Feng Yue kesal banget sama Yin Ge Zhi yang lagi-lagi menyabotase rencananya. Namun dia tidak tahu pergolakan batin Yin Ge Zhi yang sebenarnya melakukan ini untuk menyelamatkannya.
Ah! Jadi sebenarnya, Yin Ge Zhi menjauhkan Feng Yue dari Putra Mahkota itu bukan karena dia khawatir Feng Yue menyakiti Putra Mahkota.
Justru sebaliknya, dia khawatir Putra Mahkota yang akan menyakiti Feng Yue dan memanfaatkannya, yang ujung-ujungnya mungkin akan melibatkan dirinya.
Walaupun penampilan dan sikap Putra Mahkota tampak seperti seorang gentleman, tapi sebenarnya dia licik dan sangat pintar berakting.
Feng Yue kesakitan dipaksa berkuda seperti ini, apalagi Yin Ge Zhi benar-benar tak berperasaan, ngebut memacu kudanya dengan kasar.
Awalnya Yin Ge Zhi bahkan mengabaikan saran Putra Mahkota yang menyarankannya untuk memindahkan Feng Yue ke kereta kudanya karena Feng Yue jelas-jelas sudah loyo.
Namun untungnya saat akhirnya dia benar-benar memperhatikan kondisi Feng Yue, Yin Ge Zhi akhirnya mulai memperlambat laju kudanya.
Pangeran berdarah dingin yang biasanya tak punya belas kasihan terhadap musuhnya, namun sekarang saat melihat wanita yang di depannya yang sudah lemas dan pucat ini, dia akhirnya merasakan belas kasihan sehingga dia langsung membopong Feng Yue turun dari kudanya dan memasukkannya ke kereta kudanya Putra Mahkota.
Dan begitu aman di dalam kereta kuda, Feng Yue langsung melempar tatapan dan senyuman menggoda pada Putra Mahkota yang jelas saja membuat Yin Ge Zhi mendengus sinis.
Namun saat Feng Yue melirik Yin Ge Zhi, dia seketika terpesona menatap sosoknya yang begitu menawan. Ya, walaupun temperamennya nyebelin, tapi tak bisa dipungkiri wajahnya sangat tampan. Wajah yang telah membuat banyak gadis jadi kayak orang bego yang rela melemparkan diri mereka ke dalam pelukannya.
Mereka tidak sadar bahwa Putra Mahkota juga sedang memperhatikan mereka berdua dan memang dilihat dari pemikirannya, dia tidak bodoh.
Feng Yue ini benar-benar sangat cantik dan riasan tebalnya semakin mempertegas kecantikannya. Hanya saja, Putra Mahkota memperhatikan bahwa Feng Yue ini sepertinya bukan wanita penghibur biasa.
Yang paling menarik perhatiannya adalah dinamika hubungan kedua orang ini. Dia memperhatikan bagaimana cara Feng Yue menatap Yin Ge Zhi, seperti pencampuran rasa cinta sekaligus benci.
Dan yang lebih aneh, saat dia dan Feng Yue berada di ranjang tadi, dia juga memperhatikan Feng Yue menatapnya dengan cara yang hampir sama seperti ini. Karena inilah, Putra Mahkota jadi sangat tertarik ingin mengetahui lebih banyak tentang Feng Yue.
Begitu sampai di tempat tujuan, Putra Mahkota dengan sikap gentleman-nya, mengulurkan tangannya untuk membantu Feng Yue turun dari kereta kuda dan pastinya membuat Feng Yue merasa tersanjung mendapat perlakuan istimewa ini.
Namun kemudian dia melihat Yin Ge Zhi menatap mereka setajam golok, jadi dia langsung saja melepaskan diri dari Putra Mahkota dan bergegas berdiri di samping Yin Ge Zhi.
Para kandidat sudah berkumpul. Yin Ge Zhi langsung menuju paviliun di lantai tiga dan bertemu dengan Jenderal Song. Di tempat ini, dia bisa melihat keseluruhan lapangan di bawah, termasuk melihat Feng Yue dan Putra Mahkota yang lagi saling flirting.
Sikap Putra Mahkota yang sangat ramah dan lemah lembut benar-benar membuat Feng Yue tersentuh, bahkan membuatnya merasa bersalah karena punya niat licik untuk menggoda Putra Mahkota.
Mereka bahkan hampir saja berciuman, tapi mendadak ada pedang terbang memisahkan bibir mereka yang hampir menyatu. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Yin Ge Zhi. Seluruh lapangan sontak menjadi sunyi karena ketakutan gara-gara itu.
Namun Feng Yue dengan cepat berkedip dan dengan muka sok polos menunjuk ke Putra Mahkota seolah membela diri bahwa dia tidak bersalah, Putra Mahkota yang maju duluan.
Yin Ge Zhi dengan cepat beralih ke masalah utama dan tiba-tiba saja dia mengumumkan "Mulai!"
Pfft! Dia bahkan tidak menetapkan aturan main dan langsung saja menyuruh para kandidat bertarung satu sama lain.
Untungnya Putra Mahkota memahami pemikirannya dan langsung menegaskan maksud Yin Ge Zhi adalah menyuruh mereka unjuk kemampuan bela diri mereka. Pemenangnya bisa jadi muridnya Yin Ge Zhi.
Untuk menghindari kejadian pedang terbang lagi, Feng Yue buru-buru naik ke paviliun dan duduk di belakang Yin Ge Zhi.
Sebelumnya Feng Yue tidak terlalu memperhatikan, tapi ternyata kandidatnya cukup banyak, baik lelaki maupun wanita.
Dia tidak menyangka kalau Negara Wu juga mengizinkan adanya prajurit wanita.
Suasana dengan cepat berubah jadi seru menyaksikan pertarungan antar para kandidat. Bahkan Feng Yue langsung heboh menyoraki dua pria yang tampak paling unggul di antara yang lain, dan tampaknya Yin Ge Zhi juga paling tertarik pada kedua pria itu.
Apakah para wanita juga harus bertarung dengan para pria?... Iya! Yin Ge Zhi benar-benar tidak pandang bulu karena saat perang, mereka tidak akan melihat cowok-cewek. Kalau mereka tidak berani, maka sebaiknya mereka mundur.
Feng Yue jadi curiga kalau para gadis ini tidak benar-benar mau jadi prajurit perang, mungkin mereka cuma mau jadi muridnya Yin Ge Zhi, supaya bisa dekat dengannya dan merayunya. Trik kuno! Mereka mengharap apa? Yin Ge Zhi bakalan bersikap lebih lunak dan lembut pada mereka? Mimpi!
Namun kemudian Yin Ge Zhi mendadak punya ide lain untuk menangani para putri bangsawan ini. Lomba siapa yang paling cantik. Dia menunjuk Feng Yue, mengklaim kalau Feng Yue mukanya biasa-biasa saja, jadi siapa saja yang kecantikannya bisa mengalahkan Feng Yue, maka dia akan merekrutnya jadi murid.
Pfft! Jadi ini tujuan Yin Ge Zhi membawa Feng Yue kemari. Rencananya sukses membuat para putri bangsawan itu canggung begitu mereka melihat betapa cantiknya Feng Yue.
Beberapa dari mereka akhirnya pergi, tapi ada juga beberapa yang masih belum mau menyerah dan memutuskan bertarung melawan para pria.
Ada satu wanita yang tampak paling jago bertarung. Namun Feng Yue tak setuju dan refleks mengomentari kekurangan wanita itu. Komentarnya jelas membuat orang lain tak senang dan langsung menantangnya unjuk kebolehan. Sontak saja Feng Yue buru-buru minta maaf atas komentarnya, dia tidak bisa bela diri.
Jenderal Song jadi ingat bahwa dulu Negara Wei pernah memiliki seorang jenderal wanita yang hebat.
Yin Ge Zhi sontak terdiam mendengarnya. Dia tahu Jenderal Guan memiliki putri bernama Guan Qing Yue yang menjadi salah satu Jenderal wanita terhebat di kemiliteran Negara Wei.
Sayangnya dia tidak pernah bertemu dengannya karena mereka tidak pernah berjodoh berperang di peperangan yang sama. Dan sekarang dia mengira kalau dia tidak akan pernah bertemu dengan wanita itu karena dia mengira tidak ada satupun anggota Keluarga Guan yang selamat.
Tersadar dari lamunannya, Yin Ge Zhi melihat kandidat wanita dikalahkan. Namun Yin Ge Zhi sengaja pura-pura tidak melihat, malah tanya ke Putra Mahkota tentang siapa pemenangnya.
Putra Mahkota santai saja menyatakan dua pemenangnya adalah An Shi Chong dan Xu Huai Zu. Oke, kalau begitu, Yin Ge Zhi setuju bahwa hanya dua orang ini pemenangnya.
Setelah itu Yin Ge Zhi langsung menyeret Feng Yue pergi bersamanya tanpa menyadari Putra Mahkota yang terus menatap mereka dengan senyum geli karena ini pertama kalinya dia melihat Yin Ge Zhi tampak penuh emosi, padahal dia biasanya kayak batu, dan itu semua gara-gara Feng Yue. Menarik sekali!
Dia langsung mengantarkan Feng Yue balik ke Menara Menghui dan mengonfrontasinya tentang ketertarikan Putra Mahkota terhadapnya, tapi Feng Yue malah senang.
Jelas saja Yin Ge Zhi kesal dan cemburu, katanya Feng Yue mengaguminya selama bertahun-tahun, tapi sekarang dengan mudahnya dia mau berpaling ke pria lain.
Feng Yue santai mengingatkan bahwa jika Yin Ge Zhi tidak akan menebusnya apalagi menikahinya, maka wajar dong kalau dia mencoba peruntungannya ke pria lain. Siapa tahu dia bisa menaikkan statusnya.
Yin Geng Zhi sontak termenung galau memikirkan kebenaran ucapan Feng Yue. Bagaimanapun, dia memang tidak akan menebus apalagi menikahi seorang wanita penghibur rendahan. Wanita semacam ini cuma mainan pria, tidak mungkin para pria bangsawan akan cukup bodoh untuk menikahi wanita semacam dia.
Kalau para wanita penghibur cukup beruntung, mereka bisa bertemu dengan pedagang kaya yang mau sama mereka. Tapi yang kurang beruntung, maka akan mati kesepian di gang gelap. Karena itulah, bahkan sekalipun Feng Yue bisa merayu Putra Mahkota, tidak mungkin juga Putra Mahkota akan menikahinya.
Feng Yue tahu itu, dia tidak berharap setinggi itu juga kok. Putra Mahkota itu lembut dan penuh perhatian, jadi bisa berada di sisinya saja itu sudah cukup.
"Jadi menurutmu aku tidak lembut dan tidak penuh perhatian?" Tanya Yin Ge Zhi sinis.
Ya iyalah, dia kan brutal dan sadis, tapi tidak mungkin Feng Yue mengucap ini. Jadi dengan lihainya dia mulai merayu Yin Ge Zhi lagi.
Sebenarnya saat menatap wajah Feng Yue, Yin Ge Zhi merasa dia familier, tapi dia sama sekali tidak bisa ingat di mana pernah melihatnya. Tapi dia juga yakin kalau dia tidak pernah bertemu dengan wanita bermuka rubah betina kayak dia.
Tengah malam saat Feng Yue tertidur, Yin Ge Zhi berbaik hati mau membalut ulang perban luka tangannya Feng Yue.
Di balik perbannya, Yin Ge Zhi mendapati Feng Yue masih memakai pita merahnya di pergelangan tangannya yang sontak membuatnya sinis, mengira Feng Yue masih saja berniat merayu pria walaupun tangannya terluka.
Namun saat dia hendak membuka pita merah itu, Feng Yue mendadak bangun dan langsung berteriak histeris menghentikannya.
Sebenarnya Feng Yue barusan bermimpi buruk yang ada hubungannya dengan pergelangan tangannya. Makanya dia bangun dengan histeris.
Pergelangan tangannya yang dia tutupi pita merah itu sebenarnya menyimpan masa lalunya yang kelam, saat dia dipenjara di penjara Negara Wei, seseorang memotong urat tangannya yang pada akhirnya membuatnya kehilangan kemampuan bela dirinya.
Bingung tapi juga khawatir melihat reaksi kepanikan Feng Yue, Yin Ge Zhi akhirnya urung membuka pita merah itu dan cuma mengganti perbannya, lalu sebelum tidur dia memperingatkan Feng Yue untuk tidak mengganggunya besok karena dia ada acara.
Feng Yue menatapnya dengan penuh dendam. Yin Ge Zhi berdosa atas nyawa seluruh keluarga Guan. Jadi berhubung sekarang Yin Ge Zhi sendiri yang datang padanya, jadi dia tidak akan takut untuk menggunakannya sebagai jalan untuk mencapai tujuannya.
Keesokan harinya setelah Yin Ge Zhi pergi, Feng Yue menyuruh pelayannya yang masih muda dan polos, Ling Shu, untuk membelikannya kue kacang hijau di sebuah toko di Jalan Xiangyu.
Dia menekankan bahwa kuenya harus dibeli di sana, bukan di toko lain, dengan alasan bahwa dia lebih suka dengan rasa kue kacang hijau di sana.
Ling Shu menurut saja dengan patuh, tanpa curiga sama sekali kalau nonanya dan pedagang kue kacang hijau ini sepertinya sedang bertukar pesan rahasia melalui dia tapi entah dengan cara bagaimana karena Ling Shu bahkan tidak tahu apa-apa.
Bersambung...
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam