Sinopsis Blossom Episode 2

Karena sekarang Duo Zhao tidak pergi ke rumah pamannya, jadi otomatis dia mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di rumahnya hari itu.

Ternyata Nyonya Zhao dipaksa oleh kakak iparnya untuk menerima pernikahan kedua suaminya dan Wang Ying Xue. Di hari yang dia kira hari membahagiakan ini, Nyonya Zhao malah baru mengetahui bahwa dia sudah dikhianati oleh suaminya dan wanita yang dia anggap teman. 

Tuan Duo sebenarnya galau dan tak enak hati pada istrinya, tapi jelas dia pria lemah mental dan tidak punya pendiriannya sendiri. Dia mudah terombang-ambing dan mudah dihasut. Apalagi yang menghasutnya adalah kakaknya sendiri yang dengan gigih meyakinkannya untuk menikah dengan Wang Ying Xue karena Keluarga Wang lebih berpengaruh di pemerintahan yang sangat bagus untuk masa depan karir Ayah. Si kakak ipar juga beralasan supaya keluarga mereka bisa punya lebih banyak keturunan karena Nyonya Zhao cuma bisa melahirkan satu anak.

Ditambah lagi, Wang Ying Xue juga pintar berakting seolah dia wanita lemah tak berdaya dengan memanfaatkan sakit asmanya, bahkan pura-pura mengancam akan membunuh dirinya sendiri dan Tuan Duo gampang sekali terperdaya oleh aktingnya. 

Bahkan saat dia mengklaim bahwa sakit asmanya bisa kambuh cuma gara-gara wangi bunga magnolia putih, Tuan Duo langsung menyuruh para pelayan untuk menghancurkan pohon bunga itu. Padahal alasan yang sebenarnya adalah karena dia tahu betul kalau pohon bunga magnolia putih itu adalah kenangan indah Nyonya Zhao dan Tuan Duo.

Nyonya Zhao membiarkannya merusak pohon bunga magnolia putih itu, tapi saat itu juga, perasaannya mati bersamaan dengan matinya pohon itu.

Saat Duo Zhao sedang main ayunan bersama dengan sepupunya, Tuan Duo mendadak datang dengan muka tanpa dosa. Duo Zhao sontak kesal melabrak ayahnya yang begitu tega membagi cintanya pada wanita lain dan menuntutnya untuk memilih Wang Ying Xue atau ibunya dan dia. Tuan Duo ragu-ragu sesaat sebelum kemudian memutuskan bahwa Duo Zhao dan ibunyalah yang paling penting baginya. 


Bahkan malam harinya, dia mengungkapkan penyesalannya pada kakaknya. Tapi sudah terlambat karena tabib yang memeriksa Wang Ying Xue menyatakan bahwa sekarang Wang Ying Xue sedang hamil. 

Tepat saat itu juga, pelayan terburu-buru datang mengabarkan kabar buruk. Nyonya Zhao mati, tapi kali ini dia mati bukan karena sakit, melainkan karena bunuh diri di pohon bunga Mahnolia putih dan berpijak pada guci arak yang dia kubur di sana pada saat mereka menikah dulu.

Saat Tuan Duo tiba di sana, dia mendapati Duo Zhao menangis sedih memeluk jasad ibunya. Sebelum mati, Nyonya Zhao meninggalkan selembar surat untuk suaminya yang memintanya untuk menjaga dan melindungi Duo Zhao.

Pamannya Duo Zhao begitu murka, terutama pada si Kakak Ipar yang sama sekali tak berperasaan. Tuh orang bahwa sengaja menutupi perkara ini dengan berkata pada orang-orang bahwa Nyonya Zhao mati karena sakit.

Kematian Nyonya Zhao semakin memuluskan jalan Wang Ying Xue untuk menikah ke dalam keluarga Duo sehingga dia yang awalnya mau menikah sebagai selir, sekarang bisa menikah sebagai istri utama, bahkan harta sesan milik mendiang Nyonya Zhao pun sekarang diserahkan padanya. Semuanya diatur oleh si Kakak Ipar karena Tuan Duo sendiri sekarang setiap hari mabuk-mabukan karena depresi.

Suatu hari, Duao Zhao dengan sengaja memakan kue buatan Wang Ying Xue untuknya dengan sangat lahap seolah dia sangat menikmatinya dan membuat hampir saja membuat Paman Zhao (Kakaknya Nyonya Zhao) kesal padanya, mengira dia anak yang tidak berbakti. Namun setelah menghabiskan beberapa kue, Duo Zhao mendadak mengalami sakit perut hebat, dia diracun! OMG!

Gara-gara insiden itu, Neneknya Duo Zhao, Nyonya Besar Keluarga Duo, Nyonya Cui, akhirnya datang. Selama ini Nyonya Cui tidak pernah datang karena putus hubungan dengan kedua putranya, dia datang berkat surat yang dikirimkan Nyonya Zhao padanya sebelum dia bunuh diri yang memintanya untuk menjaga Duo Zhao.

Nyonya Cui berasal dari keluarga bangsawan besar dan pengaruhnya sangat luas. Leluhurnya adalah pejabat pendiri negara, bahkan Kaisar memberi keluarga mereka aula kehormatan. Setiap generasi Keluarga Cui menjabat sebagai pejabat tinggi. Setengah dari pejabat kekaisaran adalah murid-murid yang belajar di Akademi keluarga Cui.

Saat Duo Zhao siuman dan ditanyai tentang apa yang terjadi padanya, dia memberitahu neneknya bahwa Wang Ying Xue sekarang menguasai harta sesan ibunya dan dia makan kue buatan Wang Ying Xue karena Wang Ying Xue bilang bahwa dia jika dia patuh, maka dia bisa makan banyak camilan.

Nyonya Cui memberitahu kedua putranya bahwa menurut tabib, Duo Zhao keracunan ephedera. Itu obat yang berguna bagi penderita asma seperti Wang Ying Xue, tapi bagi anak kecil, obat itu bisa jadi racun.

Dengan dibantu ayahnya, Wang Ying Xue berusaha membela diri dan ngotot bahwa dia tidak meracuni Duo Zhao. Namun Nyonya Cui tak percaya dan mengingatkan mereka bahwa jika masalah ini dibawa ke pengadilan, maka keluarga Wang-lah yang akan kalah.

Kalau seperti itu, maka karir Tuan Wang pun pasti akan hancur. Dia baru dipromosikan, tapi malah membiarkan putrinya berbuat kejahatan. Menurut mereka, apa yang akan dipikirkan oleh Kaisar?

Putrinya Tuan Wang memaksa menikah ke Keluarga Duo sehingga membuat istri sah bunuh diri lalu kemudian meracuni putri sah dan menggelapkan harta keluarga, bagaimana cara mengatasi ketiga masalah ini?

Nyonya Cui punya solusinya. Keluarga Duo dan Keluarga Wang harus memberi ganti rugi dan sokongan nyata untuk Duo Zhao. Semua harta sesan milik mendiang Nyonya Zhao harus dialihkan atas nama Duo Zhao dan kedua keluarga harus membayar kompensasi masing-masing sebesar 3000 tahil.

Wang Ying Xue sontak protes dengan besarnya jumlah itu, apalagi Duo Zhao juga masih kecil, belum bisa mengurus harta sebanyak itu. Terkait uang kompensasi, Paman Zhao sinis menyuruh mereka berhutang saja pada orang lain, Tuan Wang kan pejabat tinggi, pasti tidak akan sulit meminjam uang. Sedangkan masalah hartanya Duo Zhao, Nyonya Cui yang akan mengurusnya. 

Duo Zhao menolak mengakui Wang Ying Xue sebagai ibu tirinya, jadi dia menuntut Wang Ying Xue dan ayahnya untuk melakukan masa berkabung selama tiga tahun. 

Yang artinya, selama masa itu, Wang Ying Xue tidak boleh masuk ke keluarga Duo. Nyonya Cui memerintahkan Wang Ying Xue untuk pergi ke kuil dan bermeditasi di sana selama tiga tahun, bertobat dan memperbaiki sifat.

Sedangkan masalah anak dalam kandungannya, setelah dia lahir nanti, dia harus diasuh oleh bibi pengasuh yang bisa mendidik anak dengan benar. Wang Ying Xue panik meminta Tuan Duo untuk bicara membelanya. 

Namun Tuan Duo setuju dengan Nyonya Cui, dia merasa sangat bersalah pada mendiang istrinya, jadi dia akan pindah ke kamar mendiang, membakar dupa dan membaca sutra untuknya setiap hari selama tiga tahun ke depan. Frustasi, Wang Ying Xue sontak berlutut memohon ampunan pada Nyonya Cui.

Menatap pohon bunga magnolia putih yang sekarang sudah gugur, Duo Zhao seolah melihat mendiang ibunya di sana. Dengan berlinang air mata dia berjanji pada Ibu bahwa dia akan menjaga dirinya sendiri supaya Ibu tidak mengkhawatirkannya. Rumah yang penuh kenangan ini, sekarang sudah bukan lagi rumahnya.

Tak lama kemudian, Nyonya Cui membawa Duo Zhao ke Desa Keluarga Cui. Orang-orang di sana hidup dengan harmonis dan sangat menghormati Nyonya Cui.

Baru di sinilah, Nyonya Cui mengonfrontasi Duo Zhao karena dia tahu bahwa sebenarnya Duo Zhao sengaja meracuni dirinya sendiri, tidak mungkin Duo Zhao tidak tahu bahwa di kue itu ada racunnya karena ephedera rasanya sangat pahit. 

Memang benar, tapi Duo Zhao melakukannya karena sebelumnya, Duo Zhao menguping Wang Ying Xue yang memang berencana untuk meracuninya sedikit demi sedikit. Daripada menunggu Wang Ying Xue mencelakainya, Duo Zhao memilih untuk menelan sendiri kepahitan ini sendiri untuk melindungi dirinya sendiri.

"Nenek, aku bukan orang yang kejam. Orang yang baik kepadaku akab kubalas meki harus mempertaruhkan nyawa. Ada kebencian atau dendam, meskipun harus melukai diri, aku juga akan membalasnya."

"Shougu, ingat baik-baik. Aku tidak mengizinkanmu melakukan hal seperti ini lagi. Aku membawamu keluar dari kediaman karena melihat kau cepat dewasa dan pintar. Jika tumbuh dalam perseteruan kediaman, kau pasti akan tumbuh menjadi jahat dan picik. Kelak hanya akan memperhitungkan hal-hal kecil. Tidak bisa melihat luasnya dunia luar. Aku ingin kecerdasanmu berjalan keluar dari kediaman, mengarah ke pegunungan dan lautan bahkan hingga dunia dan kerajaan, itulah tempat kau akan benar-benar bersinar."

Nyonya Cui kemudian memberi Duo Zhao gelang giok milik mendiang Nyonya Zhao yang sebelumnya patah, tapi sekarang sudah diperbaiki.

Tersentuh, Duo Zhao berjanji akan tumbuh seperti Bunga Sembilan Lapisan Ungu yang kuat dan teguh, tahan terhadap angin dan hujan.

Dengan tekad itu, Duo Zhao kemudian merekrut beberapa orang. Yang pertama, Guru Chen Qu Shui yang bisa mengajarinya tentang dunia. Lalu kemudian dia membeli dua orang saudari ahli bela diri bernama Su Lan dan Su Xin yang sebelumnya jadi budak bandit untuk menjadi pelayan sekaligus pengawal pribadinya. Dikelilingi orang-orang hebat di sisinya, Duo Zhao pun mulai membangun bisnis dan koneksinya sejak masih kecil.

Sementara itu, Song Mo yang sekarang sudah tumbuh remaja, bertekad mau bergabung jadi prajurit militer di bawah komando pamannya dari pihak ibu, Jiang Mei Sun.

Namun begitu melihatnya, Jiang Mei Sun sontak mengejarnya karena mengira dia kabur dari rumah. Jiang Mei Sun bahkan mengerahkan para prajuritnya untuk mengejar Song Mo. Namun Song Mo remaja dengan lincah dan lihainya menghindari sergapan semua orang. 

Song Mo meyakinkan pamannya bahwa dia sungguh tidak kabur dari rumah, melainkan diusir ayahnya. Ayahnya tadi memukulinya sampai tangannya memar kemerahan. Karena itulah, dia datang ke sini. Pokoknya dia bertekad untuk menjadi prajurit, bahkan sekalipun dia harus memulainya dari bagian dapur. Suatu hari nanti, dia pasti akan menjadi Panglima Besar yang mengamankan negara.

Prihatin, Jiang Mei Sun akhirnya menerima Song Mo menjadi prajuritnya. Sejak saat itulah, Song Mo tinggal, belajar dan berlatih dengan keras di kamp militer.

Seiring berjalannya waktu, Duo Zhao tumbuh menjadi seorang pebisnis wanita, sedangkan Song Mo tumbuh menjadi jenderal muda pemberani yang menangkapi bajak laut.

Dengan pengetahuannya akan masa depan, Duo Zhao tidak ragu untuk menjual usahanya sebelumnya untuk memulai usaha baru walaupun saat ini bajak laut masih merajalela.

Dia tahu pasukan Jiang Mei Sun sekarang sudah bekerja keras membasmi para bajak laut. Dia yakin kekacauan bandit pasti akan segera mereda dan perdagangan laut akan sukses. Nantinya, usaha barunya ini, sutra dan daun teh, akan menjadi jauh lebih berharga daripada emas.

Suatu malam, Duo Zhao membaca kembali buku Catatan Wahyunya dan teringat akan pertemuannya dengan biksu yang merupakan penulis asli buku ini.

Waktu itu dia bertanya kenapa dia tidak bisa mengubah akhirnya. Biksu menjawabnya dengan menyuruhnya melempar batu ke sungai. Akibatnya apa? Hanya memunculkan riak sesaat, tapi tidak bisa mengubah aliran sungai.

Dia hanya bisa mengubah arah aliran sungai atau bahkan meruntuhkan gunung, nanti kalau dia sudah memiliki cukup kekuatan untuk mengubah langit dan dunia.

Ingatan itu membuat Duo Zhao semakin bersemangat untuk mengumpulkan kekuatan sehingga nantinya dia akan bisa mengubah langit dan dunia, dan mengendalikan takdir di tangannya sendiri. Dia kemudian membuat sebuah bagan hubungannya dengan berbagai orang, termasuk Song Mo yang belum dia temui sampai sekarang.

Bersambung ke episode 3

Post a Comment

0 Comments