Xing Zhou tahu kalau Qiulin Xian tidak mungkin kembali ke tempat persembunyiannya, jadi dia memerintahkan anak buahnya untuk menelusuri timur kota.
Dia pasti akan menikahi Mian Tang, tapi dia perlu meyakinkan ibunya dulu dan jujur pada Mian Tang. Makanya sebelum itu, jangan sampai ada masalah yang disebabkan oleh He Zhen.
Malam itu, Mian Tang dengan manja mengeluhkan Xing Zhou yang selalu sibuk setiap hari padahal perang sudah dimenangkan. Dia kan jadi kangen. Karena itulah, Mian Tang membujuk Xing Zhou untuk meluangkan waktu setengah hari untuk menemaninya jalan-jalan besok, jalan-jalan seperti waktu mereka di Qingzhou.
Xing Zhou awalnya ingin menolak karena tugas militernya masih banyak, tapi begitu Mian Tang cemberut sedih, Xing Zhou akhirnya mengalah dan setuju untuk jalan-jalan bersamanya besok. Bahkan saat Mian Tang menuntut agar mereka jalan-jalan tanpa pengawasan para pengawal bayangan, Xing Zhou juga setuju.
Jadilah mereka jalan-jalan dengan hanya ditemani Bibi Li. Di tengah pasar, Mian Tang melihat penjual tanghulu yang sontak mengingatkannya akan kenangan di Qingzhou saat Xing Zhou mendadak manja minta disuapi tanghulu.
Namun sekarang, dia berusaha melupakan kenangan itu dan buru-buru mengalihkan Xing Zhou ke tempat lain. Namun saat mereka sedang makan kue di sebuah kedai, Xing Zhou mendadak melihat Qiulin Xian muncul di sana.
Jelas sengaja memancing Xing Zhou untuk mengejarnya. Makanya Xing Zhou pun bergegas pergi mengejarnya, tapi dia beralasan pada Mian Tang bahwa dia cuma mau pergi untuk membeli tanghulu. Mian Tang pura-pura percaya saja.
Qiulin Xian memancing Xing Zhou ke sebuah gang. Dia menyembunyikan diri di rumah sebelah, lalu kemudian Luzi bertindak melindunginya dan memancing Xing Zhou dengan pura-pura main catur bersama temannya.
Mereka memainkan catur dengan menggunakan beberapa batu, namun Xing Zhou melihat bahwa itu bukan bebatuan biasa, melainkan bijih besi. Luzi dengan akting polosnya menginformasikan Xing Zhou bahwa dia memungut bebatuan bagus ini secara tak sengaja dari rumah sebelah.
Mereka punya banyak bebatuan seperti ini yang dimasukkan ke banyak karung, tapi dia tidak tahu siapa mereka, tapi mereka selalu keluar di tengah malam.
Xing Zhou pun langsung mengintip ke rumah sebelah di mana dia melihat banyak karung dan beberapa pria yang sedang berlatih bela diri. Saat dia tak sengaja melihat simbol pengawal di salah satu baju, dia mendadak sadar kalau dia sedang dijebak. Makanya dia bergegas kembali ke kedai yang tadi, tapi Mian Tang dan Bibi Li sudah menghilang.
Jelas saja Xing Zhou jadi panik dan khawatir saat tiba-tiba saja Mian Tang menepuknya dari belakang sambil menuntut tanghulunya. Lega, Xing Zhou sontak memeluk Mian Tang erat-erat.
Namun kejadian barusan membuat Xing Zhou harus pamit dengan alasan ada tugas militer. Tapi dia meyakinkan bahwa setelah malam ini, dia akan punya banyak waktu untuk menemani Mian Tang.
Mian Tang pura-pura percaya dan pura-pura kecewa, padahal dia juga punya rencananya sendiri. Namun terlebih dulu dia mengusir Bibi Li dengan cara menugaskannya membeli banyak oleh-oleh untuk dibawa pulang ke Zhenzhou.
Malam harinya, Xing Zhou membawa pasukannya untuk menangkap para pekerja di gudang tadi, namun mereka tidak sadar bahwa si pembunuh yang namanya adalah Cao Duo sempat melihat mereka lalu bergegas menyembunyikan dirinya sendiri. Namun di sana, tiba-tiba dia merasakan kehadiran orang lain yang sontak membuatnya cemas.
Xing Zhou berhasil mendapatkan Buku Besar Biro Pengawal Pingyuan yang jelas menunjukkan bukti bahwa mereka memang mengangkut bijih besi, dan juga mendapatkan informasi tentang Cao Duo.
Namun dia tidak tahu bahwa Cao Duo saat ini sedang berhadapan dengan Mian Tang yang menginterogasinya tentang siapa orang yang dulu memerintahkannya untuk membunuhnya.
Cao Duo dengan cepat memelintir Mian Tang sembari mengklaim bahwa orang yang mengutusnya untuk membunuh Mian Tang adalah Zi Yu. Dia bahkan mengklaim bahwa Zi Yu pula yang memerintakannya untuk memusnahkan Biro Pengawal Pingyuan.
Namun Mian Tang dengan cepat mengeluarkan belatinya dari lengan bajunya lalu menusuk Cao Duo dan menyayat urat nadinya seperti yang pernah Cao Duo lakukan padanya dulu.
Namun Mian Tang sama sekali tak percaya dengan omongannya. Seandainya Cao Duo menjawabnya dengan jawaban ambigu, dia mungkin akan percaya. Namun Cao Duo malah terang-terangan mengklaim bahwa pelakunya adalah Zi Yu, jelas ini menunjukkan bahwa pelakunya adalah Yun'er.
Dia sudah selesai membalaskan dendam pribadinya, sekarang giliran Qiulin Xian yang membalaskan dendam 20 nyawa Biro Pengawal Pingyuan lalu mulai menebaskan pedangnya berulang kali hingga Cao Duo mati.
Lalu sekarang apa yang akan Mian Tang lakukan terkait suami palsunya?... Mian Tang akan mempertahankannya untuk saat ini. Apalagi jika benar suami palsunya tersebut adalah Raja Huaiyang, maka dia bisa memanfaatkannya.
Setelah Yun'er mengetahui kematian Cao Duo nanti, Yun'er pasti akan berusaha untuk membunuhnya. Saat itu terjadi, dia hanya bisa mengandalkan Raja Huaiyang.
Saat akhirnya Xing Zhou cs tiba, mereka hanya menemukan mayat Cao Duo. Xing Zhou jadi yakin bahwa pembunuh Cao Duo pastilah membunuhnya untuk membungkamnya.
Yun'er pernah bilang bahwa Mian Tang menggelapkan sejumlah besar uang. Biro Pengawal Pinyuan mulai mengangkut bijih besi sejak tiga tahun yang lalu, dan kelompok bandit Gunung Yang juga mulai didirikan sejak tiga tahun yang lalu.
Di buku besar Biro Pengawal Pingyuan tadi, dia melihat ada cap Lu Wen dan simbol tersembunyi untuk mencocokkan akun. Jelas penulis buku besar itu adalah orang yang membuka transaksi dengan Suku Rong.
Jika dihitung-hitung, nilai bijih besi yang mereka angkut sejak pertama kali usaha ini dilakukan hingga mereka bertemu Mian Tang yang amnesia, memang jumlahnya sangat besar, sekitar 80.000 tahil emas. Namun kemudian, Gunung Yang menyerah dan membelot kepada Raja Sui.
Dipikir-pikir, belakangan ini Xing Zhou memang selalu merasa ada seseorang yang memahami pemikirannya, mengintai gerak-geriknya dan selalu menuntun jalannya.
Apa yang mereka temukan hari ini juga sepertinya diatur sedemikian rupa oleh orang tersebut. Perasaan ini sama persis seperti dulu saat dia masih berhadapan dengan Lu Wen. Sepertinya, sekarang ini Lu Wen sudah kembali.
Setelah itu, dia kembali menyusul Mian Tang yang dia kira sedang menikmati pertunjukkan di pasar malam sedari tadi karena kesal sama dia.
Tiba-tiba semua semua berkumpul di depan panggung karena si penari Dewi Bunga sedang menebarkan ramalan bunga, katanya, orang-orang yang mendapatkannya akan diberkai dengan pernikahan yang bahagia.
Xing Zhou menginginkannya, maka Mian Tang pun langsung ikutan berebut jimat dan berhasil mendapatkan satu.
Dia menolak menunjukkannya pada Xing Zhou, tapi mengklaim bahwa isi ramalannya tertulis tentang 'cinta dan benci', dia berbohong dengan sengaja, aslinya tidak ada tulisan apa pun di jimat itu.
"Fujun, apa kau ingin merasakan rasa kebencian?"
Xing Zhou tidak mengerti apa maksudnya. Maka Mian Tang pun langsung menciumnya mesra... sebelum kemudian menggigit bibirnya. Xing Zhou sampai kaget dibuatnya, tapi rasa kebencian ini rasanya lumayan bagus juga menurutnya. Mereka pun kemudian pulang dengan hati bahagia.
Namun keesokan harinya, mendadak muncul dekret kerajaan dari Ibu Suri yang memberikan hadiah uang sangat banyak pada Xing Zhou, tapi kemudian memvonis mati A Gushan, dan eksekusinya harus dilakukan di sini, tidak perlu repot-repot datang ke Ibu Kota dan tidak perlu diinterogasi.
Xing Zhou jelas kesal, tapi terpaksa dia harus menuruti perintah itu. Saat menyadari bagaimana nasibnya, A Gushan jelas marah besar mengutuki Xing Zhou karena mengira Xing Zhou tidak menepati janjinya untuk menjaganya tetap hidup.
Xing Zhou pun diam saja menerima semua kutukan itu dengan gundah dan menyaksikan A Gushan dipenggal di depan matanya dengan tak berdaya.
Di rumah tak lama kemudian, Mian Tang menemukan Xing Zhou melamun sedih sekaligus kesal. Tentu saja Mian Tang sudah mendengar kabar tentang A Gushan.
Namun dia pura-pura seolah dia tidak tahu bahwa Xing Zhou sendiri yang memimpin pemenggalan A Gushan dan menghibur Xing Zhou seolah dia mengira bahwa Xing Zhou baru pertama kali ini melihat orang dipenggal.
Sama sekali tidak curiga apa pun, Xing Zhou pun santai memberitahunya tentang Ibu Suri yang semakin lama semakin insecure terhadap Raja Huaiyang sehingga Ibu Suri sampai melarang Raja Huaiyang datang ke Ibu Kota tanpa sama sekali memedulikan kasus penting yang berkaitan dengan hidup dan mati yang tengah terjadi saat ini.
"Fujun, kau sepertinya bukan lagi keturunan pedagang yang kukenal. Sekarang, setiap pembahasanmu adalah tentang urusan negara. Semuanya tentang Raja Huaiyang. Kau sepertinya berubah jadi orang lain," komentar Mian Tang sambil mengoles hand cream ke tangan Xing Zhou.
Saat itulah dia melihat bekas luka di telapak tangan Xing Zhou yang sekarang dia curiga disebabkan olehnya dulu. Namun tentu saja dia tetap berakting seolah dia masih mempercayai bahwa bekas luka ini disebabkan oleh lawan caturnya Xing Zhou.
Sebelumnya Xing Zhou tidak cukup jujur tentang lawan catur yang melakukan ini padanya, makanya sekarang Mian Tang menuntutnya untuk memberitahunya tentang orang itu.
Xing Zhou akhirnya mengaku setengah jujur bahwa orang yang menyebabkan bekas luka ini adalah seorang bandit gunung. Orang itu melukai keluarganya dan merampok hartanya.
Bekas luka ini akibat terkena panah si bandit saat mereka saling berhadapan di seberang gunung. Pernyataannya ini jelas meyakinkan Mian Tang tentang identitas Cui Jiu yang sebenarnya, dia adalah Raja Huaiyang.
"Apakah kau membencinya?" tanya Mian Tang.
Xing Zhou memberitahunya bahwa ada yang bilang banwa bandit itu biang onar, namun ada juga yang bilang bahwa dia merampok untuk membantu orang miskin.
Sebelumnya dia memikirkan segala cara untuk menang darinya. Namun kemudian, dia menyadari bahwa si bandit itu mulai berubah secara moral dan menjadi orang baik yang bertobat sehingga dia tidak bisa lagi menang darinya. Pun begitu, Xing Zhou sebenarnya tidak pernah membencinya karena dia selalu merasa orang itu sangat mirip dengan dirinya.
"Aku dan dia... mungkin saling menghargai. Furen, kenapa kau terpikir untuk menanyakan hal ini?"
"Hanya keingintahuan sesaat. Oh ya, Fujun, apakah kita akan berangkat kembali ke Zhenzhou besok?"
"Qiulin Xian belum tertangkap. Aku khawatir akan terjadi masalah lagi. Furen, kau harus mengikuti keluarga prajurit dengan baik sepanjang jalan. Aku sendiri yang akan mengawalmu pulang."
Sementara itu, Yun'er sedang mengawasi pelatihan para prajuritnya Raja Sui saat dia mendapat kabar bahwa Cao Duo sudah tewas dibunuh Raja Huaiyang dan Mian Tang sudah kembali ke Zhenzhou yang jelas saja membuatnya kesal. Dia melatih para prajurit dengan cara yang keras dan kejam, pokoknya hanya yang kuat yang bisa menjadi prajurit pilihan.
Sesampainya di rumah, Mian Tang menyadari bahwa sekarang mendadak ada penjual pangsit, sekaligus orang lain yang sedang mengawasinya. Jelas dia tahu kalau dia mata-matanya Xing Zhou yang ditempatkan di sana untuk menjaganya, tapi dia pura-pura saja tidak tahu.
Walaupun segala hal lainnya masih sama, namun perasaannya terhadap rumah yang penuh kenangan indah bersama Xing Zhou ini sekarang sudah beda.
Xing Zhou tahu bahwa ada orang-orang yang sedang mengawasi Mian Tang, makanya dia menempatkan pengawal bayangan untuk menjaganya lalu menyerang orang-orang itu pada saat yang tepat.
Dia juga tahu mereka orang-orang kiriman siapa. Makanya setelah menghabisi semuanya, para pengawal bayangan memotong sanggul-sanggul rambut orang-orang itu lalu kemudian mengirim sanggul-sanggul rambut itu ke bos mereka, yang tak lain tak bukan adalah Yun'er.
Setelah beberapa hari di kamp militer, Xing Zhou akhirnya pulang ke ibunya... yang masih belum menyerah tentang pernikahannya dengan Bing Lan dan terus berusaha membahasnya.
Bersambung ke episode 20
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam