Bing Lan dan ibunya datang saat itu juga. Ibunya Bing Lan dengan sangat tidak tahu malunya langsung membahas pernikahan Xing Zhou dan Bing Lan, dan mengklaim bahwa selama Xing Zhou di medan perang, Bing Lan selalu merindukan Xing Zhou.
Ibu Ratu dengan polosnya percaya-percaya saja dengan bualan dramatis mereka, bahkan menantikan Bing Lan untuk masuk ke Kediaman Raja Huaiyang secara resmi (sebagai istri).
Namun Xing Zhou langsung mengusir mereka tanpa tedeng aling-aling, bahkan terang-terangan menegaskan bahwa hubungan mereka tidak lebih cuma sekedar mengambil keuntungan masing-masing.
Ibunya Bing Lan sontak protes dengan dramatis, mengklaim Bing Lan sudah banyak menolak lamaran hanya demi menunggu Xing Zhou.
"Adik sepupu memilihku di antara para kakak sepupu, tentu saja karena dia mengincar posisi Ratu Huaiyang," sindir Xing Zhou ceplas-ceplos.
Bing Lan dengan air mata buayanya berusaha meyakinkan Xing Zhou bahwa dia benar-benar sakit parah saat itu, dia hanya mencintai Xing Zhou seorang.
Namun Xing Zhou sudah tidak mau dengar apa pun lagi dan menyudahi pertemuan ini sampai di sini dengan menegaskan bahwa dia sudah memiliki wanita lain yang dia sukai dan dia hanya akan menikah dengan wanita itu. Wanita itu bukan berasal dari keluarga bangsawan, tapi mereka tulus terhadap satu sama lain.
Bing Lan dan Ibunya sontak semakin dramatis protes tidak terima Xing Zhou mau menikahi wanita simpanannya. Ibunya Bing Lan langsung mengadu ke Ibu Ratu bahwa selama ini Xing Zhou memiliki wanita simpanan di Kota Lingquan, berasal dari latar belakang yang buruk.
Xing Zhou menegaskan bahwa wanita itu selama ini selalu mendampinginya sebagai istri sah, jadi tidak benar kalau dia wanita simpanan. Ibu Ratu jelas tidak senang, meyakini kalau Xing Zhou sudah ditipu wanita itu. Namun Xing Zhou langsung mengoreksi bahwa justru dialah yang menipu wanita itu.
Namanya adalah Liu Mian Tang dan biarpun bukan berasal dari keluarga bangsawan, tapi dia berasal dari keluarga baik-baik. Dia bahkan langsung mengancam mereka untuk tidak lagi bicara buruk tentang Mian Tang atau dia tidak akan mengampuni siapa pun yang berani melakukannya.
Sekarang, Mian Tang semakin menyadari bahwa banyak mata-matanya Xing Zhou yang ditempatkan di sepanjang jalan. Orang-orang yang sebelumnya dia kira hanya pedagang biasa, namun sekarang dia menyadari bahwa mereka selalu berpindah-pindah di mana pun dia jalan. Namun dia pura-pura saja tidak tahu.
Saat He Zhen mendengar kabar kembalinya Mian Tang, dia berniat menemuinya. Namun dihalangi oleh Zhao Quan yang mendadak muncul dan mulai merayunya. Pfft! Padahal Xing Zhou cuma menyuruhnya mengawasi He Zhen, bukan malah ngerayu.
Namun He Zhen tidak bodoh termakan rayuannya dan tahu betul kalau Zhao Quan merayunya cuma untuk menghalanginya menemui Mian Tang dan mengungkapkan identitas aslinya Cui Jiu.
Dia tidak peduli, pokoknya dia mau tetap memberitahu Mian Tang tentang kebenarannya. Bodoh amat hasil akhirnya bagaimana, pokoknya dia tidak mau Mian Tang ditipu terus menerus.
Panik, Zhao Quan akhirnya memberitahu He Zhen bahwa sekarang segalanya sudah berbeda, kedua orang itu sudah memiliki perasaan terhadap satu sama lain.
He Zhen tak percaya, "saling punya perasaan berdasarkan dusta?"
Zhao Quan mengklaim bahwa kedua orang itu saling jatuh cinta di medan perang dan mereka sudah membicarakan segalanya, mereka akan segera lamaran.
Liu Mian Tang sudah mengetahui semuanya, Raja Huaiyang sudah jujur pada Mian Tang. Makanya He Zhen tidak perlu repot-repot memberitahu Mian Tang yang pada akhirnya hanya akan membuatnya tidak senang padanya.
Hmm, benarkah? Zhao Quan masih agak ragu. Memikirkan karakternya Mian Tang, apakah dia sungguh bisa menoleransi dan menerimanya dengan semudah itu?
Zhao Quan dengan canggung berbohong bahwa Mian Tang bisa menerimanya. Namanya juga orang sudah jatuh cinta, jadi pasti bisa menerima apa adanya.
Mereka tidak sadar bahwa ada anak buahnya Tuan Besar He yang sempat menguping pembicaraan mereka, tapi dia menguping dari kejauhan, jadi dia tidak mendengar dengan jelas yang pada akhirnya membuatnya tidak terlalu paham inti pembicaraan mereka dan langsung saja melaporkan itu ke Tuan Besar He.
Makanya Tuan Besar He jadi mengira bahwa Zhao Quan benar-benar suka sama putrinya dan berniat mau melamar putrinya dan menjadikan Raja Huaiyang sebagai mak comblang. Tuan Besar He senang.
Namun He Zhen ngotot tidak mau menikah sama Zhao Quan. Dia dan Tuan Besar He jadi bertengkar hebat karena masalah ini hingga Tuan Besar He memerintahkan supaya He Zhen dikurung di kamarnya.
Namun ujung-ujungnya Tuan Besar He jadi bingung sendiri saat Tuan Muda He diusir dari rumahnya Zhao Quan saat berniat membahas pernikahan. Namun Tuan Muda He berpikir bahwa ini gara-gara penolakan He Zhen, makanya Tuan Muda tidak menyerah begitu saja dan membuat rencana lain.
Demi melancarkan rencananya menikahi Mian Tang, Xing Zhou mengundang seorang temannya yang sekaligus pejabat di Beizhou dan memintanya untuk membantunya melamar putri dari pemilik Biro Pengawal Shenwei. Sekaligus, dia juga ingin menanyakan tentang Qiulin Xian padanya.
Tanpa Xing Zhou ketahui, Mian Tang diam-diam menyembunyikan Qiulin Xian sebagai pekerja baru di pabrik tembikarnya. Mereka yakin bahwa mereka pasti akan aman karena mereka yakin bahwa Xing Zhou pasti akan berpikir bahwa dia bermarga Lin.
Namun mereka tidak tahu bahwa Xing Zhou saat ini sedang mendapatkan informasi penting dari temannya tersebut. Memang, awalnya dia mengira bahwa orang bermarga Qiulin (yang merupakan nama marga Suku Rong) akan mengubah marganya menjadi Lin.
Namun menurut temannya, biasanya keluarga bangsawan yang bermarga Qiulin, mengubah nama marga mereka menjadi Qiao, dan ya, memang Qiulin Xian sebenarnya bernama Qiao Xian.
Mian Tang dan Qiao Xian terlalu nyantai sehingga Mian Tang tidak siap saat pasukan prajurit mendadak muncul untuk mencari buronan. Qiao Xian memang sempat menyembunyikan diri, tapi mereka lupa untuk mengambil kartu identitas palsunya yang masih mengantung di papan absen.
Namun untungnya di saat genting, Mian Tang dan Qiao Xian terselamatkan berkat kedatangan si pelukis yang tanpa ragu membantu Mian Tang dengan berpura-pura seolah kartu identitas itu adalah miliknya.
Si Pelukis selalu merasa berterima kasih pada Mian Tang, makanya dia rela melakukan ini untuknya tak peduli apa pun alasan Mian Tang menyembunyikan buronan, dan rencananya berhasil. Para prajurit tidak curiga dan pergi.
Apa rencana Tuan Muda He untuk menyatukan adiknya dan Zhao Quan?... Pertama-tama, dia mengundang mereka makan bersamanya, setelah itu, dia mengajak mereka untuk bersulang arak.
Kedua orang itu mendadak mulai cekcok heboh dan Tuan Muda He terus menerus mengisi gelas arak mereka dengan alasan untuk menenangkan mereka. Errr, tapi dia sendiri tidak ikutan minum. Hmm, mencurigakan!
Benar saja! Dia memang mencampur obat ke dalam arak itu. Setelah menenggak beberapa gelas, He Zhen dan Zhao Quan mendadak mulai merasa kepanasan, lalu kemudian Tuan Muda He sengaja cari-cari alasan untuk meninggalkan mereka berduaan.
Setelah beberapa lama, mereka berdua mendadak mulai tertarik pada satu sama lain, badan mereka semakin lama semakin panas. He Zhen yang lebih dulu sadar kalau mereka pasti sudah diberi obat.
Makanya dia mau pergi, tapi malah mendapati mereka dikunci dan dikurung berduaan di sini. Dia jadi makin panik saat Zhao Quan mendadak menatapnya dengan nyalang.
Dia pikir Zhao Quan akan melakukan sesuatu padanya, tapi Zhao Quan ternyata mendadak jejeritan heboh minta tolong. Namun sayangnya, tidak ada seorang pun yang datang menolong mereka.
Mereka jadi semakin panik, panasnya badan mereka pun semakin tak tertahankan sehingga ujung-ujungnya mereka tidak bisa lagi menahan diri, dan sepertinya, terjadilah hal-hal yang tidak seharusnya.
Keesokan paginya, saat Tuan Besar mendengar apa yang dilakukan Tuan Muda He pada kedua orang itu, ia sontak menamparnya dengan kesal, tidak senang karena cara ini justru menghancurkan nama baik keluarga mereka.
Saat mereka masuk ke kamar, mereka mendapati Zhao Quan dalam keadaan acak-acakan dan tangan bersimbah darahnya sendiri, sedangkan He Zhen sendirian di kasur dalam keadaan tangan terikat.
Yang tidak mereka sangka, Zhao Quan ternyata tidak menyentuh He Zhen sama sekali, dia menahan dirinya dengan cara menyakiti dirinya sendiri.
Namun dia tetap bersikap selayaknya pria sejati dan berjanji akan melindungi nama baik He Zhen. Bahkan dia bersedia bertanggung jawab penuh dan menikahi He Zhen jika He Zhen merasa dirugikan.
Namun tentu saja dia marah pada Tuan Muda He, makanya dia mengancam bahwa siapa pun yang berani mengkritik He Zhen, maka dia akan membuatnya kehilangan segalanya.
Xing Zhou pulang dalam keadaan setengah mabuk, tapi kemudian menyadari sikap Mian Tang sekarang agak beda, lebih dingin. Padahal sebelumnya Mian Tang bahkan melayaninya dan menyuapinya teh saat dia mabuk, tapi sekarang Mian Tang malah cuma menyuruhnya mengambil teh sendiri.
Xing Zhou jelas tidak senang, mengira Mian Tang sedang ngambek karena dia baru pulang setelah beberapa hari. Mian Tang menyangkal, tapi kemudian menyuruh Xing Zhou tidur di kamar lain dengan alasan bahwa dia sedang tidak enak badan, lagi datang bulan.
Namun mendengar itu, Xing Zhou malah jadi semakin perhatian dan otomatis membuat Mian Tang jadi semakin canggung. Dia juga menyuruh Mian Tang untuk diam di rumah saja selama beberapa hari ini karena Raja Huaiyang sedang memberlakukan darurat militer.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam