Sinopsis Are You the One Episode 35

Bing Lan dan Ibunya, seperti biasanya, menggunakan akal bulus mereka untuk membuat Ibu Ratu kasihan padanya supaya Ibu Ratu membujuk Mian Tang untuk membiarkan Bing Lan menjadi istri keduanya Xing Zhou dengan status yang setara dengan Mian Tang.

Ibu Ratu mengklaim bahwa sekarang reputasi Xing Zhou jadi gunjingan banyak orang karena dia terlalu dipengaruhi oleh Mian Tang. Mian Tang tegas menolak. Memiliki dua istri setara hanya dilakukan oleh pedagang yang selalu bepergian ke berbagai tempat. Istri yang pertama tinggal di selatan dan istri kedua tinggal di utara. Jadi tidak akan ada masalah. Namun jika dua istri dengan status setara tinggal dalam satu rumah, maka sudah pasti akan terjadi masalah.

Namun Ibu Ratu terus saja ngotot mendesaknya. Mian Tang jelas sangat kecewa padanya, namun keputusannya tidak akan pernah berubah dan langsung menyatakan bahwa dia akan meninggalkan kediaman ini hari ini.

Yang tidak disangka Ibu Ratu, Mian Tang benar-benar pergi, bahkan mengembalikan tusuk konde pusaka itu. Ibu Ratu jelas panik sekarang dan memerintahkan supaya masalah ini dirahasiakan dari Xing Zhou.

Dia langsung mengeluhkan Mian Tang pada Ibunya Zhao Quan, tapi untungnya Ibunya Zhao Quan lebih bisa berpikir rasional dan melihat apa yang tidak dia lihat.

Mian Tang itu tidak suka berpura-pura dan memperlakukan Ibu Ratu dengan tulus. Jika Ibu Ratu ingin menyelesaikan masalah ini dengan baik, maka dia juga harus memperlakukan Mian Tang dengan tulus. Dia yang membuat masalah, maka dia juga yang harus menyelesaikannya.

Kaisar memanggil Shi Yi Kuan untuk menuntutnya terkait bala bantuan yang masih belum dia kirimkan ke medan perang untuk membantu Xing Zhou. Namun Shi Yi Kuan terus saja berkelit kayak belut licin, mencari-cari segala macam alasan untuk pengiriman bala bantuan.

Tak lama kemudian, Xue Ji memanggil ayahnya dengan menyajikan kue Luming. Dia memberitahu Shi Yi Kuan bahwa kue ini adalah buatan kakak keempatnya. Tapi... Xue Ji mengaku bahwa dia menambahkan racun ganas ke dalam kue ini.

Jika Shi Yi Kuan terus bersikeras menolak memimpin pasukan untuk membantu Raja Huaiyang, maka dia akan memakan kue beracun ini. Akibatnya apa? Kakak keempatnya dan seluruh Keluarga Shi yang akan menanggung akibatnya. Ancamannya berhasil, tapi tentu saja membuat Shi Yi Kuan sangat murka sehingga dia melampiaskannya dengan menampik pot bunganya Xue Ji sampai pecah.

Baru setelah Shi Yi Kuan pergi, keberanian dan ketegaran Xue Ji runtuh hingga dia langsung menangis sembari memakan kue itu. Kue itu tidak beracun sebenarnya, dia hanya memanfaatkannya untuk mengancam Shi Yi Kuan.

Kaisar datang tepat saat kedua pelayannya Xue Ji hendak membuang pot bunga tersebut dan mendapati Xue Ji menangis sesenggukan sambil memakan kuenya. Dia tidak mengatakan apa pun dan hanya duduk menemaninya di sisinya.

Malam harinya, Kaisar mengutus kasimnya untuk mengirimkan titahnya ke Kediaman Shi. Demi menghormati Permaisuri, dia menganugerahkan penghargaan untuk semua wanita di Keluarga Shi, dan Ibu Suri Agung akan mencarikan dan memutuskan jodoh yang baik untuk para nona di Keluarga Shi.

Secara tidak langsung dia menegaskan pada mereka bahwa segala yang dimiliki Keluarga Shi sekarang diberikan oleh Xue Ji. Posisi Xue Ji sebagai permaisuri tidak akan tergantikan oleh siapa pun. Jika Xue Ji hidup sejahtera, maka seluruh Keluarga Shi juga akan hidup sejahtera. Setelah mendapatkan penghargaan ini, maka Shi Yi Kuan pun pergi ke medan perang.

Raja Sui jelas kesal begitu mendengar kabar kepergian Shi Yi Kuan ke medan perang untuk membantu Cui Xing Zhou. Karena itulah, dia langsung memerintahkan Yun'er untuk menyerang keluarganya Xing Zhou mumpung Xing Zhou sedang tidak ada untuk melindungi mereka dan menggunakan mereka untuk mengancam Xing Zhou.

Mian Tang mendapatkan kabar situasi perang dari mata-mata pengawal bayangan, termasuk informasi tentang banyaknya pedagang yang sekarang keluar-masuk Zhenzhou karena jalur perdagangan ke Dongzhou ditutup gara-gara perang. Ini membuat Mian Tang jadi curiga bahwa situasi ini dimanfaatkan penjahat untuk menyelinap masuk ke Zhenzhou. 

Makanya dia kemudian menemui Cui Xing Di untuk mendiskusikan masalah ini, lalu mereka berdua bergegas kembali ke Kediaman Raja Huaiyang untuk menjemput Ibu Ratu dan yang lain untuk meninggalkan kediaman ini dan bersembunyi di tempat lain untuk sementara waktu.

Eh, si Ibunya Bing Lan malah dengan angkuh dan sinisnya meremehkan Mian Tang dan ngotot mau tetap tinggal di sini, mengklaim kalau tempat ini lebih aman daripada tempat lain.

Mian Tang tetap sabar dan tenang mengingatkan semua orang bahwa mereka hanya para wanita yang sangat mudah dijadikan sasaran. Jika mereka sampai tertangkap, maka musuh akan menggunakan nyawa Ibu Ratu untuk memaksa Xing Zhou mundur.

Saat Ibu Ratu masih juga ragu-ragu, Mian Tang langsung berlutut memohon padanya. Dengan Xing Di juga memohon padanya untuk pergi dari kediaman ini, Ibu Ratu dan yang lain akhirnya mengalah dan pergi bersama Mian Tang.

Benar saja, malam harinya, pasukan musuh diam-diam menyelinap masuk ke Kediaman Raja Huaiyang untuk menculik Ibu Ratu, tapi malah diserang duluan oleh pasukan Raja Huaiyang yang dipimpin oleh Cui Xing Di.


Mian Tang membawa semua wanita bersembunyi di rumahnya di Kota Lingquan. Tak lama kemudian, mereka mendapat kabar baik ditangkapnya para penjahat yang menyerbu kediaman. Akan tetapi, para wanita tetap diminta untuk waspada karena mereka tidak tahu berapa jumlah pasti para penjahat yang masuk kota. Kemungkinan besar yang lain akan mencari keberadaan mereka.

Namun sudah pasti para penjahat itu tidak akan sampai ke sini dengan cepat, jadi untuk malam ini, mereka masih bisa tidur tenang di sini. Mian Tang juga sudah mengutus orang untuk berjaga di Jalan Utara.n Namun Ibunya Bing Lan terus saja sengaja cari masalah, mengeluhkan rumah bobrok ini, padahal Ibu Ratu saja sama sekali tidak mengeluh.

Tengah malam, Ibu Ratu terbangun karena kelaparan dan mendapati Mian Tang tidur di bangku. Dia masih agak canggung dengan Mian Tang, tapi Mian Tang tetap hormat padanya. Dia memasakkan makanan tengah malam untuk Ibu Ratu dan meyakinkannya untuk tidak terlalu mencemaskan Xing Zhou. 

Fakta bahwa para penjahat itu mau menculik keluarganya Xing Zhou untuk mengancamnya, jelas menunjukkan bahwa mereka sebenarnya gelisah dan merasa tidak ada peluang untuk menang. Ucapannya berhasil membuat Ibu Ratu jadi tenang.

Namun Bing Lan dan ibunya malah lagi-lagi cari perkara, dengan angkuhnya memerintahkan dan memaksa Mian Tang untuk membuatkan mereka dua mangkok mie seolah dia pelayan yang wajib melayani mereka, mengklaim bahwa mereka tidak seharusnya tidak terlibat dalam perkara ini karena mereka bukan keluarganya Raja Huaiyang tapi malah ikutan terlibat gara-gara Mian Tang, makanya Mian Tang harus menuruti mereka.

Namun dia tidak sadar bahwa Ibu Ratu mendengar ucapannya. Jelas saja Ibu Ratu kesal mengizinkan mereka untuk pergi saja kalau mereka mau. Kesal, Ibunya Bing Lan langsung menyeret Bing Lan pergi bersamanya saat itu juga.

Karena para penjahat kemungkinan akan segera menemukan mereka di Kota Lingquan, jadi Cui Xing Di menyuruh para wanita untuk pergi menyembunyikan diri di tempat lain dulu.

Keesokan harinya, para penjahat menerobos masuk ke rumahnya Mian Tang tapi malah mendapati tempat itu sudah kosong karena Mian Tang sudah membawa Ibu Ratu dan yang lain pergi ke kedai tembikarnya Mian Tang yang berada di gunung. 

Situasi ini akhirnya membuka mata Ibu Ratu untuk melihat dengan jelas siapa yang benar-benar peduli padanya dan keluarganya, dan membuatnya jadi merasa bersalah pada Mian Tang.


Karena bala bantuan masih juga belum datang, maka selama beberapa hari ini, Xing Zhou membawa pasukannya mundur ke Gunung Li dulu, bersiasat untuk membuat pihak musuh merasa bahwa mereka sudah sangat terdesak sehingga cuma bisa bersembunyi, padahal tujuannya supaya pihak musuh merasa sudah menang yang pada akhirnya akan membuat pihak musuh melonggarkan penjagaan mereka.

Rencananya berjalan sesuai perkiraannya, dan saat akhirnya kesempatan itu tiba, Xing Zhou pun langsung memimpin pasukannya untuk menyerang musuh di tengah malam saat pasukan musuh dan pemimpinnya masih terlelap dalam tidur mereka.

Dan saat inilah Pasukannya Shi Yi Kuan baru bergerak supaya mereka juga bisa ikutan mengklaim kemenangan ini. Halah! Dan pastinya, Raja Sui jadi makin kesal dengan kegagalan ini.

Tengah malam saat menemani Ibu Ratu tidur, tiba-tiba ada bayangan pria di luar jendela. Waduh! Mencurigakan. Mian Tang pun langsung keluar dengan waspada. Ibu Ratu yang mencemaskan menantunya, sontak nekat keluar sambil mengayunkan tongkat pada siapa pun yang ada di luar kamarnya.

Namun yang tak disangkanya, ternyata orang itu Xing Zhou yang akhirnya pulang dan untungnya Xing Zhou sigap menghindari pukulan tongkat ibunya. Ibu Ratu pun senang melihat putranya dengan selamat.

Kaisar sebenarnya mengirim orang untuk mencari keberadaan Mian Tang untuk menyelamatkan dan mengamankannya, tapi karena para anak buahnya tidak ada yang bisa menemukan persembunyian Mian Tang, jadilah mereka terlambat dari Xing Zhou.

Pastinya Kaisar kesal, dan lebih kesal lagi saat mendengar bahwa orang-orang yang menarget Mian Tang adalah anak buahnya Raja Sui dan Yun'er. Maka kemudian, dia langsung mengeluarkan perintah untuk memanggil Xing Zhou ke ibu kota untuk melapor dan diberi penghargaan.

Sekarang setelah Xing Zhou pulang dengan selamat, Ibunya Bing Lan langsung berakting mewek heboh bin dramatis lagi, mengklaim bahwa Bing Lan sangat mengkhawatirkan Xing Zhou sampai jadi hampir gila. Jadi karena ini terjadi gara-gara Xing Zhou, makanya Ibunya Bing Lan menuntut supaya Xing Zhou menikahi Bing Lan. (Ada masalah, mereka kabur. Masalah selesai, mereka balik dengan tidak tahu malu)

Xing Zhou ngotot menolak. Pantang menyerah, Ibunya Bing Lan langsung mendorong Bing Lan untuk bersujud dan memohon pada Mian Tang, bahkan mengancam akan bunuh diri.

Namun Xing Zhou benar-benar sudah tidak tahan lagi dengan caranya yang terus mengancam untuk mati dan langsung balas menantang Ibunya Bing Lan untuk mati saja, akan dia siapkan dua peti mati untuk mereka berdua.

Kehisterisannya yang benar-benar sudah kelewat batas akhirnya membuat Bing Lan mulai sadar dan langsung menghardik ibunya untuk menghentikan semua ini sampai di ini dan langsung lari keluar. Namun Ibunya Bing Lan benar-benar sudah gila dan terus saja mengklaim kalau Bing Lan sudah sangat putus asa dan mau bunuh diri.

Bahkan kali ini pun Ibu Ratu sudah tidak bisa lagi menoleransi kegilaan adiknya itu dan langsung mengusir semua orang. Dia mau bicara empat mata dengan Ibunya Bing Lan.

Bersambung ke episode 36

Post a Comment

0 Comments