Keesokan harinya ada acara perjamuan teh di kediaman Bangsawan Qing. Karena ini acara khusus wanita istri bangsawan, jadi Mian Tang menjalankan bagiannya menyelidiki kasus ini di acara ini.
Namun kemudian muncul seorang wanita bernama Gai Yu Rao yang merupakan selirnya Guo Yi, suaminya kakaknya Xing Zhou. Namun Mian Tang memperhatikan dari interaksi semua orang, Gai Yu Rao memiliki lebih banyak power dan bekingan di kediaman ini dibandingkan Kakaknya Xing Zhou yang merupakan istri utama.
Di tempat lain, Xing Zhou melakukan bagiannya dengan menyuruh anak buahnya untuk menculik Bangsawan Qing di tengah hutan dan pura-pura jadi anak buahnya Raja Sui untuk mengancamnya.
Namun sepertinya Bangsawan Qing tidak mencurigakan. Dia tetap teguh walaupun dibawah ancaman pedang dan menyatakan bahwa dia tidak akan mau bersekongkol dengan Raja Sui.
Bahkan saat mereka mengancamnya dengan menggunakan nyawa putranya dan menuntut imbalan dalam jumlah besar sebagai syarat supaya mereka melepaskan putranya, Bangsawan Qing sontak menangis frustasi karena dia benar-benar tidak punya uang sebanyak itu. Maka Xing Zhou kemudian muncul dan pura-pura menyelamatkannya.
Target keduanya adalah Tuan Meng, mereka menculiknya bersama dengan seorang lelaki muda yang diam-diam ditemuinya. Namun setelah diinterogasi, ternyata Tuan Meng juga tidak mencurigakan.
Si pria muda yang diam-diam ditemuinya itu ternyata kekasih rahasia putrinya. Dia tidak menyetujui hubungan mereka, makanya dia datang hanya untuk mengusir pria itu.
Malam harinya, Mian Tang dan Xing Zhou saling berbagi hasil penyelidikan mereka. Memang sih keduanya sama-sama menyadari tidak ada yang mencurigakan dari para target mereka. Namun saat Mian Tang mendengar Bangsawan Qing miskin, dia langsung mendengus tak percaya.
Soalnya Gai Yu Rao, selirnya Guo Yi, jelas-jelas berdandan sangat mewah. Pakaian dan aksesorisnya mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki adalah barang-barang mahal. Gai Yu Rao sendiri yang dengan angkuhnya mengaku bahwa semua itu adalah pemberian Guo Yi. Padahal Kakaknya Xing Zhou saja tidak memiliki barang-barang semewah itu.
Masalahnya, jika Bangsawan Qing tidak sekaya itu dan Guo Yi juga tidak punya jabatan resmi, lalu dari mana Guo Yi mendapatkan uang untuk membeli barang-barang berharga itu?
Maka keesokan harinya, Xing Zhou mengajak Guo Yi ke toko kosmetik dengan alasan mau membelikan kakaknya hadiah dan meminta Guo Yi untuk memberinya saran. Guo Yi kan suami kakaknya, jadi Guo Yi pasti tahu kosmetik kesukaan kakaknya.
Xing Zhou sengaja membeli bedak yang paling mahal, namun itu sontak membuat Guo Yi gelisah, jelas karena dia sudah pernah membelinya untuk selirnya. Guo Yi sengaja tidak membiarkan Xing Zhou membayar sebagai sopan santunnya kepada adik iparnya, jadi sekalian saja Xing Zhou memesan lima bedak sekaligus. Pfft!
Di kediaman Bangsawan Qing, Mian Tang diberitahu Bibi Li bahwa sekarang harta sesan Kakaknya Xing Zhou sudah hampir habis gara-gara Guo Yi yang sangat boros tapi tidak punya penghasilan. Namun Kakak sengaja tidak memberitahu siapa pun demi menjaga hubungan kedua keluarga.
Namun sekitar tiga bulan yang lalu, Guo Yi mendadak tidak pernah lagi berhutang. Sepertinya dia menghasilkan uang banyak karena berdagang dengan seseorang. Kakaknya Xing Zhou berpikir kalau dia sudah berubah, tapi beberapa hari kemudian, dia malah bertingkah lagi.
Jelas sekali kalau Guo Yi ini mencurigakan. Dari mana dia mendapatkan begitu banyak uang dalam waktu singkat untuk membiayai gaya hidup hedon selirnya?
Selain itu, pemberontakan Raja Lu berakhir tiga bulan yang lalu, bertepatan sekali dengan saat Guo Yi mendapatkan banyak uang. Dan baru sekarang lagi Guo Yi memakai harta sesan Kakaknya Xing Zhou lagi.
Namun karena mereka belum punya bukti untuk menjeratnya, dan juga karena kasus ini juga ada hubungan dengan Kakaknya Xing Zhou, maka mereka memutuskan untuk melibatkan Kakak dalam penyelidikan kasus ini.
Tentu saja saat Xing Zhou membicarakan ini dengan Kakak, Kakak langsung setuju. Dia dan suaminya sebenarnya sudah tidak punya perasaan lagi sejak kehadiran Gai Yu Rao. Selir itu sangat disayang sehingga membuat Kakak tak berharga di mata keluarga mertuanya ini.
Dia pikir dia akan hidup menanggung penghinaan seperti seumur hidup, tak disangka sekarang Xing Zhou memberinya jalan keluar. Dia benar-benar berterima kasih pada Xing Zhou.
Keesokan harinya, Mian Tang memberikan hadiah untuk Kakak dan Gai Yu Rao. Dua-duanya dia beri tusuk konde, tapi khusus untuk Kakak adalah tusuk konde mutiara miliknya, mutiara yang bisa bersinar dalam gelap. Tapi tentu saja, bohongan, mereka cuma berakting untuk membuat Yu Rao iri.
Sesuai harapan mereka, Yu Rao langsung menuntut tusuk konde yang sama seperti itu dari Guo Yi. Namun tidak ada pedagang perhiasan yang menjual tusuk konde mutiara bersinar dalam gelap itu. Lalu kemudian, anak buahnya Mian Tang muncul di hadapan mereka menawarkan tusuk konde mutiara bersinar dalam gelap yang sama persis.
Dia sengaja menjualnya dengan harga tinggi yang sebenarnya terlalu jauh dari kemampuan ekonomi Guo Yi, tapi Yu Rao ini pada dasarnya bodoh dan santai saja menawar dengan harga jauh lebih tinggi yang penting dia mau memiliki tusuk konde yang sama tanpa curiga sedikitpun tentang apakah barang itu asli atau palsu.
Dan berhubung Guo Yi ini sayang banget sama dia, jadi walaupun sebenarnya dia tidak mampu, jadi dia ambil saja tusuk konde itu, dan pastinya, nantinya dia akan membayarnya pakai harta sesan Kakaknya Xing Zhou, dan untuk saat ini dia tanda tangan surat utang dulu.
Sedangkan Xing Zhou sekarang berakting mewek di hadapan Bangsawan Qing, berbohong bahwa harta keluarga mereka sekarang sudah habis gara-gara perang. Makanya sekarang dia butuh bantuan keuangan.
Maka Bangsawan Qing pun langsung mengusulkan supaya Xing Zhou meminta bantuan dari harta sesan kakaknya saja. Bangsawan Qing benar-benar tidak tahu kalau harta sesan menantunya sudah hampir habis dimakan oleh putranya.
Mian Tang berencana memprovokasi Guo Yi lebih lanjut, maka keesokan harinya, para anak buahnya mengeroyok Guo Yi untuk menuntutnya bayar hutang secepatnya.
Guo Yi yang awalnya masih bisa santai, terpaksa harus segera menuntut uang milik Kakak untuk membayari hutangnya, tapi malah kaget mendengar Kakak sudah memberikan semua sisa harta sesannya pada Xing Zhou atas perintah ayahnya. Wkwkwk! Guo Yi stres!
Tapi jangan khawatir, Kakak dengan senyum agak licik mengklaim kalau dia punya cara untuk membantu Guo Yi mendapatkan uang. Tak lama kemudian, dia membuli Gai Yu Rao di hadapan Guo Yi sambil mengancam secara halus bahwa dia akan mengadukan perbuatan mereka yang sangat boros menghabiskan harta sesan miliknya ke ayah mertuanya.
Guo Yi jelas ketakutan kalau sampai ketahuan ayahnya, tapi juga tidak tega melihat selir kesayangannya dibuli, jadi dia berusaha membujuk Gai Yu Rao untuk mengembalikan tusuk konde mutiaranya.
Gai Yu Rao akhirnya menyetujuinya, tapi saat kotak tusuk konde itu dibuka, mutiaranya pecah. Pfft! Jelas itu mutiara palsu, tapi baik Yu Rao maupun Guo Yi terlalu bodoh untuk menyadarinya.
Yu Rao sebenarnya sadar kalau ini pasti perbuatan licik Kakak, tapi tentu saja Kakak langsung memanfaatkan momen ini untuk membalaskan sakit hatinya dengan menuduh Yu Rao memfitnahnya dan langsung memerintahkan pelayan untuk memukul Yu Rao.
Panik, Guo Yi langsung berusaha menyelamatkan selir kesayangannya dengan berjanji akan mencarikan solusi untuk mendapatkan uang tanpa melibatkan Kakak.
Tidak punya jalan lain, terpaksa Guo Yi diam-diam menjual akta rumah ke seorang pedagang. Begitu dia pergi dengan membawa uang hasil jual rumah, para anak buahnya Xing Zhou langsung memaksa masuk untuk membandingkan akta rumah itu dengan daftar harta pemberontak yang dikorupsi dan mendapati memang itu adalah harta pemberontak yang dikorupsi.
Dibawah ancaman pedang, si pemilik rumah gadai akhirnya mengaku bahwa sejak tiga bulan yang lalu pria itu mulai berdagang akta rumah dengannya, hanya saja dia benar-benar tidak tahu siapa identitas orang itu. Dia hanya memanggilnya dengan sebutan 'Tuan Besar'.
Sekarang mereka hanya perlu mencari buku besarnya Guo Yi. Masalahnya, Kakak sendiri tidak punya ide di mana Guo Yi menyembunyikan buku besarnya karena Guo Yi jarang datang ke kamarnya.
Namun Xing Zhou, memperhatikan dua kaligrafi tulisan tangannya yang sengaja dipajang Guo Yi di sana, dan langsung curiga, apalagi dengan fakta bahwa Guo Yi sendiri yang membingkai kedua kaligrafi itu.
Kecurigaannya benar. Begitu dia memeriksanya, dia menemukan gulungan kertas buku besar yang disembunyikan Guo Yi di bingkainya.
Xing Zhou pun langsung menyerahkan bukti itu ke Kaisar di mana di dalamnya tertulis para pejabat mana saja yang terlibat dalam praktek penyuapan, dan semuanya adalah para pejabat penting.
Jelas dari semua ini, tidak akan mudah bagi mereka untuk menangkap apalagi mengadili Raja Sui. Orang-orang yang bersekongkol dengan Raja Sui jauh lebih banyak daripada yang Kaisar kira, dan mereka pasti akan melakukan segala cara untuk menghalangi Kaisar untuk mengadili Raja Sui.
Xing Zhou hampir putus asa karena kasus ini sepertinya tidak ada jalan keluar. Namun Mian Tang dengan bijak mengingatkannya untuk tetap fokus pada tujuan utamanya, yaitu menciptakan kehidupan negara dan masyarakat yang tenang. Semangatnya membuat Xing Zhou akhirnya mulai bisa tenang dan ceria kembali.
Malam harinya, mereka jalan-jalan ke pasar malam, membeli lentera, makanan-makanan enak dan juga menulis kaligrafi bersama dengan riang gembira.
Bersambung ke episode 39
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam