Sinopsis Are You the One Episode 33

Begitu Keluarga Lian pulang, Tuan Lian sontak menampar istrinya dengan penuh amarah karena perbuatannya tadi benar-benar mempermalukan dan menghancurkan reputasi Keluarga Lian.

Gara-gara ulahnya tadi, Xing Zhou memanggilnya hanya untuk memarahinya. Xing Zhou tahu kalau para wanita tadi adalah orang-orang sewaannya Ibunya Bing Lan, makanya Xing Zhou memperingatkannya bahwa kedua keluarga mereka tidak ada hubungan pernikahan, jadi kalau lain kali mereka datang mencarinya lagi tanpa ada keperluan penting, maka dia pasti akan menghancurkan masa depan Keluarga Lian dan mengusir Keluarga Lian dari Zhenzhou.

Walaupun masih belum sepenuhnya menerima Mian Tang, tapi Ibu Ratu rela menerimanya, setidaknya, demi putranya. Karena sudah datang, jadi Ibu Ratu menyuruh Mian Tang untuk tinggal di kediaman Raja Huaiyang saja mulai sekarang karena jika balik ke Lingquan, takutnya hanya akan merusak reputasi Kediaman Raja Huaiyang.

Karena itulah, Ibu Ratu kemudian memanggil Bibi Wang, seorang bibi senior di istana yang telah mendidik banyak putri bangsawan sebelumnya untuk mendidik Mian Tang. 

Namun tak lama kemudian, titah Kaisar datang untuk memerintahkan Xing Zhou pergi berperang melawan pemberontak Raja Lu. Ibu Ratu hampir pingsan saat mendengar kabar itu, dia jelas tidak mau putranya berada dalam bahaya lagi, tapi Xing Zhou tetap harus pergi melaksanakan perintah atau dia akan dihukum sebagai pemberontak juga.

Namun dia menyadari bahwa perang kali ini lebih berbahaya daripada yang sebelumnya. Karena itulah, selama dia pergi nanti, dia menyerahkan Kediaman Raja Huaiyang ini ke dalam penjagaan Cui Xing Di. 

Jadi kalau dia mati di medan perang nanti, maka Cui Xing Di yang akan menggantikannya menjadi Raja Huaiyang. Biarpun Cui Xing Di cacat, tapi dia kakak yang adil dan baik hati. Karena itulah Xing Zhou mempercayainya. Tersentuh, Cui Xing Di setuju untuk mewakili Xing Zhou menjaga Kediaman Raja Huaiyang, tapi Xing Zhou harus pulang dengan selamat.

Keesokan harinya, Xing Zhou ganti mendatangi ibunya dan berusaha membujuknya untuk memberikan pusaka Keluarga Cui yang ada pada kotak perhiasan itu pada Mian Tang sekarang. Toh pusaka itu memang harus diberikan pada Ratu Huaiyang, jadi sekalian saja diberikan sekarang. Dia dan Mian Tang kan sudah menandatangani surat pernikahan, tidak perlu menunggu upacara pernikahan.

Ibu Ratu ngotot menolak, bersikeras untuk memberikan pusaka ini setelah upacara pernikahan sesuai adat.
Oh, begitu? Baiklah, kalau begitu, Xing Zhou mau tinggal selama beberapa hari lagi hanya untuk menyelesaikan upacara pernikahan, dia hanya bisa pergi berperang dengan tenang setelah pusaka itu diberikan pada Mian Tang.

Tapiiiii.... kalau dia tinggal lebih lama, maka dia bakalan dituduh melawan perintah dan menunda tugas kekaisaran. Ah, tidak apa-apa lah, biar dia menanggungnya sendiri. Pfft! Aktingnya sukses membuat Ibu Ratu ketakutan akan nyawanya hingga akhirnya Ibu Ratu setuju juga untuk memberikan pusaka keluarga ini ke Mian Tang.

Xing Zhou kemudian mendatangi Mian Tang yang baru selesai belajar tata krama dengan Bibi Wang. Mian Tang sudah antusias saja mau ikut ke garis depan lagi, tapi kali ini Xing Zhou melarangnya ikut.

Mian Tang mengerti, dilihat dari situasinya, perang kali ini memang jauh lebih berbahaya daripada yang sebelumnya. Xing Zhou menginginkannya tetap di sini untuk mewakilinya dengan status Ratu Huaiyang untuk melindungi Zhenzhou.

Betul sekali, akan tetapi, Xing Zhou mengingatkan bahwa selama Mian Tang mewakilinya melindungi Zhenzhou, Mian Tang juga harus tetap menjaga dirinya sendiri juga.

Urusan rumah sudah beres, Xing Zhou akhirnya bisa pergi membawa pasukannya ke medan perang dengan Mian Tang yang mengantarkannya dari kejauhan.

Setelah itu, Ibu Ratu memanggil Mian Tang ke aula leluhur dan langsung menyuruhnya berlutut. Mian Tang langsung menurut tanpa menanyakan apa pun alasannya, karena bagaimanapun, Ibu Ratu kan akan menjadi ibunya juga, jadi dia harus menurut.

Ibu Ratu senang mendengar jawabannya. Sesuai janjinya, dia hari ini memanggil Mian Tang untuk memberinya pusaka Keluarga Huaiyang yang berupa tusuk konde mutiara.

Hanya para Ratu Huaiyang yang pernah memakai tusuk konde mutiara ini. Memberikan pusaka ini ke Mian Tang artinya Ibu Ratu mengakui dan menerima Mian Tang sebagai menantu dan calon Ratu Huaiyang.

Tusuk konde mutiara itu bentuknya biasa banget sebenarnya, namun yang membuatnya istimewa adalah mutiaranya bisa menyala dalam gelap. Itulah mengapa tusuk konde mutiara ini bisa menjadi pusaka keluarga.

Bing Lan dan ibunya dengan cepat mendapatkan kabar ini dari Bibi Wang yang ternyata mata-matanya mereka, dan tentu saja kabar ini membuat Ibunya Bing Lan jadi semakin benci pada Mian Tang. Hmm, entah rencana apa lagi yang akan dia jalankan pada Mian Tang nantinya.

Shi Yi Kuan benar-benar semakin tamak sekarang. Dengan sengaja dia menuntun Kaisar untuk memperhatikan putrinya yang lain, Xue Lu, kakak tirinya Xue Ji.  Jelas mengharapkan Kaisar juga akan tertarik padanya dan menjadikannya selir, dan pastinya Kaisar tahu betul apa maunya, tapi dia diam saja untuk saat ini.

Setelah unjuk diri di hadapan Kaisar, Xue Lu kemudian datang ke istana harem untuk tinggal di sana dengan alasan merindukan Xue Ji, lalu dengan kepedean tingkat dewa mengklaim bahwa dia bisa tinggal di sini sampai kapan pun, secara tak langsung mengisyaratkan pada Xue Ji bahwa dia pasti akan tinggal di istana harem ini selamanya.

He Zhen kembali ke Zhenzhou dan langsung mendatangi Mian Tang untuk menunjukkan hasil tembikar terbarunya. Mian Tang langsung bisa menebak kalau He Zhen pasti berniat mengikuti seleksi upeti kekaisaran. Para pengrajin di Lingquan juga belakangan sibuk menyiapkan hal ini.

He Zhen mengakuinya, tapi tujuan utamanya bukan untuk bersaing dengan yang lain, melainkan hanya demi mendapatkan pengakuan ayahnya. Mian Tang merasa bahwa Keluarga He mungkin kalah mengingat Kaisar tidak menyukai tembikar Lingquan yang biasanya terlalu mewah, jadi pasti akan ada perubahan pada peraturan upeti.

Mendengar itu, He Zhen tanpa ragu menyatakan akan menyerahkan hasil tembikarnya ini untuk membantu keluarganya. Bagaimanapun, mereka adalah keluarga, dia tidak boleh bersaing dengan mereka saat berada dalam situasi sulit.

"Kau bersedia melupakan segalanya untuk membantu keluargamu. Bahkan aku pun terharu melihatnya. Namun, apa keluargamu akan mengingat kebaikanmu? Dulu, mereka menganggap pengorbananmu adalah hal yang wajar. Mereka meremehkanmu karena kau seorang wanita. Jika mereka bisa berubah kali ini, itu juga bisa menjadi hal yang baik. Namun, jika keluargamu tidak berubah dan malah makin keterlaluan, kuharap kau bisa lebih memikirkan dirimu sendiri. Sampai kapan pun juga, sebagai seorang wanita, segala yang kau miliki adalah modalmu untuk bertahan hidup."

Sesuai perkiraan Mian Tang, Tuan Jiang yang datang ke Lingquan untuk mewakili Menteri Kekaisaran memilih upeti, dengan berat hati memberitahu asosiasi perdagangan bahwa tembikar mereka sepertinya tidak akan terpilih untuk seleksi upeti kekaisaran tahun ini.

Kaisar baru mereka tidak suka kemewahan dan lebih menyukai sesuatu yang sederhana, makanya upeti kekaisaran tahun ini pun tidak boleh terlalu mewah.

Saat inilah, He Zhen muncul untuk mempersembahkan tembikar hasil buatannya sendiri. Begitu melihatnya, Tuan Jiang langsung suka karena tembikar buatan He Zhen ini sesuai sekali dengan kemauan Kaisar.

Keesokan harinya, Tuan Muda He mendadak mencari Zhao Quan hanya untuk menjilatnya dan mengadukan adiknya. Dia sama sekali tidak tahu bahwa He Zhen selama kabur dari rumah, selalu bersama Zhao Quan, dan tidak tahu pula bahwa He Zhen pulang ke Zhenzhou bersama Zhao Quan.

Makanya dia mengira bahwa Zhao Quan marah terhadap keluarga mereka gara-gara ulah adiknya yang kabur dari pernikahan mereka. Makanya dia datang hari ini untuk melaporkan kembalinya adiknya sembari mengeluh panjang lebar tentangnya dengan harapan bahwa Zhao Quan akan marah pada He Zhen dan menghukumnya, soalnya dia kesal gara-gara He Zhen banyak mendapatkan pujian berkat tembikar buatannya.

Zhao Quan mengikuti permainannya dengan pura-pura marah, padahal begitu mereka tiba di Kediaman Keluarga He, Zhao Quan langsung berbalik menyerang Tuan Muda He dan membela He Zhen, bahkan memuji-muji He Zhen setinggi langit.

Jelas saja dia tidak senang dengan cara Keluarga He memperlakukan He Zhen. Di satu sisi, mereka mengambil tembikar buatannya untuk seleksi upeti kekaisaran, tapi di sisi lain, mereka juga meremehkannya. Mereka bahkan menggunakan pernikahan untuk memperalat He Zhen. Mereka benar-benar sudah banyak melakukan kesalahan pada He Zhen.

He Zhen benar-benar terharu, bahkan saat kemudian mereka bertemu dengan Ibunya Zhao Quan, tiba-tiba saja He Zhen memperkenalkan dirinya sebagai orang yang menyukai Zhao Quan. Pfft! Bahkan Zhao Quan pun kaget mendengar ucapannya.

He Zhen pikir kalau Ibunya Zhao Quan tidak akan menyukainya atau bahkan marah padanya karena kabur dari pernikahan, apalagi Ibu bahkan memberinya beberapa lembar uang yang dia kira sebagai sogokan supaya dia menjauhi Zhao Quan.


Namun yang tak disangkanya, Ibunya He Zhen justru langsung menyetujui hubungan mereka, dan uang ini diberikan padanya supaya dia segera menyiapkan mas kawin.

Zhao Quan sudah menceritakan segalanya padanya, makanya dia sama sekali tidak marah dengan kaburnya He Zhen, malah dia merasa bahwa He Zhen memang harus kabur dari keluarga semacam itu.

Ibunya Zhao Quan bahkan dengan senang hati akan membantu apa pun yang He Zhen butuhkan dalam masalah seleksi upeti kekaisaran ini. Aww, baik sekali dia. He Zhen sungguh terharu mendengar ketulusannya.

Akan tetapi, terkait seleksi upeti kekaisaran, He Zhen ingin melakukannya dengan usahanya sendiri, alih-alih terus menerus mengandalkan orang lain. Hanya dengan cara inilah dia bisa mandiri. Ibunya Zhao Quan setuju dan jadi semakin suka sama He Zhen.

Berhubung hubungan mereka sekarang sudah mulai jelas, Zhao Quan dan He Zhen sekarang mulai flirting. Zhao Quan memberitahu He Zhen bahwa mereka akan melamar setelah seleksi upeti selesai.
"Memangnya aku setuju?" goda He Zhen.

"Kau harus setuju, jika tidak..."

"Jika tidak, kau mau belajar dari Raja Huaiyang, pergi berperang lalu menceraikan istri?"

"Bagaimana kau bisa tahu apa yang mau aku katakan?"

"Kau mau mengambil barang-barangmu, keluar dari kediaman untuk bergantung padaku. Aku tidak memberimu upah, jadi kau ingin aku menikah denganmu."

"Aku tidak pernah memikirkan ini, tapi bagus juga idemu ini."

Setiap hari Xing Zhao mengirim surat cinta untuk sang istri tercinta. Tapi surat hari ini malah tak sengaja terselip di antara dokumen yang seharusnya diperuntukkan untuk para panglimanya.

Saat Wakil Jenderal menemukan surat itu, dia mengira kalau itu adalah surat sangat rahasia, tapi kok kata pertamanya 'Sayangku'? Ini semacam kode rahasia kah?

Untungnya dia belum sempat membaca semuanya karena Xing Zhou cepat datang untuk mengambil kembali suratnya sembari menutupi rasa malunya dengan ngomel-ngomel memarahi Wakil Jenderal, bersikap seolah surat itu memang surat rahasia yang tidak seharusnya dibaca di hadapan banyak orang. 

Seiring berjalannya waktu, Ibu Ratu semakin lama jadi semakin suka pada Mian Tang. Bahkan hari ini dia datang dengan membawa banyak sekali pakaian dan aksesoris mewah untuk Mian Tang coba. Dia seperti seorang ibu yang sedang antusias ingin mendandani putrinya dengan segala macam baju-baju dan aksesoris-aksesoris cantik.

Soalnya beberapa lagi adalah ultahnya Nyonya Tua Adipati Zhennan, jadi seluruh keluarga bangsawan di Zhenzhou akan diundang.

Mian Tang menurut dengan patuh, dan jadilah dia mencoba semua baju yang dibawa untuknya, dan Ibu Ratu sangat puas melihat semua hasilnya karena semuanya cocok untuk Mian Tang. Dia benar-benar tampak sangat cantik dan anggun mengenakan semua pakaian itu.

Setelah beberapa baju, Mian Tang sebenarnya sudah capek dan kepanasan, tapi dia tetap bertahan dan bersabar demi menyenangkan Ibu Ratu. Bahkan setelah mencoba semua baju, dia masih harus mencoba semua aksesoris. Hadeh! Kapan selesainya? Namun Mian Tang sama sekali tak mengeluh dan tetap menunjukkan senyum manisnya pada Ibu Ratu.

Bersambung ke episode 34

Post a Comment

0 Comments