu dan dengan cepat pula melemparkan kembali tutup peti mati itu ke tempatnya lalu orang itu berdiri di atas peti mati, mencegah siapa pun untuk membukanya kembali lalu meneriakkan perintah untuk menghentikan semua ini.

Yang tidak Li Huai Yu sangka, orang itu adalah Jiang Xuan Jin. Entah siapa para penyerang bertopeng itu, tapi pemimpinnya mereka berani sekali memanggil Jiang Xuan Jin pakai namanya langsung padahal dia seorang pangeran. 

Sontak saja perang pun pecah. Para penyerang bertopeng tetap bertekad untuk mendapatkan mayatnya, tapi Jiang Xuan Jin mengerahkan segala upaya untuk melindunginya.

Normalnya, dengan situasinya yang seperti ini, Jiang Xuan Jin seharusnya kewalahan. Namun Jiang Xuan Jin percaya diri banget memprovokasi orang-orang itu.

Hmm, tapi sepertinya dia tidak asal kepedean. Faktanya, biarpun dia sendirian melawan puluhan penyerangnya, sejauh ini belum ada satu pun yang berhasil melukainya.  

Si pemimpin kagum juga dengan kehebatan Jiang Xuan Jin. Dari ucapannya, jelas sekali kalau orang ini punya dendam kesumat pada Putri Danyang yang telah membunuh banyak pejabat. Selain itu, dia heran sama Jiang Xuan Jin. Bukankah dia sendiri yang mengantarkan racun itu pada Putri Danyang. Itu kan artinya dia juga membenci Putri Danyang?

Namun ucapannya itu sontak membuat Jiang Xuan Jin melesat maju untuk menempelkan pedangnya ke leher si pemimpin dan mengancamnya untuk membawa pasukannya mundur. Putri Danyang sudah mati, dia tidak akan membiarkan siapa pun menyentuh peti matinya.

"Kau tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah, " kesal si pemimpin.

"Benar dan salah? Aku memahaminya lebih baik daripada kau!"

Namun si pemimpin ini tak peduli, malah langsung menyuruh para anak buahnya untuk menyerang peti mati itu lalu dengan cepat mengeluarkan belatinya untuk menyerang Jiang Xuan Jin.

Namun sebelum dia sempat bertindak mendadak Li Huai Yu yang memakai topeng muncul mengayunkan kayu ke kepala si pemimpin dua kali sampai si pemimpin pingsan, lalu mengakhirinya dengan menendangnya dengan kesal.

Sebenarnya sih dia tidak bermaksud menyelamatkan Jiang Xuan Jin. Malah niatnya untuk menghantam Jiang Xuan Jin sekalian, eh malah gagal gara-gara si pemimpin ini pendek. Dia tahu kalau Jiang Xuan Jin tidak akan mati dengan hanya ditikam dari belakang, makanya dia berniat membunuh dia burung dengan satu batu, tapi malah gagal. Menyebalkan!

Tidak ada waktu untuk ini, Jiang Xuan Jin bergegas melawan para penyerang yang sedang berusaha menghancurkan peti mati. Untungnya saat itu, bala bantuan akhirnya datang. Lambat sekali mereka baru datang sekarang, untung saja ilmu bela dirinya Jiang Xuan Jin cukup hebat.

Menyadari perubahan situasi ini, para penyerang bertopeng akhirnya memutuskan mundur sambil menggotong pemimpin mereka. Li Huai Yu sontak heboh menyuruh mereka untuk menghadang para penyerang itu.

Dari suaranya inilah Jiang Xuan Jin mengenalinya. Li Huai Yu akhirnya menurunkan topengnya dan tersenyum padanya sambil dadah-dadah, "kebetulan sekali kita bertemu lagi secepat ini, kita berjodoh."

Mereka berjodoh? Jiang Xuan Jin tak yakin. Dia merasa sikap gadis ini agak aneh. Ekspresi wajah dan tatapan matanya juga aneh. Tatapan matanya padanya tampak penuh kebencian, tapi mulutnya tersenyum lebar. Sungguh aneh! Apakah gadis ini... mengenalnya?

Bersambung...

Post a Comment

0 Comments