Sinopsis Are You the One Episode 37

Raja Sui kemudian pergi menemui Kaisar dengan muka tanpa dosa untuk melaporkan pengiriman bantuan untuk korban bencana seolah dia benar-benar peduli dengan kesejahteraan rakyat.

Selain itu, karena Xing Zhou sebentar lagi akan datang ke ibu kota, jadi dia juga sengaja memberitahu Kaisar tentang pernikahan dadakan Xing Zhou dan Mian Tang. Pernikahan mereka terlalu terburu-buru sehingga tidak mematuhi aturan untuk mendapatkan izin lebih dulu dari Kementerian Kebudayaan.

Kaisar yang memang baru tahu tentang masalah ini sekarang, sontak mengepalkan tangannya erat-erat tapi berusaha tetap menjaga ekspresi wajahnya tetap normal.

Xing Zhou akhirnya tiba di ibu kota dan menghadap Kaisar. Beberapa pejabat berusaha menghalangi promosi jabatannya karena masalah pernikahannya yang tidak sesuai aturan negara. Xing Zhou tampak agak tegang tapi tetap tenang saat dia membela diri bahwa dia menikah setelah perang usai sesuai janjinya untuk berbakti pada negara dan menikah setelah negara aman.

Bahkan dalam perang melawan pemberontak ini, dia hampir kehilangan ibu dan calon istrinya karena ada orang yang menarget mereka untuk mengancamnya. Karena itulah, setelah perang usai, dia bergegas menikah demi berbakti pada ibunya.

Seorang menteri senior sekaligus gurunya Xing Zhou, Menteri Meng, sontak membelanya. Lalu seusai pertemuan, dia mengundang Xing Zhou ke kediamannya.

Namun setibanya di kediaman Menteri Meng, mereka malah mendapati Bibi Li sudah menunggunya di sana dengan cemas karena tadi Mian Tang dijemput ke istana oleh orang-orangnya Permaisuri. Katanya, Mian Tang diundang ke acara perjamuan teh.

Yun'er datang paling akhir ke acara itu, memberi hormat pada Permaisuri dengan malas-malasan dan sontak kaget saat melihat Mian Tang ada di sana.

Saat yang lain penasaran dengan hubungan mereka, Mian Tang berbohong bahwa mereka kenalan lama yang sudah kayak saudara, hanya saja mereka sudah lama tidak saling bertemu. Dia pura-pura menyanjung Yun'er padahal kata-katanya mengandung sindiran halus.

Begitu minuman disajikan, Yun'er seorang yang agak sinis menyindir halus permaisuri karena menurutnya minumannya terlalu biasa dan bukan teh berkualitas tinggi. Namun Mian Tang dengan tulus memuji minuman buatan permaisuri tersebut, bahkan wanita lain pun setuju kalau minuman buatan permaisuri ini enak, otomatis menjadikan Yun'er jadi canggung sendiri.

Namun kemudian, seorang kasim sepertinya sengaja menumpahkan air ke bajunya Mian Tang. Dia langsung meminta Mian Tang untuk ganti baju, tapi Mian Tang sama sekali tidak mempermasalahkannya. 

Permaisuri mengenali kasim itu, dia kasimnya Kaisar yang tidak seharusnya ada di sini. Permaisuri langsung sadar apa maksud semua ini, makanya dia kemudian mendesak Mian Tang untuk ganti baju saja.

Mian Tang akhirnya menurut dan pergi, dan pastinya, dia bertemu Kaisar yang senang sekali bisa bertemu dengannya, dan langsung menanyakan apa sebenarnya alasan Mian Tang memilih Xing Zhou. Apakah karena Mian Tang menyukainya? Apakah dia memperlakukan Mian Tang dengan baik? Ataukah Mian Tang melakukannya karena terpaksa? Jika begitu, maka dia bisa membatalkan pernikahan mereka.

"Jika Zi Yu yang dulu, dia pasti akan turut bahagia untukku," jawab Mian Tang.

Sudah sore, tapi Mian Tang masih juga belum balik. Kebetulan tadi Kakaknya Xing Zhou juga hadir di acara perjamuan tadi. Hanya saja dia dan Mian Tang belum pernah bertemu, jadi tidak saling mengenali. Jadi Kakak hanya mengenalinya sebagai putri dari wilayah utama.

Namun kehadiran Mian Tang tadi cukup menarik kehadiran Kakak, makanya dia dengan santainya memberitahu Xing Zhou tentang kejadian tadi dan tentang pertemuan si putri dengan Kaisar.

Terang saja informasi ini membuat Xing Zhou jadi panik hingga dia langsung melesat kembali ke istana. Tapi dia tidak bisa sembarangan masuk, jadi terpaksa harus menunggu cukup lama di gerbang istana.

Saat Kasim akhirnya muncul, dia malah diberitahu bahwa Mian Tang sudah meninggalkan istana sejak lama. Namun jelas dia berbohong hanya untuk mengusirnya.

Permaisuri memanggil Kaisar dengan alasan untuk meminta pendapat Kaisar tentang pemilihan hadiah untuk Ibu Suri Agung. Namun jelas bukan itu yang mau dia bicarakan.

Dia menggunakan burung kepodang dalam sangkar untuk menyampaikan maksudnya, mengingatkan Kaisar bahwa sekarang Mian Tang sudah punya pasangan dan meminta Kaisar untuk melepaskan Mian Tang daripada melukai kedua orang itu dan pada akhirnya akan melukai Kaisar sendiri. Kaisar galau dan sedih mendengar itu, tapi pada akhirnya, dia memutuskan untuk melepaskan Mian Tang.

Tak lama kemudian, kasimnya Kaisar akhirnya keluar untuk membawa Xing Zhou masuk istana dan mempertemukannya dengan Mian Tang. Xing Zhou begitu lega melihatnya dan langsung memeluknya erat-erat.

Sebenarnya sejak awal mereka berdua sudah memperkirakan kejadian ini, makanya Mian Tang sejak awal meminta Xing Zhou untuk mempercayainya dan Kaisar. Dia tidak boleh sampai marah dan bertengkar dengan Kaisar karena itu adalah hal yang pastinya diinginkan oleh Raja Sui. Makanya Xing Zhou juga diam saja menunggu dengan sabar di depan gerbang istana. 

Kasim Kaisar datang tak lama kemudian untuk memberikan hadiah pernikahan dari Kaisar berupa sepasang gelas kaca, sekaligus untuk menjemput mereka berdua menghadap Kaisar karena ada hal penting yang mau Kaisar bicarakan.

Bukan mau membicarakan tentang hubungan mereka, melainkan membicarakan masalah negara dan Raja Sui. Kaisar mengakui kesetiaan Xing Zhou pada negara, karena itulah, dia membutuhkan kerja sama Xing Zhou untuk menangani kasus Raja Sui.

Mereka sudah berusaha menyelidiki semua orang di kediaman Raja Sui, tapi masih belum bisa mendapatkan identitas si Tuan Besar. Mian Tang jadi berpikir bahwa mungkin saja orang itu bukan orang kediaman Raja Sui.

Sedangkan Wen Ting He, mereka menjadikannya umpan untuk memancing orang-orangnya Raja Sui hingga akhirnya mereka berhasil menemukan sebuah tempat judi yang dijadikan tempat pertemuan orang-orang itu. Namun saat digerebek, orang-orang itu sudah menghilang, lalu besoknya, Wen Ting He ditemukan tewas.Mian Tang dan Xing Zhou langsung berpikir sama, si Tuan Besar ini kemungkinan adalah orang istana. 

Tapi kalau begitu, maka Kaisar hanya bisa mencurigai dua orang karena Kaisar hanya pernah membicarakan tentang si Tuan Besar pada kedua orang ini. Yaitu Menteri Meng yang merupakan gurunya Xing Zhou dan Bangsawan Qin yang merupakan Mertuanya Kakaknya Xing Zhou. Waduh! 

Kalau begitu, Xing Zhou pun memutuskan untuk pindah ke Kediaman Keluarga Qing saja supaya bisa lebih mudah melakukan penyelidikan. Kaisar kemudian memberikan sebuah pelat yang bisa Xing Zhou gunakan untuk memerintah orang-orangnya.

Xing Zhou dan Mian Tang disambut oleh Bangsawan Qing dengan ramah. Namun Kakaknya Xing Zhou jelas kaget saat mengetahui bahwa putri yang kemarin bertemu diam-diam dengan Kaisar ternyata adalah adik iparnya.

Makanya dia jadi tidak suka sama Mian Tang, mengira Mian Tang cuma ingin memanfaatkan Xing Zhou untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Xing Zhou tetap santai meyakinkan kakaknya bahwa kedua orang itu tidak ada hubungan apa pun sekarang, mereka memang memiliki masa lalu, tapi semua itu sudah berlalu.

Dia langsung beralih menanyakan kabar Kakak sendiri. Hmm, sepertinya ada yang aneh dari si Kakak. Dia memang mengklaim kalau dia baik-baik saja, tapi sepertinya ada yang dia sembunyikan.

Malam harinya, Xing Zhou membuka denah ibu kota sambil mendiskusikan isi surat yang baru saja dia terima dengan Mian Tang, surat yang menyuruhya untuk menyelidiki kedua tersangka lebih lanjut.

Namun karena banyak pelayan mondar-mandir memperhatikan mereka, jadi mereka pura-pura berdebat dengan lantang, padahal diam-diam mengomunikasikan masalah utama mereka melalui tulisan. Perdebatan mereka heboh banget sampai kayak beneran sampai-sampai Xing Zhou buru-buru membujuk Mian Tang.

Bersambung ke episode 38

Post a Comment

0 Comments