Sinopsis Are You the One Episode 39

Acara kencannya Xing Zhou dan Mian Tang tersela saat anak buahnya Xing Zhou muncul membawakan kabar bahwa Raja Sui sekarang mengerahkan pasukannya untuk menyerang Kota Qingfeng.

Kalau kota itu sampai jatuh ke tangan musuh, maka ibu kota akan kehilangan zona penyangganya. Padahal sekarang pertengahan musim gugur, tapi Raja Sui sudah tidak sabaran untuk mengacau.

Di tengah kekhawatiran mereka, muncullah pasangan He Zhen dan Zhao Quan yang membuat mereka terhibur. Mereka datang untuk menindaklanjuti kerja sama dengan toko tembikar terbesar di ibu kota.

Mian Tang tiba-tiba berpikir bahwa tindakan Raja Sui ini sebenarnya menunjukkan kalau dia sedang takut, takut munculnya masalah baru saat masalah utama belum beres.

Biarpun saat ini segalanya tampak berjalan lancar bagi Raja Sui, namun jika ada satu saja salah langkah dan dia gagal menindaklanjutinya, maka dia tidak akan bisa bergerak dengan lancar, ritme dan pengaturannya pun akan jadi kacau. Pada akhirnya dia akan gagal meski hampir berhasil.

"Lalu, timbul masalah lain yang kau maksud itu, mengacu kepada siapa?" tanya Xing Zhou. Mian Tang hanya menjawabnya dengan tatapan penuh arti.

Kaisar khawatir. Situasi istana saat ini semakin memburuk, dia tidak ingin membahayakan Xue Ji, makanya dia berencana mengirim Xue Ji ke sebuah kuil terpencil dengan alasan menyuruhnya berdoa.

Namun malam itu juga, Xue Ji memanggilnya dengan alasan minum arak bersama. Namun sebenarnya Xue Ji ingin membicarakan masalah ini. Tentu saja dia tahu apa sebenarnya maksud Kaisar menyuruhnya pergi berdoa ke kuil di berada di tempat jauh dan terpencil. Namun dia ingin tetap di sini untuk membantu dan melindungi Kaisar.

Maka Kaisar pun sengaja mengucap kata-kata kasar untuk menyakiti hati Xue Ji, mengklaim kalau dia tidak punya perasaan sedikit pun pada Xue Ji, jadi Xue Ji juga tidak perlu menunjukkan kasih sayang padanya, yang perlu Xue Ji lakukan cuma mematuhinya saja.

Namun Xue Ji tidak sakit hati, dia tahu kalau Kaisar tidak sungguh-sungguh menyakiti hatinya. Malah dia langsung mengeluarkan snack yang sontak membuat Kaisar teringat masa lalu mereka karena itu adalah snack yang pertama kali dia belikan untuk Xue Ji dulu.

Keesokan harinya, Mian Tang mengunjungi Xue Ji tepat saat pelayannya Yun'er datang hanya untuk mengembalikan hadiah pemberian Xue Ji untuk ultahnya Yun'er.

Dia beralasan bahwa hadiah wewangian ini dikembalikan karena baunya membuat Yun'er sakit kepala. Sebagai gantinya, Permaisuri bisa memberinya satu set tusuk konde merah delima Mohe.

Pelayannya Xue Ji sontak tidak terima karena perhiasan itu hanya ada satu di seluruh istana harem, namun Mian Tang dengan penuh arti menyarankan Xue Ji untuk memberikan saja apa maunya Yun'er. Xue Ji memahami maksudnya dan langsung setuju.

Tak lama kemudian, Yun'er mendatangi Kaisar dengan dandanan heboh mengenakan semua perhiasan itu, berharap Kaisar akan menyukainya. Namun begitu melihat semua perhiasan itu, Kaisar malah langsung membentaknya dan memaksanya untuk melepaskan semuanya. Dia cuma selir, tidak pantas mengenakan perhiasan mewah itu.

Yun'er akhirnya terpaksa melepaskan semuanya dengan berlinang air mata, namun tatapan matanya dipenuhi dengan amarah dan dendam.

Yun'er kemudian pergi ke kediaman Raja Sui, berniat untuk mengadu, tapi Raja Sui ngotot menolak menemuinya karena dia sendiri sedang sibuk dengan urusan lebih penting. 

Selain itu, Raja Sui juga merasa Yun'er sudah tidak berguna baginya. Cintanya terhadap Kaisar membuatnya jadi buta dan bodoh sehingga sering membuatnya bertindak sewenang-wenang.

Kebetulan waktu Pelayannya Yun'er masih menunggu di depan gerbang kediaman Raja Sui, Kepala Toko Perhiasan Ruyi langganannya Ratu Sui, baru saja keluar setelah menyelesaikan urusan dagangnya dengan Ratu Sui. Lalu tiba-tiba saja dia mengajak Pelayannya Yun'er untuk bicara berdua dengannya.

Lalu tak lama kemudian, Pelayannya Yun'er melapor ke Yun'er bahwa barusan Kepala Toko Perhiasan Ruyi memberinya sebuah kotak. Dia bilang bahwa ini adalah perhiasan yang dipilih oleh Ratu Sui untuk Yun'er.

Namun saat Yun'er melihat isinya, dia mendapati kotak itu bukan hanya berisi gelang giok, namun juga berisi satu pak bubuk racun, disertai dengan pesan puisi yang intinya menyuruh Yun'er untuk melakukan misi ini sendiri jika dia ingin balas dendam dan menjatuhkan Kaisar.

Yun'er melaksanakan rencana jahatnya di acara Festival Pertengahan Musim Gugur dengan menarget Kaisar dan Permaisuri sekaligus. Tak lama setelah meminum arak, Kaisar tiba-tiba pingsan, lalu Permaisuri muntah darah sebelum pingsan.

Seluruh istana sontak heboh bukan main sampai Ibu Suri Agung harus bertindak untuk menenangkan semua orang dan melarang pergi siapa pun yang berada di istana hari ini.

Setelah diselidiki, tidak ditemukan racun, baik di makanan dan minuman. Akan tetapi, saat Mian Tang memeriksa guci arak, dia menemukan ada cat warna di dalamnya.

Cat warna bisa terkelupas jika terkena panas, jika racunnya dicampur ke dalam cat warna, maka racunnya hanya akan terdeteksi setelah guci arak ini dipanaskan. Benar saja, saat diuji kedua kali, ditemukan racun di dalam guci arak itu.

Tentu saja Yun'er sudah menyiapkan rencana untuk mengantisipasi hal ini, jadi saat pelayan yang memanaskan arak diinterogasi, si pelayan langsung menuduh Mian Tang sebagai pelakunya dengan alasan bahwa Mian Tang pernah punya hubungan dengan Kaisar, namun hubungan mereka gagal, jadi sekarang Mian Tang cemburu pada Permaisuri dan ingin menyingkirkan Permaisuri.

Lalu setelah menuduh Mian Tang, dia langsung menjedotkan kepalanya sendiri ke tiang. Yun'er langsung memerintahkan pengawal untuk menangkap Mian Tang, namun untungnya Ibu Suri Agung tak mudah percaya begitu saja. 

Mian Tang pun tetap tenang menghadapi tuduhan ini, mengingatkan Yun'er bahwa orang yang bunuh diri belum tentu mengucap kebenaran. Kalau mereka menangkapnya hanya karena tuduhan satu orang tanpa bukti solid, lalu apa gunanya hukum dan aturan negara?

Tepat saat itu juga, Tabib datang melaporkan bahwa baik Kaisar maupun Permaisuri, sama-sama masih sangat kritis. Namun untungnya si pelayan belum mati, cuma pingsan. Pfft! Yun'er jadi panik dan terus berusaha menuduh Mian Tang, tapi yang lain lebih memihak Mian Tang. 

Tabib kemudian memeriksa peralatan minumnya Kaisar dan mendapati memang ada racun di guci arak. Racun itu adalah racun upas ungu. Siapa pun yang pernah memegangnya, otomatis tangannya akan terkontaminasi dan susah hilang walaupun dicuci dengan sabun.

Karena itulah, Tabib langsung menguji tangan semua orang di sini dengan mencelupkannya ke dalam air abu rumput. Racun itu bisa berubah warna jadi kekuningan jika bertemu dengan air abu rumput. Yun'er cuma bisa terdiam gugup saat Ibu Suri Agung memerintahkan semua orang untuk mencelupkan tangan mereka ke air itu.

Mian Tang yang dituduh, langsung maju duluan untuk membuktikan dirinya. Satu per satu, semua orang maju mencelupkan tangan mereka hingga hanya menyisakan Yun'er. Dia masih saja terus mencoba membuat segala alasan untuk menuduh Mian Tang, tapi Mian Tang tak gentar melawannya dan menantangnya untuk mencelupkan jarinya.

Bahkan saat Ibu Suri Agung sendiri yang memerintahnya, Yun'er menolak bergerak. Jadi, pengawal kerajaan langsung bertindak memaksa mencelupkan jarinya ke air itu dan jari-jarinya langsung berubah warna jadi kekuningan.

Tepat saat Ibu Suri Agung memerintahkan penangkapan Yun'er, tabib lain datang mengabarkan bahwa Permaisuri meninggal dunia. OMG! Yun'er malah senang dan langsung tertawa gila mendengar kabar itu yang jelas saja membuat Ibu Suri Agung semakin murka padanya.

Tak lama kemudian, Raja Sui datang dengan akting hebohnya, pura-pura menangisi Kaisar yang masih kritis, namun diam-diam menusukkan jarum akupuntur ke nadinya Kaisar.


Errr... tapi anehnya, sepertinya dia malah benar-benar tidak tahu menahu kalau ini adalah perbuatan Yun'er, dan saat tahu pun dia tidak mempermasalahkannya karena perbuatan Yun'er ini telah membantunya mempercepat tujuannya. (Tapi bukannya racun itu berasal dari dia sendiri?)

Pokoknya sekarang dia cuma perlu menunggu Kaisar mati saja. Berhubung Kaisar juga tidak punya penerus, jadi sudah pasti dia yang akan mewarisi takhta.

Lalu tak lama kemudian, dia juga mendapat kabar dari istana dingin bahwa Yun'er terus menerus tertawa gila sampai kemudian mati terjatuh ke dalam sumur. Pihak istana mengumumkan kalau dia mati bunuh diri karena takut hukuman, tapi kabar yang didapatkan oleh anak buahnya Raja Sui adalah dia didorong oleh orang lain.

Bangsawan Qin akhirnya mengetahui perbuatan putranya yang jelas membuatnya malu, namun Xing Zhou dengan bijak menghalanginya untuk melaporkan masalah ini ke istana. Jika dia dihukum, maka seluruh keluarga mereka juga akan dihukum.

Lebih baik sekarang mereka fokus saja untuk mengungkapkan kejahatan Raja Sui. Kaisar sekarang koma, takutnya keadaan di dalam istana sedang tidak stabil sekarang. Kalau mereka sampai keduluan Raja Sui, maka akan sulit bagi mereka untuk mengalahkannya. Dia benar, maka walaupun Bangsawan Qin tidak melaporkan putranya ke istana, dia tetap menghukumnya sendiri. 

Namun malam harinya, Bangsawan Qin malah pergi menemui Raja Sui untuk memohon bantuannya untuk menyelamatkan anaknya.

Keesokan harinya saat Kaisar masih juga belum sadarkan diri, Raja Sui mendadak mengumumkan pada para pejabat bahwa Ibu Suri Agung telah menunjuknya sebagai wali penguasa. Jadi sekarang, laporan apa pun, harus diserahkan padanya, nanti akan dia sampaikan ke Ibu Suri Agung. Lalu tiba-tiba saja, Bangsawan Qin dan beberapa pejabat lain melapor ke Raja Sui bahwa mereka ingin mendakwa Xing Zhou. Heh????!!!

Bersambung ke episode 40

Post a Comment

0 Comments