Negara Yan dan Negara Xiyan di Dataran
Tengah berperang selama bertahun-tahun. Setelah merebut kembali
Qingzhou, kota Negara Yan yang sempat dirampas, pasukan Weibei malah
memberi perintah untuk membakar dan membantai kota.
Mei
Lin sedang tidur nyenyak saat tiba-tiba dia dibangunkan paksa oleh
ayahnya dan langsung kaget mendapati mereka sedang dikepung api.
Seluruh
desa mereka dibakar, semua orang berhamburan dengan panik. Jalan keluar
tertutup api sehingga Ayah harus menyelamatkan nyawa Mei Lin dengan
cara menurunkannya pakai tali.
Namun dalam usahanya menyelamatkan Mei
Lin, Ayah kejatuhan kayu berapi. Namun Ayah tetap bertahan sekuat
tenaga hingga Mei Lin sampai bawah dengan selamat. Dengan kekuatan
terakhirnya, ia berteriak menyuruh Mei Lin untuk terus bertahan hidup
sebelum kemudian ia menyerah dan tewas di dalam api, meninggalkan Mei
Lin yang hanya bisa menangis pilu meratapi kepergiannya.
Namun
kemudian, Mei Lin tak sengaja melihat seseorang mencurigakan yang
ternyata adalah pelaku pembakaran. Dalam usahanya untuk menghentikan
orang itu, Mei Lin tak sengaja menarik lencana orang itu.
Itu adalah
lencana pasukan Weibei milik Murong Jing He. Jelas saja Mei Li jadi
meyakini bahwa pelaku yang membakar seluruh kota adalah Murong Jing He.
Dia begitu murka dan dendam kesumat hingga dia meneriakkan sumpah untuk
membalaskan dendam pada orang itu.
Sejak kejadian itu, Mei Lin
bergabung ke grup Anchang dan berlatih menjadi pembunuh, menjalani
pelatihan yang keras, brutal dan kejam, namun tetap bertahan sekuat tenaga
demi balas dendamnya pada Murong Jing He.
Sekarang, sepuluh tahun
berlalu sejak saat itu, Mei Lin berubah total. Kemampuan bela dirinya
meningkat pesat sehingga dia mampu mengalahkan beberapa pria sekaligus
seorang diri. Pelatihan yang kejam dan brutal yang dia lakukan
selama bertahun-tahun ini, juga menjadikannya berubah menjadi pribadi
yang kejam dan tega.
Namun hanya di permukaan saja sebenarnya. Saat
mereka mencari orang selamat di reruntuhan pembantaian, Mei Lin terlebih
dulu menemukan seorang gadis kecil, satu-satunya yang selamat.
Namun begitu para rekannya
datang, dia langsung meruntuhan atap tempat anak itu berada, membuat
para rekannnya berpikir kalau dia kejam karena membunuh satu-satunya
orang yang selamat.
Mei Lin dengan dinginnya mengklaim bahwa anak itu
sudah sekarat, jadi sekalian saja dia akhirinya nyawanya daripada jadi
beban. Namun sebenarnya gadis kecil itu selamat dan Mei Lin diam-diam
melemparkan satu biji bakpao besar padanya setelah para rekannya pergi.
Sepertinya
dia sengaja supaya anak kecil itu tidak dibawa masuk ke grup Anchang
yang pada akhirnya akan membuat gadis kecil itu menjalani pelatihan yang
sangat kejam dan berubah menjadi seperti dirinya.
Saat dia menghadap
bosnya, Pemilik Anchang, si Bos yang wajahnya misterius itu langsung
melemparkan bubuk racun padanya lalu memerintahkannya untuk pergi
melakukan sebuah misi.
Yaitu, menyusup ke dalam grup pernikahan
politik Negara Xiyan untuk membunuh Murong Jing He yang merupakan
Pangeran ke-3 Negara Yan, yang memiliki gelar Raja Jing, sekaligus
Jenderal Weibei.
Hanya setelah Mei Lin berhasil melakukan misinya,
dia akan mendapatkan obat penawar racunnya. Ah, akhirnya! Mei Lin
memiliki kesempatan untuk melancarkan balas dendamnya.
Pada tahun
ke-25 Zhaoming, Negara Yan dan Negara Xiyan yang sudah 100 tahun
bermusuhan, akhirnya melakukan diskusi perdamaian. Raja Xiyan mengirim
Tuan Putri Zi Gu dan 100 gadis cantik ke Negara Yan untuk melakukan
pernikahan politik.
Grup pernikahan politik Xiyan akan memasuki
Negara Yan melalui Jingzhou Utara. Murong Jing He yang menjaga Jingzhou
Utara, mengajukan diri untuk menjadi wali penjemput pengantin.
Namun
banyak pejabat yang mengajukan keberatan pada Kaisar tentang Murong Jing
He dan menentangnya untuk menjadi wali penjemput pengantin, makanya
Kaisar Negara Yan kemudian memanggil Putra Mahkota, Murong Xuan Lie,
untuk mendengar pendapatnya.
Murong Xuan Lie memahami alasan para
pejabat itu. Bagaimanapun, dulu Murong Jing He memang banyak melakukan
pembunuhan saat menaklukkan Negara Xiyan.
Pernikahan politik adalah
awal pertemanan antara kedua negara. Jika Jenderal Weibei menjadi wali
penjemput pengantin, maka mungkin akan timbul perselisihan lagi. Inilah
yang dikhawatirkan para pejabat.
Akan tetapi, biarpun dia memahami
mereka, bukan berarti Murong Xuan Lie setuju dengan mereka. Dia justru
merasa bahwa Murong Jing He adalah kandidat terbaik. Fakta kalau
sekarang Negara Xiyan menyetujui pernikahan politik jelas menunjukkan
bahwa mereka sekarang sudah tidak sanggup berperang lagi.
Jika Negara
Xiyan berniat menjadikan pernikahan politik untuk mengintai Negara Yan,
maka Murong Jing He adalah kandidat terbaik untuk menggertak Negara
Xiyan.
Namun Kaisar masih khawatir mengingat belakangan ini kelakukan
Murong Jing He semakin tidak masuk akal. Murong Xuan Lie mengerti.
Bagaimanapun, Murong Jing He mengalami cedera setelah peristiwa
kebakaran Qingzhou dulu, makanya sekarang dia jadi depresi.
Namun dia tidak
merasa kelakukan Murong Jing He perlu dikhawatirkan mengingat Murong
Jing He hanya mabuk-mabukan dan main wanita.Selama bertahun-tahun
ini, Murong Jing He tidak pernah peduli dengan urusan politik. Namun
kali ini justru mengajukan diri menjadi wali penjemput pengantin.
Jadi
Murong Xuan Lie yakin bahwa pikiran Murong Jing He sekarang sudah
jernih kembali dan kelak akan bisa membantu Negara Yan dan membantu
Kaisar menyelesaikan berbagai masalah. Mendengar semua itu, Kaisar pun
akhirnya setuju.
Rombongan pengantin masih dalam perjalanan dengan
Mei Lin yang menyamar menjadi salah satu dari 100 gadis cantik Negara
Xiyan. Mei Lin diam saja sepanjang jalan mendengarkan para gadis yang
berada satu kereta dengannya ribut menggosipkan tentang Murong Jing He
yang terkenal sangat kejam dan haus darah.
Sesampainya di gerbang
kota Jingzhou utara, bukannya mendapat sambutan meriah, rombongan
pengantin malah disambut dengan uang kertas yang disebar di udara
selayaknya acara pemakaman. Parahnya lagi, gerbang kota bahkan belum
dibuka.
Tak lama kemudian, gerbang kota akhirnya dibuka dan dua baris
pasukan muncul mengiringi kemunculan Murong Jing He yang ditandu.
Sepertinya dia cacat seperti yang dibilang Murong Xuan Lie.
Namun dia
sama sekali tidak ada hormat-hormatnya pada para tamunya. Dia bahkan
dengan santainya beralasan bahwa hari ini dia sedang melakukan acara
pemakaman untuk Xiaoqi... kura-kuranya. Pfft! Kurang ajar!
Putri Zi Gu jelas tersinggung dengan semua ini. Namun dia juga takut pada Murong Jing He yang terlihat sangat menakutkan.
Tiba-tiba anjingnya Murong Jing He lari tepat ke arah Mei Lin dan sontak saja itu menarik perhatian Murong Jing He padanya.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam