Rekap Novel The Days of Seclusion and Love Bab 14 - Bab 16

  

Acara pentingnya Yin Ge Zhi hari ini adalah acara penerimaan dua murid barunya. Dia memberitahu mereka bahwa dia tidak terlalu menekankan pada level kemampuan bela diri, yang penting adalah mereka harus menjunjung tinggi kejujuran dan integritas. Mereka tidak boleh berbuat licik untuk menyakiti satu sama lain.


Guan Zhi sontak terdiam canggung mendengarnya karena tuannya yang mengucap kata-kata itu justru ahlinya berbuat licik. Menerima dua murid ini sebenarnya membuat para pejabat dan bangsawan jadi heboh, namun Yin Ge Zhi dengan lihainya membuat Putra Mahkota yang disalahkan dengan alasan bahwa kedua muridnya ini telah direstui oleh Putra Mahkota, karena memang Putra Mahkota-lah yang pertama kali menyatakan kedua pria ini sebagai pemenangnya. Jadi kalau ada yang keberatan, maka mereka harus pergi protes langsung ke Putra Mahkota. (Pfft! Jadi itu alasannya pura-pura tidak lihat siapa pemenangnya, malah tanya ke Putra Mahkota)

Tentu saja tidak ada satu pun yang berani protes dan akhirnya mereka cuma bisa ngedumel diam-diam. Sedangkan Putra Mahkota, mungkin dia malah sama sekali tidak tahu menahu tentang kehebohan ini.

Tak lama setelah jam makan siang, Feng Yue dijemput ke sebuah rumah teh untuk bertemu dengan Putra Mahkota dan Nona Yi. Mereka mengundangnya karena Nona Yi ingin berterima kasih padanya atas usahanya menyelamatkan Nona Yi hingga melukai tangannya waktu itu.

Namun ungkapan terima kasih yang Nona Yi maksud justru mau menjodohkannya dengan pelayannya yang bernama Sun Li. Errr... Malah, dia memaksa Feng Yue untuk mau sama Sun Li, dia bahkan jadi tersinggung dan marah saat Feng Yue berusaha menolaknya, mengklaim kalau dia sudah berbaik hati memberikan masa depan yang baik untuk Feng Yue yang cuma seorang wanita penghibur rendahan.

Dalam kemarahannya inilah, mulai terlihat jelas apa sebenarnya alasannya memaksa Feng Yue untuk menikah dengan pelayannya. Dia tak senang dan cemburu dengan fakta bahwa Putra Mahkota dan Yin Ge Zhi belakangan ini sering pergi ke Menara Menghui untuk menemui Feng Yue.

Aneh sekali Nona Yi ini. Dia sendiri yang dulu menolak lamaran Putra Mahkota dan dia juga tidak ada hubungan dengan Yin Ge Zhi. Terus kenapa sekarang malah cemburu padanya karena kedekatannya dengan kedua pria itu?

Feng Yue dengan penuh harga diri membela dirinya dan profesinya, sekaligus memprovokasi Nona Yi dengan membanding-bandingkan rumah rakyat jelata dan para bangsawan.

Provokasinya sukses membuat Nona Yi terpancing emosi hingga dengan gaya sombongnya dia mengundang Feng Yue ke rumah Jenderal Yi, alias rumah keluarganya sendiri, untuk menunjukkan beda kehidupan rakyat jelata dengan bangsawan. Dia tidak sadar kalau inilah yang Feng Yue inginkan. Tentu saja Feng Yue langsung setuju, tapi berakting seolah dia merasa terpaksa dan gugup.

Sesampainya di sana, Feng Yue pura-pura kagum dengan kemegahan kediaman itu. Namun Nona Yi tidak mau mengundangnya masuk lewat pintu utama, jadi dia sengaja menyuruh Sun Li untuk mengantarkan Feng Yue masuk lewat pintu belakang.

Namun Sun Li tampaknya sakit hati karena penolakannya, makanya dia agak kasar sama Feng Yue. Rumah ini memang sangat mewah dan penuh liku-liku kayak labirin yang bisa membuat orang tersesat di dalamnya.

Namun tidak ada yang tahu bahwa Feng Yue memiliki ingatan yang baik, sehingga dia bisa mengingat setiap bangunan dan paviliun yang mereka lewati. Dengan memperhitungkan Feng Shui tempat ini, dia bisa menebak di mana ruangan Jenderal Yi.

Tiba-tiba Sun Li berhenti, tepat di area yang sepi, jauh dari segalanya. Wajah jeleknya jadi tambah jelek karena amarah karena dia tidak terima dengan penolakan Feng Yue, lalu tiba-tiba saja dia merobek bajunya Feng Yue.

Alih-alih ketakutan, Feng Yue malah semakin merobek baju luarnya lalu mulai menggodanya dan melepaskan sabuknya... Untuk mengikat kaki Sun Li. Pfft!

Feng Yue lalu lari ke arah yang di yakini sebagai ruangan utama Jenderal Yi sambil menangis heboh dan mengacak-acak penampilannya seolah dia baru saja di perkaos sama Sun Li.

Tebakannya benar. Itu memang ruangan utama Jenderal Yi dilihat dari ketatnya penjagaan sehingga dia langsung dicegat para pengawal di halaman depannya. Begitu Putra Mahkota dan Nona Yi datang, dia langsung berakting menyedihkan dan menuduh Sun Li barusan berusaha memperkaosnya. 

Namun dia juga tidak mengharapkan Nona Yi bakalan membelanya dan benar saja, Nona Yi justru berusaha cari-cari alasan untuk membela pelayannya itu. Karena dia cuma seorang wanita penghibur rendahan, jadi kejadian semacam ini sudah pasti akan diremehkan orang.

Tapi tidak masalah, toh bukan itu tujuan utamanya datang kemari. Dia langsung menggunakan penampilannya acak-acakannya ini sebagai alasan untuk membujuk mereka supaya mengizinkannya masuk ke dalam.

Nona Yi awalnya ragu karena itu ruang pribadi ayahnya, tapi Putra Mahkota sendiri yang kemudian mengajak mereka masuk. Lagipula, ruangan ini sekarang kosong karena Jenderal Yi sedang bertugas di utara.

Nona Yi terpaksa menurutinya, dan Feng Yue terus berakting sok polos, melihat sekeliling seolah dia sangat terkagum-kagum dengan kemewahan rumah itu.

Namun saat Nona Yi dengan sombongnya membanggakan desain rumah mewahnya ini, Feng Yue sengaja memprovokasinya dengan mengklaim bahwa dia menemukan banyak kekurangan di sepanjang perjalanannya kemari.

Nona Yi yang gampang diprovokasi dan dibesarkan dengan dimanja, pastinya dia belum berpengalaman dengan yang namanya penipuan. Makanya dengan angkuhnya dia mengajak Feng Yue tanding.

Kalau Feng Yue bisa menemukan satu saja kekurangan di kediamannya ini, maka dia akan memberinya hadiah tusuk konde giok terbaik. Tapi kalau Feng Yue kalah, maka dia harus mau menikah dengan Sun Li.

Putra Mahkota langsung saja menyetujuinya tanpa ragu. Namun untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan lagi, jadi dia menuntut supaya dia dan Feng Yue dikawal. Nona Yi langsung setuju tanpa curiga apa pun. Padahal ini cuma akal-akalan Feng Yue untuk melihat-lihat keseluruhan rumah ini.

Si pengawal yang disuruh mengawalnya juga tidak curiga apa pun, malah senang dan kasihan juga melihat penampilan Feng Yue. Makanya dia dengan senang hati menyemangatinya untuk mencari kekurangan rumah ini supaya Feng Yue tidak menikah dengan Sun Li.

Dia pula yang membela Feng Yue saat pengawal lain menghalanginya masuk halaman tengah. Untungnya Jenderal Yi sedang tidak ada di rumah, dan Nona Yi gampang sekali diakali. Dari si pengawal juga Feng Yue mengetahui di mana saja letak mekanisme-mekanisme jebakan rumah ini. 

Akting sok polosnya benar-benar sukses menipu si penjaga yang berpikir kalau dia cuma wanita lemah, tak berdaya, bodoh dan tidak tahu apa-apa, sehingga si penjaga pun dengan polosnya memberitahunya tentang segalanya. Setengah jam kemudian, Feng Yue sudah menghapal semua detil mekanisme jebakan rumah ini.

Tak lama kemudian dia kembali ke Nona Yi dengan muka kuyu dan mengakui bahwa rumah ini memang tanpa cela. Nona Yi hampir saja mau menyombong lagi, tapi kemudian Putra Mahkota muncul dan menyatakan bahwa dia menemukan ada 108 kekurangan rumah ini.

Hah? Nona Yi tak percaya, Feng Yue juga bingung karena dia benar-benar tidak menemukan cela rumah ini sama sekali. Kalau satu, wajar. Tapi 108? Mustahil tidak ada yang memperhatikan.

Maka Putra Mahkota kemudian menunjukkan apa yang dia dapatkan, patung naga. Sekilas tampak tidak ada cela, tapi setelah diperhatikan dengan baik, ternyata memang ada cacatnya. Patung naga yang tampak begitu agung itu, tidak punya mata. Berhubung ada 108 patung naga di seluruh rumah ini yang dibuat oleh pengrajin yang sama. Berarti ada 108 kekurangan rumah ini.

Dengan ini berarti nasib Feng Yue selamat dari dipaksa menikah dengan Sun Li. Feng Yue lega, Nona Yi yang tidak senang dan merasa terkhianati oleh Putra Mahkota. Padahal sejak kecil Putra Mahkota selalu melindunginya dan menjaganya, tapi sekarang dia malah membantu seorang wanita penghibur.

Tapi apa boleh buat, dia terpaksa harus mengakui kekalahan dan memberikan hadiah tusuk konde yang dia janjikan, lalu mengusir mereka berdua secara halus sambil melempar tatapan marah penuh arti ke Putra Mahkota.

Namun Putra Mahkota sengaja pura-pura tak melihat tatapan penuh artinya dan langsung pamitan dengan membawa Feng Yue pergi bersamanya, meninggalkan Nona Yi yang cuma bisa melongo kesal menatap kepergian mereka.

Sembari mengikuti Putra Mahkota yang sama sekali tak menoleh balik sedikitpun, Feng Yue juga bingung dengannya. Selama ini Putra Mahkota terkenal sangat menyayangi Nona Yi, tapi kali ini dia malah sama sekali tak peduli.

Yang paling mencengangkan, saat naik kereta kuda, dia memperhatikan mata Putra Mahkota tampak menggelap walaupun dia masih tetap menampilkan senyuman lembut. Aneh sekali! Orang selembut Putra Mahkota, ternyata bisa memiliki ekspresi yang begitu menakutkan.

Baru setelah beberapa lama terdiam dalam suasana yang canggung, Putra Mahkota mulai bersikap normal kembali dan mengomentari, errr... Lebih tepatnya, mengonfrontasi keberanian Feng Yue tadi... Dia begitu berani berkeliaran mengelilingi rumah Jenderal.

Dia memang tidak mengetahui apa niatan Feng Yue, tapi dia tidak cukup bodoh untuk tidak melihat triknya Feng Yue. Namun tadi dia sengaja membantu Feng Yue karena dia sendiri juga penasaran dengan kediaman Jenderal Yi. 

Selama ini dia tidak pernah punya kesempatan untuk menginvestigasi rumah itu. Triknya Feng Yue-lah yang akhirnya membantunya. Makanya sekarang dia penasaran dengan apa sebenarnya niatan Feng Yue, yang cuma seorang wanita penghibur, untuk memata-matai rumah Jenderal.

Namun Feng Yue terus berakting sok polos, seolah dia benar-benar tidak punya niatan licik apa pun. Dia pergi ke sana cuma karena dia ketakutan gara-gara Sun Li. Dia tadi juga sebenarnya sudah pasrah untuk mengalah biar Nona Yi senang, tapi malah Putra Mahkota yang membantu menyelamatkannya. Nona Yi pasti tambah marah sekarang.

Aktingnya keren banget dengan ekspresi dan tatapan mata penuh ketakutan yang tampak benar-benar takut dan sedih hingga membuat Putra Mahkota kebingungan mempertanyakan kecurigaannya sendiri.

Apa Feng Yue sungguh berada di sana cuma karena kebetulan? Dia memprovokasi Nona Yi supaya dia bisa berkeliling rumah Jenderal itu juga cuma kebetulan, kah? Dia beneran sengaja mau mengalah, kah?

Terlepas dari masalah ini, Putra Mahkota mengingatkan bahwa jika Feng Yue mengalah, maka dia bakalan harus melayani Sun Li seumur hidup, dan setelah Feng Yue mempermalukannya tadi, sudah pasti Sun Li tidak akan memperlakukannya dengan baik.

Feng Yue sontak menunduk dengan wajah merana, mengklaim kalau dia tahu, tapi apa boleh buat, dia cuma orang rendahan yang tidak seharusnya menyinggung orang lain. Mungkin saja dia akan mati sendirian di gang sepi tanpa ada seorang pun yang akan menguburnya.

Akting menyedihkannya sukses menarik simpati Putra Mahkota sehingga dia langsung meyakinkannya bahwa dia pasti akan melindunginya. Dia juga akan membooking Feng Yue sesampainya di Menara Menghui nanti. Dia yakin hari ini seharusnya Yin Ge Zhi sudah selesai membooking Feng Yue.

Akhirnya! Misinya Feng Yue untuk merayu Putra Mahkota akan segera kesampaian juga walaupun jalannya berliku-liku. Dia bahkan jadi tidak sabaran untuk segera sampai ke Menara Menghui.

Namun sesampainya di Menara Menghui, Madam Jin malah memberitahu bahwa Yin Ge Zhi sudah duluan membooking Feng Yue lagi selama beberapa hari. Pfft!

Orangnya bahkan sudah ada di lantai atas, sedang menatap mereka dengan tatapan sedingin pisau es. Iiish! Feng Yue kesal banget sama dia. Gagal lagi deh rencananya untuk merayu Putra Mahkota.

Putra Mahkota terpaksa mengalah. Namun untungnya dia tetap membooking Feng Yue sekarang untuk nanti setelah Yin Geng Zhi selesai. Feng Yue bisa lega sekarang.

Begitu dia naik ke kamarnya, Yin Ge Zhi ternyata sudah tahu kalau dia barusan dari rumah Jenderal Yi. Dari mana dia tahu? Dari jubah yang Feng Yue pakai, itu jubah seragam pelayan kediaman Jenderal Yi. 

Lega mengetahui Yin Ge Zhi cuma tahu sebatas itu, Feng Yue dengan gaya menggoda menjelaskan, tapi tidak secara mendetil, bahwa dia diundang Nona Yi ke rumah Jenderal untuk minum teh. Terus bajunya robek, makanya dia meminjam baju pelayan. Tak lama kemudian usai mandi, tiba-tiba Feng Yue melihat bayangan orang terbang di atasnya. OMG! Ada pembunuh!

Bersambung...

Post a Comment

0 Comments